Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Globalisasi Ekonomi PERTEMUAN 6-7.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Globalisasi Ekonomi PERTEMUAN 6-7."— Transcript presentasi:

1 Globalisasi Ekonomi PERTEMUAN 6-7

2 4/13/2017

3 Globalisasi Apa yang dimaksud dengan globalisasi dan apa konsekuensinya terhadap bisnis dan perekonomian

4 Apa itu globalisasi? Proses intensif yang menghubungkan negara,
perekonomian dan masyarakat di seluruh dunia Tumbuhnya saling ketergantungan secara global Ledakan atau boom globalisasi dimulai pada pertengahan tahun 1980-an

5 ARGUMENTASI BAGI DIBERLAKUKANNYA GLOBALISASI/FREE TRADE
Secara teoritis perdagangan bebas mengarah pada produktivitas dan pendapatan tinggi bagi produsen, dan social utility yg lebih tinggi bagi konsumen Perdagangan bebas mengoptimalkan penggunaan sumber-sumberdaya u/ memproduksi barang melalui spesialisasi Utilitas konsumen maksimum karena harga barang dlm perdagangan bebas lebih rendah Perdagangan bebas mendorong adanya persaingan antar negara sehingga menjadi lebih efisien dr pd isolasi Adanya persaingan sempurna memenuhi kriteria Pareto-optimal: no one can be better off without making someone else worse off

6 Karakteristik/ ciri-ciri Globalisasi Ekonomi
Semakin gencarnya interaksi perekonomian global Besarnya ekspansi perdagangan internasional dalam barang dan jasa Tingginya peningkatan volume dan velositas (kecepatan) pergerakan modal internasional Meningkatnya investasi (penanaman modal) asing secara langsung dan semakin pentingnya posisi perusahaan multi nasional dalam produksi global

7 Apa Dampak Positif Globalisasi?
Akses yang lebih mudah ke pasar negara lain Terbukanya banyak kesempatan baru bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi – juga bagi negara-negara sedang berkembang  “keajaiban Asia.” Harga yang lebih murah dan pilihan yang lebih baik bagi konsumen  semakin kerasnya persaingan harga  semakin banyaknya produk di pasaran

8 Apa Dampak Negatif Globalisasi?
Semakin tajamnya persaingan antar negara di dalam negara Persaingan: “siapa saja bebas untuk menang dan bebas untuk kalah” efisiensi ekonomi kian tinggi kesenjangan sosial kian lebar

9 Semakin tajamnya persaingan
Apa Dampak Negatif Globalisasi? Semakin tajamnya persaingan ekonomi politik Dalam perdagangan barang dan jasa Dalam menarik investasi asing Dalam pasar kerja Dalam kondisi kerangka ekonomi Dalam sistem politik dan kebijakan nasional

10 Dampak globalisasi terhadap persaingan ekonomi
Tingginya tekanan untuk meningkatkan produktivitas dan fleksibilitas mengakibatkan perusahaan berusaha  mengurangi/ menekan biaya produksi, terutama biaya tenaga kerja (upah buruh) serta meningkatkan kualifikasi tenaga kerja  meningkatkan velositas suplai (kecepatan pasok barang ke tempat tujuan) dan meningkatkan fleksibilitas tenaga kerja  memindahkan pabrik/ tempat produksi ke tempat yang lebih murah, mensubkontrakkan sebagian pekerjaan dan melakukan out-sourcing

11 Konsekuensi/ akibat globalisasi bagi tenaga kerja
Upah dan kondisi kerja menjadi tertekan Terjadinya kasualisasi dan informalisasi tenaga kerja sehingga tenaga kerja cenderung dipekerjakan sebagai tenaga harian/ dipekerjakan secara informal Terjadinya pengangguran dan marginalisasi tenaga kerja sehingga tenaga kerja tidak dianggap penting Melemahnya daya tawar yang dimiliki tenaga kerja Berkurangnya solidaritas di antara sesama tenaga kerja karena  pekerja dari berbagai tempat produksi saling bersaing memperebutkan pekerjaan

12 Dampak persaingan di antara sistem-sistem politik yang ada
Tingginya tekanan terhadap pemerintah untuk memberikan kondisi kerangka ekonomi yang kondusif meningkatkan prasarana/ infrastruktur nasional (fisik, hukum, sosial, …) menderegulasi dan meliberalisasi pasar, terutama memfleksibelkan pasar kerja menyusun peraturan perundang-undangan yang ramah terhadap dunia usaha dan mengurangi kebijakan sosial

13 Dampak yang berbeda terhadap sektor yang berbeda
Pengaruh paling negatif terjadi di sektor-sektor: yang bersaing dengan rendahnya biaya tenaga kerja (produksi padat karya, kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan rendah) yang produksinya mudah dipindahkan (direlokasikan)  Contoh: industri tekstil, garmen, sepatu, mainan anak, pakaian olahraga, elektronik rumah tangga Sektor lainnya kurang terpengaruh.

