Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Andi Alamsyah Rivai, S.Pi., M.Si
MODUL 2. AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Tim Penyusun: Prof. Dr. Patang, S.Pi., M.Si Andi Alamsyah Rivai, S.Pi., M.Si
2
PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN PANGAN
DAN HORTIKULTURA (KB 4)
3
1. Panen dan Pasca Panen Kelapa Sawi
Pelaksanaan panen yang teratur dan bersih meng-hasilkan minyak dan kernel dengan fraksi yang besar, serta menjaga mutu dengan tingkat asam lemak bebas (ALB) yang rendah Pengelolaan panen adalah bagaimana menentukan waktu panen yang tepat untuk mendapatkan kandung-an minyak yang tinggi dengan kadar ALB yang rendah sesuai dengan standar yaitu < 3,5%. Panen Kelapa Sawit
4
a. Kriteria Matang Panen
Krteteria berdasarkan buah yang membrondol adalah 2 brondolan/kg tandan untuk tandan buah yang beratnya > 10 kg, dan 1 brondolan/kg tandan untuk tandan buah yang beratnya < 10 kg. Mutu buah panen ditentukan berdasarkan fraksi matang panen yang terdiri atas 7 kelas. Kriteria Panen Buah Kelapa Sawit b. Persiapan panen Persiapan panen meliputi kebutuhan tenaga kerja, peralatan, pengangkutan, dan kerapatan panen, serta sarana panen. Persiapan tenaga meliputi jumlah tenaga kerja dan ketrampilannya. Kebutuhan tenaga kerja bergantung pada keadaan topografi , kerapatan panen dan umur tanaman
5
c. Sistem Ancak Panen Penentuan sistim ancak panen bergantung pada keadaan topografi lahan dan ketersedian tenaga kerja. Sistem ancak panen terdiri atas dua sistim yaitu ancak tetap dan ancak giring. Saat pemanenan, nomor ancak (pancang panen) harus selalu terpasang di jalan pikul (pasar tikus) yang akan diancaknya.
6
Cara Panen Kelapa Sawit
Tugas pemanen adalah mengamati buah matang panen di pohon, memotong tandan buah matang panen, dan mengutip brondolan serta membawa TBS ke TPH. Tandan buah dipotong tandas (mepet) dengan menggunakan chisel (untuk umur tanaman yang akan dipanen 3-5 tahun), kampak (6-8 tahun), atau egrek (>8 tahun). Jika jumlah pelepah kurang dari standar pelepah yang harus dipertahankan tidak dilakukan pemotongan pelepah, tetapi jika jumlah pelepah lebih dari standar (48-56) pelepah yang menyangga buah tersebut di potong. Buah diangkut ke TPH dan disusun membentuk baris (5-10/baris) dengan tangkai menghadap ke atas, serta diberi tanda kode pemanen.pada bekas potongan tangkai.
7
Kapasitas kerja/hari (kg/HK)
Sumber: Same, M (2016) Kapasitas panen Kapasitas panen bergantung pada produksi tanaman per hektar yang dihubung-kan dengan umur tanaman (tinggi), topografi, kerapatan pohon, dan premi yang disediakan serta musim panen (puncak/kecil). Tabel Kapasitas dan Basis Borong Pemanen Produksi TBS (ton/ha/thn) Kapasitas kerja/hari (kg/HK) BB /PN (kg) <2,5 400 - 3,0-6,0 500 250 6,0-12,0 600 300 12,0-18,0 700 350 18,0-22,0 800 22,0-25,0 900 >25,0 450 Sumber: Same (2016)
8
Premi Panen Pembuatan dan penetapan sistem premi panen harus didasarkan pada biaya panen per kg TBS sesuai anggaran tahun berjalan dan sistem premi sebelumnya . Besaran premi panen diusahakan tetap sesuai dengan anggaran, tetapi tetap menarik bagi pemanen. Pemeriksaan di lapangan meliputi: tandan matang tidak dipanen, tandan dipanen tidak dikumpul, brondolan tertinggal di piringan pohon/jalan pikul, buah tertinggal di pelepah, tebasan dan rumpukan pelepah. Pemeriksaan di TPH meliputi: tandan afkir, tandan mentah, huruf V, susunan tandan, kebersihan tandan dan brondolan. Pemeriksaan panen kelapa Sawit
9
Panen Kelapa Sawit Penyadapan merupakan salah satu kegiatan pokok dari pengusahaan tanaman karet yang bertujuan membuka pembuluh lateks pada kulit pohon agar lateks cepat mengalir Penyadapan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak kulit tersebut, jika terjadi kesalahan dalam penyadapan maka produksi lateks akan berkurang Panyadapan Tanaman Karet
