Perkembangan Senirupa pada anak

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III
Advertisements

MEMBUAT POLA MOTIF HIASAN BUSANA DAN LENAN RUMAH TANGGA
Estetika Bentuk I Minggu ke 5
Metode Penelitian.
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA
DASAR-DASAR SENI RUPA.
DASAR-DASAR SENI RUPA.
Teknologi Dan Rekayasa TECHNOLOGY AND ENGINERRING
IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
KOMBINASI WARNA oleh: Dra.Enny Zuhni Khayati,M.Kes.
FILSAFAT PENDIDIKAN ALIRAN REALISME
MATERI-3 EVALUASI PEMBELAJARAN
SENI BUDAYA IX BAB II BERKARYA SENI RUPA.
Masa Kanak-Kanak Akhir/ Masa Sekolah
PENGERTIAN SENI RUPA CABANG-CABANG SENI RUPA
Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 2.
Keseimbangan, Penekanan, Kesatuan
dasar apreasiasi seni rupa anak
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Perancangan Pertemuan 14-15
Matakuliah : R0116/ Studio Perancangan Arsitektur 6 Tahun : 2006
konsep dasar pendidikan seni rupa  Ki Hajar Dewantara seorang tokoh pendidikan Nasional membuat definisi seni sebagai berikut: “Seni adalah perbuatan.
HAKIKAT MENULIS.
UNSUR DAN PRINSIP PERANCANGAN TAMAN
Bimbingan Tugas Akhir Program (TAP) Pertemuan ke 7
Daniar Wikan Setyanto, M.Sn
PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN
Proyeksi dan Perspektif
BERMAIN DAN JENIS PERMAINAN
TEHNIK-TEHNIK PENYUSUNAN LKS Di Sampaikan Kepada Guru-Guru PAB
EVALUASI DAN PENGUKURAN TEORI DAN IMPLEMENTASI
UNSUR UNSUR DESAIN BUSANA
Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 2.
2.1.A ANALISIS DOKUMEN: SKL, KI-KD, SILABUS, DAN TEMATIK TERPADU
PRINSIP-PRINSIP DESAIN GRAFIS
Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru
2.1.A ANALISIS DOKUMEN: SKL, KI-KD, SILABUS, DAN TEMATIK TERPADU
Teknologi Dan Rekayasa TECHNOLOGY AND ENGINERRING
Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini
SENI KETRAMPILAN ANAK/PAUD 4403 Tutorial ke 7
STRUKTUR KARYA DESAIN INTERIOR
JEAN PIAGET (1896 – 1980).
Pendekatan seni budaya
belajar Bentuk dan Ruang
Unsur-Unsur ! i n D e s a.
GAMBAR DENGAN 2 TITIK HILANG
Pendekatan seni budaya
BIMBINGAN KONSELING.
PRINSIP-PRINSIP KOMPUTER/MEDIA GRAFIS
Perkembangan Senirupa pada anak
 PERANGKAT AKREDITASI HASIL UJICOBA
Seni rupa 2 dimensi.
PROYEKSI.
METODOLOGI PENELITIAN (Model Penelitian Tindakan)
DASAR-DASAR SENI RUPA DASAR-DASAR SENI RUPA. Adaptif Standar Kompetensi.
Pendekatan seni budaya
Perbedaan Individu Berbagai Kemampuan dan Cara Mengukur
GAMBAR PERSPKTIF Kata “Perspektif” berasal dari kata bahasa Itali “Prospettiva” yang berarti “gambar pandangan”. Menggambar Perspektif adalah suatu.
PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH (6-12 Thn)
ESTY ARYANI SAFITHRY, M.PSI, PSIKOLOG
PERKEMBANGAN ANAK USIA 4 -6 TAHUN
Memahami Komposisi dan Elemen Penting Dalam Fotografi
Pembelajaran AKTIF dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan,
PERANCANGAN PEMBELAJARAN TERPADU
Menggambar 9 Kubus 3 Dimensi Teknik Perspektif 1 titik hilang Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) SMP Kelas VII Semester 2 Standar Kompetensi dan Kompetensi.
Daniar Wikan Setyanto, M.Sn
Desain Grafis. Disiplin Ilmu Desain Grafis Pengertian : 1. Seni dalam berkomunikasi menggunakan tulisan, ruang dan gambar. 2. Bagian dari komunikasi visual.
HARMONI.
PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 5 Anggota :1.Roni Hermawan ( ) 2. Joko Sutrisno( ) 3. Ilvan Triyudha Pangestu( ) 4. Resti Nurmaya( )
Materi 1 dan 2 Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi (2D) dan Tiga Dimensi (3D) Rohani A., S.AN SMK PUSTEK Serpong Kelas X Ada yang pernah mengunjungi pameran?
SENI BUDAYA IX BAB II BERKARYA SENI RUPA. Untuk menciptakan karya seni rupa perlu adanya gagasan / ide ekspresi pada seseorang yang terlibat dalam pembuatan.
Transcript presentasi:

