Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pengaruh Budaya Islam Pertemuan 9

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pengaruh Budaya Islam Pertemuan 9"— Transcript presentasi:

1

2 Pengaruh Budaya Islam Pertemuan 9
Matakuliah : U0022 | SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA 1 Tahun : 2009/2010 Pengaruh Budaya Islam Pertemuan 9

3 MASUKNYA SENI BUDAYA ISLAM KE INDONESIA
Di antara pedagang banyak yang lalu menikah dan menetap di Indonesia, yang mempercepat proses akulturasi Ditandai dengan munculnya kerajaan Islam pertama pada abad 13. Kerajaan Islam yang pertama adalah Samodra Pasai di Aceh. Diikuti oleh kerajaan Islam lainnya di pantai utara Jawa, yang dimulai oleh kerajaan Majapahit (sebelum jatuh). Pelabuhan Aceh pada awal masuknya pengaruh Islam Budaya Islam Indonesia dibawa oleh pedagang Gujarat melalui kegiatan perdagangan.

4 MASUKNYA SENI BUDAYA ISLAM KE INDONESIA
Pendidikan Islam melalui pondok pesantren memiliki peran dalam perkembangan seni budaya Islam Penyebarluasan agama Islam menggunakan kesenian, seperti pertunjukkan wayang yang digemari masyarakat. Penyebaran agama Islam di Jawa dilakukan oleh 9 sunan yang disebut Wali Songo.

5 MASUKNYA SENI BUDAYA ISLAM KE INDONESIA
Budaya Islam Indonesia merupakan akulturasi antara budaya Indonesia Pra Islam dengan budaya Islam dari India dan Persia. Pada periode tersebut budaya China juga terlibat yang disebabkan aktivitas perdagangan dengan pedagang China Muslim. Gerbang makam Sunan Gunung Jati, Cirebon Dihiasi beragam porselen Cina

6 SIFAT PERKEMBANGAN SENI BUDAYA ISLAM DI INDONESIA
Akulturasi berpusat di istana dan berdasarkan budaya feodal dan menyebar ke wilayah lain melalui ceramah dan pengajaran. Raja dan para bangsawan istana menjadi pendukung utama perkembangan seni. Seni merupakan bentuk pengabdian terhadap agama (sacral art) dan terhadap raja. Mesjid Azizi, Binjai, Sumatera Utara

7 SIFAT PERKEMBANGAN SENI BUDAYA ISLAM DI INDONESIA
Seni budaya asing yang berpadu dalam budaya Islam Indonesia antara lain adalah: India, Persia dan China. Kelak budaya lain seperti Mughal dan Barat masuk bersama dengan masuknya bangsa Barat. Kebanyakan seni budaya Islam-Indonesia adalah kelanjutan seni budaya Pra Islam (Prasejarah, Hindu & Buddha), yang digunakan sebagai dasar perkembangan kreasi baru seni pada periode Islam. Masjid Baiturrahman, Aceh

8 CIRI KHAS SENI Stilasi figur, dilakukan tidak hanya pada wayang tapi juga pada bentuk-bentuk seni lainnya, untuk menghindari bentuk realistis manusia ataupun hewan (misalnya pada batik dan ukiran). Kaligrafi Arab menjadi elemen penting dalam seni dekoratif Islam, yang muncul pada ukiran kayu, lukisan ataupun dekorasi arsitektur. Selain itu ragam hias yang menonjol lainnya adalah: floral, pemandangan dan geometris (meander, pilin, tumpal) Masuknya pengaruh ornamen asing, terutama dari India, Persia, China dan Barat. Masjid P. Penyengat

9 CIRI KHAS SENI | pengaruh hindu
Masuknya seni budaya Islam tidak langsung merubah kebudayaan yang telah ada. Beberapa pengaruh budaya Hindu masih dapat dirasakan, seperti : Pengaruh arsitektur Majapahit untuk masjid, makam maupun istana. Kerajinan Hindu masih dilanjutkan (batik, ukiran, keris, topeng) Wayang dari masa Hindu masih dipertunjukkan. Wayang dari masa Hindu masih dapat ditemukan di Bali Masjid Prasasti, Ambon

10 HASIL SENI BUDAYA Hasil seni budaya Islam di Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut : ARSITEKTUR Bangunan masjid, istana dan makam KERAJINAN Wayang, topeng (juga merupakan seni pertunjukkan), batik, senjata, ukiran KALIGRAFI & KARYA ILUMINASI Mesjid Spirok, Sumatera Barat

11 ARSITEKTUR | masjid Beberapa ciri khas masjid pada masa awal perkembangan Islam : Masjid biasanya memiliki mihrab, sebagai tanda kiblat, yang merupakan arah Kabah, dan juga menjadi arah hadap umat saat bersholat. Di Indonesia kiblat menghadap ke barat laut. Selain itu kadang terdapat pula mimbar tempat berkotbah Mihrab dari Masjid Banten

12 ARSITEKTUR | masjid Menggunakan konstruksi kayu dengan tiang-tiang penyangga mewadahi area pendopo. Awalnya menggunakan atap limas yang bertumpuk seperti meru, makin ke atas makin kecil yang pada puncaknya terdapat ‘mustaka’. Baru di kemudian hari atap kubah digunakan (pengaruh seni Mughal) Mustaka