14 Kongklusi Apa itu globalisasi?
Meningkatnya saling ketergantungan secara global, misalnya saling ketergantungan ekonomi Terbukanya kesempatan-kesempatan baru untuk melakukan perkembangan Tetapi juga menyebabkan semakin banyak terjadinya persaingan, baik persaingan ekonomi maupun persaingan antar negara Kerasnya persaingan memberikan tekanan terhadap upah dan kondisi kerja, terutama di sektor-sektor padat karya

15 Kondisi Ekonomi di Negara Asing Permintaan Asing akan Produk
Perusahaan Pendapatan Perusahaan Laba Perusahaan Nilai Perusahaan Biaya Menggunakan Perlengkapan Atau Sumber Daya Pergerakan Nilai Tukar Beban Perusahaan 4/13/2017 15

16 MOTIF MENJALANKAN BISNIS INTERNASIONAL.
Menarik permintaan asing. Memanfaatkan teknologi. Menggunakan sumber daya yang murah. Melakukan diversifikasi secara internasional. 4/13/2017 16

17 Metode Menjalankan Bisnis Internasional
Impor (import). Ekspor (eksport). Investasi asing langsung (direct foreign investment-DFI). Outsourcing Aliansi Strategis (strategic alliance). 4/13/2017 17

18 Mengimpor (Importing)
Faktor-faktor yang mempengaruhi Impor: Tarif (tariff). Kuota (quota). 4/13/2017 18

19 Mengekspor (eksporting)
Tren ekspor dan impor: Neraca perdagangan (balance of trade), tingkat ekspor dikurag tingkat impor. Defisit perdagangan (trade deficit), impor lebih besar dari ekspor. Ekspor lewat internet.

20 Investasi Asing Langsung (direct foreign investment-dfi).
Perusahaan yang telah berhasil melakukan ekspor di negara asing untuk mengurangi biaya transportasi. Perusahaan yang telah melakukan ekspor, akan dikenakan hambatan perdagangan oleh negara asing. Negara yang sangat membutuhkan teknologi maju. Dapat mengurangi biaya tenaga kerja secara substansial dengan memindahkan fasilitas produksinya ke negara berkembang, biaya tenaga kerja dan tanah lebih murah. 4/13/2017 20

21 4/13/2017

22 Alasan dilakukannya Pembatasan Perdagangan
1) Dgn mengurangi atau membatasi impor, devisa dihemat (keeping money at home); barang dan uang dinikmati di negara sendiri 2) Melindungi pasar sendiri, hanya bagi produsen domestik; bisa berakibat pemanfaatan sumberdaya domestik tidak efisien 3) Dgn menyamakan harga domestik dengan harga impor (scientific tariff), memungkinkan produsen domestik bersaing dgn luar negeri; tetapi akan mengeliminasi persaingan internasional 4) Menciptakan kesempatan kerja pd industri domestik 5) Mengurangi defisit neraca perdagangan (balance of payment/BOP)

23 ARGUMENTASI DIBERLAKUKANNYA PROTEKSI
National security Bagi ketahanan nasional suatu negara, industri2 yg strategisnya perlu dilindungi, seperti industri senjata 2) Unfair trade Bila suatu negara mensubsidi suatu barang maka daya saingnya di pasar dunia jadi lebih tinggi, tapi merugikan negara lain penghasil barang yg sama tanpa subsidi. 3) Infant industry Karena penguasaan teknologi dan pengalaman usaha masih rendah, perlu dilindungi

24 b. Mendorong perkembangan industri baru
Ada beberapa tujuan penting dari proteksi: a. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran. b. Mendorong perkembangan industri baru c. Mendiversifikasikan perekonomian d. Menghindari kemerosotan industri-industri tertentu e. Memperbaiki neraca pembayaran f. Menghindari dumping g. Menambah pendapatan pemerintah Salah satu kebijakan yang sering dilaksanakan adalah pembatasan perdagangan melalui kebijakan Tarif dan Non Tarif

25 Kebijakan Tarif Tarif adalah suatu pembebanan terhadap barang yang melintasi daerah pabean (suatu daerah geografis dimana barang bebas bergerak tanpa dikenakan cukai/bea pabean). Tarif merupakan suatu rintangan yang membatasi kebebasan perdagangan internasional. Pajak barang impor dengan tujuan menaikkan hargan produk tertentu sehingga dapat mengurangi persaingan bagi produsen lokal atau merangsang produksi lokal

