Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Sebuah alat untuk menilai kelayakan dan dampak potensial rencana-rencana proyek Rare BRAVO: Barrier Removal Assessment and Viability Overview (Tinjauan.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Sebuah alat untuk menilai kelayakan dan dampak potensial rencana-rencana proyek Rare BRAVO: Barrier Removal Assessment and Viability Overview (Tinjauan."— Transcript presentasi:

1 Sebuah alat untuk menilai kelayakan dan dampak potensial rencana-rencana proyek Rare BRAVO: Barrier Removal Assessment and Viability Overview (Tinjauan Menyeluruh Viabilitas dan Penilaian Penyingkiran Hambatan) Hutan Rawa Tripa, Pantai Barat Aceh Ekonomi Teknikal Budaya/Politik Dampak & Metrik-metrik

2 BRAVO : Rangkuman Eksekutif A. APA: Dalam hal ini alat penyingkir hambatan yang digunakan untuk menyelamatkan rawa tripa saat ini adalah sebuah Rencana Tata Ruang untuk kawasan hutan Rawa Tripa yang diusulkan ke pemerintah daerah setempat, diamana tata ruang tersebut merupakan salah satu alternatif dalam menyelamatkan hutan tersebut dari kerusakan yang tidak bisa dibendung karena mengingat status hutan rawa itu sendiri yaitu Areal Pengunaan Lain (APL). - Dengan tawaran sebuah tawaran tata ruang tersebut, diharapkan dikemudian hari akan terbentuk sebuah zona - zona yang disebut hutan lindung, dimana semua pihak akan melindungi hutan tersebut, kemudian kawasan izin HGU milik perusahaan dimana pihak perusahaan bebas menggarap lahan tersebut sesuai luas izin HGU tersebut, dan kawasan lahan yang menjadi zona garapan masyarakat yang terletak didekat pemukiman penduduk sehingga masyarakat tidak harus jauh - jauh menggarapa lahannya untuk kebutuhan hidupnya. - Untuk langkah awal dalam menyelamatkan hutan yang tidak mempunyai status dilindungi seperti rawa tripa sekarang ini dari kerusakan yang bertambah parah, maka penerapan rencana tata ruang menjadi pilihan yang terbaik untuk mengatasi kerusakan yang terus berlanjut. -B. SIAPA: Untuk mensukseskan rencana tersebut, perlu dilibatkan semua pihak baik itu pemerintah, pihak perusahaan, dan masyarakat itu sendiri agar perencanaan tata ruang ini dapat diadopsi oleh semua pihak tersebut dan berjalan lancar. -Sedangkan para mitra yang akan dilibatkan dalam perencanaan program ini, selain lembaga YEL sendiri adalah pihak pemerintah daerah melalaui Bappeda dan Dishutbun yang kedua instansi tersebut mempunyai peran langsung dalam merancang kawasan tersebut menjadi kasawan lindung atau areal HGU perusahaan maupun lahan garapan masayarakat. Disamping itu lembaga donor seperti OCSP (Orangutan Conservation Services Programe) yang sudah menawarkan diri untuk membantu rancangan konsep tata ruang bagi kawasan tripa tersebut. -C. KAPAN: Untuk waktu pelaksanaan program perencaanaan tata ruang tripa tersebut sudah dimulai sejak sekarang ini oleh pihak pemerintah daerah khususnya Bappeda Kab. Nagan Raya, sedangkan lembaga YEL sendiri sedang mempersiapkan juga rancangan demi membantu tata ruang tersebut sesuai permintaan pemerintah daerah tersebut, namun demikian untuk merencanakan lebih jauh masih menunggu hasil pertemuan RTD yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Maka untuk itu melalui program kampanye bangga ini, diharapkan dapat membantu lebih cepat pelaksanaan penyusunan tata ruang tersebut. -D. BAGAIMANA: Mengenai biaya yang dibutuhkan untuk merencanakan tahapan demi tahapan dalam merancang rencana tata ruang tersebut, maka YEL sendiri tidak begitu riskan dengan biaya – biaya yang akan dikeluarkan karena, YEL bukan pilot dari proyek ini, tapi pemerintah daerah sendiri melalui Bappeda dan Dishutbun yang berkepentingan juga merancang tata ruang rawa tripa tersebut. Belum lagi lembaga OCSP sebagai lembaga donor ikut dalam ambil bagian dalam menyiapkan rencana tata ruang tersebu. Jadi dalam ini barangkali akan muncul sebuah manajemen keuangan secara kaloboratif yang akan menyokong keberlangsungan proyek ini hingga selesai nantinya. Untuk konsep rencana tata ruang sendiri sudah dikonsep sedikit banyak oleh Bappeda setempat sehingga YEL maupun OCSP hanya memberi masukan yang dapat disnergikan dengan konsep yang ada sehingga dapat dilahirkan konsep tata ruang yang utuh. Nilai-nilai BRAVO Nilai Kelayakan : - Nilai Dampak : 3.5

