Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ANALISI S POTENS I EKONOMIREGIONAL DAHLAN TAMPUBOLON, PH.D.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ANALISI S POTENS I EKONOMIREGIONAL DAHLAN TAMPUBOLON, PH.D."— Transcript presentasi:

1 ANALISI S POTENS I EKONOMIREGIONAL DAHLAN TAMPUBOLON, PH.D

2 PENDAHULUAN Wilayah : EKONOMI REGIONAL Fak Ek MIKRO Penentuan Wilayah Proyek/Kegiatan Membantu Perencanaan Wilayah Menghemat Waktu dan Biaya Dalam Proses Menentukan Lokasi Suatu Kegiatan Proyek MAKRO Kebijakan Mempercepat Laju Pertumbuhan Keseluruhan Wilayah Ada Perbedaan Pada Setiap Potensi Keunggulan Komparative Skala Prioritas Pendapatan MPC

3

4 PENDEKATAN EKONOMI BASIS Teori basis ekonomi lebih didasarkan pada perkembangan peran sektor ekonomi, baik di dalam wilayah maupun ke luar daerah, terhadap pertumbuhan perekonomian wilayah / daerah tersebut. Untuk itu basis ekonomi pada struktur perekonomian suatu wilayah / daerah dikelompokkan menjadi dua sektor, yaitu: 1. Sektor Unggulan, yaitu sektor ekonomi yang mampu memenuhi permintaan barang dan jasa di pasar domestik maupun luar wilayah/daerah 2. Sektor Bukan Unggulan, yaitu sektor ekonomi yang hanya mampu memenuhi permintaan barang dan jasa di pasar domestik atau di wilayah/daerah Untuk penentuan sektor unggulan dan bukan unggulan tersebut digunakan analisis Location Quotient (LQ) dengan formulasi:

5

6 LOCATION QUOTIENT KABUPATEN INDRAGIRI HULU, 2010 - 2014 NoNoLAPANGAN USAHA 20102011201220132014 APertanian, Kehutanan, dan Perikanan0.910.910.920.920.880.880.840.840.800.80 BPertambangan dan Penggalian0.440.440.460.460.510.510.560.560.600.60 CIndustri Pengolahan7.237.237.167.167.467.467.567.567.577.57BasisBasis DPengadaan Listrik dan Gas0.490.490.480.480.460.460.450.450.430.43 EPengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2.852.852.942.942.992.992.992.992.492.49BasisBasis FKonstruksi1.321.321.241.241.191.191.151.151.081.08BasisBasis GPerdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0.850.850.830.830.760.760.720.720.700.70 HTransportasi dan Pergudangan1.171.171.141.141.021.020.950.950.890.89 IPenyediaan Akomodasi dan Makan Minum1.371.371.321.321.251.251.171.171.111.11BasisBasis JInformasi dan Komunikasi0.740.740.720.720.650.650.560.560.550.55 KJasa Keuangan dan Asuransi0.970.970.980.980.820.820.710.710.680.68 LReal Estate1.081.081.061.061.011.010.970.970.930.93 M,NM,NJasa Perusahaan1.911.911.841.841.691.691.561.561.401.40BasisBasis OAdministrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0.820.820.780.780.720.720.690.690.690.69 PJasa Pendidikan1.131.131.121.121.071.071.021.020.980.98 QJasa Kesehatan dan Kegiatan SosialJasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial0.840.840.800.800.760.760.740.740.690.69 R,S,T, U Jasa lainnya1.241.241.211.211.111.111.061.061.001.00BasisBasis

