Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

FILSAFAT ILMU sebagai basic sciences

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "FILSAFAT ILMU sebagai basic sciences"— Transcript presentasi:

1 FILSAFAT ILMU sebagai basic sciences

2 URGENS FILSAFAT ILMU Dalam percakapan sehari-hari istilah ‘ilmu’ dan ‘ilmiah’ mempunyai penghargaan yang tinggi karena dianggap objektif, pasti, benar, tidak diragukan, dapat dipertanggung jawabkan. Dalam dunia pendidikan: penelitian atau studi dinyatakan sebagai ilmu untuk meyakinkan bahwa metode yang digunakan mempunyai dasar yang kuat dan produktif sama seperti fisika. Istilah ilmu politik dan ilmu sosial sudah biasa. Bahkan terdapt juga Ilmu Perpustakaan, Ilmu Administrasi, Ilmu Bahasa, Ilmu Kehutanan, Ilmu Pemerahan Susu Sapi, dst. Sering kali itu dimaksudkan mengikuti metode empiris fisika: pengumpulan ‘fakta’ lewat observasi dan eksperimen dengan menggunakan prosedur logika. Bahkan ada yang mengatakan “Apabila anda tidak dapat mengukur, berarti pengetahuan anda miskin dan tidak memuaskan”. Berarti bersifat kuantitatif. Gejala-gejala seperti ini menuntut adanya klarifikasi.

3 PENGERTIAN ILMU Secara klasik ilmu dimengerti sbg suatu aktivitas rasional yang beroperasi berdasarkan satu atau beberapa metode tertentu. [Meskipun pemahaman seperti itu sebenarnya telah menimbulkan banyak reaksi dan penolakan, karena kemajuan-kemajuan pokok dalam ilmu – penemuan baru Galileo, Newton, Darwin atau Einstein – bukanlah merupakan hasil dari metode di atas.] Biasanya yang disebut “ilmu” di dalam filsafat ilmu terbatas pada ilmu pengetahuan alam atau “natural sciences”, yang meliputi Astronomi, Fisika, Kimia, Biologi; sedangkan ilmu-ilmu empiris lainnya atau ‘socical sciences’ serta matematika tidak menjadi bahasan.

4 FILSAFAT ILMU Secara tradisional filsafat ilmu merupakan usaha untuk mempertahankan, mengevaluasi, memaknai, atau memperbaiki praktek ilmu sejamannya. Hal yang paling penting dan sentral di dalam filsafat ilmu adalah masalah kodrat dan struktur teori-teori ilmiah, termasuk berbagai peran yang dimainkan oleh teori-teori hampir di semua aspek kegiatan ilmiah. Maka perkembangan pemahaman di dalam ilmu juga mengakibatkan perkembangan di dalam filsafat ilmu: awal abad ke-20 terjadi revolusi di dalam filsafat ilmu seiring dengan revolusi di dalam sains.

5 FRANCIS BACON 1561-1626 Baginya: knowledge is power Ia menginginkan:
Mendirikan lembaga kerajaan yang berfungsi memandu pengembangan sains dan Mendirikan kolese yang mempelajari ilmu pengetahuan eksperimental. Kedudukan professor dlm sains di Oxford dan cambridge Gagal. Royal Society baru didirikan 1662 dg Bacon sbg bapak pelindungnya. Newton dan Darwin mengakui berhutang budi padanya. Pengetahuan ilmiah dpt memberi kekuasaan atas alam: perkembangan sains dpt mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran manusia dlm skala yang tak terbayangkan sebelumnya (sekaligus = tujuan ilmu). Diperlukan prosedur sistematik: metode induksi (observasi, generalisasi, hipotesis dan eksperimen) – teori ttg hukum alam – prediksi yang akurat Penerapannya melalui deduksi

6 THOMAS HOBBES “Alam semesta, segala yang ada, bersifat korporeal, atau badani, yang memiliki dimensi besaran panjang, lebar, dan kedalaman” Yang ada hanyalah materi, Setiap benda bergerak, termasuk manusia, adalah mesin Proses mental merupakan gerakan materi yang ada dalam kepala manusia. Hobbes terpesona oleh gerak, khususnya setelah mengunjungi Galileo.

