Pertemuan ke 5: Model Bangkitan Pergerakan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TRANSPORTASI MAKRO YENI WIPARTINI SE.MT.
Advertisements

Kuliah ke 2 sifat-sifat analisis regresi
Mode Choice Model (Model Pemilihan Moda)
Kuliah Pertemuan Ke-6 MODEL SINTETIS DISTRIBUSI PERJALANAN
ABSTRAK Pola pergerakan dalam sistem transportasi sering dijelaskan sebagai arus pergerakan (kendaraan, penumpang dan barang) yang bergerak dari zona asal.
PERTEMUAN ke-11 & 12: MODEL SEBARAN PERGERAKAN (GRAVITY)
Pertemuan ke-4: INDEKS TINGKAT PELAYANAN
REKAYASA LALU LINTAS LANJUT
STATISTIKA INFERENSIA
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI
Nonparametrik: Data Tanda
BAB VIII REGRESI LINEAR BERGANDA DAN REGRESI (TREND) NON LINEAR
BAB XIII REGRESI BERGANDA.
PENGERTIAN STATISTIK DAN DATA
Pengujian Hipotesis Parametrik1
Bab 12 Nonparametrik: Data Tanda Bab
PERAMALAN /FORE CASTING
PENGUJIAN HIPOTESIS (bagian 1)
PENDUGAAN PARAMETER Luh Putu Suciati 29 Maret 2015.
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI
II. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, PENYAJIAN, ANALISIS DAN PENYIMPULAN DATA
Statistika Inferensi : Estimasi Titik & Estimasi Interval
Metoda Pengambilan sampel
Sesi-1 Statistif Deskriptif
ANALISIS REGRESI & KORELASI
11. INDIKATOR & PEMANTAUAN MUTU LAYANAN KESEHATAN
ANALISA REGRESI & KORELASI SEDERHANA
Nurratri Kurnia Sari, M. Pd
ANALISIS JALUR MODUL 12 Analisis Jalur.
REGRESI LINEAR.
Analisis Regresi (IV) :
Analisis Korelasi dan Regresi linier
PEMODELAN TRANSPORTASI
METODOLOGI PENELITIAN SESI 11 Korelasi dan REGRESI Analisis Faktor
Bab 4 Estimasi Permintaan
Denny Agustiawan JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA STMIK ASIA MALANG
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI
REGRESI LINEAR DALAM ANALISIS KUANTITATIF
Basis dan non basis Cara memilah.
Program Studi Statistika Semester Ganjil 2012
KOEFFISIEN KORELASI DAN ANALISA REGRESI GARIS LURUS
Matakuliah : I0014 / Biostatistika Tahun : 2005 Versi : V1 / R1
ANALISIS REGRESI & KORELASI
Program Studi Statistika Semester Ganjil 2012
PENDAHULUAN Dalam kehidupan sering ditemukan adanya sekelompok peubah yang diantaranya terdapat hubungan alamiah, misalnya panjang dan berat bayi yang.
Model Peluang Linier.
Aspek Pasar & Pemasaran
Regresi Linier Sederhana dan Korelasi
NUR LAILATUL RAHMAH, S.Si., M.Si
METODA SIMPLEX.
KOEFFISIEN KORELASI DAN ANALISA REGRESI GARIS LURUS
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI
Disampaikan Pada Kuliah : Ekonometrika Terapan Jurusan Ekonomi Syariah
Pencocokan Kurva / Curve Fitting
PENGANTAR MODEL PERKIRAAN KEBUTUHAN TRANSPORTASI
Regresi Linier Berganda
REGRESI LINEAR.
REGRESI LINIER BERGANDA
R. ENDRO WIBISONO NRP PROGRAM MAGISTER
KONSEP PEMODELAN Untuk menyederhanakan suatu realita secara terukur
Pokok Bahasan : Review Regresi Linier Sederhana dan Berganda
ANALISIS REGRESI & KORELASI
PERENCANAAN DAN PEMODELAN TRANSPORTASI
Disusun Oleh: Yogi Afroza ( )
Penaksiran Parameter Bambang S. Soedibjo.
Bangkitan Lalu Lintas.
Pengumpulan DATA.
LO : Menentukan nilai maksimum dan minimum dari sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel Langkah 1, Kumpulkan semua titik titik kordinat pada graphics.
TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI. 1. Pendahuluan Untuk melestarikan lingkungan perkotaan yang layak huni, keseimbangan antara fungsi- fungsi tersebut.
SUPARJON POPULASI Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik.
Transcript presentasi:

