PARADIGMA ILMU SOSIAL DUA paradigma besar yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu sosial dan ilmu tentang manusia, yaitu: 1. Paradigma POSITIVISTIK 2. Paradigma INTERPRETIF (Sarantakos, 1993) Sarantakos masih menyebutkan satu paradigma lagi, yaitu paradigma KRITIKAL, yang menyusul berkembang dan memberikan banyak masukan bagi ilmu pengetahuan. Shelly Adelina, M.Si
Alasan DENZIN dan LINCOLN adalah Berbeda dengan Sarantakos, DENZIN dan LINCOLN (1994) mengatakan bahwa semua paradigma untuk memahami realitas manusia sebenarnya dapat disebut sebagai paradigma-paradigma interpretif. Bahkan paradigma POSITIVISTIK pun merupakan paradigma INTERPRETIF. Alasan DENZIN dan LINCOLN adalah karena paradigma sesungguhnya bicara mengenai “cara memahami”, “cara menginterpretasi”, “suatu kerangka pikir”, atau “set dasar keyakinan” yang memberikan arahan pada tindakan
PENGGOLONGAN TIGA PARADIGMA Bila kategorisasi Sarantakos dikaitkan dengan uraian Denzin & Lincoln, maka dapat terlihat sbb: POSITIVISTIK (penggolongan Sarantakos) adalah PARADIGMA POSITIVISTIK DAN POST-POSITIVISTIK (penggolongan Denzin & Lincoln) INTERPRETIF (penggolongan Sarantakos) adalah PARADIGMA KONSTRUKTIVIS-INTERPRETIF KRITIKAL yang dinamai Denzin & Lincoln sebagai PARADIGMA KRITIKAL dan PARADIGMA FEMINIS-POST STRUKTURAL Untuk memudahkan pembahasan, kita gunakan saja kategorisasi yang dipakai Sarantakos (1993), suatu penyederhanaan yang akan memudahkan pemahaman pada karakteristik dasar masing-masing paradigma
DEFINISI Untuk menghindari kebingungan lebih lanjut, perlu diperjelas secara singkat pengertian dari istilah-istilah yang berkaitan. Paradigma mencakup keyakinan-keyakinan mengenai: ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, AKSIOLOGIS dan METODOLOGI (perbedaan antarparadigma bisa mendasar dari keempat hal tersebut) ONTOLOGI: asumsi mengenai obyek atau realitas sosial yang diteliti (mahluk seperti apa manusia itu? Bagaimana sifat realitas?) EPISTEMOLOGI: asumsi tentang hubungan antara peneliti dan yang diteliti dalam proses memperoleh pengetahuan mengenai obyek. METODOLOGI: asumsi-asumsi mengenai bagaimana cara memperoleh pengetahuan mengenai suatu obyek pengetahuan (bagaimana cara kita mengetahui?) AKSIOLOGIS: yang berkaitan dengan posisi value judgments, etika, dan pilihan moral peneliti dalam suatu penelitian
TEORI DAN KONSEP Istilah TEORI dapat didefinisikan secara berbeda oleh peneliti dari latar belakang PARADIGMA yang berbeda. Pengertian TEORI secara umum: SUATU SET PROPOSISI YANG SISTEMATIS DAN BERKAITAN, YANG DIKEMBANGKAN (biasanya melalui penelitian) UNTUK MENJELASKAN GEJALA KHUSUS TERTENTU. KONSEP dapat dilihat sebagai bagian (elemen-elemen) dari teori. Istilah KONSEP menjelaskan tentang nama atau label untuk mengklasifikasi atau memberi pengertian tentang objek, pengalaman, peristiwa, atau hubungan-hubungan (Sarantakos, 1993)