7 AUGUST COMTE Positivisme bermaksud menjadi tegar dengan ajaran-ajarannya: Di dalam alam terdapat hukum yang dapat diketahui. Di dalam alam penyebab benda-benda tidak dapat diketahui Setiap pernyataan yang pada prinsipnya tidak dapat direduksikan ke pernyataan sederhana mengenai fakta, baik khusus maupun umum, tidak dapat mempunyai arti nyata maupun masuk akal. Hanya hubungan antara fakta dapat diketahui. Perkembangan intelektual merupakan sebab perbuahan sosial Seluruh bidang penyelidikan ilmiah disusun secara logis oleh Comte. Setiap ilmu menyumbangkan kepada yang berikutnya di dalam susunan itu, tetapi tidak kepada yang mendahuluinya: Matematika, Astronomi, Fisika, Kimia, Biologi, Sosiologi. Budi manusia berkembang dari tahap teologis (segala sesuatu dijelaskan dengan kekuasaan ilahi), melalui metafisis (kekuasaan ilahi menjadi essensi atau kekuatan abstrak), ke tahap akhir positif (Hanya fenomena dan keterkaitan antarfenomena yang diperhitungkan. Semua yang di luar pengalaman tidak relevan)

8 INDUKTIVISME: ILMU SEBAGAI PENGETAHUAN BERASAL DARI FAKTA
Pandangan Umum: Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang telah dibuktikan kebenarannya. Teori-teori ilmiah ditarik dengan cara ketat dari fakt-fakta pengelaaman yang diperoleh lewat observasi dan eksperimen. Ilmu didasarkan pada apa yang dapat kita lihat, dengar, raba, dan sebagainya. Pendapat atau selera subjektif dan dugaan-dugaan spekulatif perorangan tidak mempunyai tempat di dalam ilmu. Ilmu itu objektif Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang dapat dieprcaya, karena telah dibuktikan kebenarannya secara objektif.

9 Induktivisme Menurut pandangan induktivis, ilmu bertolak dari observasi. Pengamat ilmiah harus memiliki organ-organ indera yang normal dan sehat, dan harus pula secara setia dan jujur merekam apa yang ia lihat, dengar, dsb. Dalam hubungan dengan situasi yang diamatinya, dan ia pun harus menlakukan ini dengan alam fikiran tanpa prasangka sedikit pun. Pernyataan-pernyataan yang dihasilkan (keterangan-keterangan observasi) menjadi dasar untuk menarik hukum-hukum dan teori-teori yang membentuk pengetahuan ilmiah.

10 Induktivisme (2) Keterangan observasi:
Keterangan tunggal: Besi (timah, tembaga, baja, dst.) ini memuai sewaktu dipanasi. Keterangan universal: Semua besi (timah, tembaga, baja, dst.) memuai sewaktu dipanasi. Membuat generalisasi dari serentetan tebatas keterangan-observasi mengenai logam-logam yang dipanasi sehingga menghasilkan hukum universal: Logam-logam memuai bila dipanasi”. Batang tubuh pengetahuan ilmiah dibangun oleh induksi dengan dasar kokoh yang diperoleh lewat observasi.

11 Logika dan Penalaran Dari hukum-hukum dan teori-teori universal dapat ditarik konsekuensi-konsekuansi yang dpt digunakan untuk memberi penjelasan dan membuat ramalan. Penjelasan ditarik dengan deduksi Semua logam memuai bila kena panas Rel ini adalah logam Rel ini akan memuai kalau kena panas. Demikian juga dengan ramalan.

12 Metode Ilmiah Pertama, semua fakta diobservasi dan direkam, tanpa melakukan pilihan atau dugaan a priori tentang arti penting saling kaitannya antara fakta-fakata itu. Kedua, fakta-fakta yang telah diobservasi dan direkam itu dianalisa, dibandingkan dan diklasifikasi, tanpa hipotesa-hipotesa atau dalil-dalil (postulates), selain dari apa yang langsung terlibat secara wajar menurut logika fikiran. Ketiga, dari analisis fakta-fakta ini, generalisasi akan ditarik secara induktif mengenai hubungan-hubungannya, dengan mengklasifikasikannya atau dengan cara kebetulan. Keempat, riset selanjutnya akan dilakukan secara induktif maupun deduktif dengan menggunakan penyimpulan dan generalisasi yang telah dilakukan sebelumnya.