3 Kriteria PenjelasanSkor Biaya-biaya Biaya-biaya yang diproyeksikan di awal proyek Sepanjang hal tersebut bermanfaat, semua biaya-biaya (kapital dan perulangan) harus dibuatkan daftar.Termasuk teknologi misalnya, kompor, alat penjebak dll; pendampingan teknikal; kanal-kanal distribusi, pemasaran (selain biaya- biaya kampanye Pride), pembiayaan mikro, kepatuhan dan penguatan dll. Berikan biaya-biaya dalam mata uang lokal dan US$. Dimana memungkinkan, berikan detil biaya-biaya per item, juga rangkumannya Kemampuan untuk dapat memperkirakan beban biaya 1 = Biaya-biaya tidak jelas dan tidak dapat diperkirakan; 4 = Biaya-biaya dapat diperkirakan dan dapat dikelola (Gunakan skala 1-4) Berikan cerita ringkas yang menguraikan bagaimana sulitnya memperkirakan biaya-biaya pada (1). Jika memungkinkan berikan selisih biaya-biaya tidak jelas dan/atau tidak dapat diperkirakan tersebut. 1-4 Biaya per perilaku yang diubah (misal per orang dalam kelompok target Berapa biaya per orang (dalam kelompok target) yang akan Anda habiskan untuk perubahan perilaku? Misalnya, jika biaya strategi penyingkiran hambaran Anda $100,000 dan Anda menargetkan 1000 nelayan, maka per nelayan adalah $100. 1-4 Nilai Rata-rata 1-4 Panduan Perancangan BRAVO Ekonomi (1 dari 3)

4 KriteriaPenjelasan Skor Pemasukan Deskripsi aliran pemasukan Total penggalangan dana : $ Sumber: Total pendapatan : $ Sumber: (Nyatakan dalam $ untuk US dollars). Kapital dan biaya berulang yang ada di slide awal dapat bersumber dari hibah atau pinjaman atau pendapatan (misalnya dari penjualan tungku). Buatlah daftar sumber-sumber yang ada atau berpotensi menghasilkan dana, termasuk jumlah dan sumbernya. Persentase biaya total yang tersedia 1: 0 – 25% 2: 25 – 50% 3: 50 – 75% 4: 75 – 100% (gunakan skala 1-4). Di dalam narasi, daftarlah sumber dan komitmen tegas yang ada. Sediakan bukti misalnya surat pernyataan, dll. “Biaya tersedia’ berarti dana tersedia atau telah ada yang komit untuk menyediakan dalam rentang waktu yang tersedia sesuai dengan kecepatan dan tahap kritis implementasi program. Jika tidak diketahui, tuliskan ‘tidak diketahui” 1-4 Kemungkinan sukses penggalangan dana 1 = sangat kecil kemungkinan menggalang dana yang dibutuhkan; 4 = kemungkinan mendapatkan dana sangat pasti (gunakan skala 1-4). Jika celah dana (funding gap) muncul antara dana yang dibutuhkan dan dana yang tersedia, buatlah ranking peluang kesuksesan dan buat daftar dalam narasi semua sumber dana potensian dan tingkat keterlibatan dengan setiap donor. Jika tidak diketahui, tuliskan ‘tidak diketahui” 1-4 Jangka waktu penggalangan dana Menyediakan estimasi waktu (dalam tahun dan bulan) yang diperlukan untuk menggalang dana yang belum tersedia. Jika rentang waktu untuk mendapatkan dana sangat kritis terhadap kesuksesan proyek Anda, tuliskanlah dalam narasi semua masalah-masalah waktu yang penting untuk dipertimbangkan. Ketepatan pendanaan 1 = rentang waktu pendanaan sesuai dengan jadwal proyek ; 4 = jadwal pendanaan sangat sesuai dengan jadwal proyek (gunakan skala 1-4) Jika tidak diketahui, tuliskan ‘tidak diketahui”. 1-4 Keberlanjutan dana 1 = sumber pendanaan tidak berkelanjutan; 4 = sumber pendanaan sangat berkelanjutan (gunakan skala 1-4) Jika dana berkelanjutan diperlukan, misalnya untuk memantau kepatuhan nelayan dalam menggunakan perangkap tikus dalam jangka panjang, sediakan bukti dalam bagian narasi mengenai sumber dana dan tingkat keberlanjutan dalam rentang waktu. Jika tidak diketahui, tuliskan ‘tidak diketahui”. 1-4 Profit/ (rugi) Perbedaan antara profit dan kerugian Apakah nilai pendapatan total dikurangi dengan biaya total? Gambarkan bagaimana Anda akan menangani nilai perbedaan ini. Skor rata-rata 1-4 Panduan Perancangan BRAVO Ekonomi (2 dari 3)

