Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

GERAKAN FEMINIS By Sjafiatul Mardliyah, S.Sos., M.A.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "GERAKAN FEMINIS By Sjafiatul Mardliyah, S.Sos., M.A."— Transcript presentasi:

1 GERAKAN FEMINIS By Sjafiatul Mardliyah, S.Sos., M.A.

2 Ada 3 gelombang gerakan Feminis
Gerakan feminis Gel I; dimulai tahun 1800-an, di Perancis  Revolusi Industri Gerakan feminis Gel II, dimulai awal tahun 1960-an Gerakan Feminis Gelombang III, mulai awal tahun 1990-an

3 GELOMBANG I Berkaitan dengan terjadinya Revolusi Perancis (1789)
Beberapa tokoh (Mary Wollstonecraft, E. Cady Stanton) berada di balik lahirnya Deklarasi Konvensi Hak-Hak Perempuan Abad ini system kemasyarakatan Eropa adalah Feodal: saat itu 6000 perempuan kelas menengah bawah demo, menuntut turunnya harga roti.

4 Lanjutan… Industri mulai berkembang, muncul kelas baru, yaitu kelas menengah perkotaan  counter hegemoni monarchi Puncak dari pergerakan mereka terjadi tahun 1960-an ketika berlangsung Konverensi Komisi Persaman Hak Kesempatan Bekerja Konverensi tersebut dinilai tidak menyinggung perempuan,  melakukan aksi untuk mengcounter Konverensi

5 Lanjutan… Sekelompok perempuan berkumpul di pimpin Betty Friedan, akhirnya membentuk organisasi NOW (National Organizations For Women)  demo mengecam perlakuan diskriminasi New York Times digugat karena iklannya mensegregasikan iklan pekerjaan tertentu yang sesuai dengan laki-laki dan perempuan. Dari sini sebagai embrio kekuatan politik yang menyebar ke Eropa dan Amerika. Landasan untuk pergerakan adalah Feminisme Liberal, Radikal, Sosialis/Marxis.

6 FEMINISME LIBERAL Manusia punya kemampuan rasionalitas  dalam berbagai aspek termasuk moralitas dan kebijaksanaan  ada penekanan “otonomi individu”, disini ada nilai pemenuhan diri, baik laki-laki maupun perempuan  semua itu berkaitan dengan “HAK” Intervensi negara, sedikit paling baik untuk menjamin hak individunya. Intervensi boleh jika dapat menjadi dirinya sendiri. Awalnya, banyak fihak yang memihak liberal Klasik, tapi perkembangannya pada liberal egalitarian.

7 Lanjutan… Ada 2 pandangan: Liberal Klasik dan Liberal Egalitarian. Liberal Klasik: negara diharapkan melindungi hak sipil dan dalam pasar bebas ada kesempatan sama untuk mengakumulasikan keuntungan. Liberal Egalitarian: Peran negara yang ideal terfokus pada keadilan ekonomi, bukan kebebasan sipil. Setiap orang yang masuk ke pasar ada perbedaan besar antara yang sudah punya keuntungan dengan yang belum  ada ketimpangan  tidak dapat dikurangi kepada mekanisme pasar. Pasar justru memperparah ketimpangan.

8 PERKEMBANGAN FEMINIS LIBERAL
Abad ke 18; Pendidikan yang sama untuk perempuan. Abad ke 19:Kesempatan hak sipil dan ekonomi bagi perempuan dan laki-laki Abad 20: Memperjuangkan hak-hak perempuan dalam institusi-institusi yang ada, baik secara legal maupun social.

9 FEMINISME LIBERAL ABAD 18
Mengakui hak setiap individu  harus diberikan sebagai prioritas Posisi ekonomi dan social perempuan Eropa yang tidak menguntungkan. Pekerjaan produktif dilakukan diseputar keluarga oleh laki-laki dan perempuan Ketika kekuatan kapitalis mendorong pekerjaan rumah ke pabrik, perempuan ditinggalkan

10 Lanjutan… Perubahan ini berpengaruh besar pada perempuan kelas menengah yang menikah dirumahkan, karena suaminya pengusaha dan kaum professional Dapat menggaji pembantu  perempuan tidak produktif baik di luar maupun di dalam rumah, seperti “burung dalam sangkar”  neurosis, kehilanga rasa hormat pada dirinya sendiri. Laki-laki dan perempuan harus diberi pendidikan dan kesempatan yang setara untuk mengembangkan kapasitas nalar da moralnya.

