Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Etos Kerja Syafrizal Helmi Di sarikan dari Buku Ethos Kerja

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Etos Kerja Syafrizal Helmi Di sarikan dari Buku Ethos Kerja"— Transcript presentasi:

1 Etos Kerja Syafrizal Helmi Di sarikan dari Buku Ethos Kerja
Jansen Sinamo, Bahan Kuliah Psikologi Manajemen

2 KERJA ADALAH RAHMAT AKU BEKERJA TULUS PENUH SYUKUR
E T O S 1 KERJA ADALAH RAHMAT AKU BEKERJA TULUS PENUH SYUKUR

3 Rahmat Rahmat adalah kebaikan yang kita terima karena kasih sayang Sang Maha Pemberi. Rahmat adalah fasilitas ilahi bagi pertumbuhan dan kemajuan kita menuju puncakpotensi diri kita sehingga kita bisa hidup sepenuh-penuhnya. Rahmat adalah wujud kasih sayang Tuhan yang melimpah kepada kita. Rahmat adalah sumber mentalitas berkelimpahan. Rahmat adalah pangkal dari semua sikap dan pikiran positif. Rahmat adalah segala yang membuat manusia dapat hidup dan tumbuh secara wajar. Rahmat adalah fasilitator dan navigator keberhasilan. Rahmat selalu bermaksud melindungi dan mendukung hidup kita menuju taraf yang lebih baik.

4 Rahmat tiada pandang bulu, umur, jenis kelamin dan status.
Bila mata hati kita terbuka dan akal budi kita tercerahkan maka wajah rahmat terlihat dimana-mana. Hari ini adalah berkah yang sedang mengalir, kemarin sudah menjadi sejarah sedangkan esok baru sebuah kemungkinan. Sesungguhnya rahmat melimpah disekitar kita, bahkan seolah sedang mengepung kita dari segala penjuru.

5 Tiga jenis rahmat: a. Rahmat Umum:
Rahmat umum adalah kebaikan semesta yang kita terima tanpa syarat : matahari, bumi dan segenap sumber daya mineral dan hayatinya, air dan oksigen, kesehatan, kecerdasan, kewarasan, hati nurani, imajinasi dan potensi-potensi lainnya.

6 b. Rahmat Khusus: Rahmat khusus bersifat unik, dan hanya diberikan kepada orang tertentu atau kelompok tertentu saja ; Bakat dan potensi pribadi kita yang unik serta pekerjaan adalah rahmat khusus dari Tuhan.

7 c. Rahmat Terselubung Rahmat terselubung adalah rahmat yang bertopeng (blessing in disguise), yang muncul dari balik peristiwa – peristiwa jahat, buruk, celaka, atau malapetaka. Untuk memahami, menerima dan menghayati rahmat terselubung dibutuhkan mata transendental, mata batin, atau mata hati yang mampu melihat tangan Tuhan di balik semua peristiwa. Itulah iman yang tulus bahwa Sang Mahabaik tetap menyelenggarakan kebaikan melalui peristiwa apapun termasuk yang buruk.

8 rahmat adalah kekuatan yang mentransformasikan manusia :
Mengubah yang culas menjadi ikhlas. Mengubah yang tercengkeram kemelekatan menjadi mampu bersikap legowo. Mengubah yang terkungkung sikap aji mumpung menjadi bajik dan bijak. Mengubah jiwa-jiwa kerdil menjadi jiwa-jiwa besar : sanggup menerima kekalahan dengan lapang dada bahkan rela mengalah dan dikalahkan. Mengubah yang pendendam menjadi pemaaf : tidak memelihara kebencian dan tidak memupuk sakit hati. Mengubah yang pelit jadi mampu bekerja tulus penuh syukur: tidak pamrih, tidak mengeluh, tidak bersungut-sungut, tidak merengek-rengek, tidak iri pada rezeki orang, dan tidak menuntut apa yang tak patut. Mengubah yang tunduk pada naluri dan hasrat-hasrat rendah menjadi mampu berperilaku mulia sesuai martabat dirinya. Mengubah yang selalu negatif dan reaktif menjadi senantiasa positif dan proaktif

9 ETOS 2 KERJA ADALAH AMANAH AKU BEKERJA BENAR PENUH TANGGUNG JAWAB

10 Amanah Kerja adalah amanah, Jabatan adalah amanah. Melalui kerja kita menerima amanah. Amanah adalah titipan berharga yang dipercayakan kepada kita. Semakin besar tanggungjawab kita semakin besar pula bobot diri kita. Kompetensi dan integritas adalah sepasang kualitas utama agar orang mampu mengemban amanah.