Perkembangan Senirupa pada anak Pertemuan ke 5

Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar Anak Sekolah Dasar (SD) berusia sekitar 6 – 12 tahun sebagai masa sekolah, perlu  didukung  oleh guru  agar  masa  peka  ini  dapat  dimanfaatkan secara  maksimal oleh  para  siswa . Tahap  perkembangan  menggambar/seni  rupa  secara  garis besar dapat dibedakan  dua tahap karakteristik, yaitu kelas I sampai dengan kelas III ditandai  dengan  kuatnya daya  fantasi-imajinasi,  sedangkan  kelas  IV sampai dengan kelas VI ditandai dengan mulai berfungsinya kekuatan rasio. Ada dua cara untuk memahami perkembangan seni  rupa anak-anak. Pertama, mengkaji  teori-teori  yang  berkaitan  dengan  perkembangan  senirupa  anak  menurut para ahli. Kedua, mengamati dan mengkaji karya anak secara langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan karya anak  berdasarkan rentang usia yang relevan dengan  teori yang  telah  kita  pelajari.  Melalui  kegiatan  ini,  diharapkan  kita  bisa memahami perkembangan seni rupa anak secara komprehensif.

Periodisasi Perkembangan Seni Rupa anak-anak Pembagian  masa/periodisasi  dimaksudkan  untuk  lebih  mengenal  karya  seni rupa  anak  dalam  hal  melakukan  kegiatan  dan  penilaian.  Pada  umumnya  semua periodisai  yang dikemukakan oleh para  ahli   memiliki kesamaan,  misalnya  dimulai dari dua tahun. Periodisasi  masa  perkembangan  seni rupa anak menurut  Viktor  Lowenfeld dan Lambert Brittain dalam:  Creative  and  Mental  Growth adalah : (1) Masa mencoreng (scribbling)                                  : 2-4 tahun (2) Masa Prabagan (preschematic)                               : 4-7 tahun   (3) Masa Bagan (schematic period)                             : 7-9 tahun   (4) Masa Realisme Awal  (Dawning Realism)             : 9-12 tahun   (5) Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) : 12-14 tahun   (6) Masa Penentuan (Period of Decision)                    : 14-17 tahun.

Masa Mencoreng (scribbling) 2-4 tahun Goresan-goresan  yang  dibuat  anak  usia  2-3  tahun  belum  menggambarkan  suatu  bentuk  objek.  Pada  awalnya,  coretan  hanya  mengikuti  perkembangan  gerak motorik.  Biasanya,  tahap  pertama  hanya  mampu  menghasilkan  goresan  terbatas, dengan arah vertikal atau horizontal. Hal  ini tentunya berkaitan dengan kemampuan motorik  anak  yang  masih  mengunakan  motorik  kasar.  Kemudian,  pada perekembangan  berikutnya  penggambaran  garis  mulai  beragam  dengan  arah  yang bervariasi pula. Selain itu mereka juga sudah mampu mambuat garis melingkar. Periode ini  terbagi ke dalam  tiga tahap, yaitu: 1) corengan tak beraturan, 2) corengan terkendali, dan 3) corengan bernama. Ciri  gambar yang dihasilkan anak pada tahap  corengan tak beraturan  adalah bentuk  gembar  yang  sembarang,  mencoreng  tanpa  melihat  ke  kertas,  belum  dapat membuat corengan berupa lingkaran dan memiliki semangat yang tinggi. Corengan  terkendali  ditandai  dengan  kemampuan  anak  menemukan  kendali  visualnya  terhadap  coretan  yang  dibuatnya.  Hal  ini  tercipta  dengan  telah  adanya kerjasama  antara  koordiani  antara  perkembangan  visual  dengan  perkembamngan motorik.  Hal  ini  terbukti  dengan  adanya  pengulangan  coretan  garis  baik  yang  horizontal , vertical, lengkung , bahkan lingkaran. Corengan  bernama  merupakan  tahap  akhir  masa  coreng  moreng.  Biasanya terjadi  menjelang  usia  3-4  tahun,  sejalan  dengan  perkembangan  bahasanya  anak  mulai  mengontrol  goresannya  bahkan  telah  memberinya  nama,  misalnya:  “rumah”, “mobil”,  “kuda”.  Hal  ini  dapat  digunakan  oleh  orang  tua  atau  guru  pada  jenjang pendidikan  usia  dini  (TK)  dalam  membangkitkan  keberanianan  anak  untuk mengemukakan  kata-kata  tertentu  atau  pendapat  tertentu  berdasarkan  hal  yang digambarkannya.

