Dampak Perubahan Sosial
Pendahuluan Perubahan sosial dibedakan menjadi yang terencana dan tidak terencana Perubahan terencana sering disebut pembangunan, merupakan proses rekayasa sosial dengan perencanaan yang sistematis Perubahan yang tidak terencana merupakan perubahan alamiah Oleh karena itu, untuk melihat dampak perubahan sosial, bisa dilihat dari damapak yang bisa diprediksi dan dampak yang tidak diprediksi
Dampak sosial teknologi Teknologi diciptakan untuk membantu menyelesaikan masalah (sarana memecahkan masalah) Teknologi diciptakan sebagai sarana agar orang dapat beraktivitas lebih efisien, lebih efektif, lebih aman dan lebih nyaman Sisi positif teknologi, masalah lebih instan/cepat untuk diselesaikan Penciptaan teknologi membutuhkan kerja keras dan proses belajar yang terus menerus Dampak positif kebiasaan ini, menghasilkan tatanan masyarakat yang lebih rasional
Dampak positif lain dari teknologi adalah semakin menjadi warga dunia secara global Terjadi proses pertukaran budaya, proses saling kerjasama secara global untuk kepentingan ekonomi, pendidikan menjadi lebih mudah Selain dampak positif, teknologi juga membawa dampak negatif di dalam masyarakat, baik itu dampak fisik maupun psikis Terdapat perubahan tingkah laku, yang memberikan dampak yang cukup sulit diantisipasi
Dampak negatif lainnya adalah pencemaran lingkunga, seperti polusi udara, terkait teknologi transportasi dan produktivitas industrialisasi Secara sosiologis, dampak negatif teknologi adalah peningkatan pengangguran, karena adanya efisiensi tenaga kerja manusia, yang digantikan teknologi yang lebih efektif dan efisien Secara sosiologis, teknologi juga menjadikan masyarakat cenderung individualistik Keterasingan juga merupakan dampak dari teknologi, karena berkurangnya interasksi dengan sesama Dampak negatif lain dari teknologi adalah budaya konsumtif
Tanggapan terhadap perubahan sosial Perubahan sosial selalu memilki dampak negatif dan positif Tanggapan atau respon yang diberikan masyarakat terhadap perubahan beragam, seperti mendukung, menolak atau apatis Hukum perubahan “walaupun tidak ada dukungan, perubahan pasti berlangsung terus”
Disorganisasi sosial dan dampak yang tidak diharapkan Manusia adalah makhluk berkelompok Namun tetap diperhatikan kebebasan individu di dalam berkelompok Hal ini karena, apabila ketidakseimbangan antara kepentingan kelompok dan individu terus terjadi, maka akan muncul keterasingan hidup, yang pada akhirnya menjadi kendala kehidupan Kondisi ini merupakan gejala disorganisasi sosial Hal ini karena hampir semua masalah pribadi individu berawal dari sulitnya berinteraksi dengan orang lain
Terdapat hubungan antara masalah individual dengan masalah sosial Karakteristik individu sangat dipengaruhi kehidupan sosialnya Kehidupan individu selalu dipengaruhi kehidupan sosialnya, dan tingkah laku seorang individu pada akhirnya akan memberikan pengaruh pada kehidupan sosial Terdapat pola hubungan yang timbal balik Harus terdapat keseimbangan antara kematangan sikap individu dan tanggung jawab sosial
Perubahan sosial dan disorganisasi sosial Disorganisasi sosial adalah gejala lepasnya keterikatan-keterikatan organisasi sosial yang pernah melembaga dari seorang individu Merupakan dampak sosial dari perubahan sistem sosial terutama dari sistem rural (pedesaan) ke sistem urban (perkotaan) Pola hubungan yang semula bersifat kekeluargaan dan gotong-royong berubah menjadi lebih individualistik dan rasional Pola dan orientasi interaksi yang ada di masyarakat akan mengalami perubahan Semakin jauh seseorang dari kehidupan sosial akan menciptakan sebuah tindakan disorder, di luar norma yang melembaga dalam kehidupan bermasyarakat
Begitu sebaliknya, semakin terlalu dekat seorang individu untuk mempertahankan prinsip nilai dan norma kehidupan di masyarakatnya, maka akan semakin terasing dengan perubahan dunia luar Dibeberapa hal, perilaku disorganisir ada juga yang merupakan kesengajaan sebagai sumber kehidupan, seperti yang dilakukan perilaku kriminal Gejala disoranisasi sosial secara fungsional dapat dipandang sebagai tindakan dari sejumlah individu yang tidak dapat bersaing dalam perubahan yang cepat Oleh karena itu, gejala disorganisasi sosial selalu dekat dengan demoralisasi Rata-rata, gejala disorganisasi sosial terjadi pada masa-masa transisi dari budaya tradisional ke budaya modern
Hal tersebut mampu merubah tatanan mitos keberagamaan sebuah masyarakat dan juga merubah pola stratifikasi sosial Kondisi kebudayaan lama, berada dalam kondisi transisi Nilai budaya mengalami disorganisasi yang cukup besar Apabila masyarakat yang kebingungan, tidak memiliki kepastian, maka akan muncul perilaku yang tidak menentu, kabur, dan saling bertentangan Diawal Kontak kehidupan dunia timur yang penuh mitos dan dunia barat yang sangat rasional, cukup banyak terjadi tindakan disorganisasi sosial, terutama jika kondisi masyarakat dan individu yang terlibat belum siap
Konsekuensi Sosial yang tidak diharapkan Setiap perubahan memiliki resiko Selalu mendatangkan konsekuensi yang tidak diharapkan Salah satu konsekuensi yang dari perubahan adalah persoalan moral Peningkatan tindakan kriminal dan perilaku menyimpang merupakan konsekuensi yang tidak diharapkan dari keterbukaan informasi dan terbukanya pola interaksi sosial sebagai hasil globalisasi
Begitu juga dengan perubahan terencana, seperti pembangunan Pembangunan merupakan proyek modernisasi, yang merujuk pada perubahan cara berpikir, yaitu dari berpikir mitos menjadi berpikir rasional, dimana salah satu sumber mitos adalah agama Konsekuensi yang muncul adalah adanya sekulerisasi Muncul pemblokan keagamaan yang modern dan tradisional, yang biasanya menghasilkan konflik dan kekerasan yang berlangsung lama