5 KriteriaPenjelasan Nilai Penggantian Pendapatan (jika relevan) Sumber pendapatan baru sehubungan dengan sumber pendapatan yang lama Dalam hal menawarkan sebuah konsep rencana tata ruang kawasan tripa saat ini maka alangkah sangtalah sulit apabila diukur dampak secara ekonomi secara langsung, karena tata ruang ini buka sebuah program yang bersentuhan dengan pendapatan yang diperoleh secara langsung oleh masyarakat, namun imbas dari penerapan konsep tata ruang ini akan dapat dirasakan dikemudian hari oleh siapapun juga baik itu masyarakat itu sendiri, pihak perusahaan maupun juga pemerintah. Jadi tidak ada relevansi secara langsung terhadap pendpatan masyarakat sekitar rawa tripa sekarang ini dengan masa depan mereka. NA Kelangsungan keberadaan sumber pendapatan yang baru Untuk kelangsungan pendapatan masyarakat sekitar rawa tripa yang secara langsung dinikmati saat ini akan sangat kecil apabila dibandingkan dengan apa yang akan mereka rasakan dikemudian hari dari konsep penerapan tata ruang dikawasan tripa menyediakan beberapa zona yang akan dilindungi untuk kemaslahatan masyarakat di kemudian hari dengan mengembalikan fungsi hutan sebagaimana sedia kala agar masyarakat dapat menggantungkan hidupnya dari hutan tersebut seperti dulu, sehingga diharapkan kedepan pendapatan dari mereka mengelola hutan akan terwujud dengan sendirinya. NA Nilai Rata-rata NA Panduan Perancangan BRAVO Ekonomi (3 dari 3)

6 Kriteria Penjelasan Score Teknologi Kemampuan untuk diperoleh & Ketersediaan Dalam hal ini YEL secara kelembagaan mempunyai kemampuan dan kapasitas dalam mepergunakan teknologi GIS untuk merancang tata ruang untuk kawasan Tripa apabila dibutuhkan suatu hari. Mengingat baru – baru ini ada beberapa staf YEL yang telah mengikuti pelatihan GIS di prapat, Sumut. Jadi, YEL sendiri merasa mampu untuk mendesain ulang tata ruang Tripa seandainya suatu hari pemerintah melalui Bappeda meminta YEL mendesain tata ruang yang baku. 4 Pendampingan teknologi Dalam hal ini YEL juga mempunyai kapasitas untuk melatih kemampuan penggunaan GIS, sehingga diharapkan suatu hari YEL dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah melalui Bappeda serta lembaga OCSP selaku lembaga donor dapat memberi pelatihan kepada tim pendesai tata ruang yang ada di kabupaten setempat. Walaupun memang hari ini YEL belum menganggarkan dana secara khusus untuk proyek tersebut tapi dengan terbangun kemitraan yang sinergi, mengenai biaya barangkali bisa teratasi dengan baik. 4 Tepat untuk keadaan- keadaan GIS sebagai sebuah teknologi yang sering dipakai khusus mendesain tata ruang, maka sudah sangat tepat kalau hari ini GIS dapat dijadikan sebagai salah satu teknologi yang dapat dipergunakan untuk mendesain tata ruang yang ada. 4 Nilai Rata-rata 4 Panduan Perancangan BRAVO Teknikal (1 dari 2)