Masa Prabagan (preschematic) 4-7 tahun Kecenderungan  umum  pada    tahap  ini,  objek  yang  digambarkan  anak biasanya  berupa  gambar  kepala-berkaki.  Sebuah  lingkaran  yang  menggambarkan kepala kemudian pada bagian bawahnya ada dua garis sebagai pengganti kedua kaki.  Ciri-ciri  yang  menarik  lainnya  pada  tahap  ini  yaitu  telah  menggunakan bentuk-bentuk  dasar  geometris  untuk  memberi  kesan  objek  dari  dunia  sekitarnya. Koordinasi  tangan  lebih  berkembang.  Aspek  warna  belum  ada  hubungan  tertentu dengan  objek,  orang  bisa  saja  berwarna  biru,  merah,  coklat  atau  warna  lain  yang disenanginya. Penempatan  dan  ukuran  objek  bersifat  subjektif,  didasarkan  kepada kepentingannya. Ini  dinamakan  dengan  “perspektif batin”. Penempatan objek dan penguasan ruang belum dikuasai anak pada usia ini.

Masa Bagan (schematic period) 7-9 tahun Konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak cenderung mengulang bentuk. Gambar      masih  tetap  berkesan  datar  dan  berputar  atau  rebah  (tampak  pada penggambaran pohon di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan badan jalan, bagian  kiri  rebah  ke  kiri,  bagian  kanan  rebah  ke  kanan).  Pada  perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak (base line). Penafsiran  ruang  bersifat  subjektif,  tampak  pada  gambar  “tembus  pandang” (contoh:  digambarkan  orang  makan  di  ruangan,  seakan-akan  dinding  terbuat  dari kaca).  Gejala  ini  disebut  dengan  idioplastis  (gambar  terawang,  tembus  pandang). Misalnya  gambar  sebuah  rumahyang  seolah-olah  terbuat  dari  kaca  bening,  hingga seluruh isi di dalam rumah kelihatan dengan jelas.

Masa Realisme Awal (Dawning Realism) 9-12 tahun Pada  periode  Realisme  Awal,  karya  anak  lebih  menyerupai  kenyataan. Kesadaran perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan  objek  dalam  lingkungan.  Perhatian  kepada  objek  sudah  mulai rinci.  Namun  demikian,  dalam  menggambarkan  objek,  proporsi  (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya.  Pemahaman  warna  sudah  mulai disadari. Penguasan konsep  ruang mulai  dikenalnya sehingga  letak  objek  tidak lagi  bertumpu  pada  garis  dasar,  melainkan  pada  bidang  dasar  sehingga  mulai ditemukan  garis  horizon.  Selain  dikenalnya  warna  dan  ruang,  penguasaan  unsur  desain seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini. Ada  perbedaan  kesenangan  umum,  misalnya:  anak  laki-laki  lebih  senang kepada menggambarkan kendaraan, anak perempuan kepada boneka atau bunga.

Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) : 12-14 tahun Pada  masa  naturalisme  semu,  kemampuan  berfikir  abstrak  serta  kesadaran sosialnya  makin  berkembang.  Perhatian  kepada  seni  mulai  kritis,  bahkan  terhadap karyanya  sendiri.  Pengamatan  kepada  objek  lebih  rinci.

