Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

INDONESIA INFRASTRUCTURE INITIATIVE IndII T281.02 Integrated Urban Road Safety Program (IURSP) Workshop 3 Ibis Hotel, Bandung. 12-13 February, 2015 Aksesibilitas.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "INDONESIA INFRASTRUCTURE INITIATIVE IndII T281.02 Integrated Urban Road Safety Program (IURSP) Workshop 3 Ibis Hotel, Bandung. 12-13 February, 2015 Aksesibilitas."— Transcript presentasi:

1 INDONESIA INFRASTRUCTURE INITIATIVE IndII T281.02 Integrated Urban Road Safety Program (IURSP) Workshop 3 Ibis Hotel, Bandung. 12-13 February, 2015 Aksesibilitas untuk Orang dengan Kebutuhan Khusus dan Pejalan Kaki Rentan Nancy Laatunen VicRoads International Projects IndII Activity T281.02 12 February, 2015

2 2 Pertimbangan gender pada sektor transportasi sangat penting untuk memastikan transportasi yang merata, terjangkau serta transportasi yang menyediakan akses ke sumber daya dan kesempatan yang diperlukan untuk pembangunan. The consideration of gender in the transport sector is essential to ensure that transport is equitable, affordable and that it provides access to resources and opportunities required for development.

3 3 Kebutuhan Gender dalam Transportasi Perencanaan dan Permodelan Mencerminkan kebutuhan wanita, situasi dan proses pengambilan keputusan wanita dalam hal pilihan transportasi yang aman. Tidak hanya mendasarkan pada prinsip- prinsip ekonomi dan meminimalkan biaya, tapi juga keselamatan dan keamanan. Menghargai keragaman tujuan sosial/budaya dan lingkungan. Gender Needs in Transportation Planning and Modeling Reflect the needs, circumstances and decision making processes of women in term of safe transport choices Base it not only on economic principles and cost minimization, but also safety and security Recognize the diversity of social/cultural and environmental objectives

4 4 Gender dan Lokasi Proyek Masalah keamanan Mengurangi kerb yang tinggi untuk para manula dan anak kecil Penerangan di tempat penyeberangan Gender and Project Sites Safety issues Reduce High Curbs for the elderly and young children Lights at crossings

5 5 Bertemu dengan Pedagang dan Pembeli Perempuan Meet with Female Retailers and Shoppers

6 6 Menyeberang yang Sulit Difficult Crossing

7 7

8 8 Keterlibatan Sekitar Gender dan Lokasi Melakukan Pertemuan Fokus Grup Gender di lokasi Proyek dengan bantuan dari Perwakilan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Memastikan setiap masalah-masalah gender mengenai ciri fisik sisi jalan dikomunikasikan kepada manajemen proyek. Engagement around Gender and Sites Conduct Gender Focus Group Meetings in the project locations with assistance from the Women’s Empowerment and Child Protection Representative Ensure that any gender issues around the roadside physical features are communicated to project management.

9 9 Bagaimana Mengarusutamakan Gender dalam Kegiatan Proyek Masa Depan Pengumpulan data Fokus Grup Rekaman Rapat Data Gender mengenai Pelatihan Kesadaran Keselamatan Jalan untuk Target Grup How to Mainstream Gender in the Future Project Activities Data collection Focus Groups Meeting Records Gender Data on Road Safety Awareness Training for Targeted Groups

10 10 Gender dan Penuaan Gender and Aging Sifat Penuaan Berdasarkan Gender Dua pertiga dari orang-orang yang berusia di atas 60 tahun hidup di negara berkembang. Pada tahun 2025, 72 persen dari populasi berusia di atas 60 tahun akan hidup di negara berkembang. Pada usia 80, terdapat 53 pria untuk setiap 100 perempuan. The Gendered Nature of Aging Two thirds of the people over 60 live in the developing world. 72 percent of the population over sixty will be living in developing countries by 2025. At age 80, there are 53 men for every 100 women.

