Kelompok 4 Konseling Anak-Anak
Menurut Santrock, masa kanak-kanak terbagi menjadi 2, yaitu : masa kanak-kanak awal (early childhood) merupakan periode perkembangan yang terjadi mulai akhir masa bayi hingga sekitar usia 5 atau 6 tahun masa kanak-kanak tengah dan akhir (middle and late childhood) merupakan periode perkembangan yang dimulai dari sekitar usia 6 hingga 11 tahun kadang periode ini disebut sebagai tahun-tahun sekolah dasar. Pada usia ini anak seharusnya menguasai ketrampilan dasar membaca, menulis dan aritmatik.
Kasus anak perempuan berusia 8 tahun berinisial M merupakan seorang anak kedua dari 3 bersaudara M sehari-harinya bekerja sebagai pengamen, ojek payung dan berjualan telur puyuh, karena keadaan ekonomi yang tidak mencukupi dan keadaan keluarga yang menuntutnya untuk bekerja, M tidak dapat bersekolah dan lebih memilih untuk mengamen dan berjualan di jalanan.
Lanjutan… di usianya yang menginjak 8 tahun, M belum dapat membaca, menulis dan berhitung. M hanya dapat mengeja kata-kata sederhana dan menggambar serta mewarnai. Subjek mengalami kekerasan secara fisik dan psikologis yang dilakukan oleh Ibu kandung dan Kakak kandungya karena faktor tekanan ekonomi, kondisi keluarga, dan lingkungan tempat tinggal subyek.
Lanjutan… Kenyataan hidup yang harus dihadapi oleh subyek menyebabkan subyek menjadi anak yang cenderung pemurung dan mudah tersinggung. subyek anak yang mudah diajak berbicara walaupun butuh stimulasi berupa permainan yang dia sukai, misalnya kompetisi menggambar atau mewarnai yang juga merupakan salah satu potensi yang dimiliki subyek yang dapat dikembangkan.
menurut tahap perkembangan Piaget, klien seharusnya berada di tahap perkembangan operasional konkret di mana anak mampu berpikir logis mengenai kejadian-kejadian konkret, memahami konsep percakapan, mengorganisasikan objek menjadi kelas-kelas hierarki (klasifikasi) dan menempatkan objek-objek dalam urutan yang teratur (serialisasi) (Santrock, 2007).
Kesimpulan Berdasarkan kasus diatas kami menyarankan klien untuk melakukan terapi tingkah laku. Terapi tingkah laku adalah penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang berakar pada berbagai teori tentang belajar. Terapi ini menyertakan penerapan yang sistematis prinsip-prinsip belajar pada pengubahan tingkah laku ke arah cara-cara yang lebih adaptif.
Peranan konselor. Seorang konselor seorang konselor dapat mengambil beberapa peranan, bergantung pada orientasi tingkah lakunya dan tujuan klien. Bagaimanapun juga, umumnya konselor yang memakai teknik tingkah laku, aktif di dalam sesi konseling. Sebagai hasilnya, klien belajar, tidak belajar, atau mempelajari ulang cara berperilaku yang spesifik. Dalam proses itu, konselor berfungsi sebagai konsultan, guru, penasihat, fasilitator, dan pendukung ( James & Gilliland, 2003).
Teknik yang dapat digunakan: Menggunakan Board Games dan Aktifitas Formal Lainnya Teknik ini dapat digunakan pada subjek karena subjek cenderung pendiam dan susah untuk didekati. Cara ini juga dikemukakan oleh Barker (1990). Menggunakan board games (seperti ular tangga, scrabble, halma, dan lain-lain) adalah salah satu cara untuk menjalin kontak dengan anak-anak yang enggan untuk bicara banyak tentang dirinya sendiri dalam percakapan dan tidak dapat bermain dengan bebas dengan mainan dan materi-materi bermain lainnya yang ada.
Seorang konselor juga harus memiliki ketrampilan tertentu untuk dapat menggali data dari klien, antara lain yaitu : Observasi Membantu anak untuk menceritakan kisahnya dan merasakan emosi mendalam Menghadapi Konsep Diri dan Kepercayaan yang Merusak Diri Menantang Kepercayaan yang merusak diri