Pertemuan ke 5: Model Bangkitan Pergerakan

6.1 Pendahuluan Tujuan dasar: Menghasilkan model hubungan yg mengaitkan parameter tata guna lahan dengan jumlah pergerakan yang menuju ke suatu zona atau juml pergerakan yg meninggalkan suatu zona Trip end Fungsi waktu Tahapan bangkitan pergerakan: Meramalkan juml pergerakan yg akan dilakukan seseorang pd setiap zona asal dgn menggunakan data rinci bangkitan pergerakan, atribut sosial ekonomi, tata guna lahan Tahapan ini menggunakan data berbasis zona, misal: tata guna lahan, pemilikan kend, populasi, juml pekerja, kepadatan penduduk, pendapatan, moda trans yg digunakan.

Tabel 7.1: Informasi tentang model bangkitan pergerakan (Black, 1979) tentang data tata guna lahan, bangkitan pergerakan, dan data tarikan pergerakan. 6.1.1 Definisi dasar Perjalanan Pergerakan berbasis rumah Pergerakan berbasis bukan rumah Bangkitan pergerakan Tarikan pergerakan (lihat gbr 7.1 hal:103) Tahapan bangkitan pergerakan

6.1.2 Faktor yg mempengaruhi Bangkitan pergerakan untuk manusia: pendapatan, pemilikan kendaraan, struktur rumah tangga, ukuran rumah tangga, nilai lahan, kepadatan daerah pemukiman dan aksesibilitas Tarikan pergerakan utk manusia: luas lantai utk kegiatan industri, komersial, perkantoran, pertokoan, dan pelayanan lainnya + lap kerja + ukuran aksesibilitas Bangkitan dan tarikan pergerakan utk barang (+/- 20%), peubah lainnya: juml lap kerja, juml tempat pemasaran, luas atap industri.

6.1.3 Model faktor peretumbuhan Ti = Fi . ti Ti = Pergerakan pada masa mendatang ti = pergerakan pada masa sekarang Fi = faktor pertumbuhan Faktor pertumbuhan terkait dengan populasi (P), pendapatan (I), dan pemilikan kendaraan (C), lihat persamaan 7.2 hal: 105 7.1.4 Contoh Penerapan Model Faktor Pertumbuhan Zona = 250 rumah tangga bermobil, dan 250 rumah tangga tanpa mobil Rumah tangga bermobil = 6 pergerakan/hari Rumah tangga tanpa mobil = 2,5 pergerakan/hari, maka ti dapat dicari

Bila masa mendatang semua rumah tangga punya 1 mobil, pendapatan dan populasi tetap, maka faktor pertumbuhan perkalian akan didapat (Fi), jumlah pergerakan pd masa yad juga didapat (Ti) Hasil Ti dibandingkan dengan metode rerata Metode faktor pertumbuhan lebih tinggi 42% Pada subbab berikutnya akan mendiskusikan model yg lebih baik

6.2 Analisis Korelasi 6.2.1 Model korelasi berbasis zona Mendapatkan hub linear antara jumlah pergerakan yg dibangkitkan atau tertarik oleh zona dan ciri sosio ekonomi rata-rata dari rumah tangga setiap zona Beberapa pertimbangan yg perlu diperhatikan: 6.2.1.1 model berbasis zona, menjelaskan perilaku pergerakan berbasis zona 6.2.1.2 peranan intersep, model yg ada belum mencerminkan realita 6.2.1.3 zona kosong, harus dikeluarkan dari analisis, karena datanya tidak tepat dan menjadikan keakuratan statistik rendah

Gambar 7.2: Proses kalibrasi dan pengabsahan model analisis korelasi 7.2.2 Contoh pemodelan bangkitan pergerakan Tabel 7.2 bangkitan pergerakan dan total kepemilikan kendaraan per zona Analisis regresi linear untuk 8 zona ditampilkan dalam gambar 7.3 Gambar 7.3: bangkitan pergerakan mrpk peubah tidak bebas. Grafik menunjukkan hubungan linear + antara bangkitan pergerakan dan pemilikan kendaraan Metode kuadrat terkecil juga digunakan krn harus mempunyai nilai total jumlah kuadrat residual (simpangan) yg plg minimum antara hasil pemodelan & hasil pengamatan