11 Kita menerima amanah kehidupan dari Sang Pemilik Hidup, karenanya kita bertanggungjawab atas setiap detik hidup kita yang fana ini. Kita semua adalah pemegang amanah. Tidak hanya satu tetapi banyak amanah. Barangsiapa berhasil mengemban amanah kecil akan mendapat kepercayan mengemban amanah besar. Tanggungjawab harus diwujudkan dengan benar, baik esensi, semangat, maupun teknis pelaksanaannya. Tanggungjawab harus ditunaikan setara dengan bobot amanah yang dipercayakan. Tidak ada tanggungjawab tanpa kesadaran amanah. Amanah melahirkan tanggungjawab

12 ETOS 3 KERJA ADALAH PANGGILAN AKU BEKERJA TUNTAS PENUH INTEGRITAS

13 Panggilan Panggilan ( calling atau vacation ) adalah bidang pekerjaan khusus yang kita tekuni sebangai bentuk panggilan Tuhan atas kita. Panggilan bersifat unik, tiap-tiap orang terpanggil secara khusus untuk melakukan tugas-tugas tertentu Panggilan juga bersifat umum, di mana semua orang, tanpa kecuali,sudah sepatutnya melakukan kebaikan, kebenaran, dan keadilan dalam segala ucapan dan perbuatannya. Keutuhan ucapan, perasaan, pikiran, dan perbuatan kita pada hakikatnya itulah yang disebut integritas.

14 Keseriusan menggumuli eksistensi hidup dalam relasinya dengan pekerjaan menentukan kemampuan kita menyimpulkan apakah pekerjaan kita adalah suatu sebuah panggilan atau tidak. Melakoni panggilan hidup, dalam dan melalui pekerjaan, dengan segenap integritas sudah sewajarnya akan mendatangkan kesukacitaan, kegembiraan, dan kepuasan jiwa.

15 ETOS 4 KERJA ADALAH AKTUALISASI AKU BEKERJA KERAS PENUH SEMANGAT

16 Kerja keras, keyakinan, dan fokus adalah tiga serangkai kunci menuju keberhasilan.
Mengutuki masa lalu adalah kesia-siaan, karena yang lalu tak mungkin kembali, dan yang mendatang tak mungkin ditentang. Mengeluh kurang waktu tidak pernah membukakan jalan-jalan yang buntu, karena masalah sebenarnya adalah rendahnya semangat, lemahnya tekad, dan kurangnya niat untuk bekerja keras. Bekerja keras mendaki gunung keberhasilan akan memperluas cakrawala pandang dan memperkaya pengalaman. Orang-orang luar biasa memiliki satu persamaan : memiliki misi yang jelas, komitmen yang kuat untuk mewujudkannya sehingga kerja keras merupakan kenikmatan.

17 ETOS 5 KERJA ADALAH IBADAH Aku Bekerja serius Penuh Kecintaan

18 kerja itu Ibadah, yang intinya adalah tindakan memberi atau membaktikan harta, waktu, hati, dan pikiran kepada dia yang kita abdi. Melalui pekerjaan, kita bertumbuh menjadi manusia yang kualitas kepribadian, karakter, dan mentanya berkembang kearah yang ilahi. Beribadah berarti berbakti dengan segenap hati, mengabdi tuntas penuh totalitas, dan berserah pasra dengan segenap cinta. Ibadah yang benar harus dilakukan dengan khusuk, serius, dan sungguh-sungguh. Bengitu pula bekerja yang benar. Ibadah memerlukan pengorbanan, namun pengorbanan untuk suatu idealisme adalah kebahagiaan, dan pengorbanan yang didorong oleh rasa cinta adalah suka cita. Makna ibadah adalah persembahan diri, pemasrahan diri, penyerahan diri.

