Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PEMIKIRAN GOETHE TENTANG ISLAM DAN UANG SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENGGUNAAN DINAR EMAS DAN DIRHAM PERAK DI INDONESIA Oleh: Nurman Kholis Puslitbang.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PEMIKIRAN GOETHE TENTANG ISLAM DAN UANG SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENGGUNAAN DINAR EMAS DAN DIRHAM PERAK DI INDONESIA Oleh: Nurman Kholis Puslitbang."— Transcript presentasi:

1 PEMIKIRAN GOETHE TENTANG ISLAM DAN UANG SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENGGUNAAN DINAR EMAS DAN DIRHAM PERAK DI INDONESIA Oleh: Nurman Kholis Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama

2 Latar Belakang Johann Wolfgang von Goethe ( ) diperkirakan memiliki IQ tertinggi di dunia dengan perolehan angka 210 Jauh sebelum pengumuman IQ tersebut, bangsa Jerman telah mengabadikan namanya menjadi lembaga yang memperkenalkan budaya Jerman “Goethe Institut” Dalam HUT Goethe ke-250 tahun 1999 diterbitkan buku Goethe: ein letztes Universalgenie? (Goethe: Seorang Serba Bisa Yang Terakhir?) Buku ini secara singkat juga menjelaskan apresiasi Goethe terhadap ajaran Islam yang dilengkapi dengan surat An-Nas yang ia tulis dan kritiknya terhadap uang kertas yang menggantikan uang emas.

3 Latar Belakang

4 Latar Belakang Penelitian pemikiran Goethe tentang Islam dan uang kertas dapat dijadikan salah satu upaya menjadikan ajaran Islam sebagai solusi dalam mengatasi persoalan perekonomian di Indonesia. Faktor utama dalam persoalan ekonomi ini terletak pada sistem peredaran uang kertas yang zalim. Hal ini seperti 1$= Rp sehingga kekayaan alam Indonesia semakin murah yang mengakibatkan sekian hektar hutan gundul. Menurut Marwah Daud Ibrahim, setiap tahunnya dua juta hektar hutan di Indonesia musnah dan kini diperkirakan hanya tinggal 60 juta hektar. Keadaan ini memungkinkan Indonesia menjadi padang pasir sebelum 2045

5 Latar Belakang Pasca Krisis Moneter 1997 Bank Indonesia menggantikan kata-kata ”Barang siapa meniru, memalsukan uang kertas dan/atau dengan sengaja menyimpan serta mengedarkan uang kertas tiruan atau uang kertas palsu diancam dengan hukuman penjara” pada uang kertas yang dicetak hingga tahun 1998, dengan kata-kata ”Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa, Bank Indonesia mengeluarkan uang sebagai alat pembayaran yang sah dengan nilai....”pada uang kertas Rp (cetakan 2005), Rp (cetakan 2004), dan Rp (cetakan 2005), dan Rp (cetakan 2004)

6 Latar Belakang Pencantuman kata-kata ”Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa” dapat diasumsikan upaya BI untuk mengaitkan sistem keuangan di Indonesia dengan ajaran agama. Pendekatan agama khususnya Islam dalam memecahkan persoalan krisis moneter merupakan hal perlu dilakukan. Salah satunya dengan meneliti pemikiran Goethe tentang Islam dan uang kertas serta pengaruhnya terhadap penggunaan dinar dan dirham di Indonesia sejak satu dekade yang lalu.

7 Perumusan Masalah Bagaimana pemikiran Goethe tentang Islam dan uang kertas? Sejauhmana pengaruh pemikiran Goethe terhadap penggunaan kembali dinar dan dirham di Indonesia?

8 Pemikiran Goethe tentang Islam
Goethe lahir di Frankfurt 28 Agustus 1749 Kuliah ilmu hukum di Universitas Leipzig hingga meraih gelar ”Dr. Jur.” tahun dalam usia 22 tahun Goethe juga berkarya dalam bidang sastra. Salah satu karyanya Mahomets Gesang yang berisi kekagumannya kepada Nabi Perkenalannya kepada Islam bermula dari minatnya untuk melakukan studi tentang ketimuran, karena terpengaruh oleh syair-syair karya Saadi dan aliran sufisme Jalaluddin Rumi. Ia pun belajar membaca dan menulis Arab hingga tertarik untuk mempelajari al-Quran dan menyalin ayat-ayat pendek dengan tulisan tangan sendiri.

