Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PSYCHODYNAMIC THEORIES

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PSYCHODYNAMIC THEORIES"— Transcript presentasi:

1 PSYCHODYNAMIC THEORIES
wien/keprib1

2 PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD ( ) wien/keprib1

3 Pokok Bahasan Psikoanalisis & lingkup Pengaruhnya Psikoanalisis Freud
Sebelum Freud Latar Belakang Freud Garis besar pemikiran Freud Periode I ( ) Terbentuknya teori psikoanalisis Permulaan Psikoanalisis Beberapa unsur teoritis yg umum Teori tentang Mimpi Teori tentang seksualitas Periode II ( ) Pendalaman Teori Psikoanalisis Kesulitan teori psikoanalisis Totem & Tabu Narsisisme Periode III ( ) Revisi Teori Psikoanalisis Naluri kematian & naluri kehidupan Id, Ego, Superego Kecemasan wien/keprib1

4 Psikoanalisis & Lingkup Pengaruhnya
Pengaruh psikoanalisa sangat luas & menyangkut berbagai bidang. Pengaruh sangat besar terutama dlm bidang psikologi, psikiatri, psikoterapi & ilmu perilaku lainnya, baik secara teoritis maupun klinis. Ilmu sosial (sosiologi & antropologi) & filsafat sering memanfaatkan pemikiran2 Freud dalam karya mereka. Dlm bidang pendidikan (disadari atau tidak), cara anak2 dididik sekarang ini tdk terlepas dari beberapa pikiran dasar yg berasal dari Freud. Cara pandang & cara bicara kita tentang seksualitas tdk mungkin dipisahkan dari pengaruh pandangan Freud. wien/keprib1

5 Pemikiran2 Freud turut menentukan cara kita memandang dunia & diri kita sendiri.
Penemuan tentang ‘Psikoanalisis’ (1896) membuat nama Freud terkenal. Teori psikoanalisis tsb muncul dari praktek klinis yg kemudian diambil kesimpulan scr teoritis. Secara umum dikatakan bahwa Psikoanalisis merupakan suatu pandangan baru tentang manusia, dimana ketidaksadaran memainkan peranan sentral. wien/keprib1

6 Ada 3 arti Psikoanalisis menurut Freud (1923) :
Istilah tsb dipakai untuk menunjukkan suatu metode penelitian thd proses2 psikis (misalnya : mimpi) yg sebelumnya tdk terjangkau oleh penelitian ilmiah. Istilah tsb menunjukkan juga suatu teknik untuk mengobati gangguan2 psikis yg dialami oleh pasien neurosis. Teknik pengobatan ini bertumpu pd metode penelitian tadi. Istilah tsb dipakai juga dalam arti lebih luas lagi, untuk menunjukkan seluruh pengetahuan psikologis yg diperoleh melalui metode & teknik tsb. wien/keprib1

7 Murid2 Freud yg kemudian hari meninggalkan ajaran Freud, memilih suatu nama baru untuk ajarannya, misal Carl Gustav Jung (analytical Psyhology), Alfred Adler (individual psychology). Sampai sekarang ‘Psikoanalisis Freud’ masih mengalami pertentangan & menimbulkan polemik. Sejak psikoanalisis menjadi suatu ‘mode’ yg tersebar dimana-mana, maka istilah psikoanalisis kadangkala dipakai dlm arti yg tdk lagi tersangkut paut dg penemunya, Sigmund Freud. Bagaimanapun, pemikiran2 Freud mampu memberikan inspirasi bagi pemikir2 lain & membuka perspektif baru tentang manusia. wien/keprib1

8 Psikoanalisis Freud Beberapa usaha sebelum Freud
Sampai abad ke-19 ilmu kedokteran berpendapat bahwa semua gangguan psikis berasal dari salah satu kerusakan organis dlm otak. Walaupun belum diketahui kerusakan apa yg menyebabkan gangguan psikis tertentu, mereka berkeyakinan bahwa secara anatomis otak pasti tidak beres & mereka bersikeras utk menemukan ketidakberesan itu. Psikoanalisis Freud merupakan faktor yg paling menentukan dlm mengubah pendapat itu & mengerti gangguan psikis berdasarkan pendekatan psikologis. wien/keprib1