13 Gambar Hukum dan Teori Fakta didapat Ramalan dan Induksi Deduksi
dari Observasi Penjelasan Induksi Deduksi

14 Objektif Klaim: ilmu yang diperoleh dengan induksi bersifat objektif karena ditarik dari fakta yang diobservasi. Dapat dicek oleh siapa pun: tidak tergantung pada selera, pendapat, khayalan, harapan pengamat

15 KEBERATAN TERHADAP INDUKTIVISME
Validitas Induksi: Argumen induktif tidak merupakan argumen-argumen yang valid secara logis. Observasi beberapa gagak Kesimpulan: semua gagak berwarna hitam Kesalahan: dari beberapa menjadi semua. Tuntutan: ‘sejumlah besar’ observasi: seberapa besar? ‘variasi keadaan yang luas’: seberapa luas?

16 Ketergantungan Observasi pada Teori
Hanson: apa yang dilihat seorang pengamat ketika memandang suatu objek, tergantung sebagian pada pengalamannya di masa lalu, pengetahuan dan harapan-harapannya

17 Keterangan observasi membutuhkan Teori
Pandangan induktivis: membutuhkan penarikan keterangan universal dari keterangan tunggal lewat induksi: Semua logam memuai kalau dipanasi ditarik dari contoh-contoh logam. Tetapi untuk mengambil logam, orang harus tahu apa yang dimaksud dengan logam. Observasi dan Eksperimen dibimbing oleh Teori: Yang dicatat dari observasi sudah ditentukan, dan apa yang mau dicobakan dalam eksperimen juga sudah ditentukan.

18 FALSIFIKASIONISME Observasi dibimbing oleh teori dan pra-anggapan.
Teori merupakan dugaan atau tebakan spekulatif dan coba-coba, yang diciptakan secara bebas oleh intelek manusia untuk mengatasi problema yang dijumpai teori-teori terdahulu, dan untuk memberikan keterangan yang tepat mengenai beberapa aspek dunia atau alam semesta. Teori akan diuji dengan keras oleh observasi dan eksperimen. Yang gagal akan dibuang dan diganti dengan yang baru: begitu ditemukan burung gagak berwarna lain daripada hitam, maka teori “Semua burung gagak berwarna hitam” dibuang. Ilmu berkembang melalui ‘trial and error’

19 Kriteria teori: falsifiabilitas
Ilmu: suatu perangkat hipotesis yang dikemukakan secara coba-coba dengan tujuan melukiskan secara akurat perilaku suatu aspek dunia atau alam semesta. Syarat ilmiah: harus falsifiabel: dapat diuji dan mengakui kesalahan (Apabila suatu teori harus mempunyai isi informatif, ia harus menaggung resiko difalsifikasi)

20 Tingkat Falsifiabilitas:
Suatu hukum atau teori ilmiah yang baik adalah falsifiabel justru karena mengemukakan klaim-klaim tertentu tentang dunia. Teori yang baik: luas jangkauan klaimnya, paling tinggi falisfiabilitasnya, dapat bertahan terhadap upaya falsifikasi. Maka teori harus dinyatakan dengan jelas dan cermat.

21 Kemajuan Ilmu bertolak dari problema-problema berhubungan dengan keterangan ttg perilaku beberapa aspek dunia atau alam semesta. Hipotesa-hipotesa yang falsifiable diajukan Hipotesa-hipotesa diuji dan dikritik. Ada yang bertahan ada yang runtuh. Kalau yang bertahan itu akhirnya runtuh oleh ujian berikut, diperlukan hipotese lebih lanjut yang sudah berkembang lebih jauh. Hipotese baru berarti sudah lebih berkembang dari yang terdahulu dan memerlukan ujian yang lebih keras, dst. Jadi tidak ada teori yang dapat dibuktikan kebenarannya, tetapi hanya dapat dibuktikan kesalahannya.