26 tarif menimbulkan dampak berupa kenaikan harga atau biaya pengiriman barang (produk impor) ke suatu negara maksud pengenaan tarif: memperoleh pendapatan pengisi kas pemerintah(fungsi budgeter), dan suatu metode untuk melindungi sektor-sektor barang tertentu didalam negeri dari tekanan persaingan produk impor (fungsi regulend) contoh di indonesia : penerapan tarif impor 100% pada mobil mewah

27 Dalam pelaksanaan kegiatan ekspor impor pembebanan tarif dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis:
Exports Duties (bea ekspor) Pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju ke negara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang keluar dari custom area suatu negara yang memungut pajak. Custom area adalah daerah di mana barang-barang bebas bergerak dengan tidak dikenai bea pabean. Batas custom area ini biasanya sama dengan batas wilayah suatu negara. Transit Duties (bea transit) Pajak atau bea yang dikenkan terhadap barang-barang yang melalui wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah negara lain. 3. Import Duties (bea impor) Pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam custom area suatu negara dengan ketentuan bahwa negara tersebut sebagai tujuan akhir.

28 SISTEM TARIF Dalam menentukan besarnya tarif yang berlaku bagi setiap barang atau komoditi yang diperdagangkan secara internasional, para pelaku perdagangan internasional (eksportir-importir) menggunakan pedoman berdasarkan sistem tarif yang berlaku. Sistem tarif yang dimaksud adalah sebagai berikut : Tarif Tunggal (Single Column Tariff) Pengenaan satu tarif untuk satu jenis barang atau komoditi yang besarnya (prosentasenya) berlaku sama untuk impor komoditi tersebut dari negara mana saja, tanpa kecuali. Tarif Umum/Konvensional (General Conventional/Tariff) Dikenal juga dengan istilah tarif berganda (double coloum tariff) yaitu pengenaan satu tarif untuk satu komoditi yang besar prosentase tarifnya berbeda antara satu negara dengan negara lain. Tarif Preferensi (Preferensi Tariff) Tarif yang ditentukan oleh lembaga tarif internasional GATT yang persentasenya diturunkan, bahkan untuk beberapa komoditi sampai menjadi 0% yang diberlakukan oleh negara terhadap komoditi yang diimpor dari negara-negara tertentu karena adanya hubungan khusus antara negara pengimpor dengan negara pengekspor.

29 CARA PENGENAAN TARIF Dalam pelaksanaannya, sistem atau cara pemungutan tarif bea masuk dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain : 1. Dasar Nilai ( Ad Valorem ) Besarnya pungutan bea masuk atas barang impor ditentukan oleh tingkat prosentase tarif dikalikan harga CIF dari barang tersebut. Sebagai contoh, harga CIF suatu barang adalah US$100 dan besarnya tarif bea masuk 10%, sedangkan kurs US$1 = Rp ,- . Maka besarnya bea masuk yang dikenakan sebesar = 10% x US$100 x Rp ,- = Rp ,- 2. Dasar Jumlah Barang ( Ad Specific) Pungutan bea masuk ini didasarkan pada ukuran atau satuan tertentu dari barang impor. Sebagai contoh, bea masuk yang dikenakan atas barang-barang atau komoditi seperti dibawah ini : Semen : Rp ,- per ton Sepatu : Rp ,- per pasang Piring : Rp ,- per lusin Jeruk : Rp. 500 per kg VCR : Rp ,- per unit 3. Compound Duties Pengenaan tarif yang merupakan kombinasi dari ad valorem dan ad specific Contoh : sejenis barang tertentu dikenakan bea 10 % Ad valeroom ditambah dengan Rp ,- setiap unit.

30 Keuntungan dan kelemahan dari masing-masing sistem atau cara pemungutan tarif bea masuk tersebut, antra lain : Dasar Nilai ( Ad Valarem) bersifat proprsional. Keuntungan : a. dapat mengikuti perkembangan tingkat harga atau inflasi. b. terdapat diferensiasi harga produk sesuai kualitasnya. Kerugian : a. memberikan beban yang cukup berat bagi administrasi pemerintah, khususnya bea cukai karena memerlukan data dan perincian harga yang lengkap. sering menimbulkan perselisihan dalam penetapan harga untuk perhitungan bea masuk antara importir dan bea cukai, sehingga dapat menimbulkan stagnasi atau kemacetan arus barang di pelabuhan. Dasar Jumlah Barang ( Ad Specific) bersifat regresif. a. mudah dilaksanakan karena tidak memerlukan perincian harga barang sesuai kualitasnya. b. dapat digunakan sebagai alat kontrol proteksi industri dalam negri.. a. pengenaan tarif dirasakan kurang atau tidak adil karena tidak membedakan harga dan kualitas barang. b. hanya dapat digunakan sebagai alat kontrol proteksi yang bersifat statis.

