Sri Mulya Ningsih Syari’fah Tania Widya F Windya. V Yudha. P Kelompok Salep Sri Mulya Ningsih Syari’fah Tania Widya F Windya. V Yudha. P
Pengertian Salep Menurut Farmakope Indonesia Edisi III: Salep adalah sediaan setengah padat berupa massa lunak yang mudah dioleskan dan digunaka untuk pemakaian luar. Menurut farmakope edisi IV sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit atau selaput lendir
Penggolongan Salep Konsistensi Efek Terapi Dasar Salep Unguenta Cream/krim Pasta Cerata Gelones Konsistensi Salep Epidermic (Salep Penutup) Salep Endodermik Salep Diadermic (Salep Serap) Efek Terapi Salep Hydrophobic Salep Hyrophilic Dasar Salep
Dasar Salep Menurut F.I.IV dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok, yaitu: Dasar Salep Hidrokarbon Dasar Salep Serap Dasar Salep yang dapat dicuci dengan air Dasar Salep yang larut dalam air
Ketentuan Umum Cara Pembuatan Salep a. Peraturan Salep Pertama Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan kedalamnya, jika perlu dengan pemanasan. b. Peraturan Salep Kedua Bahan-bahan yang dapat larut dalam air, jika tidak ada peraturan-peraturan lain dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan air yang digunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang dipakai dikurangi dari basis.
c. Peraturan Salep Ketiga. Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan air, harus diserbuk lebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak no.100. d. Peraturan Salep Keempat Salep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus digerus sampai dingin.
1. Stabil, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembapan dan selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas. 2. Lunak, harus halus, dan homogen 3. Mudah dipakai 4 Dasar salep yang cocok 5 Dapat terdistribusi secara merata Kualitas Dasar Salep
Cara Pembuatan Salep Ditinjau Dari Zat Berkhasiat Utamanya a. Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam dasar salep Camphora Iodium b. Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam air Protorgol Argenti Nitras Phenol
d. Zat berkhasiat berupa cairan Air Alkohol Cairan kental c. Zat berkhasiat bentuk padat tak larut Umumnya dibuat halus dengan mengayak atau menjadikan serbuk halus lebih dahulu Belerang Acidum boricum Zinci Oxydum d. Zat berkhasiat berupa cairan Air Alkohol Cairan kental
e. Zat berkhasiat berupa extractum Extractum siccum Extractum liquidu Extractum spissum f. Lain-lain Naphtolum Bentonit
Bahan yang Ditambahkan Terakhir Pada Suatu Massa Salep Ichtyol Balsem-balsem dan minyak atsiri Air Gliserin
Metode pembuatan Salep 1. Metode Pelelehan 2. Metode triturasi Ketentuan lain : Zat yang dapat larut dalam basis salep Zat yang mudah larut dalam air dan stabil Salep yang dibuat dengan peleburan
Sifat – Sifat Salep 1. Bersifat antiseptika (mencegah infeksi) 2. Bersifat protektiva (bahan yang mampu melindungi kulit yang luka atau yang sakit) 3. Bersifat emolien (bahan yang mampu menghaluskan dan melemaskan kulit)
Suatu dasar salep yang ideal mempunyai sifat-sifat Tidak menghambat proses penyembuhan luka/penyakit pada kulit tersebut. Di dalam sediaan secara fisik cukup halus dan kental. Tidak merangsang kulit. Reaksi netral, pH mendekati pH kulit yaitu sekitar 6-7. Tercampur baik dengan bahan berkhasiat. Mudah melepaskan bahan berkhasiat pada bagian yang diobati. Mudah dicuci dengan air. Komponen-komponen dasar salep sesedikit mungkin macamnya. Mudah diformulasikan/diracik
Kekurangan Salep Sifatnya yang berminyak dapat meninggalkan noda pada pakaian serta sulit tercuci dan sulit di bersihkan dari permukaan kulit. Mempunyai sifat hidrofil atau dapat mengikat air Jika tidak cocok dengan kulit akan terjadi gatal- gatal, kemerahan
Persyaratan salep menurur FI III Pemerian : tidak boleh berbau tengik Kadar : kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotik, kadar bahan obat adalah 10%. Dasar salep (Ds) : kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar salep (basis salep) digunakan vaselin putih (vaselin album). Tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian salep, dapat dipilih beberapa bahan dasar salep
. Homogenitas : jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. 5. Penandaan : pada etiket harus tertera “obat luar”.
Pengemasan dan Penyimpanan Salep/ krim biasanya dikemas dalam botol (gelas berwarna dan plastik) atau dalam tube Tube dari salep untuk pemakaian mata, ukurannya kecil (3,5 gram), tube untuk salep topikal berukurn 5 samapai 30 gram
Pengemasan dalam botol Dalam sekala kecil dimasukkan dengan menggunakan spatulla dan menekanya kebawah Untuk salep yang dibuat dengan cara melebur , dapat dituang langsung kedalam botol dan dibekukan dalam botol Dalam industri menggunakan mesin pengisi bertekanan mendorong sejumlah salep kedalam botol
Pengemasan dalam Tube Dalam sekala kecil Salep yang telah dibuat digulung diatas kertas perkamen menjadi bentuk silinder Dengan tutup dari tube dilepas supaya udara keluar, silinder dari salep dengan kertas dimasukkan kedalam bagian ujung bawah tube yang terbuka Potongan kertas yang meliputi salep dipegang oleh satu tangan, sedang yang lain menekan dengan spatulla Bagian bawah yang disisakan lipat 2x Dalam industri menggunakan Mesin Otomatis untuk pengisian, penutupan , pelipatan dan pemasangan label
Contoh Resep R Dr. Refita Jl. Cikulur Jelawe Serang, 20-04-2014 Asidum salisilat 2% Sulfur 3% Vaselin ad 10 mf ung sue__da 5 Pro : Ny.dewi
Perhitungan bahan : Asidum salisilat = 2/100x5 = 0,1 gram 100 mg Sulfur = 3/100x5 = 0,15 gram 150 mg Vaselin album = 5- (0,1+0,15) = 5-0,25 = 4,75 gram = 4750 mg