Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Riset terpadu ilmu social, kebumian, teknik dan jasa ilmiah

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Riset terpadu ilmu social, kebumian, teknik dan jasa ilmiah"— Transcript presentasi:

1 Riset terpadu ilmu social, kebumian, teknik dan jasa ilmiah
Grand Design Inovasi Bioresources untuk ketahanan pangan, obat, kedaulatan energi, bio-based product dan lingkungan Isu strategis: Peningkatan populasi (Dunia 9 juta triliun 2050)  lahan pertanian menyusut, perubahan iklim, panen berkurang, program diversifikasi, kekurangan daging sapi (85 ribu ton). Prevalensi penyakit malaria, demam berdarah, dan infeksi. Ketersediaan bahan bakar fosil menurun  ancaman energy nasional dan dunia. Keterbatasan sediaan material konvensional Kerusakan ekosistem/lingkungan (laju deforestasi 1,8 jt ha/thn)  pencemaran lingkungan Kesejahteraan masyarakat, ketahanan pangan, kedaulatan energi, sustainable development kelestarian lingkungan konservasi biodiversity Stakeholder:Akademisi (LIPI, KLHK, PU, Perguruan Tinggi; Pemda; Industri; Masyarakat Kondisi 2015 Kondisi 2045 Riset: Eksplorasi, aplikasi, dan alih teknologi belum optimal (<5%) Teknologi: belum memenuhi kebutuhan stakeholder SDM: Kualitas dan kuantitas peneliti belum ideal Infrastruktur: kurang memadai Sosial impact: masih rendah (<1%) Riset: Eksplorasi 500 pulau kecil dan garda terdepan & ekosistem spesifik,valuasi & aplikasi 50%, dan alih teknologi 5% dari hasil riset Teknologi: Terpenuhinya kebutuhan stakeholder SDM: Institut penelitian berkelas dunia, peneliti tersebar di seluruh wilayah Indonesia, rasio peneliti : total penduduk (1:10.000) Infrastruktur:pusat riset tersebar diseluruh wilayah (min. 1 propinsi 1 pusat riset) Sosial impact: Indeks ketergantungan terhadap hasil iptek nasional (50%) Program dan strategi pencapaian Lingkungan Riset terpadu ilmu social, kebumian, teknik dan jasa ilmiah Panda Kesehatan Topik Riset Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (1% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (konservasi) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah Pengembangan eco-house berbasis bioresources Perbanyakan, perbenihan, konservasi hayati Bioremediasi dan biorefinery Pangan Topik Riset Eksplorasi & domestikasi hayati potensial Pangan substitusi terigu Produk pendukung pangan Padi Gogo dan Improvement benih Protein hewani & produk turunan (mendukung swasembada) Frontier science Energi Topik Riset Tradisional biofarmaka dan diagnostic kit Obat berbasis rekayasa protein dan nanobiomaterial, Stem cell (regenerative untuk jaringan organ) Zoonosis, hama penyakit dan biodefence Topik Riset Organisme potensial Biofuel Biorefinery dan scaling-up

2 Akademisi (LIPI dll); Industri, Pemda; Masyarakat
Ketahanan Pangan Kondisi 2020 1. Eksplorasi & domestikasi bioresources (gula, ternak, budidaya dll) (25% dari sdh tersedia) 2. Umbi-umbian (1% kekayaan umbi nasional) Pisang dan buah2an (1% varietas nasional) 3. – Biokontrol hama dan penyakit (3% kebutuhan pestisida kimia nasional) - pupuk hayati (25% kebutuhan nasional) - biopestisida (3% kebutuhan pestisida kimia nasional) - Teknologi mekanisasi pertanian (belum terdata) - Penyerbukan (5% kebutuhan nasional) - media tanam biomaterial (alih teknologi) 4. Padi GOGO (Terimplementasi 30% wilayah di Indonesia) - Improvement benih (Ex. Pisang, kedelai, galur padi tahan blas) umbi dll 5% sdh tersedia) 5. Ternak terseleksi dan pengembangan produk (60% dari alur proses) 6. Pengembangan teknologi dan produk baru (functional food, nutrigenomic, matabolomic) (10%) Kondisi 2025 1. Eksplorasi & domestikasi flora, fauna, mikroba potensial (gula, ternak, budidaya lainnya) (30% dari sdh tersedia) 2. Umbi-umbian (5% kekayaan umbi nasional) Pisang dan buah2an (5% varietas nasional) 3. – Biokontrol hama dan penyakit (5% kebutuhan