7 Kriteria Penjelasan Score Kapasitas / Kemampuan Organisasional Dukungan Mitra Penyingkiran Hambatan Pada awal permulaan ini, dukungan dari mitra penyingkir halangan sudah terbangun dengan Bappeda dan Dishutbun di lingkungan pemerintahan Kab. Nagan Raya, mereka sudah meminta YEL sendiri untuk sama – sama mendesain tata ruang rawa tripa, sementara untuk instansi di lingkungan pemerintahan Kab. Abdya belum ada pembicaraan sama sekali, dan dalam hal ini YEL sedang mempersiapkan proses pembicaraan dengan Bappeda Abdya sehingga diharapakan suatu dapat sama – sama juga membantu merancang tata ruang disana, disamping itu, lembaga donor yaitu OCSP sudah ada terobosan ke arah sana dimana suatu hari dapat terlibat juga dalam penyusunan tata ruang tersebut. 3 Kemampuan mitra Penyingkiran Hambatan untuk menggerakkan perubahan Dalam hal ini, setidaknya, kemampuan tim di instansi pemerintah dan dibantu dengan tim dari lembaga donor sudah cukup memadai bagi subuah gebarakan untuk mendesai tata ruang ini. Dan, YEL sangat optimis kalau seandainya ketiga lembaga ini berkerjasama dengan baik dengan mencurahkan masing – masing kemampuan untuk itu, sehingga diharapkan lahirnya sebuah konsep tata ruang di kawasan tripa yang utuh dengan mengedepankan aspek ekologi. Walaupun perlu dikaui bahwa masing - masing lembaga belum pernah mendulang prestasi dalam hal ini, tapi segenap kemapuan yang ada akan sangat berkontribusi bagi perubahan kedepan yang dapat dinikmati bersama. 4 Perencanaan anggaran dan pelaksanaan yang efisien biaya Dalam penyusunan keuangan YEL, OCSP maupun Bappeda sebagai pihak yang juga terlibat langsung dalam proyek ini, dapat dikatagorikan bagus, walaupun tak tertutup kemungkinan nantinya ada indikasi kesalahan disana sini, tapi untuk kepastiannya belum ada pengalaman penyusunan anggaran untuk khusus proyek ini. 2 Nilai Rata-rata 3 Mitra Lainnya Mitra kritikal lainnya Dalam mendesain tata ruang ini, sangat diperlukan mitra pendudung untuk berlansungnya pencapaian tujuan dari program ini, jadi sesuai yang tersebut diatas, bahwa lembaga OCSP sangat tepat menjadi mitra karena OCSP sendiri mempunyai langkah yang sama terhadap penyususunan kembali tata ruang di hutan tripa saat ini. Jadi untuk itu, OCSP bisa berperan dalam memberikan wilayah satwa orang utan di rawa tripa sehingga masukan itu bisa menjadi pertimbangan dalam menentukan hutan yang harus dilindungi oleh pemerintah. Makanya sangat diharapkan kontribusi OCSP disana untuk membantu penyusuanan tata ruang Tripa tersebut. 3 Nilai Rata-rata 3 Panduan Perancangan BRAVO Teknikal (2 dari 2)