7 REVEALED COMPARATIVE ADVANTAGE iR RCARCA dimana: RCA Exi EXR Exn = Indeks keunggulan komparatif = Nilai ekspor produk agroindustri ke i di Provinsi Riau = Nilai total ekspor Provinsi Riau = Nilai total ekspor Indonesia Jika nilai indeks RCA dari produk agroindustri yang dianalisis lebih besar dari satu berarti produk tersebut mempunyai keunggulan komparatif bagi Provinsi Riau dan sebaliknya. Pendekatan melalui RCA dilakukan dengan cara mengevaluasi peranan ekspor komoditas tertentu dalam ekspor total suatu negara dibandingkan dengan pangsa komoditas tersebut dalam perdagangan dunia. Indeks RCA yang lebih besar dari satu menunjukkan bahwa ekspor komoditas tersebut mengalami peningkatan relatif dibandingkan rata-rata ekspor dunia, sehingga pangsanya di pasaran dunia meningkat, demikian sebaliknya (Ballasa,1965) Fak Ek EX EXEX i EX REX EXEX i EX R

8 INDEKS SPESIALISASI Model ini berguna untuk menganalisis tingkat konsentrasi sektor i di Kabupaten Ta Jabung secara relatif. Indeks lokalisasi yang dihasilkan bernilai 0SISI1 EiEi E EiEi E i 1 SI  Bila S1 = 0 :Berarti tidak terkonsentrasinya sektor i di Kabupaten 1ndragiri Hulu secara relatif terhadap Provinsi Riau.  Bila S1 = 1 :Berarti terkonsentrasinya sektor i di Kabupaten 1ndragiri Hulu secara relatif terhadap Provinsi Riau SI mengukur cara kegiatan ekonomi secara keseluruhan, misalnya kesempatan kerja, di suatu daerah menyebar kesegala sektor. Secara relatif, berarti juga dapat dibandingkan dengan wilayah yang lebih luas. Pada SI indeks yang diperoleh adalah untuk seluruh sektor pada sebuah daerah. Hal inilah yang membedakannya dengan LQ, yang hanya menghasilkan indeks untuk hanya satu sektor Fak Ek  R R N N 2 njung

9 INDEKS LOKALISASI Model ini digunakan untuk mengetahui tingkat penyebaran secara relatif sub se berbagai wilayah. Indeks lokalisasi yang dihasilkan bernilai 0 LI1 E iE i E iE i E R 1 LILI  Bila L1 = 0 :Berarti tingkat penyebaransektor i relatifseimbangdidi wilayan Kabupaten 1ndragiri Hulu.  Bila L1 = 1 :Berarti tingkat penyebaran Kabupaten 1ndragiri Hulu sektor i tidakseimbangdi Dalam LI, distribusi angkatan kerja dalam sebuah sektor untuk daerah yang berbeda- beda diperbandingkan dengan distribusinya di seluruh daerah yang lebih luas. Kedua variabel tersebut harus dinyatakan dalam persen. Kemudian untuk setiap wilayah, di hitung perbedaan antara masing-masing presentasinya. Indeks lokalisasi (LI) ini lebih cenderung bersifat sebagai alat analisis sektoral, dalam hal pesebaran daerahal. Namun demikian, LI dapat juga digunakan untuk mengetahui sektor mana yang penting bagi sebuah daerah serta penyebarannya  R N R N 2 ktor di

10 TIPOLOGI KLASSEN Selanjutnya dapat pula dilakukan analisis yang digunakan untuk mengetahui pola dan struktu pertumbuhan masing-masing sektor ekonomi dengan Klassen Typologi. Hasil analisis ini dapat melengkapi analisis LQ karena sektor-sektor ekonomi tersebut dengan matriks klasifikasi Klassen dapat dikelompokkan menjadi empat karakteristik, yaitu: cepat tertinggal dengan : riryiyiriryiyi = laju pertumbuhan PDRB sektor i ====== laju pertumbuhan PDRB total kontribusi PDRB sektor i terhadap total PDRB kontribusi PDRB rata-rata sektor terhadap total PDRB Kriteria Kontribusi terhadap PDRB Yi > YYi > YYi < YYi < Y Laju Pertumbuhan ri > rri > r Sektor maju dan tumbuh cepat Sektor berkembang ri < rri < r Sektor maju tapi tertekan Sektor relatif

