TILAKKHANA DAN PATICCA SAMUPPADA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
AKU ADALAH AKU Part 1.
Advertisements

UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Tiga Karakteristik Kehidupan
Perkembangan Diri Individu
HAKEKAT KODRAT MANUSIA
Krishnanda Wijaya-Mukti Dharmaclass Ekayana Buddhist Centre
HUKUM Ditinjau Dari Agama Buddha
Menilai Diri Sendiri Nur Hidayat.
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Meditasi.
PENDIDIKAN AGAMA HINDU UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL
UNIVERSITAS ESA UNGGGUL
AGAMA BUDDHA DAN IPTEK UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
HUKUM Ditinjau Dari Agama Buddha
MANUSIA DAN ALAM KEHIDUPAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Manusia Ditinjau Dari Agama Buddha
Kontrak kuliah Pendidikan Agama Buddha
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
IX. PANCASILA-PANCADHAMMA
MASYARAKAT UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA.
Hakekat Manusia Pertemuan 3 dan 4.
Meditasi By: Brenda / Brebi 6B.
KETUHANAN YANG MAHA ESA
KEYAKINAN BY: HADARA 6C.
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
DHARMACLASS EKAYANA BUDDHIS CENTRE 15 FEBRUARI 2009
MORALITAS Pengertian:
HUKUM Ditinjau Dari Agama Buddha
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
KERUKUNAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA.
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
MORALITAS Pengertian:
Penderitaan, Kematian, dan Pembebasan
KEYAKINAN TERHADAP TRIRATNA & MAKNA PERLINDUNGAN
Estetika INdia Hindu dan Buddha Agus Setiawan, M.Sn.
BUDAYA TIMUR Kelompok: 1. Dian Anggraeni
BUDDHA Antara Agama dan Aliran Filsafat
Akar Kejahatan Menurut Bhikhu Hemadhammo, akar kejahatan adalah lobha, dosa, dan moha. Semua akar kejahatan ini ada pada setiap manusia, namun kadar atau.
DHARMACLASS EKAYANA BUDDHIS CENTRE 19 APRIL 2009
KETUHANAN YANG MAHA ESA
PROGRAM DIKLAT PENINGKATAN MOTIVASI DAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN
KAPRIBADEN PAGUYUBAN PENGHAYAT KAPRIBADEN
TUHAN YANG MAHAESA DAN KETUHANAN
Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan.
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
FILSAFAT MANUSIA NUR MUFIDAH
KERUKUNAN NURWITO, S.Ag., M.Pd. UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA.
Mata Kuliah : Hukum Adat
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
SAMKHYA DARSANA NI MADE ADNYANI
DIALOG DENGAN AGAMA BUDHA Agama Budha berasal dari Gautama Sidharta Inti ajaran: CATUR ARYA SATYA
FILSAFAT MANUSIA KEHENDAK BUTA.
Tugas individu mata kuliah Agama-agama Dunia oleh: Renold Yulio
Bersabar Tanpa Terbebani
PENYUSUNAN RENCANA DAN STRATEGI PEMASARAN
PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL
TUGAS MAKALAH AGAMA- AGAMA DUNIA
Krishnanda Wijaya-Mukti Dharmaclass Ekayana Buddhist Centre
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
SEJARAH KEHIDUPAN BUDDHA GOTAMA
X. AGAMA BUDDHA DAN IPTEK
Kuis Buddhis SISWA SMB.
HUKUM KARMA DAN PUNARBHAVA
IX. PANCASILA-PANCADHAMMA
Tugas Mata Kuliah Kearifan Lokal
KET. INTER-INTRA PERSONAL
KET. INTER-INTRA PERSONAL
Chintya Apriliani Siti Nur Arisah SIFAT DAN HAKIKAT JIWA MANUSIA hakikat manusia adalah rohani atau jiwa. Jasmani dan nafsu merupakan alat atau bagian.
Transcript presentasi:

TILAKKHANA DAN PATICCA SAMUPPADA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 1

Pengertian: Hukum Tilakkhana berarti hukum Tiga Corak Universal 2

Hukum Tilakkhana terdiri atas: Segala sesuatu yang terbentuk dan bersyarat adalah tidak kekal (sabbe sankhara anicca) Segala sesuatu yang terbentuk dan bersyarat adalah tidak memuaskan dan oleh karena itu tercengkeram oleh dukkha (sabbe sankhara dukkha). Segala sesuatu adalah tanpa ‘diri’ tidak memiliki inti yang tetap atau pribadi yang kekal (sabbe dhamma anatta) 3

Ciri-ciri segala sesuatu yang berkondisi: uppada thiti bhanga (timbul) (berlangsung) (lenyap) 4