31 DAMPAK TARIF IMPOR Pembebanan tarif terhadap suatu komoditi atau barang dapat mempunyai dampak (effect) terhadap perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa macam dampak (effect) tarif tersebut adalah : Dampak terhadap harga (Price Effect), menyebabkan harga barang di dalam negri naik. Dampak terhadap konsumsi (Consumption Effect), menyebabkan jumlah barang yang diminta di dalm negri (demand) menjadi berkurang. Dampak terhadap produksi (Import Subtitution Effect ), pengenan tarif dapat meningkatkan jumlah produksi yang ada di dalam negri. Dampak terhadap redistribusi pendapatan (Redistribution Effect), pendapatan yang diterima pemerintah akan meningkat, juga adanya ekstra pendapatan yang dibayarkan oleh konsumen di dalam negri kepada produsen di dalam negri.

32 Non tariff barriers Hambatan masuk dan atau keluarnya barang dan jasa dari dan ke dalam suatu negara tanpa penggunaan tariff atau pajak tertentu, biasanya lebih bertujuan untuk melindungi(protectionism), karena tidak memberikan pemasukkan bagi negara dapat berupa: kuota impor dan kuota ekspor. Aturan “penggunaan komponen dalam negeri” Kebijakan spesifik lain sesuai kondisi negara

33 Non tariff barriers kuota

34 kuota Menurut kindleberger dan lindert (1978), kuota merupakan hambatan nontarif yang banyak digunakan untuk membatasi masuknya impor barang dan jasa Pemberlakuan kuota ekspor dan atau impor pada umumnya dilandasi alasan: (1) sebagai jaminan kemungkinan kenaikan pengeluaran ekspor dan atau impor akibat persaingan perdagangan luar negeri yang makin buruk, (2) penerapan kuota memberikan kekuatan dan fleksibilitas administrasi kepada pemerintah.

35 Kuota impor adalah pembatasan secara lansung terhadap jumlah barang yang boleh diimpor dari luar negeri untuk melindungi kepentingan industri dan konsumen. Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan memberikan lisensi kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan domestik untuk mengimpor suatu produk yang jumlahnya dibatasi secara lansung. Kuota impor dapat digunakan untuk melindungi sektor industri tertentu dan neraca pembayaran suatu negara. Negara maju pada umumnya memberlakukan kuota impor untuk melindungi sektor pertaniannya. Sedangkan negara-negara berkembang melakukan kebijakan kuota impor untuk melindungi sektor industri manufakturnya atau untuk melindungi kondisi neraca pembayarannya yang seringkali mengalami defisit akibat lebih besarnya impor daripada ekspor. Dampak-dampak keseimbangan parsial dari pemberlakuan kuota impor dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

36 Dx dan Sx masing-masing adalah kurva penawaran untuk komoditi X di suatu negara. Dalm kondisi perdagangan bebas, harga yang berlaku adalah harga dunia, yakni Px=$1. Jika negara tersebut memberlakukan kuota impor 30X (JH), hal itu mengakibatkan kenaikan harga menjadi Px=$2, dan konsumsi akan turun menjadi 50X (GH), di mana 20X (GJ) di antaranya merupakan produksi domestik sedangkan sisanya adalah impor. Jika pemerintah melelang lisensi impor dalam suatu pasar kompetitif, maka pemerintah akan memperoleh tambahan pendapatan sebesar $30 (JHNM). Penambahan pendapatan bagi pemerintah sebesar itu sama seperti yang ditimbulkan jika negara tersebut memberlakukan tarif impor sebesar 100%. Namun seandainya kurva penawaran bergeser dari Dx ke Dx’, maka pemberlakuan kuota impor sebesar 30X (J’H’) akan menambah konsumsi dari 50X menjadi 55X (G’H’) dan 25X (G’J’) di antaranya merupakan produksi domestik.

37 Macam-macam kuota impor :
i. Absolute/ uniteral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan secara sepihak (tanpa negoisasi). ii. Negotiated/ bilateral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan atas kesepakatan atau menurut perjanjian. iii. Tarif kuota, yaitu pembatasan impor yang dilakukan dengan mengkombinasikan sistem tarif dengan sistem kuota. iv. Mixing quota, yaitu pembatasan impor bahan baku tertentu untuk melindungi industri dalam negeri.