9 Pemikiran Goethe tentang Islam
Meskipun bergelut dalam berbagai bidang, karir politik Goethe terus berlanjut hingga terpilih menjadi menteri negara Weimar sebagai puncak karirnya Setelah pensiun, Goethe terus mempelajari buku-buku bahasa Arab, tata bahasa, puisi, dan sejarah Rasulullah Muhammad SAW. Goethe juga gemar membeli manuskrip asli karya Rumi, Dschami, Hafis, Saadi, Attar, tafsir al-Quran, kumpulan doa, kamus Arab-Turki, teks tentang pembebasan budak, jual-beli, bunga bank, dan riba Tahun 1813 Goethe mendapatkan manuskrip kuno berbahasa Arab dari dari Spanyol yang berisi tulisan Surat An-Nas yang selanjutnya ia salin.

10 Pemikiran Goethe tentang Islam
Bulan January 1814, dia mengunjungi pelaksanaan salat Muslim Bashkir dari tentara Rusia yang bertempat di Weimar. Sejak usia 65 tahun (1814), ia berkonsentrasi untuk membuat syair-syair tentang ketimuran yang dikemas dalam judul West-östliche Divan dan diselesaikan tahun 1819. Tahun 1825, Goethe mengerjakan kembali karya sastranya yang lain Faust untuk bagian kedua hingga diselesaikannya pada tahun 1831, setahun sebelum ia wafat, 22 Maret 1832

11 Pemikiran Goethe tentang Islam
Dalam Mahomet Gesang, salah satu baitnya berbunyi:”Juga kalian, mari/ Dan kini lebih ajaib dia membesar-meluas/ Seluruh ras menyanjung pangeran ini. Dalam surat yang dikirim kepada anak tunggalnya August, 17 Januari Goethe mengatakan ”Beberapa agama telah mengecoh kita sampai kemudian datang al-Quran ke perpustakaan kita” Pada Februari 1816, ia juga menulis ”Puisi ini tidak menolak kebenaran bahwa diri ini adalah seorang Muslim. Kumpulan syair Goethe tentang timur West-östliche Divan, judulnya juga ditulis dalam huruf dan bahasa Arab Al-Diwan Al-Syarqiyyu li Al-Muallifi Al-Gharbiyyi.

12 Pemikiran Goethe tentang Islam
Sajak pertamanya dalam buku ini ia beri judul Hegire yang berasal dari kata Hijrah. Menurut Katharina Mommsen, syair ini Goethe tulis pada 24 Desember 1814, pada malam Natal, saat pemeluk agama Kristen sedang merayakan kelahiran Nabi Isa as. Di dalam bait-bait syair tersebut, ia mengatakan: ”Utara, Barat dan Selatan Porakporanda/Mahkota-mahkota hancur terpencar, Kerajaan bergetar/ Apakah suara terompet itu memebahanakan hari pengadilan Akhir?/ Dengarlah suara Perintah pada penyair: Selamatkan dirimu, dan pergilah ke Timur serta dalam kemurnian Timur nikmatilah perlindungan Yang Mulia.

13 Pemikiran Goethe tentang Islam
Goethe juga mengatakan ”dan kebenaran itu pasti bersinar/Apa yang diakui oleh Muhammad/Hanya dengan pengertian satu Tuhan/Dia menguasai segalanya di dunia ini”. Kekagumannya terhadap al-Quran, ia ungkapkan dengan kata-kata, ”Apakah Al-Quran itu abadi?/Saya tidak meragukannya/Inilah buku dari buku-buku/Saya meyakini kitab suci Muslim itu”. Sedangkan keyakinannya tentang kebenaran ajaran Islam, ia berkata ”Sungguh bodoh, dalam setiap hal/ orang memuji pendapatnya sendiri/Apabila Islam berarti berserah diri kepada Tuhan/dalam Islamlah kita hidup dan mati

14 Pemikiran Goethe tentang Uang Kertas
Goethe hidup dalam masa transisi pemberlakuan uang kertas yang menggantikan uang emas dan uang perak. Ia pun membuat 46 buku yang dilatarbelakangi sikap skeptisnya terhadap pemberlakuan uang kertas tersebut. Salah satunya dituangkan dalam Faust bagian II. Buku ini menceritakan seorang ilmuwan kimia bernama Faust yang berusaha membuat emas dari logam biasa demi meraih pengetahuan tertinggi dan memuaskan kesenangan manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut ia membuat perjanjian dengan iblis bernama Mephistopheles. Keduanya kemudian bertemu seorang Kaisar yang kehabisan dana untuk membayar gaji tentara serta pelayan. Mephistopheles kemudian menawarinya jalan keluar dengan mencetak kertas yang ditandatangani Kaisar dan kemudian diedarkan kepada masyarakat