pestisida kimia nasional) - pupuk hayati (30% kebutuhan nasional) - biopestisida (5% kebutuhan pestisida kimia nasional) - Teknologi mekanisasi pertanian (belum terdata) - Penyerbukan (10% kebutuhan nasional) - media tanam biomaterial (produk pertanian) 4. Padi GOGO (Terimplementasi 35% wilayah di Indonesia) - Improvement benih (Ex. Pisang, kedelai, galur tahan tungro umbi dll 10% sdh tersedia) 5. . Ternak terseleksi dan pengembangan produk (80% dari alur proses) 6. Pengembangan teknologi dan produk baru (functional food, nutrigenomic, matabolomic) (20%) Kondisi 2030 1. Eksplorasi & domestikasi flora, fauna, mikroba potensial (gula, ternak, budidaya lainnya) (35% dari sdh tersedia) 2. Umbi-umbian (10% kebutuhan nasional) Pisang dan buah2an (10% varietas nasional) 3. – Biokontrol hama dan penyakit (7% kebutuhan pestisida kimia nasional) - pupuk hayati (35% kebutuhan nasional) - biopestisida (7% kebutuhan pestisida kimia nasional) - Teknologi mekanisasi pertanian (belum terdata) - Penyerbukan (15% kebutuhan nasional) - media tanam biomaterial (produk pertanian) 4. Padi GOGO (Terimplementasi 40% wilayah di Indonesia) - Improvement benih (Ex. Pisang, kedelai, galur tahan salinitas umbi dll 15% sdh tersedia) 5. . Ternak terseleksi dan pengembangan produk (100% dari alur proses) 6. Pengembangan teknologi dan produk baru (functional food, nutrigenomic, matabolomic) (30%) Topik Riset Eksplorasi & domestikasi hayati potensial Pangan substitusi terigu Produk pendukung pangan Padi Gogo dan Improvement benih Protein hewani & produk turunan (mendukung swasembada) Frontier science Kondisi 2015 1. Eksplorasi & domestikasi bioresour ces potensial (gula, ternak, budidaya lainnya) (1% dari sdh tersedia) 2. Umbi-umbian (<50% (lab)) Pisang (<50 (lab)) 3. – Biokontrol hama dan penyakit (1% kebutuhan pestisida kimia nasional) – biopestisida untuk hama pertanian dan gudang - pupuk (1% kebutuhan nasional) - biopestisida (1% kebutuhan pestisida kimia nasional) - Teknologi mekanisasi pertanian (belum terdata) - Penyerbukan (1% kebutuhan nasional) - media tanam biomaterial (skala produksi) 4. Padi GOGO (baru 2 varietas terimplementasi, baru di beberapa daerah) - Improvement benih (Ex. Pisang, kedelai, galur tahan penggerek batang dan kekeringan) umbi dll 1% sdh tersedia) 5. Ternak terseleksi dan pengembangan produk (30% dari alur proses) _ Peningkatan populasi dan mutu genetik ternak lokal (sapi dan kambing) Pengembangan pusat pengolahan pakan ternak (5 sentra ternak di Indonesia) 6. Pengembangan teknologi dan produk baru (nanopangan functional food, nutrigenomic, matabolomic) (<1%) Akademisi (LIPI dll); Industri, Pemda; Masyarakat Kondisi 2035 1. Eksplorasi & domestikasi bioresources (gula, ternak, budidaya lainnya) (40% dari sdh tersedia) 2. Umbi-umbian (15% kekayaan umbi nasional) Pisang dan buah2an (15% varietas nasional) 3. – Biokontrol hama dan penyakit (10% kebutuhan pestisida kimia nasional) - pupuk hayati (40% kebutuhan nasional) - biopestisida (10% kebutuhan pestisida kimia nasional) - Teknologi mekanisasi pertanian (belum terdata) - Penyerbukan (20% kebutuhan nasional) - media tanam biomaterial (produk pertanian) 4. Padi GOGO (Terimplementasi 45% wilayah di Indonesia) - Improvement benih (Ex. Pisang, kedelai, umbi dll 20% sdh tersedia) 5. Swasembada protein hewani 6. Pengembangan teknologi dan produk baru (nanopangan functional food, nutrigenomic, matabolomic) (40%) Kondisi 2040 1. Eksplorasi & domestikasi hayati (gula, ternak, budidaya lainnya) (45% dari sdh tersedia) 2. Umbi-umbian (20% kekayaan umbi nasional) Pisang dan buah2an (20% varietas nasional) 3. – Biokontrol hama dan penyakit (12% kebutuhan pestisida kimia nasional) - pupuk hayati (45% kebutuhan nasional) - biopestisida (12% kebutuhan pestisida kimia nasional) - Teknologi mekanisasi pertanian (belum terdata) - Penyerbukan (25% kebutuhan