Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Prinsip-Prinsip dalam Tes Psikologi

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Prinsip-Prinsip dalam Tes Psikologi"— Transcript presentasi:

1 Prinsip-Prinsip dalam Tes Psikologi
Sowanya Ardi Prahara, MA. Fakultas Psikologi UMBY 2014

2 Syarat-syarat Tes yang Baik
Tes harus Valid Tes harus Reliabel Tes harus Terstandarisasi

3 Tes Harus Valid Azwar (2005)
Validitas memiliki arti sejauh mana ketepatan & kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Sugiyono (2006) Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur

4 Cont... Jadi validitas tes adalah taraf sejauhmana tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Semakin tinggi validitas suatu tes, maka tes itu semakin mengenai sasarannya dan yang seharusnya ditunjukkan. Contoh tes yg valid: Tes Stanford-Binet untuk mengukur inteligensi anak usia 3-14 tahun. Tes WAIS untuk mengukur inteligensi orang usia 16 tahun ke atas. Sebaliknya kurang tepat/ valid jika menggunakan timbangan beras untuk menimbang berat emas.

5 Macam-macam Validitas
1. Validitas Isi (Content Validity) Yaitu sejauh mana aitem-aitem dalam tes mencakup kawasan isi yang hendak diukur dalam tes tersebut. Validitas isi diperoleh melalui analisis rasional oleh ahli sehingga alat ukur hanya memuat isi yg relevan (Azwar, 2005) Validitas isi tes dapat ditentukan melalui pendapat profesional (professional judgement) (Suryabrata,2005)

6 Cont... Validitas Isi terbagi menjadi dua tipe, yaitu:
Validitas Muka (face validity) tipe validitas paling rendah signifikansinya, karena hanya didasarkan pada penilaian format penampilan saja. Validitas Logika (logical validity) sejauh mana isi tes (aitem-aitem) merupakan representasi dari ciri-ciri atribut/ variabel yg hendak diukur.

7 Cont... 2. Validitas Konstruk (construct validity)
Suatu tes dikatakan valid kalau telah cocok dengan konstruksi teoritik sebagai dasarnya aitem-aitem tes itu dibangun. Misalnya: tes dibangun dari konstruk teori-teori ahli. 3. Validitas Terkait Kriteria (criterion related validity) Menghendaki tersedianya kriteria eksternal yang dapat dijadikan dasar pengujian skor tes. Suatu kriteria adalah variabel perilaku yang akan diprediksikan oleh skor tes. Misal: penempatan karyawan, seleksi mahasiswa baru, dll.

8 Cont... Prosedur validasi berdasar kriteria menghasilkan dua macam validitas, yaitu: Validitas Prediktif Seberapa besar derajat skor tes berhasil memprediksi kesuksesan seseorang pada situasi yang akan datang. Misal: seleksi mahasiswa baru, penempatan karyawan, dll. Validitas Konkuren kemampuan suatu instrumen pengukuran untuk mengukur gejala tertentu pada saat sekarang kemudian dibandingkan dengan instrumen pengukuran lain untuk konstruk yg sama

9 Tes Harus Reliabel Azwar (2005)
Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur. Yaitu apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yg sama diperoleh hasil yg relatif sama, selama aspek yg diukur dalam diri subjek belum berubah. Suryabrata (2005) Sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Ditunjukkan oleh taraf keajegan (konsistensi) skor yg diperoleh para subjek yang diukur dengan alat yang sama.

10 Cont... Terdapat tiga macam pendekatan reliabilitas, yaitu:
Pendekatan tes ulang (test-retest) Yaitu dengan menyajikan tes dua kali pada satu kelompok subjek dengan tenggang waktu di antara kedua penyajian tersebut. b. Pendekatan bentuk paralel (paralel forms) Tes yang akan diestimasi reliabilitasnya harus paralel, yaitu tes lain yang sama tujuan ukurnya dan setara isi itemnya, baik kualitas & kuantitas (tes kembar)

11 Cont... c. Pendekatan Konsistensi Internal (internal consistency)
Dilakukan dengan mengggunakan satu bentuk tes yang dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok subjek. Tujuannya melihat konsistensi antara item/ antar bagian dalam tes itu sendiri.

12 Tes Harus Terstandardisasikan
Standrisasi suatu tes bertujuan supaya testee yg dites mendapatkan perlakuan yang benar-benar sama. Menentukan distribusi skor mentah dalam kelompok norma sehingga pengembang tes dapat mempublikasikan skor-skor turunan yg disebut Norma. Norma ditetapkan secara empiris melalui tes pada suatu sample besar dan representatif. Karena Skor yg dicapai hanya mempunyai arti kalau dibandingkan satu sama lain.

13 Cont... Hal-hal yang perlu distandarisasikan:
Materi tes, bahan yg digunakan (kertas, karton, dll), item-itemnya (kata-kata, gambar, tanda, dll) Penyelenggaraan tes, mencakup perlengkapan (meja, kursi, penerangan), situasi (suhu, ketenangan, dll) serta waktu yg disediakan. Skoring tes, cara memberi skor, pertimbangan menentukan skor (kunci), sistem soring (lambang yg digunakan) Interpretasi hasil testing, testing yng sama harus diberikan interpretasi yang sama.

14 Syarat tes yang baik lainnya...
Tes harus objektif, yg objektif itu penilaiannya. Tes yg objektif akan memberikan hasil yang sama kalau dinilai oleh tester yang berlainan. Tes harus diskriminatif, dapat mengungkap gejala tertentu dan menunjukkan perbedaan (diskriminasi) gejala tersebut pada individu yang satu dan yang lainnya. Tes harus komprehensif, dapat sekaligus mengungkap (menyelidiki) banyak hal. Tes itu harus mudah digunakan.

15 - Terima kasih -


Download ppt "Prinsip-Prinsip dalam Tes Psikologi"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google