11 Transportasi dan Pergudangan i Real Estate i Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial KLASIFIKASI SEKTOR EKONOMI INDRAGIRI HULU DENGAN KLASSEN TYPOLOGI, 2013-2014 Kriteria Kontribusi terhadap PDRB Sektor Maju (Y i > Ŷ) Sektor Tertinggal (Y i ≤ Ŷ) LajuPe rtumbuh anLajuPe rtumbuh an Tumbuh Cepat (r > ř) Sektor Maju & Tumbuh Cepat Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Industri Pengolahan Konstruksi Sektor Tertinggal tapi Tumbuh Cepat Pengadaan Listrik dan Gas Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Perusahaan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya Tumbuh Lambat (r ≤ ř) Sektor Maju tapi Tumbuh Lambat Pertambangan dan Penggalian Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Sektor Tertinggal & Tumbuh Lambat Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Jasa Keuangan dan Asuransi Wajib Jasa Pendidikan

12 ANALISIS SHIFT SHARE Dalam beberapa penelitian, analisis ini digunakan untuk:  identifikasi sektor/wilayah yang lamban atau cepat pertumbuhannya  identifikasi komponen pertumbuhan wilayah  menduga dampak kebijakan wilayah pada ketenagakerjaan atau produksi Inti analisis : mengukur perubahan berbagai indikator suatu kegiatan (ekonomi atau lainnya) pada dua titik waktu (tahun dasar dan tahun akhir analisis), misalnya produksi (PDB atau PDRB) dan jumlah tenaga kerja Data PDB atau PDRB yang digunakan pada 2 titik waktu harus didasarkan pada harga konstan tahun yang sama (ADH konstan). Q: mengapa tidak pakai PDB atau PDRB ADH berlaku???

13 Tahapan analisis Shift Share: Menghitung besarnya pergeseran/perubahan secara agregat di wilayah yang lebih luas, misalnya tingkat kabupaten/regional (national agregate shift share), yaitu pertumbuhan PDRB tingkat regional/kabupaten (RASS). Hasil perhitungan ini dapat menunjukkan ‘maju’ atau ‘lamban’-nya perubahan perekonomian di tingkat kabupaten. Menghitung besarnya pergeseran secara sektoral, tanpa memperhatikan lokasi (proportional shift share), yaitu rasio PDRB per sektor tahun akhir dan tahun awal minus rasio PDRB kabupaten tahun akhir dan tahun awal (PSS). Dari hasil perhitungan ini akan didapatkan sektor-sektor yang relatif ‘maju’ atau ‘lamban’ di tingkat kabupaten. Menghitung komponen pertumbuhan pangsa lokal (differential shift share), yaitu rasio PDRB tiap sektor di setiap kecamatan tahun akhir dan tahun awal minus rasio PDRB per sektor tahun akhir dan tahun awal (DSS). Dari hasil perhitungan ini akan diketahui sektor-sektor yang relatif ‘maju’ atau ‘lamban’ di setiap kecamatan atau pun kecamatan-kecamatan yang relatif ‘maju’ atau ‘lamban’ dalam setiap sektor. � � �

14 Analisis Shift Share Kolom-1Kolom-2Kolom-3…….Kolom ke-jTotal baris Baris-1 X11X11 X12X12 X13X13 ……. X1jX1j X1.X1. Baris-2 X21X21 X22X22 X23X23 ……. X2jX2j X2.X2. …… Baris ke-i X i1 X i2 X i3 ……. X ij X i. Tot Kolom X.1X.1 X.2X.2 X.3X.3 ……. X.jX.j X..

15 Analisis Shift Share X ij X.. X X ' X. j. j. j PSSPSS DSSDSS X. jX. j X.. X..X.. ij. j X ij ’ X ij X.j ’ X.j X.. ’ X.. i n j s ==================== PDRB kabupaten ke-i dan sektor ke-j tahun akhir analisis PDRB kabupaten ke-i dan sektor ke-j tahun awal analisis PDRB sektor ke-j tahun akhir analisis PDRB sektor ke-j tahun awal analisis PDRB provinsi tahun akhir analisis PDRB provinsi tahun awal analisis indek kabupaten; i = 1, 2, 3, …, n banyaknya kabupaten indek sektor; j = 1, 2, 3, …, s banyaknya sektor ' ' RASS.. 1 j ij X X

