Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

INTERFERENSI DAN DIFRAKSI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "INTERFERENSI DAN DIFRAKSI"— Transcript presentasi:

1 INTERFERENSI DAN DIFRAKSI
Mata Kuliah: Gelombang & Optik Dosen: Andhy Setiawan

2 A. Interferensi Interferensi merupakan perpaduan dua atau lebih gelombang sebagai akibat berlakunya prinsip superposisisi. Interferensi terjadi bila gelombang–gelombang tersebut koheren, yaitu mempunyai perbedaan fase yang tetap.

3 Interferometer Interferometer merupakan alat untuk menghasilkan gelombang yang koheren sehingga interferensi bisa terjadi. Jenis Interferometer : 1. Pembelah muka Gelombang 2. Pembelah Amplitudo

4 A.1 Interferometer Pembelah Muka Gelombang
Prinsip Kerja : Dua gelombang yang koheren diperoleh dari sumber yang sama dengan intensitas yang tetap. Contoh : Interferometer Young dua celah Interferometer Biprisma Fresnel Interferometer Young banyak celah

5 A.2 Interferometer Pembelah Amplitudo
Prinsip Kerja : Dua gelombang yang koheren diperoleh dengan membagi intensitas semula , misal dengan lapisan pemantul sebagian Contoh : Interferometer Michelson Interferometer Fabry Perot

6 A.1. Interferometer Pembelah Muka Gelombang
A.1.1. Percobaan Young P r1 y r2 S1 1 S 2 S2 L Gambar Percobaan Young

7 Persamaan gelombang cahaya dari S1 dan S2 di titik P pada layar :
Superposisi di titik P :

8 Intesitas :

9 Kedua gelombang dari sumber yang sama

10 S S1 S2 L P y r1 r2 1 2 d Dr Dari gambar Karena maka mengingat maka

11 I akan maksimum jika : Jarak terang ke-n dari pusat I akan minimum jika :

12 jarak antara dua terang / dua gelap berurutan
Jika : jarak gelap ke terang berurutan adalah

13 A.1.2. Interferometer Biprisma Fresnel
Interferometer Biprisma Fresnel menggunakan prisma sebagai pembelah muka gelombang. Untuk itu sebelumnya kita harus memahami jalannya sinar pada prisma c δ y θr2 a x θi1 θi2 θr1 Gambar Jalannya sinar pada prisma

14 a = θr1 ; b = 900- θi2 c δ α + a+ b = 1800 y θr2 a x θi1 θi2 x = θi1 - θr1 ; θr1 y = θr2 - θ i2 c +x +y = 1800 c = ( θi1 - θr1 ) - ( θr2 - θ i2 ) = (θi1 + θr2) + (θr1 + θ i2) = ( θi1 + θr2) + α ……………..(*) δ = c = ( ( θi1 + θr2) + α ) = ( θi1 + θr2) – α …………(**) Persamaan (**) menunujukan persamaan umum sudut deviasi.

15 Gamba 4. Prisma dengan sudut deviasi minimum
Terjadi bila θr1 = θ i2 dan θi1 = θr2 θr2 θi1 θ i2 θr1 dengan Gamba 4. Prisma dengan sudut deviasi minimum

16 Berdasarkan hukum Snellius :
Selanjutnya untuk α yang kecil : Persamaan (***) adalah sudut deviasi minimum

17 Interferometer Biprisma Fresnel
q S d r S2 R L s Layar

18 Gambar 5. Sudut pada Inteferometer Biprisma Fresnel
R = R’ R’ R Gambar 5. Sudut pada Inteferometer Biprisma Fresnel

19 Maka : karena yang minimum :

20 A.1.3. Interfereometer Young Banyak Celah
P S1 r3 S2 r4 S3 r5 S4 S5 Gambar 6. Interferensi dari N celah

21 Semakin jauh celah maka Δφ semakin besar.
Beda fase antara dua gelombang yang masuk ke celah secara berurutan menghasilkan Δφ = k.Δr Fungsi gelombang : Fungsi gelombang di titik P merupakan perpaduan gelombang cahaya yang melewati celah 1 sd N, maka:

22 Dapat ditulis ulang sebagai :
Selanjutnya bagian S diekspansikan dalam deret : Merupakan deret ukur dengan rasio

23 Deret ukur dengan rasio R memiliki jumlah
Sehingga :

24 maka persamaan 9 menjadi :
Jika Maka :

25 Untuk kasus celah ganda (dua celah) maka N = 2 :

26

27 A.2. inferometer Pembelah Ampliudo (Pemecah Berkas)
A.2.1. Interferometer Michelson M1 M2 C S Gambar Interferometer Michelson

28 M1’ d M1 M2 S C

29 “Kaca planpararel pada interferometer berfungsi untuk menyamakan lintasan optik”
Pada awalnya: dan Selanjutanya ketika M1 digeser sebesar d, maka : karena Persamaan gelombangnya : dan