10
a. Penentuan Matang Sadap
Cara menentukan kesiapan atau kematangannya adalah dengan melihat umur dan mengukur lilit batangnya, namun penentuan matang sadap dengan memperhatikan umur tanaman hanya dijadikan sebagai dasar, bukan sebagai patokan mutlak Kebun karet yang memiliki tingkat pertumbuhan normal siap disadap pada umur lima tahun dengan masa produksi selama tahun. Pohon karet siap sadap adalah pohon yang sudah memiliki tinggi satu meter dari batas pertautan okulasi atau dari permukaan tanah untuk tanaman asal biji dan memiliki lingkar batang atau lilit batang 45 cm. Penentuan Matang sadap Tanaman Karet dengan Mengukur Lilit Batang
11
b. Pelaksanaan Penyadapan
Kulit karet yang akan disadap harus dibersihkan terlebih dahulu agar pengotoran pada lateks dapat dicegah sedini mungkin. Dalam pelaksanaan penyadapan ada hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu ketebalan irisan, kedalaman irisan, waktu pelaksanaan, dan pemulihan kulit bidang sadap. 1) Ketebalan Irisan Sadap Untuk mengalirkan lateks pembuluh lateks harus dibuka dengan cara mengiris kulit pohon karet dan pengirisan kulit tidak perlu tebal. Tebal irisan yang dianjurkan adalah 1,5-2 mm. Konsumsi kulit per bulan atau pertahun ditentukan oleh rumus sadap yang digunakan.
12
2) Kedalaman Irisan Sadap
Kedalaman irisan yang dianjurkan adalah 1-1,5 mm dari lapisan kambium. Pada sadapan berat atau sadapan mati, kedalaman sadapan harus kurang dari 1 mm sisa kulit. Untuk mengetahui apakah lapisan kambium sudah terlalu dekat, biasanya penyadap menggunakan quadri atau sigmat. 3) Waktu Penyadapan Penyadapan hendaknya dilakukan pada pagi hari antara pukul pagi. Sedangkan pengumpulan lateksnya dilakukan antara pukul
13
c. Pemulihan Kulit Bidang Sadap
Pemulihan kulit pada bidang sadap perlu diperhatikan. Salah dalam penentuan rumus sadap dan penyadapan yang terlalu tebal atau dalam akan menyebabkan pemulihan kulit bidang sadap tidak normal. Dalam praktik, kulit pulihan bisa disadap kembali setelah sembilan tahun untuk kulit pulihan pertama dan setelah delapan tahun untuk kulit pulihan kedua. Penentuan layak tidaknya kuli t pulihan untuk disadap kembali ditentukan oleh tebal kulit pulihan, minimum sudah mencapai 7 mm.
14
d. Frekuensi dan Intensitas Sadapan
Frekuensi sadapan merupakan selang waktu penyadapan dengan satuan waktu dalam hari (d), minggu (w), bulan (m), dan tahun (y). Pada sadapan berkala atau secara periodik, lamanya penyadapan ditandai dengan bilangan yang dibagi, sedangkan lamanya putaran atau rotasi sampai kulit disadap kembali ditandai dengan bilangan pembagi. Pohon yang baru saja disadap biasanya intensitas sadapnya sebesar 67% dan baru bisa mencapai 100% pada tahun ketiga.
15
e. Sistem Eksploitasi Sistem eksploitasi tanaman karet adalah sistem pengambilan lateks yang mengikuti aturan-aturan tertentu dengan tujuan memperoleh produksi tinggi, secara ekonomis menguntungkan, dan berkesinambungan dengan memperhatikan kesehatan tanaman. Saat ini dikenal dua sistem eksploitasi, yaitu konvensional dan stimulasi Sistem eksploitasi konvensional merupakan sistem sadap biasa tanpa perangsang (stimulan), sedangkan sistem eksploitasi stimulasi merupakan sistem sadap kombinasi dengan menggunakan perangsang.
16
Panen dan Pasca Panen Kakao
a. Pemetikan dan Sortasi Buah Buah kakao dipetik apabila sudah cukup masak, yakni ditandai dengan adanya perubahan warna kulit buah. Buah ketika mentah berwarna hijau akan berubah menjadi kuning pada waktu masak, sedangkan yang berwarna merah akan berubah menjadi jingga pada waktu masak.