16 Perhatikan !! inti analisis ini adalah membandingkan laju pertumbuhan suatu wilayah/sektor dengan laju pertumbuhan di wilayah yang lebih besar/total sektor. Konvensi untuk interpertasi: � Jika RASS negatif: laju pertumbuhan wilayah yang lebih luas(kabupaten) negatif (lamban), dan sebaliknya � Jika PSS j negatif berarti pertumbuhan sektor ke j lamban, artinya laju pertumbuhan sektor ini lebih rendah daripada laju pertumbuhan total/wilayah, dan sebaliknya � DSS ij negatif, berarti laju pertumbuhan sektor ke-j di wilayah (kecamatan) ke-i lebih rendah (lamban) daripada laju pertumbuhan sektor ke-j di seluruh wilayah (kabupaten). Jika ingin mengetahui sektor maju, bagian/rumus mana yang digunakan???

17 Analisis Shift Share Untuk mengetahui wilayah lamban/maju, digunakan nilai Pergeseran Bersih wilayah ke-i (PB i. ). Jika PB i. positif, berarti wilayah tersebut ‘maju’ dan sebaliknya. PB i. = PSS i. + DSS i. X X..X.. DSS i.  DSS ij PSS i.  PSS ij. j. j PSS ij XX s ' ' s j 1. j.. j 1

18 INDEKS PERTUMBUHAN SEIMBANG Model ini digunakan untuk menganalisis masalah perbedaan pertumbuhan antar sektor terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata suatu daerah dalam periode tertentu. Sehingga, pada tahap selanjutnya akan diperoleh gambaran keseimbangan pertumbuhan pada sutau daerah. Data yang dipergunakan adalah Produk Domestik Daerahal Bruto secara sektoral (Primer, Industri, Utilitas dan Jasa) Indeks yang semakin rendah (mendekati nol) menunjukkan makin berimbang pertumbuhan antar sektor dan akan menghasilkan rata-rata pertumbuhan ekonomi daerah yang semakin tinggi dan demikian pula sebaliknya.  w i,1 w i,1 BGBG g i,1 n G 1G 1 1 nn j s k G Indeks Pertumbuhan yang seimbang untuk daerah Kabupaten Indragiri Hulu selama periode n tahun Laju pertumbuhan PDRB rata-rata tahun ke-1 hingga tahun ke-n di Kabupaten Indragiri Hulu Banyaknya sektor ekonomi di Kabupaten Indragiri Hulu Kontrbusi sektor I terhadap PDRB pada tahun ke -1 di Kabupaten Indragiri Hulu Laju pertumbuhan rata-rata sektor i di Kabupaten Indragiri Hulu j s 1 1 k j s j s j s 2 1 n i 1

19 INDEKS REDITRIBUSI Indeks redistribusi positif menunjukkan suatu pergeseran distribusi lokasi sektor i k daerah, sedangkan indeks redistribusi negatif menunjukkan suatu pergeseran distri industri ke luar daerah RIRI Ei,tEi,t EtEt E i,t 0 EtEt E i,t n EtEt Ei,tEi,t EtEt nn0n00 RIt = 0t = nRIt = 0t = n : Redistribution Index : tahun awal : tahun akhir Indeks redistribusi yang dihasilkan bernilai 0RIRI1 dimana:1 dimana:  Bila R1 = 0  Bila R1 = 1 :::: Berarti tidak ada pergeseran di dalam distribusi lokasi sektor i. Berarti terjadi pergeseran mutlak di dalam distribusi lokasi sektor i. Indeks ini menyatakan besarnya pergeseran (redistribusi) di dalam distribusi lokal suatu tahun dibandingkan tahun berikutnya. Suatu perbedaan positif menunjukkan suatu pergeseran industri tersebut kedalam wilayah. Suatu perbedaan negatif menunjukkan suatu pergeseran keluar daerah. Dalam menghitung angka pergeseran ini kita mengabaikan berbagai perubahan dalam beberapa perubah. e dalam busi lokasi R R R R N N N N