9 Dalam buku Penafsiran atas Mimpi (1900) psikoanalisnya sudah mulai terbentuk.
Sebelum itu, beberapa pendekatan baru dalam mengobati pasien neurosis yg dilakukan oleh dokter2 umum & ahli2 saraf (bukan psikiater) telah merintis jalan bagi Psikoanalisis Freud. wien/keprib1

10 Latar belakang Freud Sigmund Freud Lahir th 1856 di Freiberg, Moravia, Austria (skrg : Rep.Ceko). Hidupnya dihabiskan di Wina. Th 1938 pindah ke London & meninggal th 1939. Kuliah di kedokteran (klinis), tertarik dg gangguan susunan saraf / neurologi. Belajar ke Paris, menjadi murid Jean-Martin Charcot, ahli neurologi  penyelidikan Histeria dg Hipnotis wien/keprib1

11 Freud & Breuer (rekannya) bekerjasama menggunakan Hipnotis
Freud & Breuer (rekannya) bekerjasama menggunakan Hipnotis. Pasien diminta berbicara bebas ttg tekanan-tekanan emosionalnya  chatarsis. Unsur dasar ajaran Freud  Neurosis (pemecahan yg salah thd konflik antara nafsu (id) & usaha utk mempertahankan agar tdk mencapai taraf sadar. Banyak kasus tdk berhasil disembuhkan dg Chatarsis & hipnotis  diperlukan analisis lebih mendalam (yg menjangkau masa kanak-kanak). Temuannya  neurosis berasal dari masa kanak-kanak & bersifat seksual. (≠ genital). wien/keprib1

12 Pisah dari Breuer  Freud mengembangkan teori ttg pentingnya seksualitas masa kanak-kanak (bayi).
Bukunya ‘Drei Abhandlungen zur Sexualtheorie’, teori tentang seksualitas, th 1905  mendapatkan perlawanan besar dimana-mana. Freud menekankan  yg ingin mempraktekkan Psikoanalisis haruslah menerima peranan seks dlm gangguan kepribadian sbg pandangan yg mendasar. wien/keprib1

13 Garis Besar Pemikiran Freud
Untuk memudahkan memahami teori Freud, pembahasan dibagi ke dalam 3 periode, yaitu : Periode I ( ) Terbentuknya teori psikoanalisis Permulaan Psikoanalisis Beberapa unsur teoritis yg umum Teori tentang Mimpi Teori tentang seksualitas Periode II ( ) Pendalaman Teori Psikoanalisis Kesulitan teori psikoanalisis Totem & Tabu Narsisisme Periode III ( ) Revisi Teori Psikoanalisis Naluri kematian & naluri kehidupan Id, Ego, Superego Kecemasan wien/keprib1

14 Periode I, th.1895-1905 Terbentuknya teori psikoanalisis
Permulaan psikoanalisis Freud menemukan ‘Psikoanalisis’ waktu mengobati pasien2 histeria dg metodenya Dr.Breuer, yaitu dg metode Chatarsis. Berdasar metode tsb, telah terbukti adanya kaitan antara ingatan2 yg dilupakan dg gejala2 histeria, krn arti (makna) gejala2 tsb dapat dinyatakan (dikemukakan) setelah pasien dimasukkan ke dalam keadaan hipnotis. Setelah terbitnya buku Studi tentang Histeria (1895), Freud meninggalkan sugesti Hipnotis, krn merasa kurang puas dg metode Breuer tsb. wien/keprib1

15 Kemudian Freud menerapkan metode ‘Asosiasi Bebas’, dimana pasien harus meninggalkan setiap sikap kritis thd fakta2 yg disadari dan mengatakan apa saja yg timbul dlm pemikirannya. Bila pasien sungguh2 jujur, dg menyelami arus pikiran yg bebas & tak terganggu, maka ahli Psikoanalisis dapat menemukan sebab2 neurosisnya. Metode tsb menimbulkan problem baru, yaitu adanya transference, dimana pasien menghayati kembali perasaan2 dari masa kanak-kanaknya dan mengarahkan perasaan2 tsb kepada ahli psikoanalisisnya. Perasaan tsb dpt bersifat positif atau negatif, cinta atau benci. wien/keprib1

