Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Sistem Sos Bud. Indonesia Sbg Sistem Yang Terbuka, Ciri cirinya : 1. Memasukkan input 2. Mengolah input 3. Mengeluarkan output 4. Melakukan pertukaran.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Sistem Sos Bud. Indonesia Sbg Sistem Yang Terbuka, Ciri cirinya : 1. Memasukkan input 2. Mengolah input 3. Mengeluarkan output 4. Melakukan pertukaran."— Transcript presentasi:

1 Sistem Sos Bud. Indonesia Sbg Sistem Yang Terbuka, Ciri cirinya : 1. Memasukkan input 2. Mengolah input 3. Mengeluarkan output 4. Melakukan pertukaran dengan lingkungannya yang bercorak siklus 5. Berkecenderungan menghentikan proses entropik 6. Berkecenderungan mengusahakan keadaan yang homeostatik yang dinamik

2 Bagan masuknya input dan keluarnya output Transformasi Input agar menjadi output Input 1.Energi 2.Penduduk 3.Tehnologi 4. Informasi Output : 1.Generasi baru 2. Bahan pangan 3. Hasil tehnologi Lingkungan

3 Input yang harus masuk di dalam Sistem Sosial Bud Indonesia a.l. adalah ; 1. Energi 2. Penduduk 3. Tehnologi 4. Informasi

4 1. Input energi (raw input), berupa : 1. Energi Organik, adalah Tenaga gerak yang dihasilkan dari perpaduan antara jumlah dan kualitas bahan pangan dengan jumlah dan kualitas tubuh manusia dan hewan 2. Energi Unorganik, adalah Tenaga gerak yang dihasilkan oleh perpaduan antara jumlah dan kualitas bahan bakar dengan jumlah dan kualitas mesin atau generator

5 Input Energi Potensial pada SSBI Khususnya yang berupa bahan pangan bagi Sbg besar bangsa Indonesia adalah beras. Untuk memproduksi beras dipengaruhi oleh banyak faktor a.l. ; 1. Kuantitas dan kualitas lahan 2. Pola pengolahan lahan 3. Iklim/ kondisi alam

6 Pulau Jawa yang luasnya kurang lebih hanya 7 % dari seluruh kepulauan di Indonesia harus menampung sekitar 60 % penduduk Indonesia yang jumlahnya sekitar 230 juta jiwa. Oleh karena itu, pulau Jawa bukan saja punya beban berat untuk menghasilkan bahan pangan, tetapi juga penyediaan fasilitas pemerintahan, pendidikan, ekonomi industri, kesehatan, perumahan dan sebagainya yang pada akhirnya mempersempit lahan pertanian

7 Seperti dikemukakan oleh James Scott yang mengutip pendapatnya Tawney : Ada daerah dimana posisi penduduk pedesaan ibarat orang yang selamanya berdiri terendam dalam air sampai ke leher, sehingga ombak yang kecil sekalipun sudah cukup untuk menenggelamkannya

8 Begitulah tulis Tawney yang dikutip oleh James Scott ttg Cina dalam tahun `1931, akan ttp tak akan banyak melesetlah kiranya apabila deskripsinya yang begitu gamblang itu diterapkan kpd nasib kaum petani di Burma Hulu, Tonkin, Annam, Jawa Timur dan Jawa Tengah pada awal abad ke 20. Kenyataan tersebut akan diperparah oleh cara pengolahan tanah yang tradisional, cuaca alam yang tidak menentu/bencana alam, pungutan pajak dengan uang tunai dll.

9 Involusi Pertanian Menurut Clifford Geertz ; Adalah keadaan dimana tanah pertanian, sudah tidak memadai itu harus menampung setiap pertambahan angkatan kerja baru. Tanah pertanian yang dikatakan tidak memadai itu, bila meminjam konsepnya Masri Singarimbun, adalah bila satu keluarga petani ( orang tua beserta 3 orang anak) itu pemilikan tanahnya kurang dari 0,7 Ha sawah ditambah 0,3 Ha ladang.

