Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Kelompok 3 “Diksi” Erfriyanka D815048 Safitri D Lovita D Aulia D Nur D

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Kelompok 3 “Diksi” Erfriyanka D815048 Safitri D Lovita D Aulia D Nur D"— Transcript presentasi:

1 Kelompok 3 “Diksi” Erfriyanka D815048 Safitri D Lovita D Aulia D Nur D Damar D

2 Pengertian Diksi Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, memilih kata yang tepat dan selaras untuk menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu. Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.  Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam karang mengarang.

3 Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.

4 Peranti Kata Berdenotasi dan Berkonotasi
Dalam studi linguistik ditegaskan bahwa kata yang tidak mengandung makna tambahan atau perasaan tambahan makna tertentu disebut denotasi. Adapun maknanya disebut makna denotatif, makna denotasional, kognitif, makna konseptual, makna ideasional, makna referensial, atau makna proporsional. Jadi makna denotatif itu dapat disebut makna yang sebenarnya, makna yang ditunjuk oleh sesuatu yang disimbolkan itu. Dalam studi bahasa pula lazimnya diketahui bahwa makna konotatif adalah makna yang mengandung arti tambahan, perasaan tertentu, atau nilai rasa tertentu disamping makna dasar yang umum. Konotasi atau makna konotatif sering disebut makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Dapat juga dikatakan makna konotatif adalah makna kias, ukan makna sesunguhnya. Maka, sebuah kata bisa diartikan berbeda pada masyarakat yang satu dan masyarakat lainnya. Makna konotatif memiliki nuansa makna subjektif dan cenderung digunakan dalam situasi tidak formal. Peranti-peranti Diksi

5 Peranti Kata Bersinonimi dan Berantonimi
Kata ‘bersinonim’ berarti kata sejenis, sepadan, sejajar, serumpun, dan memiliki arti sama. Secara lebih gampang dapat dikatakan bahwa sinonim sesungguhnya adalah persamaan makna kata. Adapun yang dimaksud adalah dua kata atau lebih yang berbeda bentuknya, ejaannya, ucapan atau lafalnya, tetapi memiliki makna sama atau hampir sama. Kata berantonim berlawanan dengan kata bersinonim. Bentuk kebahasaan tertentu akan dapat dikatakan berantonim kalau bentuk itu memiliki makna yang tidak sama dengan makna lainnya. Dalam linguistik dijelaskan bahwa antonim menunjukkan bentuk-bentuk kebahasaan itu memili relasi antar makna yang wujud logisnya berbeda atau bertentangan antara satu dengan lainnya.

6 Bentuk berantonim dapat dibedakan sebagai berikut:
Pertama, bentuk berantonimi kembar. Antonimi kembar menunjukkan pada perbedaan antara dua entitas kebahasaan. Ciri yang mendasar dari kehadiran antonimi kembar atau ‘dual’ adalah bahwa kehadiran entitas kebahasaan yang satu meniadakan entitas kebahasan yang satunya lagi. Kedua, antonimi plural. Ciri pokok antonimi jenis ini adalah bahwa penegasan terhadap anggota tertentu akan mencakup penyangkalan setiap anggota lainnya secara terpisah. Ketiga, antonimi gradual. Maksudnya antonimi yang merupakan menyimpangan dari antonimi dual seperti disebutkan didepan. Kalau dalam antonimi kembar terdapat dikotomi ‘kaya’ dan ‘miskin’, dalam antonimi gradual terdapat ‘setengah kaya’ atau ‘lumayan kaya’ atau ‘agak kaya’. Jenis antonimi keempat adalah antonimi relasional. Maksudnya, bentuk kebahasaan yang dianggap berantonim itu memiliki relasi kebalikan.

7 Peranti Tata Bernilai Rasa
Diksi atau pemilihan kata juga mengajarkan untuk senantiasa menggunakan kata-kata yang bernilai rasa dengan cermat. Pertimbangan untuk memilih bentuk kebahasaan tertentu yang dianggap atau dirasakan lebih tepat lebih memenuhi nilai rasa yang sesuai dengan konteks pemakaian sangat penting dilakukan.

8 Peranti Kata Konkret dan Abstrak
Kata-kata konkret adalah kata-kata yang menunjuk pada objek yang dapat dipilih, didengar, dirasakan, diraba, atau dicium. Kata-kata konkret lebih mudah dipahami daripada kata-kata abstrak. Kata-kata konkret akan dapat lebih efektif jika dipakai dalam deskripsi sebab kata-kata demikian itu akan dapat merangsang pancaindera. Kata abstrak menunjukan pada konsep atau gagasan. Kata-kata abstrak sering dipakai untuk mengungkapkan gagasan yang cenderung rumit. Kalau kata-kata konkret lazim digunakan untuk membuat deskripsi, beberapa juga untuk narasi, maka kata-kata abstrak lazim digunakan untuk membuat persuasi dan/atau argumentasi.