16 Beberapa unsur teoritis yg umum.
Menurut Freud, kehidupan psikis adalah hasil dari suatu konflik antara daya2 tertentu, yaitu oposisi antara 2 kelompok naluri, naluri2 seksual (sexual instink) yg bertujuan menjamin kelangsungan jenis dan naluri2 ego (ego instink) yg bertujuan mempertahankan individu. Instink : merupakan representasi psikologis dari kebutuhan tubuh, keinginan utk memenuhi kebutuhan fisiologis. wien/keprib1

17 Karakteristik Instink :
Sumber (source) : tension of need Tujuan (aim) : to reduce tension by satisfying need. Obyek (object) : whatever satisfies the need Impetus (action) : force of drive to satisfy the need wien/keprib1

18 Freud juga mengemukakan 3 prinsip mendasar yg mengatur & menguasai semua proses psikis, yaitu prinsip konstansi (the principle of constancy), prinsip kesenangan (the pleasure principle), dan prinsip realitas (the reality principle) wien/keprib1

19 Menurut prinsip konstansi (The principle of constancy).
Kehidupan psikis cenderung untuk mempertahankan kuantitas ketegangan psikis pd taraf yg serendah mungkin atau sedapat mungkin stabil. Konstansi atau stabilitas itu dihasilkan dg melepaskan energi psikis yg sudah ada pd subyek atau dg menghindari bertambahnya ketegangan, misalnya dg pertahanan diri (defence mechanism) utk melawan pertambahan ketegangan. Dg demikian, berbagai gejala psikis dpt dimengerti sbg percobaan (berhasil / tdk) utk mempertahankan atau memulihkan konstansi (stabilitas). wien/keprib1

20 Menurut prinsip kesenangan (the pleasure principle).
Kehidupan psikis berkecenderungan untuk menghindari ketidaksenangan & sebanyak mungkin memperoleh kesenangan. Sejauh ‘ketidaksenangan’ berhubungan dg bertambahnya kuantitas ketegangan psikis, dan ‘kesenangan’ berhubungan dg berkurangnya kuantitas ketegangan psikis, maka prinsip ini dapat dianggap sbg versi subyektif dari prinsip konstansi (stabilitas). wien/keprib1

21 Menurut prinsip realitas (the reality principle)
Merupakan prinsip kesenangan yg disesuaikan dg kenyataan (realitas). Pd awal kehidupan (masa kanak-kanak) prinsip konstansi & kesenangan menguasai semua proses psikis, tetapi lama kelamaan subyek yg mencari kesenangan harus memperhitungkan juga dunia luar. Dg demikian pemuasan scr langsung seringkali harus ditangguhkan, demi pemuasan yg lebih sesuai dg realitas. wien/keprib1

22 Naluri dapat dipuaskan, disalurkan melalui perbuatan2.
Kehidupan psikis yg berupa konflik antara daya2 psikis dapat berlangsung menurut ketiga prinsip tadi, yg mengakibatkan tendensi naluriah akan mengalami nasib yg berbeda. Ada 3 kemungkinan, yaitu : Naluri dapat dipuaskan, disalurkan melalui perbuatan2. Dg sengaja naluri dapat ditahan dan sedikit demi sedikit dilepaskan dari energinya. Hal ini terjadi dalam ‘represi’ yg normal. Naluri dapat direpresi, dlm arti dilupakan, tetapi energinya tetap utuh. Perasaan2 yg direpresi membentuk ketidaksadaran & mencari pemuasan pengganti dlm mimpi2 atau dg menciptakan gejala2 ‘neurotis’. wien/keprib1

23 Dalam periode pertama ini Freud juga membedakan 3 struktur dlm kehidupan psikis, yaitu :
Unconscious (ketidaksadaran), meliputi apa saja yg terkena represi. Preconscious (prasadar) meliputi apa saja yang dilupakan tetapi dpt diingat kembali tanpa perantaraan psikoanalisis. Conscious (kesadaran), membentuk satu sistem dg prasadar. Antara sistem ketidaksadaran dan sistem sadar memainkan peranan tertentu yg disebut ‘sensor’ . Setiap unsur tak sadar yang akan masuk kesadaran, lebih dahulu akan melewati ‘sensor’ itu. wien/keprib1