10 Pemilikan lahan 1 ha tersebut menurut Masri adalah batas minimal sekeluarga petani dapat memenuhi kebutuhan hidup dalam kategori “cukupan”, untuk dapat memenuhi kebutuhan satu musim(kurang lebih 4 bulan). Hal ini dengan catatan, apabila selama proses produksi dalam kondisi normal. Artinya tidak terserang hama dan tidak ada musibah/ bencana alam yg menimpa

11 Akibat yang menyertai terjadinya involusi pertanian diantaranya terjadinya gejala 1. Law of diminishing return (kenaikan hasil yang menurun) 2. Pengangguran terselubung semakin besar 3. Kemiskinan meraja lela 4. Migrasi dari desa ke kota meningkat 5. Kriminalitas meningkat 6. Kesehatan rendah dan Jumlah kematian tinggi, 7. Dan sebagainya

12 Realitasnya gejala itu tak selalu muncul di dalam S.S.B. Indonesia, mengapa ? Diantaranya, bila mengikuti pemikirannya James C Scott, karena : adanya Etika subsistensi petani, dlm bentuk a. Mengencangkan ikat pinggang lebih kencang lagi. Spt biasanya makan 3 kali sehari jadi 2 kali b. Swadaya, seperti berjualan kecil2 an, jadi buruh lepas dan juga migrasi ke kota

13 C. Jaringan di lingkungan keluarga, tetangga, teman dan para pemilik tanah luas (patron), dengan cara saling memberi bantuan(tolong menolong) dikala terjadi krisis yang kemudian dapat disebut dengan istilah 1. Prinsip mendahulukan selamat (safety first) 2. Etika bagi rata kemiskinan

14 Semakin rasionalnya penduduk(terutama kelas atas) disatu pihak dan semakin terbatasnya lahan pertanian dilain pihak serta semakin banyaknya digunakannya tenaga gerak unorganik, maka etika subsistensi yang berupa tindakan untuk mendahulukan selamat serta etika bagi rata kemiskinan semakin sulit ditemui. Apakah makna kenyataan yang demikian ini? coba diskusikan

15 Masuknya input energi organik terutama energi potensialnya dapat dikatakan belum tercukupi secara memadai. Hal ini dpt dibuktikan bahwa indonesia masih impor bahan pangan, beras khususnya. Berbagai upaya telah dilakukan seperti intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, namun hasilnya belum juga memuaskan. Mengapa ?

16 Sedang input energi unorganik pada SSBI terutama untuk proses produksi ? Perekonomian dalam SSBI untuk sektor Industri baru sekitar 11 %, sektor pertanian sekitar 52 % yang tergolong tradisional sedangselebihnya di sektor perdagangan Dari kenyataan tersebut dapat dikatakan bahwa masuknya energi unorganik pd SSBI masih sangat terbatas

17 Input energi unorganik yang tergolong rendah bagi SSBI diantaranya disebabkan karena : 1. SSBI surplus tenaga kerja manusia 2. Kualifikasi penduduk dalam penguasaan tehnologi 3. Untuk eksplorasi energi unorganik masih sangat terbatas. Misalnya masih mengandalkan tenaga ahli dari asing 4. Keterbatasan dana untuk melakukan eksplorasi sumberdaya energi unorganik

18 2. Input Penduduk ( Human input) Masuknya penduduk kedlm SSBI berfungsi untuk : Masuknya penduduk kedlm SSBI berfungsi untuk : 1. Tenaga pengubah dari energi potensial 1. Tenaga pengubah dari energi potensial menjadi energi aktual menjadi energi aktual 2. Penentu bekerjanya sarana dan 2. Penentu bekerjanya sarana dan prasarana dalam rangka pelaksanaan prasarana dalam rangka pelaksanaan suatu peranan suatu peranan 3. Pengelola dan pengarah aktivitas 3. Pengelola dan pengarah aktivitas peranan yang ada peranan yang ada

19 Bagaimanakah kuantitas dan kualitas input penduduk yang masuk pada SSBI? Input penduduk setidaknya dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Input penduduk karena kelahiran( Baby ) 2. Input penduduk karena pertambahan angkatan kerja