13 ARSITEKTUR | masjid Mihrab Masjid Agung Cirebon Pengaruh kuat dari ornamen Majapahit yang berstilasi serta gerbang Majapahit. Misalnya gerbang pada masjid Agung Cirebon Didekorasi dengan motif floral dan geometrik ataupun kaligrafi Arab Biasanya didirikan satu kompleks dengan istana ataupun di tempat yang dikeramatkan atau dekat kompleks pekuburan Gerbang Utama Masjid Agung Cirebon

14 ARSITEKTUR | masjid Pada awalnya menggunakan bedug dan kentongan untuk memanggil umat, baru kemudian dibangunlah menara masjid, seperti: Masjid Kudus, Masjid Banten Beberapa masjid kuno antara lain: Masjid Aceh, Masjid Banten, Masjid Kudus, Masjid Cirebon, Masjid Demak Masjid Agung Demak dengan atap limas bersusun

15 ARSITEKTUR | masjid Menara Masjid Agung Kudus dengan pengaruh Hindu dan China pada hiasan piring keramiknya Masjid Agung Banten dan menara dengan pengaruh atap Hindu dan menara mercusuar Barat

16 MAKAM ISLAM di INDONESIA Tombstone in West Sumatra

17 ARSITEKTUR | makam Beberapa ciri khas makam pada masa awal perkembangan Islam : Terdapat dua gaya makam yang ditemukan, yaitu: Gaya Gujarat, seperti makam peninggalan kerajaan Samodra Pasai Gaya Hindu dan Prasejarah, memiliki dasar berundak, menggunakan mahkota pada puncak nisannya seperti candi, ada pula yang nisannya sangat mirip dengan menhir. Batu nisan Malik Al Saleh – Aceh

18 ARSITEKTUR | makam Biasanya makam terletak di tempat yang dianggap keramat, seperti halaman masjid ataupun gunung (gunung telah lama dianggap sebagai kediaman roh) Beberapa contoh makam Islam Kuno adalah makam Malik Al-Saleh dan Ratu Nahrasiyah (di Samodra Pasai, Aceh), kompleks makam Imogiri, Makam Sunan Gunung Jati, Cirebon Nisan Ratu Nahrasiyah – Samodra Pasai, Aceh

19 ARSITEKTUR | makam Makam (sering disebut kijing/ jirat) dan nisan biasanya dibuat dari batu dan biasanya dilengkapi dengan pendopo sederhana (disebut cungkup), yang beratap limas. Pagar juga sering dibangun mengelilingi makam Kompleks makam biasanya memiliki gapura baik itu yang berbentuk bentar ataupun kori agung (bagian atasnya menyambung). Pengaruh Majapahit tampak masih kuat di beberapat tempat seperti: Misalnya gerbang pada makam Sendang Duwur, Tuban. Gerbang makam Sunan Bonang – Tuban

20 ARSITEKTUR | makam Ornamen nisan sering menggunakan bentuk sulur-suluran dan tanaman rambat (arabesque) Nisan di Gresik Nisan di Majapahit Nisan di Madura

21 ARSITEKTUR | makam Makam Imogiri – Yogyakarta
Gerbang makam Sendang Duwur – Tuban

22 ARSITEKTUR | makam Makam di Sulawesi Selatan
Makam dengan nisan menhir di Sumatera Barat

23 ARSITEKTUR | istana Beberapa ciri khas istana pada masa perkembangan Islam : Kebanyakan melanjutkan perkembangan seni bangunan Hindu dengan atap limas, gerbang bentar (gapura), demikian pula dengan patung raksasa Dwarapala yang menghiasi. Istana tidak hanya berfungsi sebagai kediaman raja dan keluarga tapi juga pusat kekuasaan politik dan pusat perkembangan budaya dan tradisi. Arca Dwarapala

24 ARSITEKTUR | istana Berdasarkan konsep kosmos magis, dan istana merupakan pusat kekuatan magis. Kompleks istana dilengkapi dengan alun-alun, masjid dan pohon besar seperti beringin, serta taman dan kolam. Sekelilingnya dipagari tembok dan parit, dan memiliki Gerbang utama Beberapa contoh istana dengan pengaruh Islam Kuno antara lain: Kesultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, Kanoman Cirebon, dll

25 ARSITEKTUR | Keraton Yogyakarta

26 ARSITEKTUR | Keraton Cirebon

27 ARSITEKTUR | Taman Sari Yogyakarta

28 ARSITEKTUR TAMAN SUNYARAGI CIREBON

29 DAFTAR PUSTAKA Soekmono, R. (1981). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1, 2 dan 3. Kanisius. Yogyakarta. Miksic, John (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 1 - Ancient History. Didier Millet. Singapore Reid, Anthony (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 3 - Early Modern History. Didier Millet. Singapore Tjahjono, G. (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 6 - Architecture. Didier Millet. Singapore Soemantri, H. (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 7 - Visual Art. Didier Millet. Singapore. Fox, James (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 9 – Religion and Ritual. Didier Millet. Singapore McGlynn, J.H. (ed)(1998). Indonesian Heritage vol Language and literature. Didier Millet, Singapore


Download ppt "Pengaruh Budaya Islam Pertemuan 9"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google