Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BAPPEDA PROV. JAWA BARAT

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BAPPEDA PROV. JAWA BARAT"— Transcript presentasi:

1 BAPPEDA PROV. JAWA BARAT
IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI JAWA BARAT disampaikan pada Human Development Training Aceh, Oktober 2009

2 SISTEMATIKA Gambaran Target IPM Jawa Barat 80 pada tahun 2015
Capaian IPM Jawa Barat hingga tahun 2008 Program dan Kegiatan di Kabupaten/Kota dalam rangka Mengakselerasi Pencapaian IPM 80 Tantangan dan Isu-isu dalam Agenda Pembangunan Manusia di Jawa Barat. Kebijakan Provinsi untuk Pencapaian Tujuan Pembangunan Manusia

3 GAMBARAN TARGET IPM JAWA BARAT 80 PADA TAHUN 2015

4 SKENARIO IPM 80 TAHUN

5 SKENARIO IPM 80 TAHUN 2008-2025 IP IP-est IK IK-est IDB IDB-est IPM
IP IP-est IK IK-est IDB IDB-est IPM IPM-est 2001 76,9 66,3 55,0 66,1 2002 77,7 66,6 58,1 67,5 2003 78,4 58,6 67,9 2004 79,0 67,2 58,8 68,4 2005 79,6 69,3 59,2 69,4 2006 79,8 70,1 60,3 70,3 2007 80,2 71,0 60,9 70,7 2008  81,6 71,4   60,5  71,16 2009 82,0 72,8 62,3 72,4 2010 83,5 73,8 63,3 73,5 2011 85,0 74,8 64,2 74,7 2012 86,6 76,0 65,2 75,9 2013 88,3 77,2 2014 90,1 78,5 67,0 2015 92,0 80,0 68,0 2016 92,4 80,3 68,1 2017 92,8 80,6 68,2 80,5 2018 93,2 81,0 68,3 80,8 2019 93,6 81,3 81,1 2020 94,0 81,6 68,5 81,4 2021 94,4 68,6 81,7 2022 94,9 82,3 68,7 81,9 2023 95,3 82,6 68,8 82,2 2024 95,8 83,0 82,5 2025 96,2 83,3 68,9 82,8

6 SKENARIO IPM 80 TAHUN 2015

7 CAPAIAN IPM JAWA BARAT HINGGA TAHUN 2008

8 Posisi Jawa Barat di Indonesia (2002 dan 2004)
17 25 ke 23 8 13 ke17 Naik 2,6 poin Naik 1,3 poin Naik 0,2 poin 3

9 POSISI IPM JAWA BARAT DI INDONESIA
2005 2006 IPM DKI Jakarta = 76,1 (no. 1) IPM Sumsel = 70,2 (no 13) IPM Jawa Barat = 69,9 (no 14) IPM Jawa Tengah = 69,8 (no 16) IPM Jawa Timur = 68,4 (no 22) IPM Banten = 68,8 (no 20) IPM Papua = 62,1 (no 33) IPM DKI Jakarta = 76,3 (no. 1) IPM Sumsel = 71,1 (no 13) IPM Jawa Barat = 70,3 (no 14) IPM Jawa Tengah = 70,3 (no 15) IPM Jawa Timur = 69,2 (no 20) IPM Banten = 69,1 (no 21) IPM Papua = 62,8 (no 33)

10 IPM Jawa Barat dan Komponennya Hingga Tahun 2008
NO INDIKATOR TAHUN 2006 2007 2008 1 IPM 70,31 70,71 71,16*) 2 Indeks Pendidikan 79,93 80,21 81,64*) Angka Melek Huruf (%) 94,90 95,32 96,10*) Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 7,50 7,91*) 3 Indeks Kesehatan 70,13 71,03 71,37*) Angka Harapan Hidup (tahun) 67,40 67,58 67,82*) 4 Indeks Daya Beli 60,34 60,90 60,48*) Purchasing Power Parity (Rp) ,00 ,00 ,00*) * Angka perhitungan khusus Jawa Barat, BPS Provinsi Jawa Barat, Maret 2009

