Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

CURRICULUM VITAE PELATIHAN PENDIDIKAN UMUM PENDIDIKAN MILITER

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "CURRICULUM VITAE PELATIHAN PENDIDIKAN UMUM PENDIDIKAN MILITER"— Transcript presentasi:

1 CURRICULUM VITAE PELATIHAN PENDIDIKAN UMUM PENDIDIKAN MILITER
DATA PRIBADI Nama : dr.ADIB ABDULLAH YAHYA,MARS Pangkat : Brigjen TNI (Purn) Tempat/tanggal lahir : Magelang,16 Februari 1949 Jabatan : President Asian Hospital Federation (AHF) Agama : Islam ALAMAT : Jl. Punai H-24,Kel.Tengah,Jakarta Timur – 13540 Telp : (021) Fax : (021) HP : PENDIDIKAN UMUM SMA Negeri Magelang 1966 S1 : Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, 1973 S2 : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (UI), Jakarta, Program Kajian Administrasi Rumah Sakit ( KARS ) PENDIDIKAN MILITER Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Darat (SESKOAD), 1987/1988 PELATIHAN Combined Humanitarian Assistance Response Training, oleh Singapore Armed Forces (SAF), Singapura, 2000 Health as a Bridge for Peace Workshop, oleh World Health Organization (WHO), Yogyakarta, 2000 1 1

2 ORGANISASI PENGALAMAN JABATAN
Komandan Detasemen Kesehatan Pasukan Pengamanan Presiden (DanDenkes Paspampres), Kepala Rumah Sakit “Muhammad Ridwan Meuraksa”, Jakarta, 1992 Kepala Kesehatan Daerah Militer (Kakesdam) Jaya, Jakarta, 1993 Komandan Pusat Pendidikan Kesehatan TNI – AD,1995 – 1999 Wakil Kepala Pusat Kesehatan TNI, 1999 – 2000 Kepala RSPAD Gatot Soebroto, 2000 – 2002 Dekan Fakultas Kedokteran UPN, Jakarta, 2000 – 2002 Wakil Ketua Tim Dokter Kepresidenan RI, 2000 – 2002 Direktur Kesehatan TNI Angkatan Darat (Dirkesad), Wakil Ketua Tim Pemeriksaan kesehatan untuk calon Presiden dan calon Wakil Presiden RI Th.2004 Ketua Tim Pemeriksaan Kesehatan calon Hakim Agung RI Th.2006 Dosen KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT (KARS), FKM UI DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT MMC ORGANISASI Ketua Ikatan Rumah Sakit Jakarta Metropolitan (IRSJAM), Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia ( PERSI), Ketua Divisi Kemahkamahan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI Pusat Ketua Komite Tetap Bidang Kebijakan Kesehatan KADIN Indonesia Anggota TNP2K Tim Konsultan Institut Manajemen Risiko Klinis ( IMRK ) Koordinator Bidang 1 : KAJIAN KESELAMATAN PASIEN, KKPRS Instruktur HOPE ( Hospital Preparedness for Emergencies and Disasters} PRESIDENT OF ASIAN HOSPITAL FEDERATION ( AHF ) 2009 – 2011 2 2

3 PROSES PEMBELAJARAN

4 Tujuan Instruksional :
Mahasiswa mampu memahami, mengkaji dan mengajukan justifikasi implementatif dari berbagai konsep dalam pengorganisasian dan kegiatan manejenem di rumah sakit sebagai suatu sistem. M e t o d a : Tugas baca, diskusi dan presentasi kelompok, dan tugas perorangan.

5 PEMIKIRAN ARAH PROSES PEMBELAJARAN
MEMBUKA WAWASAN BAHWA ORG RS KINI BERADA DALAM LINGKUNGAN BISNIS YANG KOMPETITIF MEMBANGUN MINDSETS TTG PERLUNYA ENTERPREUNERSHIP MEMBANGUN MINDSETS TTG PERLUNYA MANAGERIAL LEADERSHIP WAWASAN UNTUK BERPIKIR STRATEGIS MEMBANGUN MINDSETS TTG PERLUNYA KOMUNIKASI DAN KOLABORASI