11 11 Kerentanan dan Lansia Vulnerabilities and the Elderly Pada saat yang sama, urbanisasi dan perubahan struktur sosial menghilangkan jaring pengaman sosial tradisional untuk kaum lansia. Kaum lansia berada pada resiko lebih besar untuk kecelakaan. Kaum lansia tanpa jaring pengaman sosial tradisional beresiko tinggi terhadap kemiskinan. Perempuan lanjut usia, terutama janda, adalah yang paling rentan. At the same time, urbanization and changing social structures are eliminating traditional social safety nets for the elderly. The elderly are at greater risk for accidents. The elderly without traditional social safety nets are at high risk for poverty. Older women, particularly widows, are among the most vulnerable.

12 12 Difabel dan Pendekatan Sistem yang Aman untuk Keselamatan Jalan Bantuan Australia Bagi Kaum Difabel Program Bantuan Australia 2009-2014 Hasil Pokok 1 Peningkatan Kualitas Hidup Kaum Difabel Target sektoral Fokus disemua program di seluruh negeri Pendidikan inklusif dan prasarasana yang dapat diakses Australian Aid’s Towards a disability-inclusive Australian aid Program 2009-2014 Core Outcome 1 Improved Quality of life for people with disability Targeted sectoral focus across all country programs Inclusive education and accessible infrastructure

13 13 Hasil Pokok 2 Mengurangi Gangguan Yang Dapat Dicegah Prakarsa Pencegahan Gangguan Yang Dapat Dicegah Secara Spesifik Keselamatan Jalan untuk mengurangi insiden kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kematian dan cacat serta untuk meringankan beban kemanusiaan, sosial dan ekonomi dari masalah kesehatan global ini Core Outcome 2 Reduced preventable impairments Preventive impairment-specific initiatives Road Safety to reduce the incidence of traffic accidents that lead to death and disability and to relieve the humanitarian, social and economic burden of this global health issue

14 14 Pentingnya transportasi yang dapat diakses Transportasi merupakan hal penting bagi kaum difabel untuk dapat hidup mandiri Mobilitas dan akses pribadi memungkinkan semua orang untuk menjangkau semua tempat di lingkungan mereka Kemudahan akses memungkinkan semua orang untuk bergerak dengan mudah di dalam lingkungan buatan dan memanfaatkannya Kemudahan akses bagi kaum difabel umumnya tidak mendapatkan fokus yang cukup dalam perencanaan, desain dan konstruksi transportasi Transportation is vital for independent living Personal mobility and access offers the possibility of all people to reach all places within their environment Accessibility is the possibility of all people to maneuver readily within and make use of the built environment Accessibility for people with disabilities is generally not given enough focus in transport planning, design, construction

15 15 Konvensi PBB tentang Hak-hak Kaum Difabel Indonesia meratifikasi Konvensi ini pada tahun 2011. Kemajuan telah dibuat terutama dalam penyediaan sarana dan pemenuhan hak-hak kaum difabel. UN Convention of the Rights of Persons with Disabilities Indonesia ratified the Convention in 2011. Progress has been made especially in the provision of facilities and the fulfillment of the rights of disabled persons.

16 16 Undang-undang No. 28 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan Rencana Aksi Nasional Menanamkan kewajiban untuk memenuhi hak-hak kemudahan akses bagi kaum difabel. Sulit untuk menjalan undang-undang tersebut karena trotoar yang tak rata dan jalanan yang bisa kasar dan licin. Masalah pelaksanaan hukum menjadi rumit karena ada berbagai jenis difabilitas dan kebutuhan yang berbeda. Rencana Aksi Nasional (RAN) mengenai Kaum Difabel 2004–2013 – Transportation merupakan salah satu prioritas. Imposes an obligation to fulfil the rights to accessibility for people with disability. It has been difficult to implement the law as sidewalks are uneven and roads can be rough and slippery. The problem of implementing the law becomes complicated as there are different types of disability and different needs. National Plan of Action (RAN) on People with Disability 2004–2013