30 Superposisi :

31 Intensitas :

32 I akan maksimum jika : terang ke-n diperoleh dengan mengeser M1 sebesar I akan minimum jika :

33 A.2.2. Interferometer Fabry Perot
D C B’ rE0 C’ tE0 B r = perbedaan jarak antara dua lintasan berurutan A E0 d Gambar 11. Pemantulan ganda pada Interferometer Fabry Perot

34

35 Deret ukur tak hingga dengan rasio
Fungsi Gelombang: Deret ukur tak hingga dengan rasio Intensitas: Karena reflektansi maka

36 Sehingga intensitas: menjadi: F dinamakan sebagai koefisisen finess (kehalusan) Fungsi Airy : menentukan pola interferensi

37 Pola intensitas pada interferometer Fabry Perot

38 B. Difraksi Difraksi merupakan gejala pembelokan (penyebaran) gelombang ketika menjalar melalui celah sempit atau tepi tajam suatu Benda. Difraksi terjadi bila ukuran celah lebih kecil dari panjang gelombang yang melaluinya.

39 Teori yang mendasari gejala difraksi
Prinsip Huygens-Fresnel: Dalam proses perambatan gelombang bebas, setiap titik pada suatu muka gelombang berfungsi sebagai sumber sekunder sferis untuk anak gelombang (wavelet), dengan frekuensi yang sama dengan gelombang primernya.

40 B.1. Difraksi Fresnel dan Difraksi Fraunhofer
Menurut prinsip Huygens-Fresnel titik A dan B pada tepi celah, merupakan sumber sekunder dengan fase yang sama. Efek difraksi diamati pada sutu titik P pada arah θ terhadap sumbu celah. Difraksi Fresnel: jika titik P dan sumber gelombang datang tidak begitu jauh dari celah, sehingga gelombang datang tidak dapat dianggap sebagai gelombang datar. Difraksi Fraunhofer: jika titik P dan sumber gelombang datang cukup jauh dari celah, sehingga gelombang datang dapat dianggap sebagai gelombang datar. Gambar gejala difraksi dari suatu gelombang datar yang menjalar melalui suatu celah.

41 Difraksi Celah Tunggal: Difraksi Fraunhofer
gelombang datang berupa gelombang datar jartak titik P ke celah, jauh lebih besar dari lebar celah, r >> d .

42 Difraksi gelombang datang berupa gelombang datar
Titik-titik pada celah antara A dan B, dapat dipandang sebagai sumber-sumber gelombang sekunder. Jadi Pola difraksi celah ini, dapat didekati sebagai pola interferensi sistim banyak celah sempit, masing-masing berjarak a.

43 Apabila fungsi gelombang yang berasal dari celah sempit pertama (celah sempit paling atas dititk A) adalah: Misalkan: Sehingga di titik P akan terjadi superposisi dari deret ukur dengan rasio

44

45 Maka persamaan ..1 berubah menjadi:

46 misalnya Kemudian bila jumlah sempit N diperbanyak sehingga menuju tak hingga, maka karena

47 misal Jika Maka :

48 Superposisi gelombang di titik P
Maka pola difraksinya dapat diperoleh melalui Intensitas gelombang dititik P Untuk θ = 0 diperoleh pucak intensitas maksimum sebesar , jadi intensitas maksimum terletak pada arah sumbu celah

49 Pola difraksi celah tunggal

50

51 Untuk bukaan (aperture) yang tidak berbentuk celah, misalnya bebentuk lingkaran dengan jari-jari R, maka : x P R z R0 y

52 Misal :

53 Subtitusikan ke persamaan …1 akan diperoleh persamaan
Dengan menggunakan fungsi Bessel

54 Intensitas pada arah θ adalah

55 Kisi Difraksi Kisi Difraksi merupakan sistem N buah celah, dengan lebar celah yang teratur. Diraksi oleh kisi seferti ini akan menghasilkan pola difraksi tunggal tak sempit dengan pola interferensi N buah sumber yang sinkron. r0 P r b a Gambar 6.13 Diraksi oleh N buah celah

56 Gambar 6.13 memperlihatkan difraksi oleh sebuah kisi, lebar celah dan jarak antara celah masing-masing b dan a. Bila kisi ini disinari cahaya monokromatik, osilasi listrik di titik P yang ditimbulkan oleh celah ke nomor ke n adalah: Dimana Jarak tepi celah pertama sampai ke titik P

57 Yang memberikan hasil:
…..1 Dengan ………2

58

59 Untuk lebar celah sempit a mendekati nol. Maka
kecil Maka : a = b Karena

60 misal …..2 sehingga

61 Intensitas maksimum utama (primer) dicapai bila
dengan m bilangan bulat

62 Maksimum tambahan (sekunder) dicapai apabila
dengan Minimum (titik nol) terjadi bila dengan

63 Apabila cahaya yang datang terdiri dari dua panjang gelombang yang berbeda, maka kedudukan maksimum utama dari kedua panjang gelombang tersebut pada orde m yang sama akan terpisah bila Besaran ini sering dinyatakan dengan daya pisah (DP) jadi


Download ppt "INTERFERENSI DAN DIFRAKSI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google