17
b. Pemeraman dan Pemecahan Buah
Pemeraman dilakukan selama 5-12 hari tergantung kondisi setempat dan pematangan buah Pemecahan buah dapat dilakukan dengan pemukul kayu, pemukul berpisau atau hanya dengan pisau apabila sudah berpengalaman. Penyimpanan buah sebelum fermentasi hal yang baik dilakukan. Setelah pemecahan buah, biji superior dan inferior dimasukkan kedalam karung plastik dan ditimbang untuk menentukan jumlah hasil pemanenan.
18
c. Fermentasi Fermentasi dilakukan untuk memperoleh biji kakao kering yang bermutu baik dan memiliki aroma serta cita rasa khas coklat. Fermentasi Biji Kakao Dengan Kotak Fermentasi dapat dilakukan dalam kotak, dalam tumpukan maupun dalam keranjang. Fermentasi tumpukan dilakukan dengan cara menimbun atau menumpuk biji kakao segar di atas daun pisang hingga membentuk kerucut. Sedangkan fermentasi dalam keranjang dilakukan didalam keranjang bambu atau rotan yang telah dilapisi daun pisang dengan kapasitas lebih dari 20 kg.
19
d. Perendaman dan Pencucian
Pencucian dilakukan setelah fermentasi untuk mengurangi pulp yang melekat pada biji. Biji direndam selama 3 jam untuk meningkatkan jumlah biji bulat dan penampilan menarik. Kadar kulit biji yang dikehendaki maksimum 12%, yang melebihi 12 % akan dikenai potongan harga. e. Pengeringan dan Tempering Tujuan utama pengeringan adalah mengurangi kadar air biji dari 60% menjadi 6-7% sehingga aman selama pengangkutan dan pengapalan. Tempering adalah proses penyesuaian suhu pada biji dengan suhu udara sekitarnya setelah dikeringkan, agar biji tidak mengalami kerusakan fisik pada tahap berikutnya
20
f. Sortasi Sortasi ditujukan untuk memisahkan biji kakao dari kotoran yang melekat dan mengelompokkan biji berdasarkan: Kenampakan fisik dan ukuran biji Biji kakao yang telah 5 hari kering disortasi Proses sortasi dilakukan secara manual
21
g. Pengemasan dan Penyimpanan
Biji kakao kering dan bersih dikemas dalam karung bersih dan disimpan dalam gudang. Penyimpanan dan pengelolaan biji kakao kering dilkakukan mengikuti Standar Prosedur Operasional (SPO) penanganan biji kakao di kesportir, SPO fumigasi kakao di gudang, dan SPO fumigasi kakao di container.
22
Panen dan Pasca Panen Tanaman Kelapa a. Panen
Waktu pemanenan atau pemetikakn hasil buah kelapa berbeda-beda, tergantung dari varietas kelapa, faktor tanah, iklim serta baik buruknya pemeliharaan. Pada umumnya tanaman kelapa varietas genjah mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun. Untuk varietas dalam, kelapa mulai menghasilkan buah pada umur 6-8 tahun. Masa puncak produksi kelapa juga berbeda-beda.
23
Cara panen buah kelapa di berbagai daerah dan berbagai negara berbeda-beda sesuai dengan adat, kebiasaan dan kondisi masing-masing tempat, misalnya buah kelapa dibiarkan jatuh, cara dipanjat yang dilakukan pada musim kemarau saja, cara panen dengan galah menggunakan bambu yang disambung dan ujungnya dipasang pisau tajam berbentuk pengait, pemanenan menggunakan tiang bambu umumnya lebih cepat, lebih efisien, kurang membosankan, dan kurang berbahaya bila dibandingkan dengan memanjat atau menggunakan tenaga hewan.
24
b. Pasca Panen Kelapa 1) Penyortiran dan Penggolongan 2) Penyimpanan
Sortasi buah dan perhitungan buah dilakukan setiap blok kebun setelah selesai panen pada akhir bulan. Buah yang disortir adalah kosong tidak berair, bunyi tidak nyaring bila diguncang, rusak/lika kena hama, busuk dan kecil juga terhadap kelapa butiran pecah, berkecambah atau kelapa kurang masak, lalu disimpan dalam bin penyimpanan yang beraerasi baik. 2) Penyimpanan Buah kelapa disimpan dengan cara buah ditumpuk dengan tinggi tumpukan maksimal 1 meter, tumpukan berbentuk piramidal dan longgar serta tumpukan dalam gudang diamati secara rutin
25
Penanganan Kelapa yang Lain
Ekstraksi Minyak Kelapa Parut Kering (Desiccated coconut) Santan Kopra
26
Panen dan Pasca Panen Tanaman Kopi a. Panen
Ciri-ciri buah kopi yang telah matang bisa dilihat dari warna kulitnya. Buah kopi yang paling baik untuk dipanen adalah yang telah matang penuh, berwarna merah. Karakteristik buah kopi dilihat dari tingkat kematangannya: Warna hijau dan hijau kekuningan. Warna ini menandakan kondisi buah kopi masih muda. Warna kuning kemerahan, menunjukkan sudah mulai matang. Aroma dan posturnya mulai terasa mantap. Bijinya berwarna keabu-abuan. Buah seperti ini sudah boleh untuk dipetik. Warna merah penuh, menunjukkan buah telah matang sempurna. Aroma dan citarasanya telah terbentuk dengan mantap. Keadaan buah seperti ini merupakan kondisi paling baik untuk dipetik. Warna merah tua, menandakan buah sudah kelewat matang. Bijinya berwarna coklat dan kehitaman. Aroma dan posturnya mulai menurun, terkadang mengeluarkan citarasa seperti bau tanah (earthy). Buah seperti ini harus sudah dipetik.