11 DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PENCAPAIAN IPM 80
PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PENCAPAIAN IPM 80

12 Indeks Pembangunan Manusia
Program Pendanaan Kompetisi Akselerasi Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM) Jawa Barat

13 LATAR BELAKANG PPK-IPM dan mengapa harus kompetisi ?
Visi Jabar untuk menjadi Provinsi Termaju di Indonesia tahun 2025. Competitiveness (tingkat kompetisi) Provinsi Jawa Barat yang masih perlu ditingkatkan. Akselerasi dengan dana terbatas.

14 1 Tujuan : Meningkatkan IPM Jabar
3 Strategi : Seleksi yang obyektif, Pendampingan yang intensif, Monev dan pengendalian yang sistemik 10 Karakter Kegiatan : Mengungkit IPM (Indikator terukur) Menjawab akar masalah Inovatif & Kreatif Tidak charity Peran serta multistakeholders & lintas sektor secara sinergis Akuntabel dan berkualitas – peran & mekanisme MONEV Activity based - performance based 8. Mission budget (Kluster 1, 2, 3) 9. Capacity building & Komitmen institusi 10. Berkelanjutan

15 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN BERBASIS IPM DI JAWA BARAT
Akselerasi IPM Generasi ke-1 : Leading Sector oleh Pemerintah Desa berbasis kelompok masyarakat

16 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN BERBASIS IPM DI JAWA BARAT
Akselerasi IPM Generasi ke-2: Leading Sector oleh Pemkab/Pemkot berbasis multistakeholders Akan didisain Akselerasi IPM Generasi ke-3 mulai 2009 / 2010 : Leading Sector oleh ormas (model 1), perguruan tinggi (model 2), organisasi kemahasiswaan (model 3), dunia usaha (model 4)

17 & pengawasan legislatif
Tataran Provinsi Tataran Kab/kota VISI & MISI JABAR SKPD terkait Kebijakan Gub. Jabar tentang IPM Komitmen dana pendamping min 5% & pengawasan legislatif dari DPRD kab/kota AKSELERASI PENCAPAIAN IPM JABAR TAHUN 2015 [IPM = 80] PPK-IPM JABAR Masyarakat sasaran Program berbasis aktivitas dengan pelibatan multi stakeholders LSM setempat Perguruan Tinggi setempat Swasta/ Perusahaan setempat Pihak lain PPK-IPM Kab/Kota sesuai target Prov Jabar berbasis evaluasi diri dgn paradigma baru “ACTIVITY BASED” dan melibatkan MULTI-STAKEHOLDERS terintegrasi

18 Hasil seleksi PPK-IPM Batch I TA. 2006 & 2007
Dan Batch II TA & 2008 Kluster 1 (Rp. 25 M) Kluster 2 (Rp. 20 M) Kluster 3 (Rp. 15 M) Batch I Kab. Ciamis Kota Sukabumi Kota Cirebon Kab. Subang Kab. Bandung Kab. Tasikmalaya Kota Tasikmalaya Kab. Cianjur Kab. Indramayu Batch II Kota Bekasi Kota Depok Kab. Kuningan Kab. Sukabumi Kab. Sumedang Kab. Karawang

19 BEBERAPA KEGIATAN INOVA-KREATIF

20 Kabupaten Bandung Kegiatan Pemberdayaan Kelompok Peternakan
CIRI INOVASI Peternakan menggunakan teknologi tinggi dan pengetahuan manajemen peternakan moderen untuk meningkatkan pendapatan dan mengatasi kelangkaan pakan ternak pada musim kemarau. BIDANG KESEHATAN KEGIATAN OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI POLINDES MANDIRI DALAM PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK CIRI INOVASI Melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam pelaksanaannya sehingga dapat terjadi kesadaran kolektif untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi BIDANG PENDIDIKAN KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL BERMUATAN LINGKUNGAN SEHAT Ciri Inovasi Disinergikan dengan kegiatan-kegiatan di bidang daya beli dan kesehatan, dengan fokus pada bidang daya beli, sehingga diharapkan dengan upaya peningkatan indeks daya beli dapat mendorong indeks kesehatan dan pendidikan. Kabupaten Ciamis Kegiatan Pengembangan Usaha Pertanian Terpadu. CIRI INOVASI Disain siklus usaha yang bersifat siklus tertutup. Adanya jaminan harga jual jagung dari petani dan harga beli jagung dari swasta yang stabil.