24 Teori Tentang Mimpi Mimpi merupakan suatu tema yg penting sekali bagi Freud, yaitu merupakan ‘via regia’ atau jalan utama yg menghantarkan kita ke ketidaksadaran. Dalam buku ‘Penafsiran atas Mimpi’ , penuh dg informasi historis & kaya akan analisis2 klinis yg menarik. Fenomena psikis yg dianalisis tdk hanya pada pasien psikopatis, tetapi juga pd orang yg sehat. wien/keprib1

25 Ada beberapa alasan mengambil ‘makna mimpi’ sbg obyek studi, yaitu :
adanya persamaan yg ditemukan antara reaksi2 para pasien dlm keadaan hipnotis dg mimpi biasa. Cerita tentang mimpi2 menjadi suatu unsur penting dlm pengobatan psikoanalisis pd saat menggunakan metode asosiasi bebas. Pengalaman tentang mimpi2nya sendiri, yg memungkinkan Freud melakukan psikoanalisis thd dirinya sendiri. Karena mimpi adalah produk psikis & krn kehidupan psikis dianggap sbg konflik antara daya2 psikis, maka masuk akal jika Freud mulai memahami mimpi sbg perwujudan suatu konflik. wien/keprib1

26 Mimpi ternyata mempunyai struktur yg sama spt gejala neurotis, shg dg cara ini dapat dipelajari tentang represi, pembentukan substitusi & mekanisme2 tak sadar lainnya. Dlm hal ini mimpi memiliki beberapa ciri yg lebih menguntungkan daripada gejala neurotis krn mimpi terjadi dalam keadaan tidur dimana subyek ingin beristirahat & aktivitas2nya (psikis & fisik) sudah mencapai taraf minimal. Dg begitu represi menjadi kendor, dan apa yg direpresikan dapat masuk dlm kesadaran. wien/keprib1

27 Meskipun dlm keadaan tidur, keinginan yg direpresi tdk dapat lolos dari ‘sensor’. Tetapi keinginan itu mencari akal utk menipu ‘sensor’ yaitu dg mengubah bentuknya atau dg menggunakan ‘kedok’. Dg demikian batasan tentang ‘Mimpi’ menurut Freud adalah ‘cara berkedok utk mewujudkan suatu keinginan yg direpresi. wien/keprib1

28 Selain punya makna, mimpi juga memiliki fungsi, yaitu :
Melindungi tidur kita, yg dilakukan dg 2 cara : dg mengintegrasikan faktor2 dari luar yg dapat mengganggu tidur kita. dg memberikan pemuasan sebagian kepada keinginan2 yg direpresi atau yg tdk sempat dipuaskan dalam kenyataan. Kalau faktor2 dari luar menjadi begitu kuat, maka akan terjadi arousal dreams (mimpi2 yg berakhir dg membangunkan kita). Kalau keinginan2 menjadi terlalu kuat , ‘sensor’ sudah kewalahan dan orang yg tidur diganggu oleh mimpi cemas (mimpi buruk). wien/keprib1

29 Keberhasilan di bidang penelitian tentang mimpi menjadi alasan bagi Freud untuk mengarahkan perhatiannya kepada fenomena2 psikis lainnya, seperti : lelucon, perbuatan keliru, keseleo lidah, lupa dan semua fenomena dari kehidupan sehari-hari yg dapat diperlakukan dg cara yg sama seperti isi mimpi yg terang. Dalam tulisannya tentang ‘Lelucon & Hubungannya dg Ketidaksadaran’, Freud memperlihatkan bagaimana lelucon memungkinkan pelepasan naluri2 tak sadar setelah lebih dulu diubah & didistorsi. Kesenangan yg diperoleh dg mendengarkan kelakar harus diartikan sbg kelegaan krn represi dicabut untuk sejenak. wien/keprib1

30 Teori tentang seksualitas
Biasanya masa pubertas dianggap sbg permulaan seksualitas dlm hidup manusia. Tetapi Freud menekankan bahwa seksualitas seorang manusia mempunyai riwayat yg sangat panjang yg sudah mulai sejak kelahiran. Yg kita kenal sbg seksualitas dewasa adalah merupakan titik akhir suatu proses yg sangat rumit, yg sejak saat kelahiran berkembang menurut fase2 (tahapan2). Umumnya seksualitas disamakan dg fungsi perkembangbiakan atau dipandang dari segi genital saja, tetapi Freud memperlihatkan bahwa pengertian seksualitas mempunyai isi yg lebih kompleks. wien/keprib1