nasional) - media tanam biomaterial (produk pertanian) 4. Padi GOGO (Terimplementasi 50% wilayah di Indonesia) - Improvement benih (Ex. Pisang, kedelai, umbi dll 25% sdh tersedia) 5. Pengembangan protein hewani baru 6. Pengembangan teknologi dan produk baru (nanopangan functional food, nutrigenomic, matabolomic) (50%) Kondisi 2045 1. Eksplorasi & domestikasi(gula, ternak, budidaya dl (50% dari sdh tersedia) 2. Umbi-umbian (25% kekayaan umbi nasional) Pisang dan buah2an (25% varietas nasional) galur tahan di lahan marjinal 3. – Biokontrol hama dan penyakit (15% kebutuhan pestisida kimia nasional) - pupuk hayati (50% kebutuhan nasional) - biopestisida (15% kebutuhan pestisida kimia nasional) - Teknologi mekanisasi pertanian (belum terdata) - Penyerbukan (30% kebutuhan nasional) - media tanam biomaterial (produk pertanian) 4. Padi GOGO (Terimplementasi 60% wilayah di Indonesia) - Improvement benih (Ex. Pisang, kedelai, umbi dll 30% sdh tersedia) 5. Pengembangan protein hewani baru 6. Pengembangan teknologi dan produk baru (nanopangan functional food, nutrigenomic, matabolomic) (60%)

3 Program Kedaulatan Energi
Pasar, Stakeholder (outcome) 15% EBT terimplementasi. 20% EBT terimplementasi. 22% EBT terimplementasi. 25% EBT terimplementasi. 28% EBT terimplementasi. 30% EBT terimplementasi. Produk (output) 50% diperoleh organisme potensial, organisme hasil rekayasa genetika, biokatalis alam dan rekombinan, biofuel bahan kimia adi, Paket teknologi bioenergi, HAKI 60% diperoleh organisme potensial, organisme hasil rekayasa genetika, biokatalis alam dan rekombinan, bahan kimia adi, Paket teknologi bioenergi, HAKI 70% diperoleh organisme potensial, organisme hasil rekayasa genetika, biokatalis alam dan rekombinan, biofuel bahan kimia adi, Paket teknologi bioenergi, HAKI 80% diperoleh organisme potensial, organisme hasil rekayasa genetika, biokatalis alam dan rekombinan, biofuel bahan kimia adi, Paket teknologi bioenergi, HAKI 90% diperoleh organisme potensial, organisme hasil rekayasa genetika, biokatalis alam dan rekombinan, biofuel bahan kimia adi, Paket teknologi bioenergi, HAKI 100% diperoleh organisme potensial, organisme hasil rekayasa genetika, biokatalis alam dan rekombinan, biofuel bahan kimia adi, Paket teknologi bioenergi, HAKI Teknologi Metode (output) Laboratorium plant (~500 Liter) : Adaptasi plant (500 Liter): Inkubator plant (5000 L): Semi pilot plant ( L) Pilot plant ( L) Semi-komersial ( L) Akademisi, industri, masyarakat Akademisi, industri, masyarakat Akademisi, industri, masyarakat Akademisi, industri, masyarakat Akademisi, industri, masyarakat Akademisi, industri, masyarakat Litbang (output) 20% pelaksanaan riset untuk Pengembangan organisme potensial 40% pelaksanaan riset untuk Pengembangan organisme potensial 60% pelaksanaan riset untuk Pengembangan organisme potensial 80% pelaksanaan riset untuk Pengembangan organisme potensial 90% pelaksanaan riset untuk Pengembangan organisme potensial 100% pelaksanaan riset untuk Pengembangan organisme potensial Sumberdaya (input) SDM:0,01% per rasio jumlah penduduk, Dana:0.01% dari APBN/APBD, Infarstruktur: 0.01% dari APBN/APBD SDM:0,05% per rasio jumlah penduduk, Dana:0.05% dari APBN/APBD, Infarstruktur: 0.05% dari APBN/APBD SDM:0,1% per rasio jumlah penduduk, Dana:0.1% dari APBN/APBD, Infarstruktur: 0.1% dari APBN/APBD SDM:0,25% per rasio jumlah penduduk, Dana:0.25% dari APBN/APBD, Infarstruktur: 0.25% dari APBN/APBD SDM:0,5% per rasio jumlah penduduk, Dana:0.5% dari APBN/APBD, Infarstruktur: 0.5% dari APBN/APBD SDM:1% per rasio jumlah penduduk, Dana:1% dari APBN/APBD, Infarstruktur: 1% dari APBN/APBD

4 Obat dan Kesehatan Topik Riset