22 KETERBATASAN FALSIFIKASIONISME
Ketergantungan Observasi pada Teori dan falibilitas Falsifikasi: Karena falsifikasi tergantung pada ujian faktual, diperlukan keterangan observasi yang terjamin sempurna dapat diperoleh. Ini soal tersendiri. Falsifikasi langsung terhadap teori tidak dapat dicapai, karena keterangan observasi yang kokoh pun tidak mustahil untuk dibuktikan tidak layak Kompleksitas situasi pengujian yang realistis: Teori ilmiah yang realistis akan terdiri dari keterangan universal yang kompleks. Untuk bisa diuji, teori membutuhkan tambahan asumsi pendukung, e.g. hukum-hukum dan teori-teori yang menguasai penggunaan alat-alat yang dipergunakan dalam pengujian. Sebagai tambahan, untuk mendeduksi suatu ramalan yang validitasnya harus diuji dengan eksperimen, dibutuhkan tambahan kondisi-kondisi awal ssperti uraian ttg kerangka eksperiman yang akan dilaksanakan. Suatu teori tidak dpt difalsifikasi secara konsklusif, karena mungkin saja ada bagian dari situasi pengujian yang kompelks (di luar teori yang sekarang diuji) yang menyebabkan kekeliruan ramalan. Falsifikasionisme tidak sesuai dengan Sejarah:

23 TEORI SEBAGAI STRUKTUR: 1. Program Riset Lakatos
Lakatos memandang teori-teori sebagai struktur-struktur terorganisasi. Program riset Lakatosian adalah suatu struktur yang membeirkan bimbingan untuk riset di masa depan dg cara positif maupun negatif. Heuristik negatif adalah program terperinci yang menetapkan bawha asumsi-asumsi dasar yang melandasi program itu (sbg inti-pokoknya) seharusnya jangan sampai ditolak atau dimodifikasi. Diperlukan lingkaran pelindung yang terdiri dari hopotesa-hipotesa pendukung, kondisi-kondisi awal, dsb. Heuristik positif meliputi bimbingan garis besar mengenai bagaimana program riset itu dpt dikembangkan (asumsi-asumsi tambahan utk menerangkan fenomena yang sudah dikenal dan meramalkan fenomena baru

24 Inti pokok program: hipotesa teoretis yang sangat umum yang akan menjadi dasar program untuk dikembangkan.(Inti pokok astronomi Copernicus adalah asumsi-asumsi bahwa bumi dan planet-planet mengorbiti matahari dan bumi berputar pada porosnya sendiri sekali sehari. Inti pokok fisika Newton meliputi hukum-hukum gerak ditambah hukum gravitasinya. Inti pokok materialisme historis marx adalah asumsi bahwa perubahan sosial harus diterangkan berdasarkan perjuangan klas, watak klas-klas, dan perincian perjuangannya yang pada instansi terakhir ditentukan oleh dasar ekonominya.)

25 TEORI SEBAGAI STRUKTUR: PARADIGMA KUHN
Gambaran Kuhn ttg cara ilmu berkembang: pra-ilmu – Ilmu biasa – krisis – revolusi – ilmu biasa baru – krisis baru Aktivitas yang terpisah-pisah dan tidak terorganisasi yang mengawali pembentukan suatu ilmu akhirnya menjadi tersusun dan terarah apda saat suatu paradigma tunggal telah dianut oleh suatu masyarakat ilmiah. Ilmu biasa (normal science) adalah praktek yang dilakukan para ilmuwan dengan menggunakan satu paradigma untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

26 Krisis: di dalam praktek para ilmuwan, cepat atau lambat akan menghadapi problema-problema yang tidak dapat dipecahkan, yang disebut anomali. Kalau jumlah anomali semakin besar dan bobot semakin berat, akan terjadi krisis kepercayaan pada paradigma teori yang dipegangnya. Krisis yang berkepanjangan akan memunculkan paradigma-paradigma baru yang mengembangkan (proliferasi) teori-teori baru untuk mengatasi anomali-anomali tsb. Persaingan antar-paradigma akan menyebabkan kemenangan salah satunya yang menyebabkan revolusi: perpindahan kesetiaan para ilmuwan dari paradigma lama ke paradigma baru. Revolusi akhirnya menjadi ilmu normal dengan paradigma baru, dst.