6 Rujukan : Schuktz, Rockwell and Alton C. Johnson, ‘Management of Hospitals and Health Services; Strategic Issues and Performance’, The C.V. Mosby Company, St. Louis, 1990 (RS-AJ) Wolper, Laurence F. , ‘Health Care Administration’, Alpen Publishers, Inc, Gaithersburg, Maryland, 1995 (LW) Taylor, Robert J and Susan B. Taylor, ‘The AUPHA Manual Of Health Service Administration’, Alpen Publishers, Inc, Gaithersburg, Maryland, 1994 (RT-ST)

7 - MENDISAIN TIM - MNGT STRATEGIS MASALAH PERSONIL : KOMITMEN TURNOVER
APATHY KONFLIK PROFESI ORGANISASI & MANJEMEN TEORI ORG MANAJEMEN PERAN MANAJER - PERAN LEADERSHIP MEMENUHI KEBUTUHAN & NILAI INDIVIDU MEMBERI ARAH KERJASAMA MEMOTI VASI & MEMIMPIN PERSO NIL GRUP HARUS DENGAN CARA RESPONS MASALAH PERFORMANCE TEHNIS PRODUKTIFITAS EFISIENSI KUALITAS KEPUASAN PASIEN MENGOPERASIKAN SISTEM TEKNIS - MENDISAIN TIM - KOMUNIKASI & KOORDIINASI HARUS RESPONS DENGAN CARA MASALAH LINGKUNGAN KOMPLEKSITAS PERUBAHAN SOSIAL & TEHNOLOGI KEKUATAN KOMPETITIF TUNTUTAN PERFORMANCE DISAIN ORG ALIANSI STRATEGIS MNGT PERUBAHAN SET TUJUAN MEMPOSISI KAN ORGANISASI HARUS DENGAN CARA RESPONS MASALAH SURVIVAL & PERTUMBUHAN : SURVIVAL JANGKA PANJANG PERTUMBUHAN - MNGT STRATEGIS - ANTISIPASI MASA DEPAN HARUS MEMETA KAN MASA DEPAN DENGAN CARA RESPONS

8 SERJARAH PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT
dr.Adib Abdullah Yahya,MARS 5 FEBRUARI 2011

9 PEMBAHASAN ETYMOLOGY DAN SEJARAH PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT
JENIS RUMAH SAKIT GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DI INDONESIA

10 ETYMOLOGY DAN SEJARAH PERKEBANGAN RUMAH SAKIT

11 Etymology The word "hospital" comes from the Latin "hospes" which refers to either a visitor or the host who receives the visitor. From "hospes" came the Latin "hospitalia", an apartment for strangers or guests, and the medieval Latin "hospitale" and the Old French "hospital.“ It crossed the Channel in the 14th century and in England began a shift in the 15th century to mean a home for the elderly or infirm or a home for the down-and-out. "Hospital" only took on its modern meaning as "an institution where sick or injured are given medical or surgical care" in the 16th century. Other terms related to hospital include hospice, hospitality, hospitable, host, hostel and hotel. The Hôtel-Dieu, a name often given to a hospital in France during the Middle Ages, is the hotel (of) God.

12 Definisi Rumahsakit A building in which the sick, injured, or infirm are received and treated; a public or private institution founded for reception and cure, or for the refuge, of persons diseased in body or mind, or disabled, infirm, or dependent, and in which they are treated either at their own expense, or more often by charity in whole or in part; a tent, building, or other place where the sick or wounded of an army cared for.

13 Peraturan Menkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006.
Rumahsakit didefinisikan sebagai suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera, dan melahirkan. Definisi ini berbeda dengan definisi yang diusung oleh Kep Menkes Nomor 582/Menkes/SK/VI/1997 yang menyebutkan rumahsakit sebagai sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan penelitian.

14 UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 “RUMAH SAKIT ADALAH INSTITUSI PELAYANAN KESEHATAN YANG MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN SECARA PARIPURNA YANG MENYEDIAKAN PELAYANAN RAWAT INAP,RAWAT JALAN, DAN GAWAT DARURAT DEFINISI RUMAH SAKIT MENURUT W.H.O ?

15 Sejarah Perumahsakitan
di Indonesia

16 Latar belakang Alinea ke 4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, yang menyebutkan bahwa, ”Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa”. -

17 Undang-undang Dasar 1945 - pasal 28A juga menyatakan bahwa,
”Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”. - pasal 28 H ayat 1, ”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”, - pasal 34 ayat 1, ”Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara”, - pasal 34 ayat 3, ”Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”.