11 Lanjutan… Kenyataan ini tidak alamiah tetapi bentukan lingkungan, jika laki-laki dimasukkan dalam sangkar, mereka akan punya karakter sama yaitu: lemah, emosional, sensitive dan punya perasaan ingin menyenangkan diri. Perempuan yang rumahan bukan menjadi partner suami tetapi penghancur suami, solusinya perempuan diberi pendidikan sama Perempuan bukan sebagai “alat” untuk mencapai kebahagiaan orang lain, tetapi perempuan adalah hasil akhir, seseorang yang rasional dan punya kemampuan serta kehendak sendiri.

12 FEMINIS LIBERAL ABAD 19 John S Mill: Perempuan harus berani mengekspresikan keinginannya sendiri dan bukan hanya berdasarkan apa yang orang lain inginkan. Perjuangan difokuskan pada hak politik dan kesempatan sama dalam pendidikan, dan ekonomi. Pada saat itu perempuan tidak boleh ikut memilih: ikut memilih merupakan tindakan revolusioner Hak memilih disamping mengekspresikan pandangan politiknya, juga dapat mengubah system, struktur, tingkah laku yang menindas.

13 Lanjutan… Ada hubungan antara pergerakan anti perbudakan dengan pergerakan perempuan Ada keengganan laki-laki kulit putih mengakui penindasan terhadap perempuan Pertemuan hak-hak perempuan (1848) menghasilkan deklarasi yang menuntut reformasi hukum perkawinan, perceraian, property dan anak serta menekankan hak perempuan untuk berpendapat di dunia publik.

14 Lanjutan… Tahun 1851 di Ohio ada Konvensi Hak-hak Perempuan, kulit putih dan hitam Abad ini perdebatan hak perempuan dinamis  perang dunia I, laki-laki menekankan pentingnya kerjasama demi kesatuan bangsa, meminta perempuan membantu mempertahankan bangsa, perempuan kembali ke belakang membantu laki-laki.

15  FEMINIS LIBERAL ABAD 20 Perjuangan feminis berhasil dituangkan dalam Amandemen 19 di AS (1920), sejak itu perjuanganya melemah Tahun 1960-an bangkit lagi, memperjuangkan hak-hak perempuan dengan menekan institusi baik secara legal maupun sosial. Sejak itu muncul organisasi perempuan: NOW (National organization for Women); NWPC (National Political Caucus) dan WEAL (Women’s Equity Action League)

16 Lanjutan… NOW (Betty Friedan) menuntut persamaan hak di berbagai bidang (hukum, politik, pendidikan, pelatihan kerja, mengontrol hak reproduksinya) Persoalan mendalam adalah perubahan struktural: bagaimana menyadarkan dan menarik laki-laki terlibat di ruang domestik Perempuan di tahun 1980-an menjadi “superwomen”.

17 Lanjutan… Friedan pada awalnya menganjurkan perempuan menjadi seperti laki-laki, tahap berikutnya merekomedasikan perempuan untuk mengembangkan sifat androgini, laki-laki lebih feminine dan perempuan lebih berani (maskulin). Perjuangan Feminis Liberal, mencapai kesetaraan ditempuh melalui jalur legalitas, perjuangan hak-hak di bidang politik, pendidikan, kerja ditempuh dengan jalur hukum. Untuk pembebasan dari keterkungkungan social melalui pengembangan sifat-sifat yang androgini.

18 KRITIK TERHADAP FEMINISME LIBERAL
Dapatkah perempuan menjadi seperti laki-laki? Apakah perempuan menginginkannya? Identitas gender merupakan produk dari sosialisasi  dapat diubah jika masyarakat memang menginginkannya da mensosialisasikannya Perempuan tidak hidup hanya dengan nalar dan otonomi.

