Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Labour Recruitment Circuit of Capital and Gendered Mobility, Reconceptualizing the Indonesian Migration Industry   Disusun Oleh:   Ary Maulana Hatika.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Labour Recruitment Circuit of Capital and Gendered Mobility, Reconceptualizing the Indonesian Migration Industry   Disusun Oleh:   Ary Maulana Hatika."— Transcript presentasi:

1 Labour Recruitment Circuit of Capital and Gendered Mobility, Reconceptualizing the Indonesian Migration Industry   Disusun Oleh: Ary Maulana Hatika Al Shafa Lely Amalia Liza Erica Panjaitan Yasmin Zafira

2 ABSTRAK Selama 10 tahun terakhir ditandai perubahan dari struktur migrasi Indonesia Contohnya di Pulau Lombok, are penyalur pekerja Memperbaharui focus industry migrasi sebagai cara merekonseptualisasikan perpindahan orang Indonesia

3 PENDAHULUAN Pada Juni 2007 di Pulau Lombok, terdapat agen penyalur pekerja ke luar negeri atau lintas Negara yang bernama PT SEMESTA Permasalahan Agen terhadap Pekerja

4 PENGALAMAN PERANTARA Kurangnya kemampuan dari migrant perempuan maupu laki-laki, kemudian mereka juga tidak tahu proses sebenarnya pada rekrutmen pekerja Migran menjadi nilai komoditas harus dikontrol oleh agen dan karyawannya dan juga pekerja punya aturan dan warga Negara dilindungi oleh aktor Negara

5 Cont’d Hal ini dapat dipahami dalam hubungan antara ekonomi global dan kontradiksi politik yang dijelaskan kembali oleh Xiang: hubungan antara konsentrasi modal yang meninggi dan penarikan tenaga kerja yang “menurun”. hubungan antara penyebaran dan fragmentasi dari manajemen buruh dan sentralisasi mengenai kontrol terhadap migrasi. space atau ruang diciptakan  meningkatkan angka dari agensi rekrutmen buruh yang mampu menengahi arus modal, memfasilitasi proses birokrasi, dan memindahkan buruh migran tersebut Para migran ditransformasikan dalam bentuk komoditas yang dapat dikontrol dan dilindungi.

6 Penulis tertarik untuk: menginvestigasi space atau ruang kecil secara etnografis, khususnya mengenai proses perekrutan buruh dan formalisasi industri migran pasca krisis di Indonesia. Fokus pada daerah Lombok, penulis menyadari bahwa kemunculan dari berbagai bentuk perekrutan migran laki-laki maupun perempuan memberikan gambaran bagaimana mobilitas itu dapat dicapai ketika ada migrasi berdokumen yang muncul secara menyeluruh di Asia. Penulis melihatbagaimana gender regimes of debt tersusun oleh proses global yang mempengaruhi proses perekrutan dan pemindahan laki-laki dan perempuan dari Indonesia menuju Malaysia dan Saudi Arabia.

7 International Migration from Indonesia
Pada tahun 2006, ada penduduk Indonesia yang bepergian ke luar negeri sebagai migran berdokumen dan secara total terdapat 4,3juta penduduk Indonesia yang menjadi migran internasional Pada tahun 2006, 40% dari mereka pergi ke Malaysia dan 45% menuju Saudi Arabia; 80% dari migran tersebut adalah perempuan, dan 88% nya bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

8 International Migration from Indonesia
Di Indonesia, migrasi buruh internasional menjadi elemen penting dalam pembangunan nasional sejak tahun 1980an, karena mereka dapat memperluas pasar tenaga kerja serta menciptakan akses menuju modal asing  buruh migran perempuan melakukan ekspansi ke Malaysia, Singapore, Taiwan, dan Hong Kong.

9 International Migration from Indonesia
Peraturan Sejak tahun 1983, pemerintah Indonesia telah mengizinkan Saudi Arabia untuk merekrut buruh di Indonesia melalui “block visa” Bertentangan dengan migrasi yang ada di Asia, dimana pegawai dan agen merekrut migran melalui lowongan pekerjaan setelah para migrant meminta “individual visa”. Pada zaman Suharto, ada peraturan yang ketat dan terhubung dengan sistem negara yang berlaku bagi agensi perekrutan buruh sehingga pasar rekrutmen buruh pada zaman ini sangat tersentralisasi

10 International Migration from Indonesia
Lindquist : ada penurunan jumlah migran tanpa dokumen dan kenaikan jumlah migran yang berdokumen pada migran Indonesia yang melakukan ekspansi ke Malaysia Selama masa ini, agen pemerintah Indonesia dan International Labour Organization (ILO) meningkatkan kampanye, menyebarkan brosur, poster dan billboard untuk menginformasikan pentingnya bepergian ke luar negeri secara legal kepada para migran. Contoh: migran dari Lombok Berbagai bentuk praktik “illegal” berlanjut menjadi bagian dari proses rekrutmen yang “legal”, meskipun dokumen aspal (asli tapi palsu) hadir dimana-mana, tetapi ada pula migran yang bepergian ke luar negeri menggunakan visa turis sebelum akhirnya ia memilih untuk bekerja secara illegal.