21 Kabupaten Cianjur Kabupaten Indramayu Kegiatan Cerdas Seatap
CIRI INOVASI · Mendekatkan akses pendidikan dasar ke masyarakat, sehingga memudahkan siswa ke lokasi belajar · Meringankan beban biaya transportasi dari rumah ke sekolah · Kegiatan belajar untuk siswa SMP dengan menggunakan sarana/bangunan milik SD · Memanfaatkan tenaga pengajar yang ada di sekitar lokasi SMP Cerdas Seatap · Tempat belajar dan pakaian siswa tidak harus formal - Dalam kegiatan perencanaan dan monitoring melibatkan multi stakeholders. Kabupaten Indramayu Kegiatan Pengolahan Bandeng Tanpa Duri. CIRI INOVASI Melalui kegiatan usaha rumah tangga pengolah bandeng tanpa duri ini dapat meningkatkan Indeks Daya Beli Masyarakat sasaran yaitu masyarakat pesisir. Masyarakat yang menjadi sasaran diutamakan keluarga pembudidaya tambak dan keluarga nelayan yang berpenghasilan rendah. Kegiatan ini juga dapat memberdayakan para ibu rumah tangga untuk lebih berkontribusi kepada kesejahteraan keluarga. Kegiatan ini juga menggunakan siklus usaha yang bersifat siklus tertutup. Kegiatan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling Kesehatan Repoduksi remaja. CIRI INOVASI Kegiatan ini menggunakan kader-kader yang berusia muda yang umumnya memiliki pengaruh baik ke lingkungan. Penanganan penyuluhan dapat lebih optimal karena para penyuluhnya adalah teman sebayanya. Kegiatan Penyelenggaraan Kejar Paket C Terpadu. CIRI INOVASI Sistem pembelajaran mengikuti pola mata pencarian masyarakat. Selain itu, kegiatan ini diselenggarakandi SMK negeri atau pun swasta yang ada di tingkat kecamatan. Peserta dari kecamatan yang tidak memiliki SMK, bergabung di kecamatan yang memiliki SMK. Penyiapan SMK agar siap menampung peserta kegiatan ini juga dapat ditekan seminimal mungkin. Pemberian keterampilan yang bersertifikat juga dapat menjadi daya tarik sendiri, mengingat keterampilan yang akan memerlukan biaya tinggi dari peserta, telah dibiayai oleh dana PPK-IPM dan APBD.

22 Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Indramayu Kegiatan Kejar Paket A Keaksaraan Fungsional (KF). CIRI INOVASI Sistem pembelajaran mengikuti pola mata pencarian masyarakat. Selain itu diselenggarakan razia buta huruf untuk menjaring masyarakat yang belum dapat calistung agar dapat diarahkan untuk mengikuti kegiatan ini. Kabupaten Subang Penguatan KUKM  CIRI INOVASI Dalam hal pengembalian kredit dan jaminan dikembangkan melalui system gotong royong dan tanggung renteng. Hal ini dilakukan agar peserta memiliki tanggung jawab dalam menjalankan usahanya. Kabupaten Tasikmalaya Kegiatan Bersanding (Bersih dengan Sanitasi Dasar dan lingkungan).  CIRI INOVASI Kegiatan ini menggunakan pendekatan gabungan antara kegiatan yang sifatnya kegiatan keagamaan, pelibatan guru sekolah dan aparatur desa membuat penyuluhan lebih efektif. Kota Cirebon Kegiatan Rumah Sakit Berbasis Masyarakat. CIRI INOVASI · Adanya transfer of knowledge dan audit medis dari dokter spesialis anak dan kandungan Rumah Sakit kepada tenaga medis di Puskesmas wilayah binaan. · Adanya rujukan balik yang dapat terlaksana dan berjalan semestinya. · Peran serta RS Swasta, pemerintah, dokter spesialis pediatric social dan obsetri social, laboratorium swasta dan PT ASKES dapat dilaksanakan secara optimal. Kemampuan Satlak PPK-IPM Kota Cirebon dalam menggalang stakeholders dalam bidang kesehatan perlu diapresiasi.