31 Dalam bukunya ‘Teori tentang Seksualitas’ ada 3 bahasan yg berkaitan dg seksualitas, yaitu :
Kelainan-kelainan seksual. Seksualitas masa anak. Perubahan-perubahan dalam masa pubertas. wien/keprib1

32 Periode II : 1905-1920 Pendalaman Teori Psikoanalisis
Kesulitan teori psikoanalisis Pada periode ini, psikoanalisis menjadi suatu gerakan yg menarik banyak murid. Th 1902 bbrp dokter di Wina (Stekel, Adler, Kahane, Reitler) mulai perhatian thd ajaran Freud. Sejak th 1906 psikoanalisis mulai dikenal di luar negeri, mula2 di Zurich, Swiss (Eugen Bleuler & Carl Gustav Jung). Th2 berikutnya ada Ernest Jones (London), Karl Abraham (Berlin), Sandor Ferenszi (Budapest). Di Jerman psikoanalisis disambut dg dingin, tetapi di Amerika Serikat & Inggris ternyata ada minat yg besar. wien/keprib1

33 Th 1908 diadakan konggres Internasional Psikoanalisis yg pertama di Salzburg. Diikuti dg himpunan2 psikoanalisis lokal. Th 1910 di Nurnberg berlangsung konggres ke-2 dimana didirikan Himpunan Internasional utk Psikoanalisis. Dlm konggres inilah mulai tampak beberapa kesulitan (masalah) antara para peserta. Th2 berikutnya ditandai dg kesulitan lebih besar. Dua murid Freud yaitu Adler & Jung meninggalkan ajaran Freud & mulai menempuh jalan sendiri-sendiri. Keduanya menolak pendapat Freud yg mengatakan bahwa timbulnya neurosis berkaitan erat dg seksualitas masa anak. wien/keprib1

34 Totem & Tabu (Taboo) Dg bukunya ‘Totem & Tabu’ utk pertama kalinya Freud memasuki wilayah bidang antropologi budaya. Muncul perhatiannya pd bidang ini krn ternyata produk2 psikis pasien neurotis mirip dg produk psikis seperti mitos yg ada pd suku2 primitif. Berdasar kemiripan itu, Freud melihat kemungkinan utk memberikan interpretasi psikoanalisis tentang asal-usul kehidupan sosial. Menurut Freud, kejahatan beserta akibat-akibatnya merupakan asal-usul susunan masyarakat, agama, dan moral. wien/keprib1

35 Narsisisme Perbedaan2 kualitatif individu berasal dari perubahan2 kuantitatif (energi libido). Pd awal kehidupan, libido tidak berkaitan dg obyek dari luar, ego adalah satu-satunya obyeknya. Dg kata lain, pd awal mula libido bersifat narsisistis (cinta diri), baru kemudian berubah haluan & libido diarahkan kpd obyek2. Setelah konsep ttg narsisistis ditemukan, Freud yg semula membedakan 2 macam naluri (seksual & ego) kemudian menjelaskan bahwa kedua naluri itu pd dasarnya bersatu, yaitu libido. Perbedaannya adalah pd arah naluri. Ego (diarahkan pada dirinya), seksual (diarahkan pd yang lain). wien/keprib1

36 Periode III : 1920-1939 Revisi teori Psikoanalisis
Ada 3 tema pokok yg menandai periode ke-3 ini : Ditemukannya naluri kematian (Death instink) & naluri kehidupan (Life instink). Pentingnya Ego Peranan Kecemasan wien/keprib1

37 Naluri kehidupan (life instink) & naluri kematian (death instink)
Naluri kehidupan meliputi kecenderungan utk mempertahankan ego maupun kecenderungan utk mempertahankan kelangsungan jenis. Tujuan naluri kehidupan adalah pengikatan (mengadakan kesatuan yg semakin erat & mantap)  construction Naluri kematian bertujuan utk menghancurkan & menceraikan apa yg sudah bersatu  destruction. wien/keprib1