19 ETOS 6 KERJA ADALAH SENI AKU BEKERJA CERDAS PENUH KREATIVITAS

20 Etos seni adalah penjabaran pengalaman artistic kita, yaitu ekspresi budi-akhlak-iman kita dalam ungkapan –ungkapan estetik yang berwujud karya-karya, yang pada gilirannya akan mempertinggi kompetensi budi-aklak-iman kita, dan dengan demikian menjadikan manusia insane kamil di bumi Tuhan. Kerja yang dilakoni dengan paradingma seni memuaskan dahaga jiwa kita sekaligus mengembangkan talenta seni itu sendiri; membuat kita dipenuhi oleh daya cipta asli, kreasi-kreasi baru, dan gagasan-gagasan inovatif. Hasilnya, buah pekerjaan kita akan disukai orang lain, pelanggan, atau pengguna.

21 Seni adalah sarana ekspresi jiwa manusia yang merefleksikan realitas hidup yang ditangkap sebagai sebuah pengalaman batin. Seni adalah segala bentuk keindahan yang datang dari dorongan perasaan dalam jiwa manusia. Seni adalah menampilkan cita rasa tinggi, yang pada gilirannya sanggup memperkenalkan kesadaran dan kearifan baru bagi masyarakat penikmatnya, sehingga olehnya kita semua akan lebih beradab dan berbudaya

22 ETOS 7 KERJA ADALAH KEHORMATAN AKU BEKERJA TEKUN PENUH KEUNGGULAN

23 Kerja adalah kehormatan karena berkarya dengan kemampuan sendiri adalah kebajikan suatu kebajikan sosial di mana kita diakui sebagai manusia produktif dan kontributif. Mencari kehormatan merupakan salah satu motivasi terkuat dalam struktur hati manusia yang adalah ekspresi langsung spiritualitas terbaik kita. Perilaku kerja yang etis adalah satunya kata dan perbuatan, janji dan kenyataan,visi dan aksi. Kehormatan yang sejati bersumberpada kepribadian yang otentik,akhlak yang mulia, pekerti yang terpuji, hati yang bersih, nurani yang bening, budi yang luhur, karya yang unggul, kinerja yang hebat, dan kualitas yang luarbiasa.

24 Kekuatan kehormatan : kehormatan adalah harga diri yang dipertaruhkan
berprestasi tinggi mengundang rasa hormat orang. Secara intrinsic pekerjaan menyediakan rasa hormat diri ( self-respect ) yang tumbuh dari kesadaran bahwa kita mandiri, kompeten, dan berguna. Kehormatan berarti menunjukkan perilaku kerja yang etis dan menjauhi perilaku kerja yang nista. Orang yang mampu menjaga kehormatan, terutama secara moral dan professional, biasanya akan diberi kehormatan yang lebih tinggi.

25 ETOS 8 KERJA ADALAH PELAYANAN AKU BEKERJA SEMPURNA PENUH KERENDAHAN HATI

26 Apa pun pekerjaan kita sesungguhnya kerja adalah untuk melayani
Apa pun pekerjaan kita sesungguhnya kerja adalah untuk melayani. Secara sosial pelayanan adalah yang mulia, karena itu hakikat pekerjaan kita pun mulia dan sebagai makluk pekerja kita semua adalah insane yang mulia.

27 Cara umum untuk memperoleh kemuliaan ialah dengan melayani sebaik-baiknya untuk khalayak seluas-luasnya Ciri utama kemuliaan adalah karakter yang altruistik, yaitu sikap tidak mementingkan diri sendiri bahkan rela berkorban demi melayani orang lain. Dengan melayani di dalam dan melalui pekerjaan kita maka aspirasi kemuliaan kita terpenuhi sekaligus harkat profesi kita pun bertambah mulia. Melalui pelayanan maka pekerjaan kita termuliakan sebagaimana juga akhlak, kepribadian, dan budipekerti kita.


Download ppt "Etos Kerja Syafrizal Helmi Di sarikan dari Buku Ethos Kerja"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google