23 Kota Sukabumi Kota Tasikmalaya Kabupaten Karawang Kabupaten Kuningan
Kegiatan Penguatan Permodalan KUKM. CIRI INOVASI · Mekanisme seleksi yang diserahkan ke pihak bank. · Kerugian yang ditanggung bersama dalam suatu kelompok sasaran, sehingga masing-masing peserta bertanggungjawab terhadap pinjamannya. Kota Tasikmalaya Kegiatan Perkuatan Permodalan KUKM. CIRI INOVASI · Mekanisme seleksi yang diserahkan ke pihak bank. · Kerugian yang ditanggung bersama dalam suatu kelompok sasaran, sehingga masing-masing peserta bertanggungjawab terhadap pinjamannya. Kabupaten Karawang Kegiatan Keaksaraan Fungsional (KF-32 Hari) CIRI INOVASI 1. Melaksanakan pembelajaran keaksaraan fungsional model 32 hari 2. Menjalin kemitraan dengan stakeholders pondok pesantren, LSM dan Perguruan Tinggi. 3. Memberikan tambahan keterampilan bagi masyarakat khususnya di bidang lifeskills yang mendorong kepada peningkatan pendapatan dan budaya hidup sehat/ pola integratif PPK-IPM. 4. Melakukan diversifikasi layanan pembelajaran melalui lumbung sumber daya yang berorientasi basis komunitas dan potensi setempat yang mungkin dikembangkan. Kabupaten Kuningan Kegiatan Intensifikasi Budidaya Ubi Jalar  CIRI INOVASI Kegiatan ini merupakan salah satu contoh kegiatan dengan siklus tertutup kerjasama dengan dunia usaha dan petani ubi jalar. Kerjasama ini selain MoU juga dikuatkan dengan peraturan daerah (perda) mengenai tata niaga ubi jalar. Perda ini dibuat untuk mengikat harga ubi jalar di berbagai musim.

24 Kabupaten Kuningan Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sumedang
Kegiatan Penguatan Kelembagaan dan Pemberdayaan Bank Darah Desa CIRI INOVASI Satlak kab/kota telah membina kerjasama dengan PMI Ranting Kecamatan, PMI cabang/UTDC PMI Kabupaten Kuningan, Bidan di desa/Puskesmas, BRSUD 45 Kuningan, RS Wijaya Kusumah, RS Sekarkamulyan, RS Juanda, RS Assyifa, dan RSB Citra Ibu. Adanya penghubung yang berdedikasi untuk menghubungkan antara keluarga penderita dengan Bank Darah Desa. Pengelola Bank Darah telah memiliki database pendonor dan golongan darahnya. Kabupaten Sukabumi Kegiatan Pasca Sekolah Lapang Akselerasi Ekonomi Produktif (SL AEP). CIRI INOVASI SL AEP adalah kegiatan bidang ekonomi diselenggarakan seiring dengan pelaksanaan sekolah lapang yang diselenggarakan oleh bidang Pendidikan yang melaksanakan kegiatan penyetaraan KF, Paket A, Paket B dan Paket C. dilaksanakan sejak tahun 2007. Kabupaten Sumedang Kegiatan Pemberdayaan Paguyuban Keluarga Sehat Gembira Aman dan Rikat (Segar) CIRI INOVASI Sebagai forum masyarakat Desa dalam bidang kesehatan akan berperan dalam mendorong mindset keluarga untuk berperilaku hidup sehat, mendorong terciptanya lingkungan yang sehat dan mendorong kapasitas keluarga dalam menciptakan insentif kesehatan melalui pemanfaatan lahan pekarangan/halaman sebagai peningkatan tambahan pendapatan keluarga. BIDANG PENDIDIKAN-KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL BERBASIS USAHA CIRI INOVASI Kurikulum program atau muatan lokal disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan alam, lingkungan sosial dan budaya masyarakat setempat, yang memuat sekurang-kurangnya:  Analisa lingkungan  Kewirausahaan  Keterampilan produksi barang dan jasa  Pengelolaan usaha  Pengelolaan keuangan  Pemasaran hasil usaha