15 Pemikiran Goethe tentang Uang Kertas
Menurut Goethe, penggunaan uang kertas merupakan kelanjutan cara-cara kimiawi dengan cara lain dan ia pun sudah melihat sebelum waktunya capaian besar dunia industri yang akan didanai dengan sistem moneter uang kertas Pernyataan Goethe bahwa uang kertas adalah ciptaan setan memiliki korelasi dengan pemikiran Imam al-Ghazali yang menyatakan bahwa hikmah penciptaan dinar dan dirham tidak akan ditemukan di dalam hati yang berisi sampah hawa nafsu dan tempat permainan setan Antropolog Jack Weatherford menyatakan bahwa Al-Quran melarang riba lebih jelas daripada Injil, karena secara spesifik Al-Quran melarang penjualan “sesuatu yang sudah ada (nyata) dengan sesuatu yang tidak ada (gaib)

16 Pemikiran Goethe tentang Uang Kertas
Dinar dan dirham menurut Imam Ghazali: -من نعم الله تعالى خلق الدراهيم والدنانير وبهما قوام الدنيا - وكذا من يشترى دارا بثياب او عبدا بخف او دقيقا بحمار فهذا الاشياء لا تناسب فيها - ولكن لا تصادف جواهرالحكم فى قلوب هى مزابل الشهوات وملاعب الشياطين بل لايتذكر الا اولوالالباب Uang kertas menurut Goethe: “Mephistopheles (also der Teufel) führt das Papiergeld ein, als Weg zum leichten Vergnügen: Ein solch Papier, an Gold und Perlen Statt, Ist so bequem, man weiß doch, was man hat; Man braucht nicht erst zu markten, noch zu tauschen, kann sich nach Lust in Lieb’ und Wein berauschen.”

17 Pengaruh Pemikiran Goethe terhadap Penggunaan kembali Dinar dan Dirham di Indonesia
Salah seorang pembaca karya Goethe adalah Ian Dallas yang lahir di Skotlandia tahun 1930 dan menempuh pendidikan di Universitas London Ia kemudian bekerja sebagai penulis naskah pada TV BBC London, aktor dan promotor tokoh-tokoh di dunia hiburan seperti grup legendaris The Beatles. Setelah merasa jenuh dengan budaya pop tersebut, pada tahun 1960 ia berangkat ke Maroko dan bertemu dengan Syekh Muhammad Ibnu Habib hingga mengucapkan dua kalimah syahadat dan kemudian menjadi muridnya dengan nama baru Abdal Qadir. Setelah kembali ke London, Abdal Qadir yang nama panggilannya menjadi Syekh Abdal Qadir al-Murabit As-Sufi selanjutnya juga menjadi mursyid tarekat Syadziliyah Darqawiyah

18 Pengaruh Pemikiran Goethe terhadap Penggunaan kembali Dinar dan Dirham di Indonesia
Ia pun mengkaji lebih dalam berbagai bahan dan sumber hingga menyimpulkan bahwa Goethe seorang Muslim. Pada tahun 1995, Weimar Institut mempublikasikan penemuan tersebut dalam sebuah buku berjudul ”Fatwa on The Acceptance of Goethe as Being Muslim” dan juga dipublikasikan dalam tabloid Islamische Zeitung Nr. 5/1995 berjudul ”Fatwa über die Anerkennung Goethes als Muslim Syekh Abdal Qadir As-Sufi juga menyatakan bahwa pujangga kebesaran Eropa dan yang mengharumkan bahasa Jerman ini adalah Muslim pertama Eropa Modern dan menurutnya dulu di kalangan kaum Muslimin dikenal sebagai Muhammad Johann Wolfgang von Goethe

19 Pengaruh Pemikiran Goethe terhadap Penggunaan kembali Dinar dan Dirham di Indonesia
Sebuah dokumen mengungkapkan bahwa beberapa saat sebelum wafat, Goethe menggerakkan telunjuknya dan membentuk huruf "W" yang oleh sebagian kalangan dianggap menuliskan nama tengahnya (Wolfgang) dan sebagian lainnya menganggap itu kata اﷲ ("Allah") dalam huruf Arab, karena telunjuk tersebut bergerak dari kanan ke kiri. Hal ini juga disampaikan oleh Haji Asadullah Yate, ulama dari Jerman yang juga murid Syekh Abdal Qadir As-Sufi saat berkunjung ke Jakarta dan bertemu dengan penulis pada bulan Mei 2004. Nabi Muhammad saw bersabda: "Barang siapa ucapan terakhirnya : ”La ilaha illallah, maka dia masuk surga" (HR Abu Daud & Al-Hakim)