18 Dalam lingkup yang lebih operasional, Sistem Kesehatan Nasional (Kep Menkes 131Menkes/SK/II/2004) menempatkan Rumahsakit sebagai salah satu bentuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Strata Kedua (RS Tipe C dan B Non Pendidikan) dan UKP Strata ketiga (RS Tipe A dan B Pendidikan). UKP merupakan salah satu unsur utama dalam Subsistem Upaya Kesehatan.

19 PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT
Pelayanan RS dimulai sejak VOC ( Vereenigde Oost Indische Compagnie ) * RS Militer ,yang menampung : - Pelaut - Pekerja yang luka - Serdadu yang luka * VOC menunjang & memberi subsidi pembangunan RS untuk masyarakat Cina di Jakarta : - Yang terlantar - Pecandu madat Herman Willem Daendels membangun Groot Militaire Hospitalen di Jakarta ,Semarang ,dan Surabaya. - Beberapa kelompok penduduk pribumi yang bebas biaya : Pelacur yang sakit ,orang gila ,penghuni penjara yang sakit,dan pegawai pemerintah.

20 Tahun 1830 : sistem tanam paksa
( cultuurstelsel ) di perkebunan : RS Perkebunan RS Pelayaran sebagai cikal bakal RS BUMN. Buruh (perkebunan & tambang) langsung dipotong upah (sakit/tidak) Tahun 1901 : Politik Etis : di Jakarta dibangun Centraal Burgerlijk Ziekenhuis (CBZ), sekarang RSCM. RS Swasta : RS misionaris Kristen ,awalnya membiayai sendiri ,1906 subsidi pemerintah RS keagamaan lainnya.

21 Perkembangan RS berbasis RS Militer →
RS Keagamaan → RS Pemerintah & BUMN Aspek Sosial menonjol → mempengaruhi persepsi masyarakat

22 . RS mengalami masa transisi :
Perkembangan Selanjutnya : Tahun 1980-an harga minyak bumi anjlok → reformasi kebijakan pembiayaan kesehatan : - Deregulasi & Debirokratisasi - RS Pemerintah → Swadana - Swastanisasi - Sistem JPKM Tahun 1990-an → PMA untuk RS KONDISI SAAT INI : . RS mengalami masa transisi : - Lembaga Sosial  lembaga sosio-ekonomis RS menghadapi suasana global & kompetitif ( termasuk dengan pelayanan kesehatan alternatif ) Diperlukan pengelolaan RS dengan dasar konsep “manajemen yang beretika”.

23

24 Efficiency, Productivity, Quality, Patient Responsiveness
MANAJEMEN Technical and managerial competence Sophisticated equipments Growth of private hospital Professional ethics Cost of medical supplies Consumer’s expectation Referral system Globalization Safety and quality Efficiency, Productivity, Quality, Patient Responsiveness

25 Improving Efficiency and Effectiveness of
Improving Efficiency and Effectiveness of Hospital Management We need to establish hospital management reforms that try to address problems with efficiency, productivity, quality, and patient responsiveness. -The private hospitals : - implementing modern management techniques. Objectives of management techniques : -Discover something -Measure or estimate the value -Improve performance -Optimized performance -Specify a desired action -Control -Communicate information -Demonstrate something - Public hospital establish hospital management reform

26 KEBIJAKAN KELEMBAGAAN RUMAH SAKIT PEMERINTAH
Trend Kebijakan : Sejak dekade 1980-an upaya memberikan otonomi yang lebih besar kepada Rumah Sakit milik Pemerintah Akhir abad 20 terjadi perubahan dalam dunia Administrasi Pemerintahan dari nilai dan norma tradisional ke konsep yang disebut New Public Management (NPM)

27 MODEL KELEMBAGAAN RUMAH SAKIT PEMERINTAH
Perubahan kelembagaan RS menurut Preker dan Harding : Tahap 1 RS Subsidi (Budgetary Unit): Sepenuhnya merupakan bagian dari birokrasi pemerintah Tahap 2 RS Otonom (Outonomous Unit) : Memiliki kebebasan mengelola bidang tertentu (keuangan) - Tahap 3 RS Korporat (Corporatized Unit) : Aset milik Pemerintah, manajemen dikelola sebagai organisasi bisnis Tahap 4 RS Privatisasi (Privatized Unit) : Merupakan PT dengan menjual sahamnya kepada publik

28 (c) divest the organizations from the public sector (privatization).
The Aims of Public Hospital Reformation : (a) an increase the management autonomy of the organization (autonomisation); (b) transform the hierarchical bureaucracy into corporations that are exposed to market-like pressures (corporatisation); and (c) divest the organizations from the public sector (privatization).