20 KOEFISIENVARIASI  n  2 i 1 KV i 1  Koefisien Variasi yang mendekati nol menunjukkan indikasi semakin meratanya pembangunan suatu region berdasarkan aspek yang diamati dan demikian sebaliknya Fak Ek X js X 2 n   xi   x i    N    N

21 INDEKS KONSENTRASI Coefficient Of Concentration Index (CCI) terdiri dari dua model yaitu Indeks Konsentrasi Pasar dan Indeks Konsentrasi Komoditas. Indeks K Pasar dimaksudkan untuk memfokuskan perhatian ekspor komoditas tertentu ke beberapa negara tujuan. Sedangkan Indeks Konsentrasi Komoditas dimaksudkan untuk mengkonsentrasikan pada satu atau beberapa jenis komoditas ekspor saja. n   XijXij C jxjx XjXj Cjx Xij Xj = Indeks konsentrasi komoditas eksporproduk agroindustri = Nilai ekspor produk agroindustri ke negara i pada tahun j = Nilai total ekspor produk agroindustri Indeks yang dihasilkan berkisar antara 0% - 100%. Nilai indeks semakin mendekati 100% dari suatu produk agroindustri berarti produk agroindustri tersebut memiliki tingkat konsentrasi ekspor yang tinggi dibandingkan produk agroindustri lainnya. Fak Ek 2 100    i 1 onsentrasi

22 ANALISIS INPUT-OUTPUT Konsep Tabel Input-output Merupakan suatu kelompok akuntansi, biasanya dalam bentuk moneter, mengenai suatu perekonomian  Perhatian eksplisit adalah saling hubungan antar berbagai sektor perekonomian, memusat terutama pada hubungan-hubungan antar industri.  Tabel input-output biasanya merupakan matrik "n x n" dimensi yang dibagi menjadi beberapa bagian dan tiap bagian mendiskripsikan suatu hubungan tertentu.  Keseluruhan sistem adalah suatu seri yang mengkorelasikan baris (output) dan kolom (input). Biasanya sektor terbesar & menggambarkan hubungan-hubungan antar industri karena penjualan dari suatu industri merupakan input bagi proses produksi dalam industri-industri lain yang bersangkutan  

23 Input – Output Approach Arus Input-Output pada satu daerah (Milyar Rp) tasitasi Perhitungan Gross Domestic Product (Produk Domestik Bruto): Konsumsi Rumahtangga Belanja Pemerintah Ekspor daerah Investasi daerah Pembayaran jasa Pemerintah = 125 ====== 308015308015 (pajak,dll)= - 30= - 30 Impor barang = - 60 PDB daerah= 160 Uraian Input untuk :Permintaan Akhir Total Output PertanianIndustriJasa Rumah tangga Peme- rintah Ekspor Inves- NominalPersenNominalPersenNominalPersen Output dari: - Pertanian - Industri - Jasa 2020020200 0,200 0,000 402040402040 0,200 0,100 0,200 0101001010 0,000 0,100 207525207525 0102001020 20555205555 01000100 100 200 100 Pembayaran untuk: - Jasa Rumahtangga - Jasa Pemerintah - Impor barang 401010401010 0,400 0,100 451540451540 0,225 0,075 0,200 70557055 0,700 0,050 500500 000000 000000 005005 160 30 60 Total Input1001,0002001,0001001,000125303080801515650

24 Apabila terjadi kenaikan permintaan akhir untuk hasil Pertanian senilai Rp 10 M, maka sektor pertanian memerlukan (lihat kolom-1 pada tabel-1): 0,2 x0,2 x0,0 x0,1 x0,1 x0,2 x0,2 x0,0 x0,1 x0,1 x Rp 10 M ========== 2201122011 MMMMMMMMMM tambahan output Pertanian tambahan ouput Industri tambahan Jasa tambahan jasa pemerintah tambahan impor barang Tahap-0 Permintaan naik 10 M Pertanian = 10 Tahap-1 : Pertanian = 2 Industri = 2 PertanianIndustriJasa 0,2 x 10 = 2 0,0 x 10 = 0 Tahap-2 : Pertanian = 0,8 Industri = 0,6 Pertanian Industri JasaIndustri Jasa = 0,4 0,2 x 2 = 0,4 0,0 x 2 = 00,1 x 2 = 0,2 0,2 x 2 = 0,4 Tahap-3 : Pertanian = 0,28 Industri = 0,26 P I JPIJ 0,08 0,08 0,000,08 0,00 P I J JasaJasa= 0,16= 0,16 0,00 0,04 0,04 P I J 0,08 0,04 0,080,04 0,02 0,04