20 Pengaruh Pemikiran Goethe terhadap Penggunaan kembali Dinar dan Dirham di Indonesia
Syekh Abdal Qadir juga mengapresiasi pemikiran Goethe yang mengkritik pemberlakuan uang kertas. Ia pun memerintahkan salah seorang muridnya, Umar Ibrahim Vadillo yang berasal dari Spanyol untuk menelaah teks-teks klasik Islam dan memintanya untuk meneliti implikasi penggunaan dirham dan dinar bagi zaman modern. Vadillo menemukan aturan fiqh yang melarang penggunaan uang kertas sehingga pada tanggal 18 Agustus 1991 keluarlah fatwa berjudul Fatwa Concerning the Islamic Prohibition of Using Paper Money as a Medium of Exchange. Setahun kemudian, fatwa tersebut ditindaklanjuti dengan pencetakan dinar dan dirham di Spanyol, Jerman, Inggris dan Afrika Selatan.

21 Pengaruh Pemikiran Goethe terhadap Penggunaan kembali Dinar dan Dirham di Indonesia
Pada tahun ini, juga diterbitkan buku karya Vadillo berjudul The End of Economic: an Islamic Critique of Economic. Mururutnya, kebangkitan Muslim Eropa zaman ini berkat bimbingan Syekh Abdal Qadir Al-Murabit dan menjadikan Goethe yang juga seorang Muslim sebagai panutan. Vadillo menambahkan bahwa Goethe sudah mengetahui bahwa di balik slogan keadilan, kebebasan, dan persaudaraan yang disuarakan dalam peristiwa revolusi Perancis, terkandung legitimasi riba dan upaya untuk penyebarluasan peredaran uang kertas yang tidak punya nilai.

22 Pengaruh Pemikiran Goethe terhadap Penggunaan kembali Dinar dan Dirham di Indonesia
Pascakrisis moneter 1997, ketidakadilan dalam pemberlakuan uang kertas dirasakan berbagai kalangan. Setahun kemudian, di Indonesia terbit dua buah buku terjemahan yang berisi gugatan terhadap uang kertas. Buku-buku tersebut ditulis oleh murid-murid Syekh Abdal Qadir al-Murabi as-Sufi, yaitu Dajjal-The Antichrist karya Ahmad Thomson yang diterjemahkan oleh Ahmad Iwan Ajie dkk menjadi Sistem Dajjal dan buku Jerat Utang IMF? yang ditulis oleh Abbdur-Razzaq Lubis (murid Syekh Abdal Qadir di Malaysia) dkk dengan pengantar dari Zaim Saidi

23 Pengaruh Pemikiran Goethe terhadap Penggunaan kembali Dinar dan Dirham di Indonesia
Pada tahun 1999, Ahmad Iwan Ajie bersama kedua temannya Dwito Hermanadi dan Hendri Firman berkunjung ke Maroko untuk bertemu Syekh Abdal-Qadir as-Sufi Atas pengajaran Syekh Abdal Qadir, ketiganya pun kemudian mencetak dinar dan dirham di Indonesia. Sejak itu, ketiganya beserta Zaim Saidi mengadakan sosialisasi tentang dinar dan dirham dalam berbagai forum Atas prakarsa mereka, Adi Sasono yang saat itu menjabat Ketua Umum ICMI bertemu dengan Syekh Abdal Qadir As-Sufi di Cape Town Afrika Selatan pada tahun 2002. Ia pun selanjutnya mengagas diselenggarakannya Silaturrahmi Kerja Nasional (Silaknas) ICMI pada 24 s.d 26 Januari Dalam Silaknas tersebut berisi program untuk memasyarakatkan penggunaan dinar dan dirham

24 Pengaruh Pemikiran Goethe terhadap Penggunaan kembali Dinar dan Dirham di Indonesia
Kegiatan ini dikoordinir oleh Sugiharto dan acara pembukaannya dihadiri oleh Jusuf Kalla (kini Wakil Presiden Indonesia). Saat menjabat Menteri Negara BUMN Kabinet Indonesia Bersatu, Sugiharto mengusulkan dinar dan dirham digunakan sebagai mata uang ASEAN pada Konferensi Uang Logam ASEAN di Jakarta, 19 September 2005 Sedangkan pada tahun 2007, Wapres Jusuf Kalla mengusulkan agar dinar menjadi standar dalam penentuan harga minyak internasional. Hal ini ia sampaikan setelah bertemu Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad. Ia kemudian mengatakan kepada para wartawan, “gagasan Iran mengganti dolar AS dengan euro karena lebih stabil. Kenapa nggak dengan dinar saja yang lebih memiliki value ?

