POLIOMIELITIS
TIU Setelah mengikuti kuliah mahasiswa mampu mendiagnosis dengan anamnesa, pemeriksaan fisik dan merujuk penderita ke pusat kesehatan terpadu
Pendahuluan Poliomyelitis adalah infeksi enterovirus (RNA virus) yang menyebabkan 4 manifestasi klinis : Infeksi tanpa gejala klinis Abortive disesase Poliomyelitis nonparalitik Penyakit paralisis
Epidemiologi < abad 19 : insiden sporadis Abad 19-20 : epidemi >> dan puncak pertengahan 1950 Vaksin polio (1952, Jonas Salk) : insiden ↓ secara bermakna Mortalitas : paralytic poliomyelitis akibat komplikasi respirasi Insiden : L = P Predesposisi : anak / individu dengan gangguan sistim imun (HIV) Eradikasi polio : prioritas WHO
Virus polio patogenesis 3 serotipe fecal-oral route nasofaring GIT, hematoviremia Periode inkubasi 5-35 hari jaringan limfoid neurotropik cornu anterior medula spinalis destruksi motor neuron paralisis
Anamnesa Infeksi tanpa gejala klinik (asimptomatik) Abortive poliomyelitis (5-10%) : pemeriksaan neurologi normal disertai : Anorexia Vomiting Nyeri perut Lama penyakit <5 hari Nonparalytic poliomyelitis : abortive disease + iritasi meningeal Paralytic poliomyelitis : manifestasi sistemik (gagal nafas) + gejala nonparalytic poliomyelitis. Fase pemulihan : postpoliomyelitis syndrome : kelemahan kelompok otot setelah 20-40 tahun setelah infeksi
Pemeriksaan fisik Spektrum : asimptomatis – paralitik Kasus ringan : gejala dan tanda klinis nonspesifik dan selalu membaik dalam beberapa hari : Demam - Nyeri kepala Nausea - Vomiting Nyeri perut - Hiperemi Oropharyngeal Nonparalytic poliomyelitis : karakteristik : gejala diatas ditambah : Kaku kuduk - Nyeri kepala memberat Nyeri punggung dan ekstremitas bawah Meningitis dengan pleositosis limfositik (selalu terjadi) Paralytic poliomyelitis : <5% dengan karakteristik : Gangguan motor neuron lokal atau general Sering terjadi kehilangan fungsi otot asimetris dengan keterlibatan kelompok otot utama Atrofi otot tampak setelah beberapa minggu setelah gejala muncul Pemulihan dapat total, parsial atau tidak terjadi
Diagnosis banding Botulism Infeksi enterovirus lain GBS Spinal muscular atrophy Myotonic dystrophy Rabies Tetanus
Pemeriksaan penunjang Laboratorium : Kultur virus dari sediaan : cerebrospinal fluid (CSF) Feses Hapusan tenggorok Serum antibodi 3 serotipe virus pada fase akut dan penyembuhan IgG (meningkat 4 kali) atau IgM + pada fase akut : nilai diagnostik
Penatalaksanaan Terapi medis : Antivirus : tidak efektif Terapi utama : suportif Analgesia : mialgia/nyeri kepala Ventilasi mekanik : paralisis bulbar Tracheostomy : jika memerlukan ventilasi mekanik jangka panjang Laxative : konstipasi Terapi fisik : Kasus paralitik : mobilisasi mencegah dekubitus & atrofi otot Terapi bedah : Total hip arthroplasty : hip displacia dan penyakit degeneratif
Prognosis Buruk : komplikasi dan mortalitas tinggi (60%) pada Bulbar paralytic poliomyelitis dan spinal poliomyelitis Baik : inapparent atau abortive poliomyelitis pulih tanpa kecacatan yang bermakna
Terima kasih