Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Body Painting DAN Tato
2
Body painting adalah seni melukis dengan media kulit atau tubuh manusia, sama halnya seperti tato. Perbedaannya, jika tato bersifat permanen, body painting bersifat temporer. Sejumlah suku di Indonesia juga mempunyai tradisi body painting, antara lain, Dayak, Dani, Mentawai, dan beberapa suku lainnya. Namun, pada era modern, perkembangan body painting telah kebablasan.
3
Perkembangan body painting pada era modern dimulai pada 1933 di Chicago di mana Maximillian Faktorowicz dan modelnya ditahan dengan tuduhan mengganggu ketertiban publik saat ia memeragakan body painting-nya yang baru dengan make-up yang diformulasikan untuk film Hollywood. Tetapi, kejadian ini merupakan awal tonggak kebangkitan era body painting pada era modern. Pada 1950-an dan 1960-an, body painting mulai menggeliat kembali terutama dipicu oleh paham liberalisme dan kebebasan berkreasi. Sejumlah selebriti bahkan turut mencicipi rasanya menjadi “kanvas hidup”, seperti Demi Moore dalam sampul majalah Vanity Fair, pada 1992.
4
Hal itu berbeda dengan Islam yang telah memberikan aturan jelas terkait mana aktivitas seni yang diperbolehkan dan mana yang dilarang. Hadits Nabi, “Tidaklah orang yang berakal itu beraktivitas kecuali untuk tiga perkara; untuk mencari penghidupan, untuk mencari bekal akhirat, dan untuk mencari penghiburan yang tidak diharamkan.” Para seniman Muslim memiliki batas-batas dalam pengembaraannya melakukan eksplorasi terhadap keindahan. Dalam hal ini kita tidak akan membahas beberapa kontroversi seni dalam Islam sebab telah banyak dijelaskan oleh para ulama dalam berbagai kitab. Lihat buku Yusuf Qardhawi. Islam Bicara Seni. (Solo: Intermedia, 1998). Tentang masalah nyanyian, lihat hlm 35. Selanjutnya, mengenai seni lukis, seni rupa, dan ornamen, lihat hlm 89; Selain itu, lihat juga Sidi Gazalba. Islam dan Kesenian: Relevansi Islam dan Seni Budaya. (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988), mengenai masalah seni islam dan seni muslim, hlm 131. Tentang masalah halal haram nyanyian, hlm
5
Innallaha jamilun, wa yuhibbul jamala
Innallaha jamilun, wa yuhibbul jamala. Allah itu indah dan menyukai keindahan (HR. Muslim, diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud). Namun, Allah tidak serta-merta membebaskan hamba-Nya untuk melakukan eksplorasi tanpa batas. Allah menetapkan syariat semata-mata karena kasih sayang-Nya demi kemaslahatan umat manusia. Menurut HAMKA, seni yang sampai kepada puncaknya ialah gabungan di antara rasa keindahan (jamal), rasa kesempurnaan (kamal), dan rasa kemuliaan (jalal). Seni yang bernilai tinggi menyebabkan seniman lebur di bawah cerpu telapak kaki budi (etika) dengan kebenaran (al haq).[12] Seni akan bermanfaat kalau dengan sebab meresapkan rasa keindahan, kita bertambah dekat kepada Tuhan. Terasa kecil diri di hadapan kebesaran Ilahi yang terpeta jelas di halaman alam. Lalu tunduk dan tafakur.[13] [12] Hamka. Pandangan Hidup Muslim. (Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, 1992). Hlm 136. Ismail Raji Al Faruqi dalam bukunya menyebutkan enam ciri karakteristik ekspresi estetis tauhid, yaitu abstraksi, struktur modular, kombinasi suksesif, repetisi, dinamisme dan kerumitan. Lihat di Ismail Raji Al Faruqi. Seni Tauhid: Esensi dan Ekspresi Estetika Islam. (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1999). Hlm 8-13. [13] M. Natsir. Kebudayaan Islam dalam Perspektif Sejarah. (Jakarta: PT. Girimukti Pasaka, 1988). Hlm
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.