Tradisional biofarmaka dan diagnostic kit Obat berbasis rekayasa protein dan nanobiomaterial, Stem cell (regenerative untuk jaringan organ) Zoonosis, hama penyakit dan biodefence Kondisi 2020 Tradisional biofarmaka dan diagnostic kit (penyakit infeksi) (eksplorasi 2%), valuasi (2% dari eksplorasi), Obat berbasis rekayasa protein (LIPI 10 prototipe, 45 nasional) dan nanoteknologi Stem cell (regenerative untuk jaringan organ) (<2%) Zoonosis, hama penyakit dan biodefence (<1%) Kondisi 2025 Tradisional biofarmaka dan diagnostic kit (penyakit infeksi) (eksplorasi (3%), valuasi (3% dari eksplorasi), Obat berbasis rekayasa protein (LIPI 15 prototipe, 65 nasional ) dan nanoteknologi Stem cell (regenerative untuk jaringan organ) (<3%) Zoonosis, hama penyakit dan biodefence (<1%) Kondisi 2030 Tradisional biofarmaka dan diagnostic kit (penyakit infeksi) (eksplorasi (4%), valuasi (4% dari eksplorasi), Obat berbasis rekayasa protein (LIPI 20 prototipe, nasional 85) dan nanoteknologi Stem cell (regenerative untuk jaringan organ) (<4%) Zoonosis, hama penyakit dan biodefence (<1%) Kondisi 2015 Tradisional biofarmaka dan diagnostic kit (penyakit infeksi) (eksplorasi (1%), valuasi (1% dari eksplorasi), Obat berbasis rekayasa protein (LIPI:5 prototipe, nasional: 25 prototipe) Stem cell (regenerative untuk jaringan organ) (<1%) Zoonosis, hama penyakit dan biodefence (<1%) Akademisi (LIPI dll), industri farmasi Akademisi (LIPI dll), industri farmasi Akademisi (LIPI dll), industri farmasi Kondisi 2035 Tradisional biofarmaka dan diagnostic kit (penyakit infeksi) (eksplorasi 5%), valuasi (5% dari eksplorasi), Obat berbasis rekayasa protein (LIPI 25 prototipe, nasional 105) dan nanoteknologi Stem cell (regenerative untuk jaringan organ) (<5%) Zoonosis, hama penyakit dan biodefence (<1%) Kondisi 2040 1Tradisional biofarmaka dan diagnostic kit (penyakit infeksi) (eksplorasi (6%), valuasi (6% dari eksplorasi), Obat berbasis rekayasa protein (LIPI 30 prototipe, nasional 130) dan nanoteknologi Stem cell (regenerative untuk jaringan organ) (<6%) Zoonosis, hama penyakit dan biodefence (<1%) Kondisi 2045 Tradisional biofarmaka dan diagnostic kit (penyakit infeksi) (eksplorasi (7%), valuasi (7% dari eksplorasi), Obat berbasis rekayasa protein (LIPI 35 prototipe, nasional 150) dan nanoteknologi Stem cell (regenerative untuk jaringan organ) (<7%) Zoonosis, hama penyakit dan biodefence (<1%) Akademisi (LIPI dll), industri farmasi Akademisi (LIPI dll), industri farmasi Akademisi (LIPI dll), industri farmasi

5 Lingkungan Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (1% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (konservasi) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah Pengembangan eco-house berbasis bioresources Perbanyakan, perbenihan, konservasi hayati Bioremediasi dan biorefinery Kondisi 2020 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (3% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (50 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 20 KRD, taman kehati) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (2 teknologi terimplementasi) Produk material pendukung eco-house (30% komponen rumah) Terkonservasinya tumbuhan berbunga (30%), 4 KR, 20 KRD Produk teknologi pengolahan limbah batik dan tekstil, konsep biorefinery (60%) Biopestisida (3% kebutuhan pestisida kimia nasional) Kondisi 2025 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (5% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (60 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (4 teknologi terimplementasi) Produk material pendukung eco-house (50% komponen rumah) Terkonservasinya tumbuhan berbunga (40%), 4 KR, 25 KRD Aplikasi teknologi enzimatik untuk pengolahan limbah, konsep biorefinery (80%) Biopestisida (5% kebutuhan pestisida kimia nasional) Kondisi 2030 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (7% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (70 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (8 teknologi terimplementasi) Produk material pendukung eco-house (60% komponen