29 LEMBAGA BIROKRAT BADAN USAHA (Korporat) PENGELOLAAN ADMINISTRATIF
Public Hospital Reformation LEMBAGA BIROKRAT BADAN USAHA (Korporat) PENGELOLAAN ADMINISTRATIF PENGELOLAAN Enterprenir, Visioner, Responsif, & Akuntabel 1986 1991 2005 1997 2004 Administrasi Birokrat (Tidak Efisien, Tidak Responsif, Tidak Produktif, Tidak Berkualitas Kebijakan Jasa medik (Reward System) UU PNBP UUPBN Kebijakan Swadana RS Perjan (Korporatisasi) BLU PRIVATISASI (PT) PROF.DR.HASBULLAH THABRANY (modifikasi)

30 Kecenderungan Perkembangan Rumah Sakit
Berubah dari organisasi normatif (organisasi sosial) kearah organisasi utilitarian (organisasi sosial ekonomis) Mendorong proses korporatisasi rumah sakit pemerintah. LEADERSHIP & ENTREPREUNERSHIP menjadi penting SEJARAH PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT DI DUNIA ?

31 JENIS RUMAH SAKIT

32 JENIS RUMAH SAKIT MATERI PENJELASAN BAB VI JENIS DAN KLASIFIKASI
Bagian Kesatu Jenis Pasal 18 Rumah Sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya. Pasal 19 1) Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya. PENJELASAN

33 2) Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan pelayanankesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. 3) Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya. Ayat (3) Yang dimaksud dengan kekhususan lainnya adalah jenis pelayanan Rumah Sakit sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan bidang kedokteran

34 Pasal 20 1) Berdasarkan pengelolaannya Rumah Sakit dapat dibagi menjadi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit privat. 2) Rumah Sakit publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikelola oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan Badan Hukum yang bersifat nirlaba. 3) Rumah sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4) Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat dialihkan menjadi Rumah Sakit privat. Ayat (2) Dalam ayat ini yang dimaksud dengan badan hukum nirlaba adalah badan hukum yang sisa hasil usahanya tidak dibagikan kepada pemilik, melainkan digunakan untuk peningkatan pelayanan, yaitu antara lain Yayasan, Perkumpulan dan Perusahaan Umum. Ayat (3) Yang dimaksud dengan Pemerintah adalah Pemerintah Pusat termasuk TNI dan POLRI.

35 Pasal 21 Rumah Sakit privat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dikelola oleh Badan Hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.

36 RS.PENDIDIKAN/NON PENDIDIKAN
RS.UMUM JENIS PELAYANAN RS.KHUSUS RS.PEMERINTAH RS.PEMDA RS.PUBLIK PENGELOLAAN BADAN HUKUM NIRLABA RUMAH SAKIT RS.PRIVAT PT/PERSERO RS.UMUM KELAS A,B,C,D KLASIFIKASI RS.KHUSUS KELAS A,B,C RS.PENDIDIKAN/NON PENDIDIKAN

37 GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DI INDONESIA

38 Gambaran Umum Rumah Sakit
A. Jumlah Rumah Sakit Keseluruhan (Umum dan Khusus) 1.Jumlah Rumah Sakit menurut Pengelola. - Seluruh rumah sakit di Indonesia berjumlah dengan tempat tidur sebanyak Dari jumlah tersebut, sektor Swasta memiliki jumlah terbanyak yaitu 626 (49,4%) dengan tempat tidur (37,6%); - Depkes dan Pemda 452 (35,6%) dengan tempat tidur (49,5%); - TNI & POLRI 112 (8,8%) dengan tempat tidur (7,9%) dan - Dep lain & BUMN 78 (6,2%) dengan tempat tidur (5%).

39 Gambaran Umum Rumah Sakit….
2. Distribusi Rumah Sakit menurut Jenis. - Menurut jenisnya, rumah sakit umum berjumlah paling banyak yaitu 995 (78,5%) dengan tempat tidur (85%); - Rumah Sakit Jiwa 51 (4%) dengan tempat tidur (6,2%) ; - Rumah Sakit Kusta 22 (1,7%) dengan tempat tidur (1,8%); - Rumah Sakit Tuberkulosa Paru 9 (0,7%) dengan tempat tidur (0,6%), - Rumah Sakit Bersalin 56 (4,4%) dengan tempat tidur (1,9%); - Rumah Sakit Mata 10 (0,8%) dengan tempat tidur 475 (0,3%); dan - Rumah Sakit Khusus Lainnya 125 (9,9%) dengan tempat tidur (4,2%).

