Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehLiani Lesmana Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
KAEDAH KESHAHIHAN SANAD DAN MATAN HADIS
2
KAEDAH KESHAHIHAN SANAD
Ulama sudah menetapkan bahwa ada 5 kaedah yang harus dipenuhi, yaitu: MUTTASIL. Yang dimaksud dengan muttasil adalah kebersambungan sanad hadis dari perawi yang pertama sampai yang terakhir. Untuk mengetahui kebersambungan itu, yang harus dilakukan adalah: a. Mencatat seluruh nama perawi yang ada dalam rangkaian sanadnya.
3
b. Mempelajari sejarah biografinya dengan tujuan untuk mengetahui tentang hubungannya dengan perawi yang di atas dan di bawah. Hal ini bisa dilihat dari masa hidupnya (tahun kelahiran dan kematian) dan kemungkinan bertemunya (melihat tempat atau tempat belajar). 2. KEDUA BERSIFAT ‘ADIL Adil yang dimaksud disini bukan adil dalam pengertian membagi sama rata atau sama besar.
4
Tetapi adil yang dimaksud disini adalah berkaitan dengan kepribadian perawi, seperti jujur, istiqamah, tidak pernah melakukan dosa besar, jarang sekali melakukan dosa kecil, dll. Karena itu, istilah yang sering digunakan untuk menyebut perawi yang adil adalah Tsiqah (terpercaya). KETIGA DHABIT Secara bahasa dhabit berarti kokoh, kuat, mantap. Dhabit yang dimaksudkan disini adalah berkaitan dengan kekuatan hafalan perawi.
5
Ada tiga hal yang perlu diketahui dalam hal dhabit nya seorang perawi:
Memahami dengan baik hadis yang diterima. Hafal dengan baik hadis yang diterima. Dapat menyampaikan dengan baik hadis itu kepada orang lain, kapanpun. KEEMPAT TERHINDAR DARI SYADZ Syadz berarti kejanggalan. Jadi syadz yang dimaksudkan disini adalah kejanggalan yang terdapat dalam sebuah hadis.
6
Kejanggalan tersebut bisa terjadi apabila seorang perawi meriwayatkan sebuah hadis yang kontradiksi dengan hadis yang lain. Contoh: Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Uyainah dan Hammad bin Zaid, tentang warisan. Menurut ulama hadis Hammad lebih adil dan dhabit dari Uyainah. KELIMA TERHINDAR DARI ILLAT Illat berarti sebab. Illat yang dimaksud disini adalah suatu sebab yang membuat sebuah hadis menjadi rusak /turun kualitasnya.
7
Di antara illat yang sering terjadi dalam periwayatan hadis adalah:
Terjadinya kesalahan dalam penyebutan nama perawi. Terjadinya pencampuran antara satu hadis dengan hadis yang lain. Status hadis tidak sampai kepada Nabi SAW.
8
KAEDAH KESHAHIHAN MATAN
Para ulama sudah menetapkan bahwa kaedah keshahihan matan hadis ada dua: TERHINDAR DARI SYADZ. Sebagaimana yang sudah dijelaskan bahwa syadz merupakan kejanggalan dari sebuah hadis karena kontradiksi dengan hadis yang lain. Kejanggalan yang dimaksud disini adalah terjadinya kontradiksi antara matan satu hadis dengan matan hadis yang lain yang lebih banyak.
9
Tanda-tanda matan hadis yang mengandung kejanggalan dapat dilihat dari 4 hal:
Matannya kontradiksi dengan al-Qur’an. Matannya kontradiksi dengan hadis mutawatir. Matannya kontradiksi dengan akan sehat. Matannya kontradiksi dengan sejarah. Contohnya: Hadis tentang kutukan malaikat terhadap istri yang menolak berhubungan sek atas ajakan suaminya. Hadis ini secara implisit kontradiksi dengan petunjuk al-Qur’an.
10
KEDUA TERHINDAR DARI ILLAT
Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya bahwa illat merupakan sesuatu yang menyebabkan hadis menjadi rusak nilainya. Disini yang rusak adalah matan hadis. Salah satu sebabnya adalah jika terjadi kesalahan dalam menyebutkan matan hadis, seperti bercampurnya antara satu hadis dengan hadis yang lain, atau terjadi penghilangan sebagian matan hadis. Contohnya: Hadis tentang wanita sebagai sumber kesialan atau malapetaka.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.