11 International Migration from Indonesia
Pada tahun 1997, krisis muncul dan mempengaruhi praktik migrasi di Malaysia Mereka mengadakan kampanye deportasi, menahan migran tak berdokumen untuk ditukarkan dengan sejumlah uang, dan mendapatkan dukungan yang besar dari proses visa kerja yang terfasilitasi. Memorandum antara pemerintah Indonesia dan Malaysia berusaha meregulasi mobilitas migran antara kedua negara  deregulasi mengenai pasar rekrutmen buruh di Indonesia mengarahkan pada peningkatan angka agensi perekrutan buruh di Indonesia. PPTKIS (Pelaksana Penempatan tenaga Kerja Indonesia Swasta) mengendalikan pasar dalam hal migrasi berdokumen lintas negara.

12 International Migration from Indonesia
Bentuk migrasi yang paling banyak digunakan di Indonesia, Asia Pasifik, dan Timur Tengah, telah dicirikan oleh adanya kontrak-migrasi buruh yang dapat ditelusuri asalnya dari sistem buruh kontrak pada zaman kolonial. Dengan kata lain, meskipun ada perubahan pada sistem migrasi, penting untuk menyisakan perhatian pada “keberlanjutan signifikan dalam penyediaan buruh global.

13 International Migration from Lombok
Lombok  bagian provinsi Nusa Tenggara Barat dan merupakan rangkaian dari beberapa pulau kecil. Luasnya sekitar 4700 km² dengan populasi penduduk sekitar 3juta jiwa yang mayoritas beragama muslim Pulau ini berlokasi di Garis Wallace yang membagi antara wilayah Indonesia yang hijau dan subur dengan wilayah yang lebih kering dan tidak subur. Efek dari hal ini adalah banyak wilayah dari Lombok tengah dan barat memiliki tiga kali masa panen per tahun, sedangkan wilayah yang lebih kering hanya memiliki satu kali masa panen. Area yang lebih kering ini juga merupakan daerah miskin dan menjadi sumber utama buruh migrant ke Malaysia dan Saudi Arabia.

14 International Migration from Lombok
Krisis yang terjadi tahun 1997 menghancurkan petani miskin Lombok, yang sangat bergantung pada upah buruh sementara, sehingga membuat mereka yang memiliki akses modal untuk migrasi ke luar negeri Kerusuhan anti-Kristen pada tahun 2000 dan bom Bali melumpuhkan industri pariwisata dan membuat kelompok-kelompok pekerja memperluas ekspansi ke sektor industri, baik menjadi perekrut buruh ataupun menjadi buruh migran itu sendiri.

15 International Migration from Lombok
Pada tahun 1970 sampai 1980an praktik migrasi jarang sekali terdengar Namun, pada tahun 1990an, migrasi muncul dan memberikan sedikit dampak bagi kehidupan pedesaan di Lombok. Lebih jauh lagi, pada tahun 2004, ada buruh migran meningglkan Lombok tiap tahunnya, jumlah ini terus meningkat hingga pada tahun 2008 jumlah buruh migran Lombok yang berada di Malaysia mencapai angka Selain itu, lebih dari buruh migran meninggalkan Lombok menuju Saudi Arabia, mayoritas adalah perempuan yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga

16 1970 – 1990 Pernikahan dan perceraian selalu dikaitkan dengan keadaan perputaran ekonomi.
Dekade selanjutnya: Jumlah permintaan akan jasa pelayan di seluruh Asia dan Timur tengah mengalami kenaikan Jumlah wanita yang meninggalkan Lombok dan Sumbawa untuk bekerja di luar negeri terus meningkat. Terdapat klaim : Migrasi yang dilakukan perempuan itu haram / dilarang dalam Islam, tetapi justru hal ini kian intensif.

17 Situating the Migration Industry
Sejak 1970 pemanfaatan agensi perekrutan tenaga kerja dalam urusan migrasi internasional berkembang pesat di seluruh Asia dan Timur tengah. Terdapat lebih dari 150 agensi perekrutan tenaga kerja. Delapan diantaranya yang merupakan kantor utama, selebihnya adalah merupakan cabang dari kantor utama. Secara formal hanya kantor utama yang memiliki kuasa untuk mengirimkan migran-migran ke luar negeri, namun cabang- cabang agensi ini juga dapat melakukannya selama memiliki surat izin dari kantor utama.