40 3. Jumlah Rumah Sakit menurut Provinsi.
Dari sejumlah rumah sakit, - 635 (50%) berada di Jawa, - 308 (24,3%) berada di Sumatera, - 33 (2,6%) berada di Bali, - 38 (3%) berada di Nusa Tenggara, - 91 (7,2%) berada di Kalimantan, - 115 (9,1%) berada di Sulawesi, - 23 (1,8%) berada di Maluku dan - 25 (2,0%) berada di Irian Jaya 4. Rasio Tempat Tidur terhadap Penduduk. - Secara nasional rasionya adalah 1 berbanding yang berarti 1 tempat tidur rata-rata diperuntukkan bagi penduduk. - Rasio paling kecil di DKI Jakarta yaitu 1 tempat tidur diperuntukkan bagi 503 penduduk, sedangkan - yang paling besar adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat, 1 tempat tidur diperuntukkan bagi penduduk.  

41 B. Jumlah Rumah Sakit Umum
1. Jumlah Rumah Sakit Umum menurut Pengelola. Rumah Sakit Umum keseluruhan berjumlah 995 buah, dengan perincian : - 13 milik Depkes, - 43 milik Pemda Propinsi, - 322 milik Pemda Kab/Kota, - 110 milik TNI & POLRI, - 71 milik Dep Lain & BUMN dan 436 milik Swasta. Dilihat penyebarannya pada tiap-tiap Provinsi, - Jawa Timur memiliki jumlah terbanyak yaitu 133 buah sedangkan - Gorontalo memiliki jumlah paling sedikit yaitu hanya 2. 2. Distribusi menurut Pengelompokan Tempat Tidur. Diseluruh Indonesia masih ada : - 27 RSU yang memiliki tempat tidur kurang dari 25 dan - 119 RSU yang memiliki tempat tidur antara 25 - < 50. Sedangkan yang memiliki tempat tidur antara < 1000 ada 11 RSU dan lebih dari 1000, ada 2 RSU

42 RSU Depkes dan Pemda berjumlah 378 dengan 55.281 tempat tidur.
3. Distribusi RSU Depkes dan Pemda menurut Kelas. RSU Depkes dan Pemda berjumlah 378 dengan tempat tidur. Dari jumlah tersebut: - Kelas A berjumlah 6 buah dengan tempat tidur 5.085 - Kelas B 75 buah dengan tempat tidur - Kelas C 231 buah dengan tempat tidur dan - Kelas D 66 buah dengan tempat tidur 2.517 4. Jumlah RSU Depkes dan Pemda menurut Provinsi. - Rumah Sakit Kelas A hanya terdapat di 6 Provinsi yaitu : Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. - Untuk RSU Kelas B dan Kelas C terdapat pada semua provinsi. - Sedangkan untuk Rumah Sakit kelas D hampir di semua Provinsi di Indonesia, kecuali pada 8 provinsi yaitu : Bengkulu, Bangka Belitung, DKI Jakarta, D.I. Yogyakarta, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Gorontalo

43 C. Jumlah Rumah Sakit Khusus dan Rumah Sakit Jiwa.
1. Rumah Sakit Khusus dan Rumah Sakit Jiwa menurut Provinsi dan Pengelola. Jumlah RS Khusus dan RS Jiwa berjumlah 273 dengan perincian: - milik Depkes = 18, - Pemda Propinsi = 35, - Pemda Kab/Kota = 21, - TNI & Polri = 2 - Swasta = 190, sedangkan - Dep Lain & BUMN = 7. Keberadaannya menyebar pada 32 provinsi, 4 Provinsi yang tidak ada RS Khusus adalah Kalimantan Tengah,Maluku Utara,Irian Jaya Barat, Irian Jaya Tengah 2. Jumlah Rumah Sakit Khusus dan Rumah Sakit Jiwa menurut Jenis dan Pengelola Dari 273 RS Khusus, terdiri dari 51 RS Jiwa, 22 RS Kusta, 9 RS Tuberkulosa Paru, 10 RS Mata, 1 RS Orthopedi, 56 RS Bersalin dan 124 RS Khusus Lainnya. RS Khusus Lainnya misalnya RS Infeksi, RS Jantung, RS Kanker, RS Anak dan Bersalin, RS Bedah, dsb.