27 REALISME, INSTRUMENTALISME, DAN REALISME NON-REPRESENTATIF
Realisme: teori-teori bertujuan untuk menguraikan bagaimana dunia ini sebenarnya. Di satu pihak, kita mempunyai teori-teori ilmiah hasil ciptaan manusia yang tak hentinya dapat berubah dan berkembang. Di lain pihak, kita mempunyai dunia di mana teori-teori itu hendak ditrapkan yang perilakunya (minimal dalam dunia fisika) tidak berubah. Teori kinetik tentang gas-gas menerangkan bagaimana sebenarnya keadaan gas-gas itu. Gas-gas terbuat dari molekul-molekul dalam gerak yang tidak teatur, bertubrukan satu sama lain dan dengan dinding-dinding wadahnya. Pandangan-pandangan kaum realis dihubungkan dengan kebenaran. Suatu teori dikatakan benar kalau mencerminkan dunia objektif ini sebagaimana adanya.

28 Instrumentalisme: komponen teoretis ilmu tidak menggambarkan kenyataan
Instrumentalisme: komponen teoretis ilmu tidak menggambarkan kenyataan. Teori-teori dipahami sebagai instrumen-instrumen yang direncanakan untuk menghubungkan serangkaian keadaan hal-ikhwal yang dapat diobservasi dengan yang lainnya. Bagi kaum instrumentalis, molekul-molekul bergerak yang dikemukakan leh teori kinetik gas merupakan fiksi-fiksi untuk kemudahan yang memungkinkan para ilmuwan menghubungkan dan membuat ramalan-ramalan tentang manifestasi sifat-sifat gas yang dapat diobservasi

29 Realisme non-representatif: teori-teori fisika yang berlaku sekarang dapat ditrapkan pada dunia itu sampai pada suatu derajat tertentu, dan umumnya pada suatu derajat yang melampaui para pendahulunya dalam banyak hal. Tujuan fisika adlaah untuk menetapkan batas-batas kemampuan pentrapan teori-teori yang belaku sekarang dan mengembangkan teori-teori yang dapat ditrapkan pada dunia sampai pada suatu derajat pendektatan yang lebih tinggi di bawah variasi keadaan yang lebih luas.

30 Realis dalam dua pengertian:
Realis karena melibatkan asumsi bahwa dunia fisika adalah sebagaimana adanya, tidak tergantung pada pengertian subjek. Realis karena melibatkan asumsi bahwa sejauh batas teori-teori itu dapat ditrapkan pada dunia ini, teori-teori itu akan selalu dapat ditrapkan di dalam dan di luar situasi-situasi eksperimen. Non-representatif selama tidak menyatu dengan teori yang harus sesuai dengan kebenaran (tidak berasumsi bahwa teori-teori kita menguraikan wujud-wujud di dalam dunia, dlm cara sebagaimana ide akal-sehat kita memahami bahasa kita untuk menggambarkan kucing atau meja).

31 CATATAN AKHIR Filsafat ilmu dapat membantu para mahasiswa untuk mengenal apa yang perlu diperhatikan di dalam merefleksikan bidang masing-masing. Mereka bisa mempunyai wawasan yang luas mengenai ilmu mereka sendiri dan ilmu-ilmu lain, sehingga tidak fanatik pada bidangnya sendiri, tetapi dapat menghargai bidangnya sendiri dan bidang-bidang lain secara proporsional. Refleksi ini diharapkan kritis, sehingga mampu mempertanyakan, mengevaluasi teori dan praktek yang mereka terima dalam bidang mereka sendiri. Hanya saja materi filsafat ilmu hanya tepat (secara ketat) bagi mahasiswa fisika, kimia, biologi, kalau pembahasannya sampai mendalam. Itu pun, kalau contoh bahasannya dari fisika, mahasiswa kimia dan biologi belum tentu tahu. Dan sebaliknya.

32 Pembahasan mengenai Copernicus, Newton, Einstein mengandaikan pengampu cukup memahami mereka dengan teori masing-masing. Mungkin mahasiswa fisika jauh lebih mengerti. Ini dapat menimbulkan masalah tersendiri. [Sekadar bertanya: mengapa mengambil filsafat ilmu bukannya epistemologi yang dapat mencakup semua bidang pengetahuan secara sejajar?]


Download ppt "FILSAFAT ILMU sebagai basic sciences"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google