20 Bagaimanakah kuantitas dan kualitas input penduduk yang masuk pada SSBI? Input penduduk setidaknya dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Input penduduk karena kelahiran( Baby ) 2. Input penduduk karena pertambahan angkatan kerja

21 Namun demikian, karena berbagai keterbatasan SSBI, maka proses transformasi baby tersebut, maka baru sebagian kecil dari jumlah tersebut yang dapat dikelola dengan baik, lewat penyediaan sandang,pangan, kesehatan serta pendidikan yang cukup memadai. Itulah sebabnya maka input tenaga kerja yang benar benar memenuhi kualifikasi yang memadai dan diperlukan untuk mengisi peran yang terdapat pada SSBI masih sangat terbatas.

22 Input Penduduk dan kebijakan yang dilakukan oleh Sub Sistem Politik Masuknya penduduk kedalam sistem sosial berarti masuknya input energi organik yang bersifat aktual. Input ini sangat diperlukan pada sistem sosial yang masih sederhana, dimana input tehnologi belum dikuasai atau belum banyak digunakan.

23 Kebijakan subsistem politik untuk memasukkan input penduduk(energi organik) dpt dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut : 1. Reproduksi 2. Perbudakan 3. Perhambaan 4. Kontraktual

24 Masalah Penduduk bagi SSBI a.l 1. Jumlah penduduk terlalu banyak 2. Penyebaran penduduk yang tidak merata. Pulau Jawa, bali dan Madura merupakan pulau yang padat penduduknya sedang diluar pulau itu dapat dikatakan berpenduduk jarang.

25 Kebijakan terhadap kepadatan penduduk dapat dilakukan; dengan I. Program Keluarga Berencana dalam arti yang luas, seperti : 1. Menunda usia perkawinan 2. Larangan perkawinan poligini 3. Membatasi jumlah anak

26 II. Meningkatkan angka kematian secara terselubung, seperti a.l. ; secara terselubung, seperti a.l. ; 1. Harga obat mahal dan langka 1. Harga obat mahal dan langka 2. Rumah sakit tak dikembangkan dan tarif 2. Rumah sakit tak dikembangkan dan tarif perawatan mahal perawatan mahal 3. Penggunaan alat transportasi massal tapi 3. Penggunaan alat transportasi massal tapi rawan kecelakaan rawan kecelakaan 4. Usia pensiun diperpendek 4. Usia pensiun diperpendek 5. Kobarkan konflik horizontal 5. Kobarkan konflik horizontal

27 Kebijakan Kepadatan Penduduk (implosi) yang tidak merata, a.l. : 1. Transmigrasi ( territorial spacing), di Indonesia sejak jaman kolonial telah dilakukan tetapi hasilnya belum memuaskan. Mengapa ? Kebijakan senada seperti ; pembuatan rumah susun, jalan susun, berbagai bangunan perkantoran bertingkat, rumah tingkat dll Menyelesaikan masalahkah ?

28 2. Mengatur pemakaian fasilitas secara bergantian ( social spacing), seperti penggunaan traffic light untuk lalu lintas pada persimpangan jalan. Pabrik yang memperkerjakan karyawan dengan bergilir, Jam masuk sekolah dan kuliah yang diatur persesi tiga jam, sehingga perkuliahan yang jumlahnya 3 kali lebih banyak dari jumlah ruangan dpt terlaksana dsbg nya Efektifkah ?

29 3. Cara industrialisasi Cara industrialisasi yang memungkinkan dpt memecahkan masalah adalah, “industrialisasi padat karya” artinya jumlah tenaga manusia tetap diberikan peran yang lebih manusiawi, dan bukannya digantikan dengan tenaga mesin.

30 Terima kasih atas Perhatiannya


Download ppt "Sistem Sos Bud. Indonesia Sbg Sistem Yang Terbuka, Ciri cirinya : 1. Memasukkan input 2. Mengolah input 3. Mengeluarkan output 4. Melakukan pertukaran."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google