8 Kriteria PenjelasanNilai Kepemimpinan Masyarakat Para pemimpin dan orang berberpengaruh dalam masyarakat Sejak awal bergulirnya program melalui sosialisasi secara kontinues, sebenarnya sudah ada beberapa orang dalam masyarakat yang sudah mendukung program ini, dan ketika beberapa waktu yang lalu diadakan pertemuan untuk mengidentifikasian secara mendalam maslah yang muncul terhadap masyarakat sekitar rawa tripa, maka telah ditemukan sejumlah masyarakat yang ikut berpartisipasi penuh dengan kegiatan ini termasuk dalam hal menyelesaikan permaslahan yang ada melalui proses penyusuanan kembali tata ruang di kawasan tripa ke depan. Namun begitu sudah ada 3 orang tokoh masyarakat yang sudah mau mendukung sepenuhnya terhadap maslah tata ruang yang akan digodok nantinya, mereka adalah Bapak M. Amin, selaku anggota DPRK Nagan Raya, Bapak Mukim Seuneuam H. M. Syam dan Bapak Ilyas AH selaku tokoh Masyarakat Babah Rot. Dan sebenarnya masih ada sejumlah masyarakat yang lain yang sudi membantu program penyusunan rencana tata ruang ini. 3 Kemauan kepemimpinan untuk menyokong Sekali sejak awal mensosialisasikan program ini ke masayarakat, banyak dari masyarakat yang tidak paham arah dan maksud dari program ini, sehingga tidak banyak yang mau peduli, tapi seiring dengan bergulirnya waktu yang ditopang dengan pendekatan yang terus menerus sehingga sekarang ini sedikit banyak masyarakat sekitar rawa tripa sudah mulai paham walaupun tidak seutuhnya. Namun begitu sudah ada dukungan dari mereka untuk terlibat dalam pertemuan dan mau membicarakan keselamatan rawa tripa ke depan. Untuk itu, para tokoh masyarakat seperti pak mukim Seuneuam saat ini juga sudah mulai membantu sepenuhnya program ini seperti diskusi rutin, pertemuan masyarakat, dsb untuk mencarikan solusi terbaik dari maslah yang muncul terhadap masyarakat sekitar rawa tripa saat ini. 3 Nilai Rata-rata 3 Panduan Perancangan BRAVO Budaya/Politik (1 dari 2)

9 Kriteria Penjelasan Nilai Lingkungan Politik Situasi undang- undang dan legislatif saat ini Dalam menyusun tata ruang nasional maupun daerah, telah ada sejumlah UU maupun PP yang mengatur tentang itu, seperti UU No. 26 tahun 2007 tentan g Penataan Ruang Nasional, UU No. 32 Tahun 2004 tentang Penataan Ruang di daerah, serta PP No. 47 Tahun 1997 tentang Penataan Ruang wilayah Nasional, yang kemudian direvisi dengan PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencama Tata Ruang Wilayah Nasional, yang kesemuanya memberikan legitimasi terhadap rencana tata ruang bagi kawasan hutan lindung sesuai dengan Keppres No. 32 1990. 4 Kemampuan mendorong perubahan legislatif Sesuai dengan acuan UU maupun PP yang saat ini sudah berlaku, sudah sepatutnya pihak legislasi khusunya Kab. Nagan Raya dan Kab,. Abdya melakukan pressure politik terhadap kebijakan pemerintah yang belum menata kembali ruang di kabupaten hingga saat ini. Melihat kebutuhan akan perlindungan kawasan tripa yang sudah sangat penting bagi keselamatan ekosistem maupun masyarakat sekitar dari bencana alam, maka tidak ada pilihan lain bagi pihak legislasi untuk menunda desakan politik atas kebijakan pemerintah yang lambat dalam menyusun draf rencana tata ruang kabupaten tersebut. 3 Nilai Rata-rata 3.5 Nilai-nilai dan Norma-norma Penilaian norma-norma Dalam merancang rencana tata ruang kawasan Tripa, terkait dengan nilai – nilai maupun norma – norma yang berlaku dalam masyarakat, maka tidak ada satupun norma – norma dalam masyarakat Kab. Nagan Raya maupu Abdya khususnya masyarakat sekitar rawa tripa yang bertentangan dengan norma – norma masyarakat karena berbicara mengenai tata ruang tidak sedikitpun terkait dengan norma – norma masyarakat, karena hal ini terkait dengan kebutuhan masyarakat juga akan status suatu wilayah dan pemamfaatan bagi masyarakat itu sendiri. 4 Kemampuan mengangkat rintangan- rintangan yang bersifat normatif Untuk merencanakan mengenai konsep tata ruang tidak akan ditemukan rintangan terkait dengan nilai dan norma yang sedang berlaku dalam masyarakat, karena masalah tata ruang terpisah pembicaraannya dengan nilai yang terkandung dalam norma masyarakat itu tadi. Namun begitu, tata ruang itu sendiri bisa saja diadopsikan ke dalam nilai dan norma masyarakat, agar pentingnya tata ruang ini dapat dijadikan pijakan masyarakat dalam mengelola kawasan mereka dengan lebih baik dikemudian hari. 4 Nilai Rata-rata 4 Panduan Perancangan BRAVO Budaya/Politik (2 dari 2)