Komentar utk persamaan Y = 89,9 + 2,48.X Y (bangkitan pergerakan) berhubungan secara linear dengan X (pemilikan kendaraan) Perub 1 satuan dari nilai X akan menyebabkan perubahan 2,48 satuan nilai Y Intersep cukup tinggi dikarenakan galat juga cukup tinggi, dikarenakan faktor: mungkin Y tidak berhub scr linear dengan X Mungkin tdp peubah X lain yg juga mempengaruhi besar pergerakan, misal populasi (galat spesifikasi). Tampak bahwa meski nilai x=0, masih tdp pergerakan sebesar 89,9; peubah sosio ekonomi yg lain ikut mempengaruhi Terdapat galat dalam pengumpulan data

TUGAS INDIVIDU PERTEMUAN KE 6: Kerjakan contoh penerapan 7.1.4 dan 7.2.2 Jawaban diupload ke adhi.muhtadi@narotama.ac.id atau ke a_muhtadi@yahoo.com Jawaban akan dipresentasikan oleh mhs pd pertemuan ke 6 Waktu upload sebelum pertemuan ke 6, apabila sesudahnya dianggap tidak mengumpulkan Ingat nilai tugas anda dan presentasi sebesar 30%

PERTEMUAN KE – 7 (LANJUTAN) Adhi Muhtadi, ST.,SE.,MSi.

7.2.3 Tahapan uji statistik dalam model analisis korelasi berbasis zona 4 tahap uji stasitstik: Uji kecukupan data, jumlah data minimum yg tersedia N = CV2.Z2α / E2 Uji korelasi, sesama peubah bebas tidak boleh saling berkorelasi, antara peubah bebas dgn peubah tidak bebas hrs ada korelasi yg kuat (+/-). Pers 7.4 mrpk pers uji korelasi. Uji linearitas, apakah model bangkitan pergerakan dpt didekati dgn model analisis regresi linear atau model analisis regresi tidak linear. Uji kesesuaian, menentukan model bangkitan pergerakan yg baik

Ada beberapa model yg dpt digunakan: Model analisis regresi, model terbaik asl model yg mempunyai total kuadratis residual yg plg minimum Model kemiripan maksimum, model terbaik adl: model yg punya total perkalian peluang yg plg maksimum (mendekati 1) Model entropi-maksimum

7.2.4 Proses model analisis korelasi berbasis zona Metode analisis langkah demi langkah tahap 1 Metode analisis langkah demi langkah tahap 2 Metode coba-coba 7.2.5 Contoh penerapan sederhana Diketahui Jumlah zona 10 buah Data bangkitan dan tarikan pada tabel 7.3 Tabel 7.3: Data bangkitan dan tarikan serta parameter sosio ekonomi Tabel 7.4: Korelasi antar peubah bebas maupun peubah tidak bebas

7.2.5.1 Model bangkitan/tarikan dengan 3 peubah bebas a. Model bangkitan pergerakan Tabel 7.5: proses perhitungan analisis regresi linear berganda untuk model bangkitan pergerakan b. Model tarikan pergerakan Tabel 7.6: proses perhitungan analisis regresi linier berganda untuk model tarikan pergerakan Hasil perhitungan tabel 7.6 dimasukkan ke pers 7.8 – 7.11, maka pers 7.17 sd 7.20 dapat dihasilkan

7.2.5.2 Model bangkitan/tarikan dgn 2 peubah bebas Tabel 7.4 peubah penduduk dan PDRB dipilh. Model bangkitan pergerakan Tabel 7.7 Proses perhit analisis regresi linier berganda untuk model bangkitan pergerakan b. Model tarikan pergerakan Tabel 7.8 proses perhit analisis regresi linier berganda utk model tarikan pergerakan

TUGAS INDIVIDU PERTEMUAN KE 7: Kerjakan contoh penerapan 7.2.5 dan 7.2.2 Jawaban diupload ke adhi.muhtadi@narotama.ac.id atau ke a_muhtadi@yahoo.com Jawaban akan dipresentasikan oleh mhs pd pertemuan ke 6 Waktu upload sebelum pertemuan ke 6, apabila sesudahnya dianggap tidak mengumpulkan Ingat nilai tugas anda dan presentasi sebesar 30%

PERTEMUAN KE-9 (LANJUTAN) Adhi Muhtadi, ST.,SE.,MSi.