27
Cara pemetikan buah kopi
Pemetikan selektif Pemetikan setengah selektif Pemetikan serentak atau petik racutan Lelesan
28
b. Proses Sortasi Awal Buah kopi masak hasil panen disortasi secara teliti untuk memisahkan buah yang superior (masak, bernas dan seragam) dari buah inferior (cacat, hitam, pecah, berlubang dan terserang hama/penyakit) Kotoran seperti daun, ranting, tanah dan kerikil harus dibuang karena benda-benda tersebut dapat merusak mesin pengupas. Buah kopi segar hasil sortasi sebaiknya langsung diolah untuk mendapatkan hasil yang optimal, baik dari segi mutu (terutama citarasa) maupun kemudahan proses berikutnya. Buah kopi yang tersimpan di dalam karung plastik atau sak selama lebih dari 36 jam akan menyebabkan pra-fermentasi sehingga aroma dan citarasa biji kopi menjadi kurang baik dan berbau busuk.
29
c. Proses Pengolahan 1) Pengupasan Kulit Buah
Pengupasan kulit buah menggunakan mesin pengupas [pulper] tipe silinder. Kinerja mesin pengupas sangat tergantung pada kemasakan buah, keseragaman ukuran buah, jumlah air proses dan celah [gap] antara rotor dan stator. Pengupasan kulit Kopi
30
2) Fermentasi Proses fermentasi umumnya hanya dilakukan untuk pengolahan kopi Arabika dengan tujuan untuk menghilangkan lapisan lendir yang tersisa di permukaan kulit tanduk biji kopi setelah proses pengupasan. Akhir fermentasi ditandai dengan mengelupasnya lapisan lendir yang menyelimuti kulit tanduk. Lama fermentasi bervariasi tergantung pada jenis kopi, suhu dan kelembaban lingkungan serta ketebalan tumpukan biji kopi di dalam bak. Frementasi Buah Kopi
31
3) Pencucian Pencucian bertujuan untuk menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang masih menempel di kulit tanduk. Untuk kapasitas kecil, pencucian dapat dikerjakan secara manual di dalam bak atau ember, sedang untuk kapasitas besar perlu dibantu dengan mesin. Pencucian Buah Kopi
32
4) Pengeringan Proses pengeringan untuk mengurangi kandungan air dalam biji kopi yang semula 60-65% sampai 12%. Proses pengeringan dapat dilakukan dengan cara penjemuran. Jika cuaca memungkinkan, proses pengeringan sebaiknya dipilih dengan cara penjemuran penuh ini akan memberikan hasil yang baik jika sinar matahari dimanfaatkan secara maksimal, lantai jemur di buat dari bahan yang menyerap panas (semen), tebal tumpukan biji kopi dilantai jemur harus optimal, pembalikan yang cukup
33
5) Sortasi Biji kopi yang sudah berbentuk seperti beras harus disortasi secara fisik atas dasar ukuran dan cacat bijinya. Kotoran-kotoran non kopi seperti serpihan daun, kayu atau kulit kopi, harus juga dipisahkan. Sortasi ukuran dilakukan dengan ayakan mekanis tipe silinder berputar atau tipe getar.Mesin sortasi mempunyai tiga saringan dengan ukuran lubang 5,50; 6,50 dan 7,50 mm.
34
6) Penggudangan Penggudangan bertujuan untuk menyimpan biji kopi beras yang telah disortasi dalam kondisi yang aman sebelum di pasarkan ke konsumen. Karung-karung ditumpuk dengan rapi di atas papan kayu agar tidak langsung bersinggungan dengan permukaan lantai. Tumpukan karung dekat dinding dijaga 10 – 20 cm dari dinding gudang.. Penggudangan Biji Kopi
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.