25 KOTA BEKASI Kota Depok Kegiatan Pengembangan Usaha Boneka
CIRI INOVASI Industri rumahan yang terbentuk kemudian diklasifikasikan menjadi lokomotif penghela (inti) dan gerbong plasma (plasma). Lokomotif penghela memiliki kemampuan pembuatan boneka dengan kualitas baik untuk pasar lokal, regional maupun ekspor, telah berusaha selama minimal 5 tahun, memiliki tempat usaha sendiri, memiliki tenaga kerja minimal 40 orang, omzet penjualan minimal 100 juta/bulan dan terdaftar dalam himpunan industri kecil boneka (HIKIB) minimal selama 1 tahun. Sedangkan gerbong plasma adalah mereka yang tergolong pekerja, pengrajin/pembuat boneka yang memproduksi boneka di tempat tinggalnya dengan skala kecil. BIDANG PENDIDIKAN- KEGIATAN PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET A,B, DAN C PLUS CIRI INOVASI Pada penyelenggaraan kegiatan ini diberikan bekal keterampilan untuk menarik minat peserta dan peserta dapat memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan keterangan kelulusan keterampilan (sertifikat keterampilan), keterampilan yang diajarkan pada kesetaraan paket A adalah kerajinan tangan/handycraft,Paket B ditambah keterampilan menjahit dan service hand phone, sedangkan untuk paket C ditambah keterampilan bordir dan montir sepeda motor. Kota Depok Kegiatan Penuntasan Buta Aksara Latin & Al-Qur’an dengan menggunakan Metode “MIQRO” (Mirip Iqro) CIRI INOVASI · Pemberantasan Buta Aksara dan Al-Qur’an tetap diintegrasikan dengan Al-Qur’an dan dilaksanakan dengan metode “MIQRO” (Miri Iqro), dengan metode Iqro yang selama ini dilaksanakan ternyata lebih cepat dicerna oleh otak, sehingga pelaksanaan pembelajaran Huruf latinpun dapat dilaksanakan dengan metode iqro ternyata juga lebih cepat dicerna oleh masyarakat. · Pendekatan langsung dibaca tanpa dieja, langsung berhadapan/tatap muka Pembelajaran aktif, sistematis, tematis, fleksibel, pendekatan asistensi, calistung, bimbingan kerohanian, bimbingan keterampilan Waktu pelaksanaan pembelajaran diperpendek dari 6 bulan menjadi 4 bulan saja.