25 Pengaruh Pemikiran Goethe terhadap Penggunaan kembali Dinar dan Dirham di Indonesia
Secara praktis upaya pencetakan dan penyebarluasan dinar dan dirham di Indonesia terus dilakukan oleh Zaim Saidi dan kawan-kawan dengan mendirikan wakala (agen pertukaran) dinar dan dirham. Untuk memperdalam ilmu tentang kedua mata uang ini, sejak pertengahan 2005 hingga pertengahan 2006, Zaim Saidi berguru kepada Syekh Abdal Qadir As-Sufi dan Umar Ibrahim Vadillo yang tinggal di Afrika Selatan Kini, sekitar 50-an wakala tersebar di berbagai kota di Indonesia Transaksi dengan menggunakan dinar dan dirham antara lain pernah diadakan di The Habibie Center dan Pasar di Daaruttauhid Bandung, Salman ITB dan Salahuddin UGM

26 Kesimpulan Goethe meyakini kebenaran ajaran Islam dan mengkritik penggunaan uang kertas menggantikan uang emas dan uang perak yang menurutnya hasil rekayasa setan Pemikiran Goethe tentang Islam dan uang kertas dibaca oleh Ian Dallas hingga ia tertarik kepada ajaran Islam. Setelah menjadi Muslim, namanya menjadi Syekh Abdal Qadir As-Sufi dan memfatwakan Goethe wafat sebagai Muslim. Ia pun menggagas penggunaan kembali dinar dan dirham hingga kedua mata uang ini berhasil dicetak kembali dan disebarluaskan oleh para muridnya termasuk di Indonesia

27 Saran Perlu penelitian lebih lanjut secara filologis terhadap naskah-naskah yang ditulis Goethe tentang Islam dan uang kertas. Perlu dilakukan penelitian filologi dan arkeologi tentang mata uang dinar dan dirham untuk merekonstruksi sejarah sistem keuangan di Indonesia dan mengkorelasikannya dengan penggunaan kembali dinar dan dirham di Indonesia Departemen Agama juga dapat mengusulkan penerapan kembali definisi jual beli sebagai barter sebagaimana terdapat dalam literatur keagamaan klasik, seperti kitab kuning. Prinsip ini dijalankan dalam rangka menaati perintah Allah yang menyuruh untuk berbuat adil, terutama adil dalam berjual beli.

28 Saran Berdasarkan prinsip tersebut, jika negara-negara asing mau membeli berbagai kekayaan alam di Indonesia, pemerintah Indonesia harus meminta mereka agar alat tukarnya dengan uang emas atau uang perak bukan dengan tumpukan lembaran uang kertas. Jika mereka tidak mau atau tidak mempunyai kedua mata uang ini, maka dengan barang lainnya yang sebanding dengan barang yang mereka beli

29 UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada para fasilitator Diklat Fungsional Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), terutama kepada Bapak Dr. Muhammad Hisyam, MA (Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI) selaku pembimbing dan Dr. Dwi Purwoko (Peneliti Utama LIPI) selaku penguji dalam penyusunan dan penyajian karya tulis ilmiah ini. Bogor, 14 Agustus 2009, seminggu menjelang Ramadhan 1430 H & dua minggu menjelang HUT Goethe yang ke-260,...Al-Fatihah

30 لياتين على الناس زمان لا ينفع فيه الا الدينار و الدرهم
Diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Maryam, Rasulullah saw bersabda: لياتين على الناس زمان لا ينفع فيه الا الدينار و الدرهم “Pasti tiba akan tiba suatu zaman kepada manusia, pada zaman itu tidak ada apa pun yang berguna kecuali dinar dan dirham” (Musnad Imam Ahmad bin Hanbal)


Download ppt "PEMIKIRAN GOETHE TENTANG ISLAM DAN UANG SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENGGUNAAN DINAR EMAS DAN DIRHAM PERAK DI INDONESIA Oleh: Nurman Kholis Puslitbang."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google