44 D. Jumlah Rumah Sakit TNI & POLRI
1. Jumlah Rumah Sakit TNI & POLRI menurut Pemilik. Rumah Sakit TNI & POLRI berjumlah 112, dengan perincian - 60 milik Angkatan Darat, - 20 milik Angkatan Laut, - 19 milik Angkatan Udara dan - 13 milik POLRI 2. Jumlah Rumah Sakit TNI & POLRI menurut Provinsi Hanya pada dua Provinsi di Indonesia yang tidak mempunyai Rumah Sakit TNI & POLRI yaitu Bangka Belitung dan Gorontalo, yang banyak terdapat Rumah Sakit TNI & POLRI nya adalah di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur.

45 E. Jumlah Rumah Sakit Dep Lain & BUMN
1.Jumlah Rumah Sakit Dep Lain & BUMN menurut Provinsi. Rumah Sakit Dep Lain & BUMN berjumlah 78, tersebar di 18 Provinsi di Indonesia, paling banyak di Sumatera Utara dan Jawa Timur. F. Jumlah Rumah Sakit Swasta. 1. Jumlah Rumah Sakit Swasta menurut Pemilik dan Jenis. Rumah Sakit Swasta berjumlah 626 terdiri dari 436 RSU, 16 RS Jiwa, 1 RS Kusta, 1 RSTP, 9 RS Mata, 53 RS Bersalin dan 110 RS Khusus Lainnya. Sedangkan dari pemilikannya, 55 dimiliki oleh Yayasan Islam, 28 Yayasan Kristen Katholik, 18 Yayasan Kristen Protestan, 3 Hindu dan Budha, 462 Yayasan Sosial dan 60 Perusahaan. 2. Jumlah Rumah Sakit Swasta menurut Provinsi. Rumah Sakit Swasta tersebar di 29 Provinsi, hanya 3 Provinsi yang tidak ada RS Swasta yaitu Kalimantan Tengah,Gorontalo dan Maluku Utara sedangkan yang paling banyak di DKI Jakarta,Jawa Barat,Jawa Tengah dan Jawa Timur.

46 Perkembangan Jumlah Rumah Sakit
- Selama 10 tahun, rumah sakit bertambah 18,1% dari 1074 menjadi (tidak termasuk Rumah Bersalin). - Apabila dilihat berdasarkan jenis rumah sakit, Rumah Sakit Umum bertambah * 16,1% dari 858 tahun 1996 menjadi 995 tahun 2005, sedangkan Rumah Sakit Khusus bertambah 26,4% dari 216 tahun 1996 menjadi 273 tahun 2005. - Secara keseluruhan peningkatan terbanyak adalah pada sektor Swasta yaitu * 32,1% dari 474 tahun 1996 menjadi 626 tahun 2005 - Sedangkan menurut provinsinya, Jawa Tengah dan Jawa Timur mengalami peningkatan paling banyak yaitu 27,4% dan 36,1%

47 - Perkembangan RSU Depkes dan Pemda dalam kurun waktu tahun 1996 s/d tahun 2005 hanya meningkat * 11,2%, dari 340 tahun 1996 menjadi 378 tahun 2005. - Rumah Sakit Kelas A bertambah 50% dari 4 menjadi 6, RSU Kelas B bertambah 78,6% dari 42 menjadi 75, RSU Kelas C bertambah * 19,1% dari 194 menjadi 231, sedangkan RSU Kelas D berkurang 34% dari 100 pada tahun 1996 menjadi 66 pada tahun 2005 - Apabila dilihat selama kurun waktu 5 Repelita (Akhir R. I s/d tahun 2005), RSU Depkes dan Pemda bertambah hanya 37,5%. Peningkatan paling banyak pada RSU Kelas C yaitu lebih 5 kali lipat dari 42 pada akhir R.I menjadi 231 pada akhir tahun 2005

48 SUMBER DEPKES RI

49 MODERN MEDICARE : Dr. GEETIKA SAREEN, SHREEDEVI MENON

50 TERIMAKASIH


Download ppt "CURRICULUM VITAE PELATIHAN PENDIDIKAN UMUM PENDIDIKAN MILITER"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google