Askep Lansia dengan Gangguan sistem pencernaan Oleh : Netha Damayantie
Saat seseorang menjadi tua, kemampuan untuk beradaptasi terhadap gangguan internal maupun eksternal menurun,
Perubahan sistem pencernaan pada lansia Saluran GI ini dinding usus kehilangan kekuatan dan elastisitas. Masalah konstipasi menjadi empat kali lebih besar dibanding saat usianya lebih muda. Atropic gastritis merupakan kondisi yang umum terjadi pada lansia, dan mengakibatkan gangguan pencernaan dan penyerapan zat gizi, terutama vitamin B12, biotin, Ca dan Fe.
Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun dan kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk. Indera pengecap menurun hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap terutama rasa manis dan asin Esofagus melebar
Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ), asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun. Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ).
Pengkajian Status gizi Pemasukan diet Anoreksia, tidak dicerna, mual dan muntah Kemampuan mengunyah dan menelan Kedaan gigi, rahang dan rongga mulut Auskultasi bising usus p[erut kembung Apakah ada konstipasi, diare.
Pemeriksaan fisik Urutan : inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi Auskultasi mendahului palpasi & auskultasi karena manipulasi pada usus dengan 2 teknik tsb Mengganggu mobilitas dan bising usus
Inspeksi Inspeksi kulit terhadap warna, karakteristik permukan, jaringa parut, lesi Auskultasi Bising usus (frekuensi, karakter) Normal : terdengar gemuruh 5 sampai 25 kali/menit Penyimpangan : tak ada bising setelah pendengaran lebih dari 5 menit 2. Desiran : dg menempat bagian bel kedaerah epigastrik dan empat kuadran Normal : tak ada Penyimpangan : keras/lembut, bunyi nada : tinggi
Perkusi Pada keempat kuadran Normal : timpani terutama diatas lambung dan usus. Pekak di areaperut bawah Penyimpangan : pekak nyata pada area lain
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi :kurang dari kebutuhan tubuh b/d pemasukan yang tidak adekuat Gangguan eliminasi BAB b/d pola makan tidak efektif
Intervensi dan implementasi Rangsang nafsu makan : Berikan makanan porsi kecil tapi sering Berikan makanan bergizi. Berikan makanan selagi hangat dgn penampilan yang enarik. Tersedianya makanan yang mungkin sesuai dg pilihannya.
2. Cegah terjadinya gangguan pencernaan Berikan sikap fowler waktu makan Pertahankan keasaman lambung Berikan makanan yg tidak membentuk gas Cukup cairan
3. Cegah konstipasi atau sembelit Jamin kecukupan cairan dalam diet Berikan dorongan untuk melakukan aktifitas Berikan kebebasan dan posisi tubuh normal.
Konstipasi Penyebab : Masukan cairan tak adekuat Tak aktif kurang latihan Obat-obatan ( aspirin, antihistamin, antasi dengan alumunium atau kalsium, dsb) Diet tinggi lemak Mengabaikan respon pada dorongan defekasi Stress mental atau depresi
Bagaimana mengatasi konstipasi pada lansia … Minum sedikitnya 1,9 ltr air/hari, kecuali dikontraindikasikankarena peny. Lain (jantung, sirkulasi, ginjal ). Berpartisipasi pada latihan secara : berjalan dapat mempertahankan tonus otot Batasi penggunaan obat yang dijual bebas yang menyebabkan konstipasi
5. Makan sedikitnya 4 porsi sayuran . Kurangi masukan gula 4. Kurangi /hilangkan penggunaan laksatif merusak mekanisme defekasi alamiah 5. Makan sedikitnya 4 porsi sayuran . Kurangi masukan gula 6. Coba untuk mengembangkan jadwal eliminasi teratur
Pelaksanaan Semua tindakan yang telah direncanakan dilakukan sesuai kebutuhan pasien
Evaluasi Setiap tindakan yang telah dilakukan perlu dievalusi/ dinilai, baik secara verbal maupun non verbal. Untuk mengetahui sejauhmana lansia dan keluarga mampu melakukan apa yang telah dianjurkan