9 Peranti Keumuman dan Kekhususan Kata
Kata-kata umum demikian ini lebih tepat digunakan untuk argumentasi atau persuasi, karena dalam pemakaian yang disebutkan terakhir itu akan dibuka kemungkinan-kemungkinan penafsiran yang lebih luas ,yang lebih umum, yang lebih komprehensif. Dalam banyak hal, kata-kata khusus memang merupakan kebalikan dari kata-kata umum. Kata-kata khusus cenderung digunakan dalam konteks terbatas, dalam kepentingan-kepentingan yang perlu perincian, dan perlu ketepatan dan keakuratan konsep. Maka, lazim pula dipahami bahwa kata-kata khusus adalah kata-kata yang sempit ruang lingkupnya, terbatas konteks pemakaiannya.

10 Peranti kelugasan kata
Diksi juga mengajarkan ihwal kata-kata lugas, apa adanya. Ada juga yang menyebut bahwa kata-kata lugas itu tembak langsung (to the point), tegas, lurus, apa adanya, kata-kata yang lugas adalah kata-kata yang sekaligus juga ringkas, tidak merupakan frasa panjang, tidak mendayu-dayu, dan sama sekali tidak berbelit-belit. Lazimnya, kata-kata lugas itu juga bukan merupakan bentuk-bentuk kebahasaan kompleks.

11 Peranti Penyempitan dan Perluasan Makna Kata
Adakalanya penyempitan makna yang demikian ini memang merupakan tuntutan kehidupan dan perkembangan bahasa. Penyempitan makna tidak dapat dengan serta merta dikatakan bahwa penyempitan makna kata demikian merupakan simbol dari kematian sebuah bentuk kebahasaan. Sebagai imbangan dari penyempitan makna kata adalah perluasan makna kata. Bahasa yang berdinamika karena hidup dan berkembang, selain akan mengalami banyak penyempitan makna, juga akan mengalami banyak perluasan makna.

12 Peranti Keaktifan dan Kepasifan Kata
Dalam kerangka diksi atau pemilihan kata, yang dimaksudkan dengan kata-kata aktif bukanlah kata-kata yang berawalan ‘me-‘ dan tidak beralawan ‘di-‘. Adapun yang dimaksud dengan kata-kata aktif adalah kata-kata yang banyak digunakan oleh tokoh masyarakat. Maka kata-kata yang semula tidak pernah digunakan itu menjadi banyak digunakan dalam pemakaian kebahasaan.

13 Peranti Ameliorasi dan Peyorasi
Ameliorasi adalah proses perubahan makna dari yang lama ke yang baru ketika bentuk yang baru di anggap dan dirasakan lebih tinggi dan lebih tepat nilai rasa serta konotasi di banding dengan yang lama. Peyorasi yaitu perubahan makna dari yang baru ke yang lama ketika yang lama di anggap masih tetap lebih tinggi dan lebih tepat nilai rasa serta konotasi di banding dengan makna yang baru.

14 Kasus kami-kami kami Aneka kasus diksi Kasus saya haturkan
saya menyampaikan Kasus putri anda anak perempuan anda Kasus kami-kami kami

15 Ihwal Peristilahan Istilah dapat didefinisikan sebagai kata atau gabungan kata yang dapat dengan cermat mengunkapkan makna konsep,proses,keadaan atau sifat yang khas dalam bidang kehidupan dan cabang Ilmu Pengetahuan tertentu. Istilah itu sendiri dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu istilah yang sifatnya khusus dan istilah yang sifatnya umum.

16 Pilihan Kata dan Penggunaanya
Kata dari dan daripada Kertas itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal) Peristiwa itu timbul dari peristiwa seminggu yang lalu (keterangan sebab) Buku itu ditulis dari pengalamanya selama di Jerman (menyatakan alasan) Kata pada dan kepada Buku catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan) Saya ketemu dengan dia pada suatu sore hari. (keterangan waktu) Kata di dan ke Atik sedang berada di luar kota  (fungsi kata depan di) Di saat usianya suadah lanjut, orang itu semakin malas belajar (keterangan waktu) Kata dan dan dengan Ayah dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin Ibu memotong kue dengan pisau Kata antar dan antara Kabar ibu belum pasti, antara benar dan tidak (menyataan pemilihan) Dia akan tiba antara jam sampai jam (jangka waktu) Pilihan Kata dan Penggunaanya

17


Download ppt "Kelompok 3 “Diksi” Erfriyanka D815048 Safitri D Lovita D Aulia D Nur D"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google