18 Formalisasi pada proses birokratis
Kompleksitas lain : adanya agensi agensi informal perekrut tenaga kerja, yang sering ditemukan di daerah pedesaan, mereka tidak memiliki kontrak dan hanya dibayar bagi pengiriman migran tersebut pada agensi lain yang bersangkutan. Formalisasi pada proses birokratis Terdapat berbagai dokumen yang harus dilengkapi untuk mendapatkan passport dan visa ketenagakerjaan, seperti: akta kelahiran kartu keluarga, khusus bagi wanita mereka juga harus melengkapi surat perizininan dari suami atau ayah

19 interview dan regristrasi pemerikasaan kesehatan di klinik, surat rekomendasi dari Departemen Sumber Daya Manusia pada tingkat kabupaten, transportasi, dll Sebelum keberangkatan para pekerja migran ini memerlukan untuk mengikuti pelatihan. Pelayan rumah tangga: harus mengikuti pelatihan selama satu sampai tiga bulan. Biasanya meliputi pelatihan bahasa, memasak, menjaga anak, dan kemampuan bersih-bersih.

20 Kenyataannya, perekrutan tenaga kerja tidak melalui proses ini.
Para migrans hampir tidak pernah mendatangi agensi secara langsung Pada tahun 1980-an dan 1990-an adalah era dari “taikong” atau penyelundup migrant, khususnya bagi yang ke Malaysia, dengan adanya formalisasi perekrutan tenaga kerja yang menjadi di dominasi oleh sponsor atau petugas lapangan.

21 Recruitment and Economic Debt (1)
Pasar tenaga kerja meningkat  Rekruitment meningkat Terdapat perbedaan proses rekruitment antara migran laki-laki dan perempuan Negara tujuan: Asia (Malaysia, Hongkong Taiwan Timur Tengah (Arab Saudi) Bentuk pekerjaan Pembantu Rumah Tangga Buruh Perkebunan Sawit Buruh konstruksi Sopir

22 Recruitment and Economic Debt (2)
Persyaratan: Surat izin orang tua atau suami Kemampuan baca tulis Pendidikan (ada yang syaratnya SMP atau SMA) Rekam hasil pemeriksaa medis Modal awal (pada laki-laki biasanya lebih banyak) Gaji yang lebih tinggi membuat lebih banyak orang yang tertarik menjadi pekerja migran

23 Recruitment and Economic Debt (3)
Modal pada migran laki-laki  Flows Up Modal pada migran perempuan  Flows Down Bagi migran perempuan tersedia lebih banyak sponsor, sub sponsor maupun agency, karena pasar kerja bagi mereka lebih banyak dan menguntungkan

24 Recruitment and Economic Debt (4)
Pada migran laki-laki, biasanya mereka mendapat kesilitan dalam mendapatkan modal Modal dikontrol oleh orang-orang tertentu  menimbulkan bisnis baru  Peminjaman Biasanya dilakukan aktor lokal, peminjaman dengan modal trust antara peminjam dan calon migran, dengan jaminan orang tua, tetangga, atau penduduk desa Permasalahan terjadi ketika calon migran tidak memiliki keluarga, atau tidak dikenal dan tidak dipercaya oleh penduduk desa, sehingga tidak memiliki penjamin

25 Recruitment and Economic Debt (5)
Masalah lain bagi perempuan, meskipun dimudahkan oleh sponsor Kehamilan Penyakit (Misal: Hepatistis B) Agen informal lebih diminati  Sponsor dan Sub Sponsor  Akibatnya calon migran harus mengeluarkan biaya ekstra untuk proses informal

26 Recruitment and Economies of Debt
Contoh proses perekrutan tenaga kerja di Lombok Perbedaan proses perekrutan antara laki-laki dan perempuan Upah berbeda yang didapatkan Keuntungan yang diperoleh sponsor dalam memperkerjakan tenaga kerja tersebut

27 Conclusion: The Gender of Labour Recruitment
Adanya perbedaan dalam perekrutan tenaga kerja laki-laki dan perempuan, laki-laki harus membayar biaya migrasi, sedangkan perempuan dibiayai penuh oleh sponsor. Terdapat ketimpangan gender, salah satu contoh perempuan (domestik) dianggap lebih mudah di kontrol daripada laki-laki yang bebas (pabrik).

28 Conclusion: The Gender of Labour Recruitment (2)
Terdapat perlindungan penuh terhadap tenaga kerja perempuan, karena telah ada kasus pelecehan yang terjadi di Malaysia Para TKI maupun TKW tidak selalu menjadi korban pasif, karena banyak kasus yang menyatakan bahwa para pekerja melarikan diri dari pekerjaannya akibat terlibat utang Perlu diperhatikan lagi proses perekrutan yang terjadi, sehingga para calon pekerja tidak semakin terbebani dan dipersulit keadaannya

29 TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN  Cetar membahana


Download ppt "Labour Recruitment Circuit of Capital and Gendered Mobility, Reconceptualizing the Indonesian Migration Industry   Disusun Oleh:   Ary Maulana Hatika."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google