38 TL yg konkrit selalu merupakan campuran antara kedua macam naluri tsb.
Ketidakberesan psikis disebabkan oleh pertentangan antara 2 jenis naluri tsb yg tdk seimbang lagi (ketidakseimbangan naluri). TL yg konkrit selalu merupakan campuran antara kedua macam naluri tsb. wien/keprib1

39 Id, Ego, Superego Id Merupakan lapisan psikis yg paling mendasar & merupakan kawasan dimana Eros & thanatos berkuasa. Terdapat naluri bawaan (seksual & agresi) & keinginan yg direpresi. Memiliki sifat ‘pleasure principle’ (prinsip kesenangan). Kehidupan psikis janin & bayi yg baru lahir terdiri dari ‘id’ saja. Dan ‘id’ menjadi bahan dasar bagi pembentukan hidup psikis lebih lanjut. ‘Id’ sama sekali tdk terpengaruh oleh kontrol ego & prinsip realitas. wien/keprib1

40 Ego Ego terbentuk dg diferensiasi dari ‘Id’ krn kontaknya dg dunia luar, khususnya orang di sekitar bayi yaitu orangtua, pengasuh & kakak adik, dll. Aktifitasnya bersifat sadar (persepsi lahiriah, persepsi batin, proses2 intelektual), prasadar (fungsi ingatan) maupun tak sadar (defence mechanism). Ego seluruhnya dikuasai oleh prinsip realitas (reality testing). Misal : tampak dlm pemikiran yg objektif, sesuai dg aturan sosial, rasional, & mengungkapkan diri melalui bahasa. wien/keprib1

41 Tugas Ego : Mempertahankan kepribadian & menjamin penyesuaian dg lingkungan sekitar Memecahkan konflik2 dg realitas & konflik2 antara keinginan2 yg tdk cocok satu sama lain. Mengontrol segala yg masuk ke kesadaran & apa yg akan dikerjakan. Berfungsi mengadakan sintesis, menjamin kesatuan kepribadian. wien/keprib1

42 Superego Dibentuk melalui internalisasi berupa larangan2 atau perintah2 yg berasal dari luar (pengasuh, khususnya orang tua), diolah sedemikian rupa shg akhirnya terpancar dari dalam. Larangan2 & perintah2 yg tadinya merupakan sesuatu yg ‘asing’ bagi subjek, akhirnya dianggap sbg sesuatu yg berasal dari subjek sendiri. Misal : “Kamu tidak boleh .....” , “kamu harus .....”, Menjadi “Aku tidak boleh .....”, “Aku harus ....” wien/keprib1

43 Superego merupakan dasar hati nurani moral
Superego merupakan dasar hati nurani moral. Aktivitas superego menyatakan diri dalam konflik dg Ego yg dirasakan dlm emosi2 spt rasa bersalah, rasa menyesal, sikap observasi diri, kritik diri, inhibisi. Menurut Freud, kompleks oidipus memainkan peranan besar dalam pembentukan Superego. wien/keprib1

44 Teori terbaru tentang naluri & kehidupan psikis tsb mempunyai konsekuensi penting dalam praktek psikoanalisis. Konflik tidak lagi dianalisis sebagai pertentangan antar naluri, tetapi sebagai pertahanan Ego terhadap dorongan2 naluriah, dimana agresifitas mempunyai tempat penting sama dg seksualitas dalam menyebabkan neurosis. wien/keprib1

45 Kecemasan (anxiety) Reality anxiety Neurotic anxiety Moral anxiety
kecemasan thd bahaya-bahaya yg nyata. Neurotic anxiety Kecemasan thd hal-hal yg dibayangkan (krn pengalaman). Moral anxiety Kecemasan krn melanggar nilai-nilai moral. wien/keprib1

46 Defense Mechanism (reaksi thd kecemasan dg menggunakan ‘ego’ tak sadar)
Projection Denial Displacement Sublimation Repression Fantasy Identification Reaction Formation Rationalization Regression Fixation Intelectualization wien/keprib1

47 Therapy Free Association Dream Analysis Hipnotis wien/keprib1


Download ppt "PSYCHODYNAMIC THEORIES"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google