1 Matakuliah: R0132 / Teknologi Bahan Tahun: 2006/2007 Pertemuan 09.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Rangka Batang Statis Tertentu
Advertisements

Gambar 2.1. Pembebanan Lentur
BAB IV BATANG LENGKUNG   Batang-batang lengkung banyak dijumpai sebagai bagian suatu konstruksi, dengan beban lentur atau bengkok seperti ditunjukkan pada.
Rangka Batang Statis Tertentu
Bab – V SAMBUNGAN.
Perencanaan Batang Tekan
PENULANGAN GESER TEKNIK SIPIL UNSOED 2010 Pertemuan X 1.
Sambungan Las (Weld Joints)
Pertemuan 12 Gambar pembesian penulangan
Lipat pada Gelagar Pelat
Matakuliah : R0132 / Teknologi Bangunan Tahun : 2006/2007
Matakuliah : S0094/Teori dan Pelaksanaan Struktur Baja
Sambungan Las Matakuliah : S0094/Teori dan Pelaksanaan Struktur Baja
Balok Lentur Pertemuan 17-18
Matakuliah : R0132 / Teknologi Bangunan Tahun : 2006/2007
Perencanaan Batang Tarik
Sambungan Las Matakuliah : S0094/Teori dan Pelaksanaan Struktur Baja
Bab IV Balok dan Portal.
Matakuliah : S0094/Teori dan Pelaksanaan Struktur Baja
Perencanaan Batang Tekan Pertemuan 12-15
Matakuliah : S0512 / Perancangan Struktur Baja Lanjut
Sambungan Matakuliah : S0094/Teori dan Pelaksanaan Struktur Baja
Pertemuan 10 Gaya – gaya dalam
Kolom Matakuliah : S0094/Teori dan Pelaksanaan Struktur Baja
Sambungan Baut dan Mur Baut dan mur adalah salah satu sambungan yang tidak tetap, artinya sambungan tersebut dapat dipasang dan dilepas tanpa merusak konstruksi.
Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan Tahun : 2006
Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan Tahun : 2006
Matakuliah : R0132 / Teknologi Bahan Tahun : 2006/2007
Oleh : SABRIL HARIS HG, MT
Pondasi Pertemuan – 12,13,14 Mata Kuliah : Perancangan Struktur Beton
KONSTRUKSI BAJA I NIRWANA PUSPASARI,MT..
TORSI (PUNTIR)  .
KONSTRUKSI BAJA I NIRWANA PUSPASARI,MT..
Pertemuan 3 – Metode Garis Leleh
Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan Tahun : 2006
KONSTRUKSI BAJA I NIRWANA PUSPASARI,MT..
Hubungan Tegangan dan Regangan (Stress-Strain Relationship) Untuk merancang struktur yang dapat berfungsi dengan baik, maka kita memerlukan pemahaman.
Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan Tahun : 2006
KONSTRUKSI MESIN (3 SKS)
Sifat dan Karakteristiknya
Panjang Penyaluran, Sambungan Lewatan dan Penjangkaran Tulangan
Perencanaan Batang Tekan
KONSTRUKSI BAJA I NIRWANA PUSPASARI,MT..
Kapasitas Maksimum Kolom Pendek
Teknologi Dan Rekayasa
. Lebar efektif b bf b.
TEORI DAN PELAKSANAAN STRUKTUR BAJA
Metode Elastis Nur Ahmad Husin.
METODE ENERGI REGANGAN (STRAIN ENERGY METHOD)
Teknologi Dan Rekayasa
Matakuliah : R0132 – Teknologi Bahan Tahun : 2006
Pertemuan 17 Tegangan Lentur dengan Gaya Normal yang bekerja Sentris
DESAIN SAMBUNGAN croty.files.wordpress.com/2010/10/sambungan-des-2005.ppt.
Teknologi Dan Rekayasa
Pertemuan 16 Tegangan pada Balok (Tegangan Lentur Murni)
Perencanaan Batang Tarik Pertemuan 3-6
Pertemuan 20 Tegangan Geser
Kapasitas Maksimum Kolom Pendek
Teknologi Dan Rekayasa
Gambar 3.1. Batang Silindris dengan Beban Puntiran
Alat Sambung Macam-macam alat sambung : Paku keling
BALOK SUSUN DENGAN PASAK KAYU DAN KOKOT Seringkali dimensi yang ada untuk balok tidak cukup tinggi seperti yang dibutuhkan, sehingga beberapa balok harus.
Sambungan Baut dan Mur Baut dan mur adalah salah satu sambungan yang tidak tetap, artinya sambungan tersebut dapat dipasang dan dilepas tanpa merusak konstruksi.
Pertemuan 11 Torsi dan Tekuk pada Batang
SAMBUNGAN ELEMEN MESIN
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu a) Alat Sambung Paku Paku merupakan alat sambung yang umum dipakai dalam konstruksi maupun struktur kayu. Ini.
Dosen pembimbing Nanang R, Ir.MT SUWARNO ( ) JOKO.J( ) YOSUA ARYA SYAPUTRA ( ) ANDRIAN DWI ULIANTO.
STRUKTUR KONSTRUKSI BETON BEKISTING PENULANGAN BETON KONVENSI ONAL -BAMBU -PAPAN NON KONVENSI ONAL -SISTIM DOKA -PERI -ALUMA DLL. TULANGAN POLOS ( fy =
Dapat Menghitung Penulangan Geser Pada Balok IKHSAN PANGALITAN SIREGAR, ST. MT.
Transcript presentasi:

1 Matakuliah: R0132 / Teknologi Bahan Tahun: 2006/2007 Pertemuan 09

2 Sambungan Las Las Lumer/Listrik Dalam konstruksi baja, kita megenal 2 (dua) jenis bentuk las: 1.Las Sudut, ini tidak membutuhkan pekerjaan pendahuluan. 2.Las Tumpul, bentuknya tergantung dari tebal bagian yang akan disambung. 1. Las Sudut terdiri dari: a. Las susut pipih/datar (paling banyak digunakan) b. Las sudut cekung c. Las sudut cembung

3 Ketentuan tebal las sudut: Pada umumnya dipakai sudut yanng sama sisi. Tebal pelat disebut s, (yang tertipis antara s 1 dan s 2 ).

4 Berdasarkan syarat pembakaran:  Tebal s 5 s/d 9 mm  a   Tebal s 9 s/d 13 mm    Tebal s > 14 mm  tidak lagi digunakan 1 lapis las, tetapi berlapis-lapis. Sebab akan lebih efektif bila tebal las a dalam satu lapis diambil tidak lebih besar dari 7mm.  t 1 ¸t  a 1  0,7.t 1  t 1 > t  a 1   t 2 < t  a 2  0,1.t 2

5 Bersadarkan tebal pelat yang hendak disambung: Diambil: 2. Las Tumpul a. S : 4 mm, digunakan las sebelah, tanpa pekerjaan penda-huluan. Kedua pelat dilekatkan satu sama lain, selanjutnya dilas.

6 b. S: 4-8 mm, diadakan las dua belah, tanpa pekerjaan penda-huluan. Mula-mula pengelasan dilakukan di bagian aras, kemu-dian dibalik dan dilas. Las ini disebut las-I. c. S: 4-20 mm, karena tidak bisa dibalik, maka digunakan las-V, perlu pekerjaan pendahuluan. Ujung-ujung pelat dipotong sehinngga membuat sudut Jika benda kerja (pelat) dapat dibalik, maka dari yang 4-12 mm dipergunakan las-V dengan las-lawan.

7 d. S : mm, jika benda kerja tidak bisa dibalik, lakukan las-V (las dari sebelah). Jika benda kerja bisa dibalik, gunakan las-X (las dari 2 belah).