Macam dukkha: Dukkha sebagai derita biasa disebut dukkha-dukkha, misalnya: dilahirkan, sakit, umur tua, mati, bekerjasama dengan orang yang tidak disukai, dan berkumpul dengan orang yang tidak disenangi. Dukkha sebagai akibat adanya perubahan-perubahan disebut viparinama-dukkha, misalnya sekarang kita merasa bahagia dan gembira, tetapi esok harinya kita menderita dan bersedih. Dukkha sebagai akibat dari keadaan yang berkondisi disebut sankhara-dukkha, misalnya kita ini terdiri atas unsur jasmani dan batin. 5

Paham yang ditolak Buddha: 1. Attavada : paham bahwa roh (atta) adalah kekal abadi dan akan berlangsung sepanjang masa 2. Ucchedavada : paham bahwa setelah mati ‘roh’ (atta) itu pun akan turut lenyap 6

PATICCA SAMUPPADA Pengertian: Kata Paticcasamuppada berasal dari kata ‘paticca= ‘menempati/tinggal’, ‘sam = siap’, dan ‘uppada = timbul’. 7

8

Jadi Paticcasamuppada berarti: “Keadaan yang menempati dan siap untuk timbul’; “Timbul karena kondisi-kondisi yang saling bergantungan”; “Sebab-akibat yang saling bergantungan.” 9

Tujuan/makna mempelajari Paticca Samuppada: untuk memperlihatkan kebenaran dari keadaan yang sebenarnya yang ‘tidak ada sesuatu yang berkondisi yang timbul tanpa sebab’. Skema ‘sebab-akibat’ dan contoh-contoh umum sebagai analogi: Sebab-akibat Sebab-akibat Sebab-akibat, dst 10

Masalah ‘sebab pertama’ (causa prima) Semua merupakan lingkaran sebab-akibat, jadi tidak diketahui awal dan akhir. Alam semesta ini selalu bergerak menurut proses pembentukan (samvattana) dan penghancuran (vivattana) yang berlangsung terus menerus. 11

Buddha bersabda dalam Samyutta Nikiaya II, 178-193: Konsep ‘sebab pertama muncul karena kita diliputi ketidaktahuan dan terbelenggu keinginan rendah. Buddha bersabda dalam Samyutta Nikiaya II, 178-193: “Tidak dapat dipikirkan akhir tumimbal lahir, tidak dapat dipikirkan asal mula makhluk, yang karena diliputi ketidaktahuan dan terbelenggu keinginan rendah, mengembara ke sana ke mari”. 12

Rumusan/Prinsip Hukum Paticca Samuppada: Dengan adanya ini, maka adalah itu; Dengan timbulnya ini, maka timbulah itu; Dengan tidak adanya ini, maka tidak adalah itu; Dengan tidak timbul ini, maka tidak timbul itu 13

Uraian Paticca Samuppada: Dengan adanya kebodohan, maka terjadilah bentuk2 karma; Dengan adanya bentuk bentuk karma… kesadaran Dengan adanya kesadaran… batin dan jasmani Dengan adanya batin dan jasmani… enam indera Dengan adanya enam indera… kesan – kesan Dengan adanya kesan-kesan… perasaan Dengan adanya perasaan… nafsu keinginan Dengan adanya nafsu keinginan… kemelekatan Dengan adanya kemelekatan… proses tumimbal lahir Dengan adanya proses tumimbal lahir… kelahiran kembali Dengan adanya kelahiran kembali… kelapukan, kematian, keluh kesah, sakit,dll. Kelapukan, kematian, dan lain-lain adalah akibat kelahiran kembali. Sebaliknya dengan terhentinya kebodohan, maka terhenti pula bentuk-bentuk karma, dst. 14

SELESAI

Referensi: Mukti, Krishanda W. 2003. Wacana Buddha Dharma. Jakarta: Yayasan Dharma Pembangunan Narada. 1996. Sang Buddha dan Ajaran-AjaranNya II. Jakarta: Yayasan Dhammadipa Arama Piyadassi, Mahathera. 2003. Spektrum Ajaran Buddha. Diterjemahkan oleh Hetih Rusli, Vivi, dan Titin Negsi. Jakarta: Yayasan Pendidikan Buddhis Tri Ratna

KUIS: Jelaskan yang dimaksud dengan Hukum Tilakkhana dan Paticcasamuppada! Mengapa segala sesuatu yang berkondisi/bersyarat adalah tidak kekal, tidak memuaskan, dan tanpa inti? Jelaskan! Mengapa kita perlu mempelajari hukum sebab akibat yang saling mengondisikan? Tuliskan rumusan Hukum Paticcasamuppada! Bagaimana caranya agar seseorang terbebas dari ‘cengkeraman’ hukum sebab akibat yang saling mengondisikan?