19 FEMINISME RADIKAL Adanya pemisahan ranah publik dan ranah privat lebih rendah  disini tumbuh subur patriarchi. Peran tubuh dan seksualitas sangat mendominasi konsep feminis radikal. Penindasan berawal melalui dominasi seksualitas. Gerakan ini meliputi: Pergerakan Kesehatan perempuan Tubuh perempuan obyek pertama penindasan Seksualitas

20 1. PERGERAKAN KESEHATAN PEREMPUAN
Memperjuangkan isu-isu kesehatan, karena kesehatan perempuan dikontrol laki-laki. Kesehatan perempuan harus dilihat dari kacamata perempuan. Memelopori argumentasi “aborsi” dan penggunaan alat kontrasepsi yang aman. Slogannya: Perempuan punya Hak untuk memilih, ingin punya anak atau tidak.

21 Lanjutan… Alat kontrasepi perempuan bawah bukan pilihan bebas, tetapi suatu keharusan yang tidak dapat ditolak. Perempuan tidak punya hal informasi atas alat kontrasepsi yang akal dipakai berbagai alat kontrasepsi di negara maju masuk dalam daftar benda yang berbahaya. Segala sesuatu tentang tubuh perempuan didefinisikan melalui pendangan laki-laki Ginekolog selalu laki-laki.

22 2. TUBUH PEREMPUAN: OBYEK PENINDASAN
Mengecam tindak kekerasan laki-laki terhadap perempuan Kekerasan yang selama ini terjadi melekat pada budaya patriarchi wajar. Pornografi dan pelecehan seksual terjadi pada perempuan nakal, bila perempuan baik dan patuh tentu tidak mengalami kekerasan. Kenyataan tidak selalu demikian Awal tahun 1980-an tourisme digalakkan, tourisme seks ikut berkembang.

23 Lanjutan… Ada kepentingan teknologi reproduktif atau “techno-patriach” untuk mendominasi tubuh perempuan Teknologi tidak pernah netral dalam nilai-nilainya, tetapi sarat kepentingan. Kelompok ini memberikan penyadaran, edukasi dan strategi politis untuk menolak kontrol dan penyiksaan atas tubuh perempuan yang dilakukan atas nama teknologi kesehatan.

24 3. SEKSUALITAS Feminisme radikal mendefinisikan seksualitas sebagai sesuatu yang politis (ada hirarki dan pemaksaan laki-laki melalui seksualitas) . Seks adalah politik yang didasarkan pada paradigma hubungan kekuasaan yang dilegitimasikan oleh ideology patriarchy

25 Lanjutan… Heteroseksual merupakan wilayah utama penunjukkan kekuasaan laki-laki. Kesetaraan hanya dapat diharapkan jika ada pemahaman “androgini” Pandangan androgini: komunitas akan sehat jika dalam diri seseorang tidak digenderkan, tetapi suatu kekuatan yang dapat memberikan kontribusi positif bagi kedua jenis kelamin. Reproduksi dianggap sebagai sumber penindasan.

26 FEMINISME MARXIS DAN SOSIALIS
Lebih menekankan penindasan gender di samping penindasan kelas, sebagai salah satu sebab penindasan terhadap perempuan. Kelas menyebabkan perbedaan fungsi da peran. Perempuan borjuis tidak mengalami penindasan yang sama dengan perempuan kelas proletar. Penindasan perempuan terjadi melalui produk politik, social dan struktur ekonomi yang berkaitan dengan system kapitalisme.

27  KONSEP MANUSIA Dalam pandangan Marx manusia didefinisikan melalui karyanya, lewat produktivitasnya (terlihat ketika bertani, bekerja di pabrik dll). Yang membawa perubahan : material, bukan ide, pikiran dan nilai manusia  konsep materialisme histories. Kondisi material menentukan proses sosial, politik dan intelektual. Bukan kesadaran diri yang menentukan keberadaan sosialnya, tetapi keberadaan social yang menentukan kesadaran dirinya. Perempuan tidak dapat membentuk dirinya sendiri bila secara ekonomi dan sosial tergantung pada laki-laki.

28  SISTEM EKONOMI Sistem ekonomi modern: terjadi adanya pertentangan kaum proletar dan borjuis (kapitalis) Kapitalisme merupakan sebuah system pertukaran, sebagi komoditas. Tenaga kerja punya harga daan semua transaksi adalah transaksi pertukaran Hubungan buruh-majikan dilihat sebagai hubungan pertukaran (gaji dan tenaga kerja).


Download ppt "GERAKAN FEMINIS By Sjafiatul Mardliyah, S.Sos., M.A."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google