25 Angka kumulatif pertambahan tersebut: 1. Pertanian 2. Industri 3. Jasa = 10 + 2 + 0,8 + 0,28 +......... =13,26 M 3,02 M 0,67 M ==== 2 + 0,6 + 0,26 +......... = 0,4 + 0,16 +......... = Efek setelah kenaikan permintaan pertanian sebesar Rp 10 M (Milyar Rp) Jadi setiap kenaikan Rp 1 M permintaan hasil Pertanian akan meningkatkan total output sebesar Rp 1,645 M dari: Pertanian = 1,326 M Industri = 0,302 M JasaJasa= 0,067 M Uraian Input untukPermintaan AkhirTotal Output PertanianIndustriJasaJasaRTRTPem.Pem.EksporInvestasi Output dari: - Pertanian - Industri - Jasa 2,6520 0,0000 0,6040 0,3020 0,6040 0,0000 0,0670 000000 000000 10001000 000000 13,26 3,02 0,67 Pembayaran untuk: - Jasa Rumahtangga - Jasa Pemerintah - Impor barang 5,3040 1.3260 0,6795 0,2265 0,6040 0,4690 0,0335 000000 000000 000000 000000 6,45 1,59 1,96 Total Input 13,26003.02000,6700000026,95

26 Input-Output inter-regional untuk dua daerah A dan B (Milyar Rupiah) Uraian I n p u t u n t u k Permintaan Akhir Total Output Daerah ADaerah B PertanianIndustriJasaJasaPertanianIndustriJasaJasa AB Output dari A: - Pertanian - Industri - Jasa --20--20 ------ 10--10-- ------ 5050101030303030 100 50 Output dari B: - Pertanian - Industri - Jasa -2020-2020 ------ -20--20- ------ 5050 6060202080308030 200 100 Pembayaran untuk: - Rumahtangga A - Rumahtangga B 40-40- ---- 20-20- ---- 20802080 80 110 Total Input100-5050-2001008080110640

27 Koefisien Input-Output inter-regional untuk dua daerah A dan B (Milyar Rupiah) Misalkan: Permintaan akhir daerah B untuk output Industri dan Jasa menjadi dua kali lipat(100%) berarti bertambah dengan 80 M untuk Industri dan 30 M untuk Jasa maka dengan menggunakan koefisien I-O tersebut dapat dihitung dengan kira-kira tujuh tahap perhitungan (dengan komputer) akan diperoleh hasil akhir nilai output :- di daerah B meningkat dari Rp 300 M menjadi Rp 500 M (± 67%) - di daerah A meningkat dari Rp 150 M menjadi Rp 200 M (± 33%) Uraian I n p u t u n t u k Permintaan Akhir Daerah ADaerah B PertanianIndustriJasaJasaPertanianIndustriJasaJasa AB Output dari A: - Pertanian - Industri - Jasa - 0,20 ------ - ------ 0,25 - 0,10 - 0,375 - 0,375 ------ Output dari B: - Pertanian - Industri - Jasa - 0,20 ------ - 0,40 - ------ 0,25 - 0,60 - 0,250 - 0,73 0,27 Pembayaran untuk: - Rumahtangga A - Rumahtangga B 0,40 - ---- 0,40 - ---- 0,10 0,40 ---- ---- ---- Total Input1,00- -

28 TERIMA KASI H BANYAK - BANYA K


Download ppt "ANALISI S POTENS I EKONOMIREGIONAL DAHLAN TAMPUBOLON, PH.D."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google