17 17 Cetakan Peraba pada Trotoar Blocked Tactile on Sidewalks

18 18 Kemudahan Akses Pada Tempat Pejalan Kaki di Lokasi Proyek Dimensi dan fitur untuk menghasilkan akses bersama: Perbaikan trotoar (lerengan, permukaan, tata ruang) Penerangan yang memadai Kesemrawutan jalan yang tak perlu Penandaan dan penunjuk tempat/arah Accessibility in the Pedestrian Environment in Project Sites Dimensions and features to deliver universal access: Improved sidewalks (gradient, surfaces, layout) Adequate lighting Unnecessary street clutter Signage and wayfinding

19 19 Bahaya Danger

20 20 Intervensi umum untuk aksesibilitas yang lebih besar di lokasi proyek BiayaKeuntunganIntervensiPrioritas Tidak ada Sebagian besar luas Kontras visual, tanda pengkodean warna yang jelas/intuitif Penting – harus dibuat praktek desain Rendahluas Trotoar baku dan desain tempat penyeberangan, marka bahaya, meminimalkan tangga dan bahaya lain. Sangat tinggi – harus dibuat praktek desain Tinggiluas Menaikan tempat penyeberangan, menaikan peron untuk naik, pelatihan umum Tinggi– harus dipertimbangkan praktek untuk lingkungan jalan yang aman, sesuai dengan sumber daya RendahSpesifikPermukaan taktil, kerb inset Sangat tinggi – sesuai dengan kebijakan untuk alokasi sumber daya MediumSpesifikPelican crossings (tempat penyeberangan dengan APILL penyeberang jalan) – posisi tombol harus diuji oleh kaum difabel, sering diperlukan sinyal waktu menyeberang yang lebih lama Sangat tinggi – di lingkungan sekolah

21 21 Typical Interventions greater accessibility in the project sites CostBenefitInterventionPriority none Mostly broad Visual contrast, colour coding clear/intuitive signs Essential – these should be established design practice lowbroad Basic sidewalk and crossing design, hazard markings, minimize steps and other hazards. Very high – should be established design practice Highbroad Raised pedestrian crossings, raise boarding platforms, general training High– should be considered practice for safe street environment, subject to resources LowSpecificTactile surfaces, kerb insets Very high – subject to policy for resource allocation MediumSpecificPelican crossings – position of push button should be tested with disabled community, longer crossing time for signal often needed Very high – in school distracts

22 22 Pendekatan Sistem yang Aman untuk Keselamatan Pejalan Kaki dan Kaum Difabilitas Safe System Approach to Pedestrian Safety Melibatkan komunitas difabel. Peran partisipasi masyarakat untuk meningkatkan aksesibilitas pejalan kaki. Hal ini dapat dilakukan melalui: Diskusi fokus grup, pertemuan terbuka dan pengujian lapangan dengan kaum difabel Bertemu dengan para kakek/nenek yang mengantar cucunya ke sekolah dengan berjalan kaki

23 23 Safe System Approach to Pedestrian Safety and the Disabled Community Involve the disabled community. The role of public participation to enhance pedestrian accessibility. This can be done through: Focus group discussions, open meetings and field testing with the disabled Identified issues: curb cuts; safety island; textured pavement lanes; pedestrian street crossing; damaged sidewalk and pavement during preliminary design Hold focus group discussions during the Final Design Phase with DPOs

24 24 Pengujian Prasarana Baru Test the New Infrastructure

25 25 Inovasi Innovation

26 26 Keselamatan dan Akses yang Lebih Baik untuk Semua Better Safety and Access for All

27 27 Kutipan dari Perwakilan Kaum Difabel, Indonesia Quote from Disabled Representative, Indonesia Mengubah pola pikir orang – termasuk orang- orang dalam sektor pemerintahan – lebih menantang dari pada membangun fasilitas. Changing peoples mind set - including people in government sectors - is more challenging than building the facilities.

28 28 Video

29 29 Thank you Terima Kasih Nancy Laatunen VicRoads International Projects Indonesia 12 February, 2015.


Download ppt "INDONESIA INFRASTRUCTURE INITIATIVE IndII T281.02 Integrated Urban Road Safety Program (IURSP) Workshop 3 Ibis Hotel, Bandung. 12-13 February, 2015 Aksesibilitas."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google