Masa Penentuan (Period of Decision) : 14-17 tahun. Pada  periode  ini  tumbuh  kesadaran  akan  kemampuan  diri.  Perbedaan  tipe individual  makin  tampak.  Anak  yang  berbakat  cenderung  akan  melanjutkan kegiatannya  dengan  rasa  senang,  tetapi  yang  merasa  tidak  berbakat  akan meninggalkan  kegiatan  seni  rupa,  apalagi  tanpa  bimbingan.  Dalam  hal  ini  peranan guru banyak  menentukan,  terutama dalam meyakinkan  bahwa  keterlibatan  manusia dengan  seni  akan  berlangsung  terus  dalam  kehidupan.  Seni  bukan  urusan  seniman saja, tetapi urusan semua orang  dan siapa pun tak akan terhindar dari sentuhan seni dalam kehidupannya sehari-hari

HASIL ANALISIS GAMBAR SISWA SEKOLAH DASAR Kelas 1 Belum ada kesadaran ruang objek, yang mereka gambar terkesan tegak lurus atau datar dan terkesan tidak memiliki ruang. Ukuran objek tidak proporsional antara 1 dengan yang lainnya. Cenderung menggunakan warna-warna yang mencolok Segi perspektif belum ada Sudah mampu menggambar suatu bentuk geometris contohnya persegi panjang. Merupakan curahan dari perasaannya dan kreasi dari imajinasinya.

HASIL ANALISIS GAMBAR SISWA SEKOLAH DASAR Kelas 2 Konsep bentuk mulai tampak lebih jelas Kesadaran ruang mulai muncul. Gambar masih terkesan datar. Warna pada gambar sudah tampak padu

HASIL ANALISIS GAMBAR SISWA SEKOLAH DASAR Kelas 3 Masih belum memiliki kesadaran ruang yang mana seharusnya pada usia ini anak sudah mulai memiliki kesadaran ruang Cenderung mengulang-ulang bentuk yang sudah mereka gambar, dalam hal ini terlihat persegi empat banyak diulang Mulai mengeksplorasi lingkungan yang mana hal ini terlihat pada gambar anak yang menggambar tata kota Mulai memahami tentang perspektif

HASIL ANALISIS GAMBAR SISWA SEKOLAH DASAR Kelas 4 Banyak menggunakan warna-warna terang terkesan lembut dan mulai bisa memadukan warna pada gambar  Anak mulai mengenali obyek secara keseluruhan dengan lingkungannya tidak terpisah-pisah, Sudah mulai menggunakan perspektif dalam gambarnya Anak menggambar sesuai dengan penglihatannya atau persepsinya. Masih ada anak yang menggambar tegak lurus Sebagian gambar anak masih terkesan datar, namun ada gambar yang terlihat memiliki kesan ruang Sebagian gambar memiliki proporsi yang belum seimbang

HASIL ANALISIS GAMBAR SISWA SEKOLAH DASAR Kelas 5 Kesadaran perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri, mereka menyatukan objek dengan lingkungan. Perhatian pada objek sudah mulai rinci. Namun demikian dalam menggambar objek, proporsi (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya Pemahaman warna sudah mulai disadari

HASIL ANALISIS GAMBAR SISWA SEKOLAH DASAR Kelas 6 Penguasaan konsep ruang mulai dikenalnya sehingga, letak objek tidak lagi bertumpu pada garis dasar, melainkan pada bidang dasar sehingga mulai ditemukan garis horizon. Pemahaman warna sudah mulai disadari, Selain dikenalnya warna dan ruang, penguasaan unsur desain seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal dalam periode ini.

kesimpulan Berdasarkan hasil gambar anak kelas I-VI anak laki-laki lebih senang menggambar kendaraan sedangkan anak perempuan menggambar boneka atau bunga. Jika dikelompokkan gambar anak terdapat beberapa tipe, yaitu tipe visual dan tipe haptik kemudian sisanya tak teridentifikasi. Gambar tipe visual, pada gambar ini anak menunjukan kecenderungan bentuk yang lebih realistis (memperlihatkan kemiripan bentuk gambar sesuai objek yang dilihatnya atau objektif). Gambar ini mementingkan kesamaan karya dengan bentuk yang sebenanya. Gambar tipe haptik figure yang penting dibuat lebih besar dibandingkan dengan gambar penunjangnya sehingga pada gambar yang dianggap penting itu lebih ditonjolkan danwarnanya pun mencolok. Gambar yang tak teridentifikasi itu termasuk hasil imajinasi dari siswa yang menggambarkan suatu hal yang ingin dituangkan dalam bentuk gambar.