10 Kriteria Penjelasan Nilai Dampak konservasi Kemungkinan dampak konservasi Dari rencana penyusuanan kembali tata ruang dikawasan hutan rawa tripa saat ini, maka suatu hari diharapkan bahwa akan jelas yang mana yang disebut kawasan hutan yang harus dilindungi, kawasan izin HGU milik perusahaan dan kasawan yang boleh digarap oleh masyarakat itu sendiri. Dari sana akan semakin jelas dampak yang sangat luas bagi konservasi itu sendiri yang barangkali memberikan mamfaat tidak hanya bagi ekosistem rawa itu sendiri akan tetapi juga bagi msyarakat sekitar rawa tersebut. Untuk itu penyusuanan tata ruang adalah pilihan terbaik saat ini bagi kawasan hutan yang sudah rusak. 4 Kesinambungan dampak Sekali lagi rencana tata ruang adalah pilihan yang sangat baik bagi upaya menyelamatkan hutan yang rusak dimana pun juga di Indonesia ini. Hal ini telah terbukti dengan penyelamatan Taman Nasional Gunung Leuseur maupun hutan Ulu Masen dari rambahan masyarakat, walupun terlihat belum begitu sempurna dampak konservasinya tapi setidaknya telah dapat mengurangi pengrusakan kawasan hutan secara lebih besar lagi. Utuk diketahui bahwa penerapan rencana tata ruang hutan bukan semata – mata secara langsung akan melindungi kawasan hutan, tapi setidaknya sebagai langkah awal utuk menyelamatkan ari kerusakan yang lebih parah lagi. Maka dari itu untuk mencapai keberlangsungan dampak konservasi bagi ekosistem maupun masyarakat sekitanya maka perlu juga diberikan pemahaman arti pentingnya konservasi itu sendiri bagi semua pihak dan terus melibatkan mereka dalam segala hal dalam menyelamatkan hutan. 4 Nilai Rata-rata 4 Panduan Perancangan BRAVO Dampak dan Metrik-metrik (1 dari 2)

11 Kriteria Penjelasan Nilai Titik-titik Ungkit Titik Ungkit Pertama Berangkat dari hasil temuan yang mengindikasikan bahwa kawasan Tripa di Babah Rot Kab. Abdya belum ada sebuah inisiatif pemerintah kabupaten tersebut untuk menyusun tata ruang dikawasan hutan rawa tersebut, maka sangat diperlukan dorongan kepada pemerintah setempat untuk dilakukan upaya penyelamatan hutan tripa disana melalui konsep penataan ruang kembali dikawasana itu agar kawasan rawa tersebut bersih dari adanya lahan garapan oleh masyarakat maupun pihak swasta secara besar – besaran. Oleh karena kawasan tersebut mempunyai gambut yang cukup besar sehingga mengandung karbon yang besar maka perlu dilakukan upaya penyelamatan hutan tersebut sehingga potensi gambut yang terkandung dalam kawasan tersebut dapat dimanfaatkan bagi upaya peningkatan pendapatan daerah dari non kayu. Mengingat hari ini pemerintah belum menyusun rencana tata ruang kabupaten, maka perlu dilakukan pemberian masukan kepada pemerintah tersebut agar dapat menyusun rencana tata ruang demi kawasan tripa dikabupaten tersebut dapat terlindungi. Harapannya diluar kawasan hutan rawa tripa tersebut tetap menjadi zona garapan masyarakat, sehingga harapannya kedepan hutan tetap terjaga, masyarakat juga sejahtera. Sementara untuk Kab,. Nagan Raya sendiri konsep rencana tata ruang sendiri sudah mulai tergodok dan tinggal menunggu finalisasi oleh pemerintah provinsi sehingga kedepan diharapkan kawasan Rawa Tripa di kabupaten tersebut benar- benar terjaga demi mengembalikan hutan tersebut seperti sedia kala. 3 Titik Ungkit Ke-dua 4 Titik Ungkit Ke-tiga 0 Nilai Rata-rata 3.5 Metrik-metrik Keluaran- keluaran yg dapat diukur Dalam hal bagaimana cara mengukur hasil konservasi yang telah dicapai maupun tidak dicapai nantinya, maka lembaga YEL maupun OCSP selaku lembaga donor termasuk juga dari pihak pemerintah yaitu Bappeda yang akan sama – sama mengukurnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melihat kondisi kawasan hutan tersebut sebelum dan sesudah tata ruang itu ada, sehingga akan jelas perbedaan antara keduanya, kemudian bisa juga dilihat dari sikap masyarakat dan hasil yang diperoleh oleh masyarakat itu sendir dari dulu dan sekarang. Dan yang juga tak kalah penting adalah adanya jangka waktu yang ditentukan dalam mengukur hasil yang dicapai ataupun sejauh mana tingkat kegagalan sehingga dengan mudah dapat dievaluasi secara tepat. Untuk itu proyek ini harus dilakukan dengan sebuah partisipasi yang baik dari semua pihak termasuk masyarakat itu sendiri. 3 Nilai Rata-rata 3 Panduan Perancangan BRAVO Dampak dan Metrik-metrik (2 dari 2)