26 TANTANGAN & ISU AGENDA PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA BARAT

27 TANTANGAN DAN ISU PEMBANGUNAN DI JAWA BARAT
SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA PERSAINGAN GLOBAL MENGHARUSKAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN PERLU MENCAPAI DIMENSI KUALITATIF SUMBERDAYA MANUSIA YANG MEMILIKI KETERAMPILAN BERDASARKAN PENCAPAIAN PROSES AKADEMIS, PENGUASAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI, SERTA MENJUNJUNG TINGGI NILAI-NILAI AGAMA DAN BUDAYA DAERAH; TINGGINYA KESENJANGAN STATUS KESEHATAN DAN RENDAHNYA AKSES TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN ANTARWILAYAH SERTA PENGGUNAAN TEKNOLOGI DI BIDANG KESEHATAN EKONOMI MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG CUKUP TINGGI SECARA BERKELANJUTAN DAN BERKUALITAS UNTUK MEWUJUDKAN SECARA NYATA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SEKALIGUS MENGURANGI KEMISKINAN DAN KESENJANGAN EKONOMI SERTA PENGANGGURAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI PENINGKATAN KEMAMPUAN IPTEK YANG DITUNJANG OLEH SDM YANG BERKUALITAS; PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA, MENUJU MASYARAKAT BERBASIS PENGETAHUAN, TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI POLITIK, HUKUM, APARATUR PENYELENGGARAAN PROSES KOMUNIKASI MASSA, KOMUNIKASI SOSIAL, DAN KOMUNIKASI POLITIK YANG BERORIENTASI PADA PENYELENGGARAAN PROSES DEMOKRATISASI YANG HARMONIS; MENGEMBANGKAN BERBAGAI ALTERNATIF UNTUK MENGUATKAN SISTEM, KEPASTIAN DAN PENEGAKAN HUKUM; DISHARMONI ANTARTINGKAT PEMERINTAHAN BERKAITAN DENGAN PENGELOLAAN KEWENANGAN PEMERINTAHAN SERTA PENYELENGGARAAN MANAJEMEN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT TERJADINYA FRIKSI DAN KONFLIK SOSIAL TERKAIT DENGAN MENURUNNYA DAYA DUKUNG LAHAN, AIR, DAN LINGKUNGAN DALAM PROSES PEMBANGUNAN; LAMBANNYA PENCAPAIAN KESEIMBANGAN JUMLAH PENDUDUK DAN LAPANGAN PEKERJAAN; SERTA KEJAHATAN TRANSNASIONAL SARANA DAN PRASARANA PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM MASSAL; PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN TOL DAN ARTERI, JARINGAN REL KERETA API, JARINGAN AIR BAKU, JARINGAN LISTRIK SERTA JARINGAN TELEKOMUNIKASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN; MENGEMBANGKAN DAN MENINGKATKAN SARANA, PRASARANA SERTA PELAYANAN BANDARA, PELABUHAN DAN TERMINAL; PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK PEMUKIMAN; MENAMBAH KAPASITAS ENERGI; PENGEMBANGAN PENGELOLAAN SAMPAH BERSKALA REGIONAL TATA RUANG DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KONSISTENSI ANTARA PERENCANAAN, PEMANFAATAN, DAN PENGENDALIAN TATA RUANG; MENGURANGI KESENJANGAN PEMBANGUNAN ANTARWILAYAH DI PERKOTAAN DAN PERDESAAN, SELATAN JAWA BARAT, MENYEIMBANGKAN PUSAT KEGIATAN NASIONAL, PUSAT KEGIATAN WILAYAH DAN PUSAT KEGIATAN LOKAL; MENYEDIAKAN KEBUTUHAN LAHAN UNTUK KAWASAN PERMUKIMAN; PEMBANGUNAN KAWASAN PERKOTAAN YANG BERKELANJUTAN; DAN PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PRODUKTIF SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP MEMULIHKAN DAN MENGUATKAN KEMBALI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN; SERTA MEMINIMALISASI RESIKO BENCANA