8 Perhitungan Rigi-rigi Las Sudut Jika garis kerja dari gaya yang hendak dipindahkan membuat sudut  dengan bidang dari perpotongan yang hendak memindahkan gaya itu, maka sesuai dengan teori perpatahan dari Huber-Hancky, tegangan yang diijinkan menurut garis kerja gaya, diperhitungkan dengan rumus sbb:

9  // 0,58 0,590,600,610,630,650,680,71  // 0,740,780,820,860,900,940,970,991,00

10

11 Anggapan: gaya yang dipindahkan dianggap terbagi rata atas potong memanjang yang terkecil dari las itu. Luas potongan terkecil dari rigi-rigi las: F = a.l l = l netto = l’ – 3a Karena anggapan gaya geser (  ) sama besar sepanjang rigi-rigi las, maka diambil lnetto  40.a. sebaba kalau terlalu panjang, maka beda antara  maks dan  rata-rata terlalu besar. Gaya Pikul Ijin

12 Konstuksi dibebani gaya K Jika  = 45 0 (las sudut sama sisi), maka Di las bagian atas:  = +N/(a.1)  = -D/(a.1)

13 di las bagian bawah:  ’ = -N/(a.1)  ’ = +D/(a.1)

14 P = luas potongan/penempang memanjang terkecil. P = . .F., jika maksimum dan  maksimum bila: tg  = 3.tg  

15   maks 0,8170,8510,8840,9130,9390,960 Pada las sudut sama sis :

16 Tinjau las sepanjang 1 cm: P = 1.s.  b. Kalau las sudut sama sisi: Gaya nermal N = 0,53.1.s.  b. Gaya lintang D = 0,177.1.s.  b.

17 Perhitungan rigi-rigi las tumpul 1.Pembebanan Sentris

18 a.Bahan las lumer baik b.Penyelenggaraan las yang baik, berarti a.l.: i.Pelaksanaan tidak sebagian-sebagian. ii. Tidak ada kerak yang terbungkus. iii. Penampang las sama dengan penampang batang. Pada pembebanan semtris, las tumpul sama kuat dengan batang induk, sehingga tidak perlu dikontrol lagi, asal:

19 2. Pembebanan Tidak Sentris

20 3. Gaya P sebagian disalurkan lewat badan profil (I) dan sebagian lewat flens profil (I). Pada badan profil (I): las tumpul Pada flens profil (I) : las sudut

21 Las sudut menerima gaya : l = panjang las netto ; Fflens = luas penampang flens; a = tebal las ; Ftotal = luas penampang total. Las sudut ini ada 4 jalur, jadi:

22 las tumpul dibuat sama tebalnya dengan badan profil dan dianggap beban bekerja sentris, sehingga tidak perlu kontrol kekuatannya. 4. Tetapkan besarnya:

23 N = gaya normal D = gaya lintang M = momen yang timbul F = a.l. N = P.sin  (kg) D = P.Cos  (kg) M = N.e1 (kgcm)

24

25 Contoh-contoh Rumus Dasar F = a.l.  = 90 0  1.a. =1.0 P =  .F = .F. b. P = .F ;  = a. P = 0,58. .F. ;  =0 0 b. P = .F.  = 0 0 c. P = 0,58. .F.  =0 0 3.a. P = 0,71. .F.  = 45 0

26 b. P=(0,71 + 0,2) .F =0,91. .F  = a. d =1  tg  =tg45 0 = 1 P =  maks. .F = 0,817. .F tg  = 3.tg  = 3  = 72 0 b. d/l = 1.5 atau tg  = d/l = 1,5  = 56 0   maks P = .F. tg  = 3.tg  = 4,5  = 77 0

27 Kelemahan-kelemahan lain pada Konstruksi Baja Karat / korosi Sobekan : - Pada sambungan - Pada profil baja Lipat : Lipatan pada badan profil baja akibat beban ditimbul. Kip : Terjadi lentur dan puntir pada kolom.