12 KategoriSub-kategoriNilai Rata-rata Nilai Kategori Kelayakan Ekonomi  Biaya-biaya  Pendapatan  Penggantian Pendapatan NA Teknik  Teknologi 4 3.3  Kapasitas / Kemampuan Organisasional 3  Mitra Lainnya 3 Budaya / Politik  Kepemimpinan Masyarakat 3 3.5  Lingkungan Politik 3.5  Norma-norma Budaya 4 Nilai Kelayakan Dampak Dampak dan Metrik- metrik  Dampak Konservasi 4 3.5  Titik-titik Ungkit 3.5  Metrik-metrik 3 Nilai Dampak 3.5 Barrier Removal Assessment and Viability Overview (BRAVO) Nilai Gabungan Cacatan : Aspek ekonomi belum terisi semua sehingga nilai total kelayakan belum dapat dimunculkan

13 Panduan Perancangan BRAVO Faktor-faktor Resiko Faktor-faktor ResikoKonsekuensiStrategi-strategi Mitigasi - Kelihatannya tidak ada resiko yang berarti dalam menjalankan proyek ini, mengingat sekarang tinggal lagi political will pemerintah di dua kabupaten tersebut untuk menyelesaikan konsep tata ruang ini. - Namun begitu perlu diantisipasi seandainya pemerintah Abdya khususnya tidak mau memberikan ruang sedikitpun bagi kawasan hutan tripa untuk dilindungi didaerah itu. -------------------------------------------------------------- - Harus dilakukan upaya lobby yang lebih intens oleh lembaga YEL sendir maupun OCSP agar adanya sebuah win –win solution bagi upaya penyelamatan rawa tripa saat ini. -------------------------------------------------------------- - Mengantisipasi hal tersebut maka YEL maupun OCSP harus mepersiapkan sebuah konsep tawaran yang saling menguntungkan kepada pemerintah setempat berupa sebuah zona tertentu yang benar – benar akan dapat dilindungi demi kelestarian ekosistem dikawasan maupun juga untuk hajat hidup masyarakat sekitar rawa tersebut nantinya. Buat daftar faktor-faktor resiko, konsekuensi-konsekuensi dan strategi-strategi mitigasi yang ada yang mungkin perlu diadopsi.

14 Panduan Rancangan BRAVO Para Penulis dan persetujuan-persetujuan Bapak H.M.SyamImum Mukim Seuneuam Bapak M.AminAnggota DPRK Nagan Raya Bapak Ilyas AHTokoh Masyarakat Kecamatan Babah Rot


Download ppt "Sebuah alat untuk menilai kelayakan dan dampak potensial rencana-rencana proyek Rare BRAVO: Barrier Removal Assessment and Viability Overview (Tinjauan."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google