38 Aliansi Strategis (strategic alliance).
Usaha patungan (joint venture). Perjanjian lisensi internasional (international licensing agreement). 4/13/2017 38

39 Ketidaksepahaman mengenai kebijakan perdagangan internasional
Perusahaan yang berbasis di suatu negara tidak tunduk pada pembatasan mengenai lingkungan dan dapat memproduksi dengan biaya lebih murah. Perusahaan yang tidak tunduk pada undang-undang tenaga kerja. Perusahaan yang berbasis di suatu negara mendapat izin dari pemerintahnya menawarkan suap kepada pelanggan besar. Perusahaan di suatu negara menerima keringanan pajak jika perusahaan bergerak di industri tertentu. 4/13/2017 39

40 Karakteristik Asing Mempengaruhi Bisnis Internasional
Budaya Sistem ekonomi. Kondisi Ekonomi. Nilai Tukar. Risiko Politik dan Undang-undang. 4/13/2017 40

41 Sistem Ekonomi Kebijakan mengenai kepemilikan bisnis:
Kapitalisme (capitalism). sistem ekonomi yang memungkinkan kepemilikan swasta atas bisnis. Komunisme (comunism). sistem ekonomi yang melibatkan kepemilikan publik atas bisnis. Sosialiasme (sosialism). sistem ekonomi yang memiliki sebagian fitur dari kapitalisme dan sebagian fitur dari komunisme. 4/13/2017 41

42 Privatisasi (Privatization)
Penjualan bisnis yang dimiliki oleh pemerintah kepada investor swasta. Perusahaan fokus di dalam menyediakan produk dan jasa yang diinginkan masyarakat. Memaksa perusahaan lebih efisien. Mempermudah akuisisi. 4/13/2017 42

43 Sensitivitas terhadap Kondisi Ekonomi Luar Negeri.
Pertumbuhan Ekonomi. Sensitivitas terhadap Kondisi Ekonomi Luar Negeri. 4/13/2017 43

44 Pergerakan Nilai Tukar Mempengaruhi Kinerja
Dollar As Bank Komersial Langkah 1 Pound Inggris Perusahaan AS yang melakukan impor Pound Inggris Perusahaan Inggris Yang menjual perlengkapan Langkah 2 Perlengkapan 4/13/2017 44

45 Dampak Dolar lemah terhadap eksportir AS
Pound Inggris Bank Komersial Langkah 1 Dollar As Perusahaan Inggris yang membeli peralatan Dollar As Perusahaan AS Yang melakukan Ekspor Langkah 2 Peralatan 4/13/2017 45

46 Pengaruh Persaingan Asing terhadap Nilai Tukar
RCA dan Perusahaan AS lainnya yang memproduksi televisi Televisi Dolar Televisi Toko-toko Ritel AS Perusahaan Jepang Yen Jepang Dolar Yen Jepang Bank Komersial

47 Skenario Hasil 1. Yen Jepang terdepresiasi terhadap dolar 2. Yen Jepang terapresiasi terhadap Toko-toko ritel AS dapat membeli TV Jepang dengan lebih sedikit dolar, sehingga permintaan akan televisi Jepang meningkat. Toko-toko ritel AS harus membayar lebih banyak dolar untuk membeli televisi Jepang, sehingga permintaan akan televisi Jepang turun.

48 Keputusan Bisnis Internasional Dampak
Menjual Produk Asing Melalui: Ekspor Investasi Aliansi strategi. Meningkatkan Pendapatan Meningkatkan Kinerja bisnis Mengandalkan produk asing melalui: Impor Investasi asing langsung. Aliansi strategi. Menurunkan Biaya Produksi

49 Jenis Produk Indonesia
Analisa Produk No Jenis Produk Indonesia Jenis Produk LN Keunggulan Kelemahan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4/13/2017

50 Tugas Bentuk Kelompok Lakukan analisa terhadap beberapa permasalahan (Topik) dibawah ini: Dampak negatif dan positif dari Globalisasi Contoh merk-merk dagang yang berhasil memasuki pasaran dunia (kasus merk Indonesia) Contoh hambatan-hambatan perdagangan yang dialami oleh produk Indonesia di pasar Internasional Kebijakan perdagangan Indonesia yang bisa mendorong produk luar negeri bisa bersaing dengan produk lainnya. Sertakan data, gambar serta informasi lainnya yang dianggap relefan Dipresentasikan pada pertemuan 7 4/13/2017


Download ppt "Globalisasi Ekonomi PERTEMUAN 6-7."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google