28 KEBIJAKAN PROVINSI UNTUK PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MANUSIA

29 AKSELERASI INDEKS PENDIDIKAN
TARGET KOMPONEN IPM TAHUN 2015 TARGET OPERASIONAL KEGIATAN PRIORITAS Meningkatkan AMH Menjadi 98% Meningkatkan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Menjadi 12 Tahun Jumlah Siswa SMU/SMK/MA/Paket C Minimal 80% Penduduk Usia di Atas 15 Tahun Minimal 85% Berpendidikan SMU /SMK dan Yang Sederajat Kegiatan Prioritas Beasiswa Paket B dan C, Secara Masal Peningkatan Daya Tampung Berupa Perbaikan Sarana/Prasarana Pendidikan 9 Tahun (Mulai Kelas 1 dan Lulus Pada Kelas 9) Segmentasi role sharing jenjang pendidikan, misalnya: pemkab/kota menangani SD, pemprov menangani SMP dan SMK. Penuntasan Pemberantasan Buta Aksara pada Tahun 2010 melalui Keaksaraan Fungsional Program 32 Jam Tahap Pembinaan dan Pelestarian, Pasca Penuntasan Buta Aksara Bantuan Operasional Siswa (BOS) Tingkat Provinsi Peningkatan Daya Tampung melalui Perbaikan dan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sekolah Pencanangan Wajib Belajar 12 Tahun di Seluruh Kabupaten/Kota se Jawa Barat Beasiswa Pendidikan Menengah dan Tinggi Bagi Siswa/Mahasiswa Berprestasi dari Keluarga Tidak Mampu Program Pendidikan Kelas 1 s.d. 9 dalam Rangka Jabar Bebas Putus Jenjang Sekolah Penyelenggaraan Paket B dan C Secara Massal

30 AKSELERASI INDEKS KESEHATAN
TARGET KOMPONEN IPM TAHUN 2015 TARGET OPERASIONAL KEGIATAN PRIORITAS Meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH) Menjadi 72,98 Tahun Pelayanan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (Linakes) Sebesar 100% Pada Tahun 2015 Pelayanan Neo Natus Sebesar 100% Pada Tahun 2019 Semua Puskesmas Harus Sudah Dapat Melaksanakan Pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi Dasar (PONED) Semua Rumah Sakit di Kabupaten dan Kota Mampu Melaksanakan Pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi Komprehensif (PONEK) Pelayanan kesehatan ibu bersalin. Pelayanan kesehatan bayi dan balita Pencegahan dan penanggulangan gizi buruk Pelayanan kesehatan masyarakat miskin Penyediaan dan penempatan tenaga kesehatan strategis Pemenuhan Ketersediaan obat

31 AKSELERASI INDEKS DAYA BELI
TARGET KOMPONEN IPM TAHUN 2015 TARGET OPERASIONAL KEGIATAN PRIORITAS Meningkatkan Paritas Daya Beli Menjadi Rp ,00 Mendorong Pencapaian Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang berkisar antara 7 – 8 % (asumsi rasional) Meningkatkan Pemahaman Masyarakat Mengenai Konsumsi Terhadap 27 Komoditas Yang Menjadi Indikator Utama Indeks Daya Beli, Misal: Beras Lokal, Komoditas Sayuran (Bayam) Dan Buah-buahan (Pepaya) Pengembangan Perberasan di Jawa Barat melalui West Java Rice Center Ketahanan pangan Gerakan Multi Aktivitas Agribisnis (GEMAR) Gerakan Pengembangan Perikanan Muara Selatan dan Pantai Utara (GAPURA) Gerakan Pengembangan dan Perlindungan Pasar tradisional (GEMPITA) Peningkatan Daya Saing, Industri Kreatif, Industri Agro, Penguatan KUKM Pusat Perdagangan Komoditi Agro West Java BoI Pariwisata dan jasa unggulan Hutan dan perkebunan rakyat

32 TARGET CAPAIAN PROVINSI JAWA BARAT TERMAJU BERDASARKAN RPJPD 2005 - 2025
Komponen SDM Produktivitas Penguasaan IPTEK Ekonomi Industri manufaktur pertanian Pariwisata Energi Infrastruktur Pemerintahan Tingkat partisipasi demokrasi e-government Pelayanan Publik Sosial Budaya Kerukunan hidup beragama Pelestarian nilai-nilai budaya Lingkungan Hidup Proporsi kawasan lindung Tingkat Pencemaran Udara dan Air

33 SASARAN PEMBANGUNAN JAWA BARAT YANG MANDIRI, DINAMIS DAN SEJAHTERA BERDASARKAN MISI

34 mohon maaf atas khilaf dan salah
Hatur Nuhun mohon maaf atas khilaf dan salah


Download ppt "BAPPEDA PROV. JAWA BARAT"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google