rumah) Terkonservasinya tumbuhan 4 KR, 30 KRD Pengolahan limbah berbasis enzimatik, konsep biorefinery (100%) Biopestisida (7% kebutuhan pestisida kimia nasional) Kondisi 2015 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (1% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (50 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (2 teknologi terimplementasi) Produk material pendukung eco-house (10% komponen rumah) Terkonservasinya tumbuhan (20%) (4KR, 15 KRD) Produk mikroba untuk bioremediasi, konsep biorefinery (40%) Biopestisida (1% kebutuhan pestisida kimia nasional) Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Kondisi 2035 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (10% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (80 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (11 teknologi terimplementasi) Produk material pendukung eco-house (70% komponen rumah) Terkonservasinya tumbuhan 4 KR, 35 KRD Bioremdiasi perairan laut, penerapan biorefinery (40) Biopestisida (10 % kebutuhan pestisida kimia nasional) Kondisi 2040 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (12% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (90 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (13 teknologi terimplementasi) Produk material pendukung eco-house (80% komponen rumah) 4 KR, 40 KRD Bioremdiasi perairan laut, penerapan biorefinery (80) Biopestisida (12% kebutuhan pestisida kimia nasional) Kondisi 2045 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (15% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (100 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (15 teknologi terimplementasi) Produk material pendukung eco-house (100% komponen rumah) 4 KR, 45 KRD Bioremdiasi perairan laut, penerapan biorefinery (100) Biopestisida (15% kebutuhan pestisida kimia nasional) Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat

6 Integrasi Riset Kondisi 2015
Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (3% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (50 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (2 teknologi terimplementasi) Kondisi 2025 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (5% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (60 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (4 teknologi terimplementasi) Kondisi 2030 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (7% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (70 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (8 teknologi terimplementasi) Pengembangan Riset terintegrasi antara bidang ilmu hayati, social, teknik, kebumian dan jasa ilmiah di LIPI Pengembangan Riset terintegrasi dengan institusi lain (Kementan, Kemenhut, Dept teknis lainnya) Impact sosial Kondisi 2015 Pengembangan Riset terintegrasi antara bidang ilmu hayati, social, teknik, kebumian dan jasa ilmiah di LIPI Pengembangan Riset terintegrasi dengan institusi lain (Kementan, Kemenhut, Dept teknis lainnya) Impact sosial Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Kondisi 2035 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (10% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (80 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (11 teknologi terimplementasi) Kondisi 2040 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (12% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (90 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (13 teknologi terimplementasi) Kondisi 2045 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (15% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (100 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (15 teknologi terimplementasi) Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat


Download ppt "Riset terpadu ilmu social, kebumian, teknik dan jasa ilmiah"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google