8.2.6 Contoh penerapan di Propinsi Jabar Diketahui: 25 kab/kotamadya sbg unit zona Data bangkitan dari matriks asal tujuan thn 1995 Beberapa parameter peubah bebas dari BPS Tabel 7.9: Jumlah bangkitan dan peubah pergerakan per kabupaten di Prop. Jabar. Parameter sosio ekonomi: juml penduduk, rumash sakit, perusahaan dagang, kamar hotel berbintang, panjang jalan diaspal, PDRB Tabel 7.10: Matriks korelasi antara peubah bebas dan peubah tidak bebas Tabel 7.11: Hasil pemodelan bangkitan pergerakan dengan model analisis langkah demi langkap tipe 1 di Prop Jabar

Model tahap ke 5 yang dipilih, krn: tanda koefisien peubah bebasnya + dan nilai intersepnya terkecil dibandingkan tahap 1 sd 4. Tabel 7.12: Hasil pemodelan bangkitan pergerakan dengan model analisis langkah demi langkap tipe 2 di Prop Jabar  kurang diterima secara logika, krn jumlah penduduk tidak termasuk dalam peubah bebas terpilih Tabel 7.13: Hasil pemodelan bangkitan pergerakan dengan model analisis coba-coba di Prop Jabar  model terbaik adalah kombinasi 2, 5 peubah bebas terlibat, 3 koef regresi +, koef regresi – nilainya cukup kecil, nilai R2 0,749 (cukup tinggi), nilai intersep tidak begitu banyak

8.2.7 Kajian empiris yg menggunakan model analisis regresi 8.2.7.1 Kajian pengembangan di P. Jawa 3 jenis bangkitan dan tarikan: penumpang, barang & kendaraan Peubah bebas: sosio ekonomi & tata guna lahan ; populasi, PDRB, PDRB per kapita, luas industri, produksi pertanian, perkebunan dan perikanan Dilakukan uji korelasi antar peubah bebas dan antara peubah bebas dgn peubah tidak bebas Melalui proses langkah demi langkah (Subbab 7.2.4) didapat hasil pemodelan yaitu Tabel 7.14 sd 7.16 Dari tabel2 tsb, juml penduduk dan PDRB per kapita adl peubah bebas yg dominan Setiap propinsi punya model bangkitan & tarikan yg berbeda

a. pers regresi peubah tunggal b. pers regresi berganda 8.2.7.2 Kajian Standarisasi bangkitan & tarikan lalin di zona Bandung Raya Model bangkitan & tarikan ditunkan melalui analisis regresi. Pers regresi dibagi menjadi 2: a. pers regresi peubah tunggal b. pers regresi berganda Bisa juga digunakan model trip rate (tingkat bangkitan pergerakan rata-rata per satuan peubah bebas) Data dikumpulkan dari kawasan perkantoran, pendidikan dan perumahan Perkantoran: pemerintah, swasta & pelayanan masyarakat Sekolah: sd, smp, smu dan perguruan tinggi Perumahan: perum btn, perumnas dan hunian mewah

Peubah bebas kawasan perkantoran: jumlah pegawai, luas tanah dan bangunan Peubah tidak bebas kawasan pendidikan: juml kelas, juml murid, juml guru, dan juml karyawan (non guru) Peubah bebas perumahan: juml penghuni, juml pemilikan kendaraan, luas bangunan/tipe rumah, Model akhir dipilih melalui proses kalibrasi, dan dipilih yg optimum dr hasil uji statistik. Hasil akhir model bangkitan & tarikan pergerakan utk zona Bandung Raya pd Tabel 7.17 dan gambar 7.4 sd 7.5

8.2.8 Model regresi berbasis rumah tangga 8.2.8.1 Pendahuluan Zona yg lebih kecil punya 2 konsekwensi: a. model menjadi mahal dalam pengumpulan data, kalibrasi & operasi b. galat sample menjadi lebih tinggi Pada awal 1970 an, unit analisis yg paling cocok adl: rumah tangga 8.2.8.2 Contoh penerapan Peubah pergerakan per rumah tangga (Y), juml pekerja (X1), dan juml mobil (X2) Tabel 7.18 hasil langkah secara berurutan dari proses taksiran langkah demi langkah, baris terakhir adl nilai nisbah t (pers 7.9), juml derajat kebebasan (n-2), nilai dibandingkan dgn t kritis 1,645 dgn tingk keperc 95%

Tabel 7.18: model ke 3 adl pers terbaik, nilai R2 kecil, nilai intersep 0,91 tidak tll besar jika dibandingkan 1,44 faktor pekerja & peubah tidak sama dengan 0. Tabel 7.19: perbandingan pergerakan per rumah tangga (hasil pengamatan per hasil pemodelan); cara ini jauh leboh baik drpd membandingkan jumlah, galat lain akan saling menutupi, bias tdk terdeteksi, kebanyakan sel punya galat di bawah 30%