PROGRAM KEMITRAAN TERPADU BUDIDAYA, PENGOLAHAN & PEMASARAN SINGKONG UNGGULAN DI PROVINSI NTB KLASTER 50 HA, RP 2 M (20 PETANI). AGROINDUSTRI CHIPS TERPADU.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
AGRIBISNIS Agribisnis dalam arti sempit (tradisional) hanya merujuk pada produsen dan pembuat bahan masukan untuk produksi pertanian Agribisnis dalam pengertian.
Advertisements

Team Teaching Manajemen Agribisnis
ANALISIS FINANSIAL / KELAYAKAN USAHA
OLEH : EMY APITRIA /A2 D3 MKP.  B. TUJUAN  Secara rinci tujuan tersebut adalah sebagai berikut :  1. Menyediakan suatu referensi bagi perbankan.
BUDIDAYA RUMPUT LAUT GRACILARIA DI TAMBAK
PELUANG AGROINDUSTRI PEDESAAN BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN
PENGADAAN BAHAN BAKU Sebelum suatu usaha industri pertanian menginvestasi modal untuk mendirikan pabrik, kegiatan pengadaan bahan baku harus dipelajari.
oleh: Mentari Rahma DPS ( ) Maryanto ( )
Proposal Bisnis BudidayaAloEvera
SUBSISTEM AGROINDUSTRI HULU (Pengadaan & Penyaluran Sarana Produksi)
Lanjutan bab 3 Pertemuan 4……………..
Pengadaan Bahan Baku (Lanjutan)
Lanjutan bab 3……………… Pertemuan 5.
TEKNOLOGI UMBI-UMBIAN
ARAH PEMBANGUNAN EKONOMI SEKTOR PERTANIAN
Produktivitas masih rendah Meningkatkan Produktivitas RL
PELIBATAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM PERTANIAN
Definisi dan Klasifikasi Usahatani
Studi Kelayakan Bisnis
Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro
POLA-POLA PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI, KAKAO DAN TEH INDONESIA
UBI KAYU / CASAVA (Manihot esculenta)
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia
Prinsip-prinsip Ekonomi dalam Usahatani
Laporan Observasi Sistem Pertanian Terpadu
SURVEY PETANI PEPAYA |KALINA
PADI ORGANIK SISTEM SRI.
ANALISA USAHA TANI 2016 Disampaikan pada evaluwasi gerakan jarwo
Definisi dan Klasifikasi Usahatani
Maria Lusia Hutagalung D1B011024
INPUT ENERGI DALAM PERTANIAN
Pola Indeks Keberlanjutan Usahatani Rawa Lebak Saat Ini dalam Diagram Layang Sungai Ambangah Pasak Piang.
BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN
SUKABUMI Salah satu sentra produksi kacang tanah
800 m 400 m SALURAN SEKUNDER SALURAN KUARTER Budidaya Jenuh Air A L U
Peranan Pertanian dalam Pembangunan Perekonomian Di Indonesia
UNSUR-UNSUR PERTANIAN
Peran dan Perkembangan Agribisnis di Indonesia
REVOLUSI HIJAU.
SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
ILMU USAHATANI Perencanaan.
BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI
PERCEPATAN DISEMINASI VUB PADI HASIL BALITBANGTAN MENDUKUNG PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI NTB TIM UPBS BPTP NTB.
DINAS PERTANIAN KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2017
BISNIS INDUSTRI SABUT KELAPA
Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional
Aspek pasar dalam evaluasi lahan
Ekologi Pertanian (AGH 320)
Definisi dan Klasifikasi Usahatani
Permodalan / Keuangan Untuk Usaha
KERAGAAN LUASAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN,PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN DIKAB. BULUNGAN-PROP.KALTARA.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DINAS PERIKANAN & PANGAN PETUNJUK TEKNIS USULAN MUSRENBANGDES
Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Pertanian
PENINGKATAN PRODUKSI PADI DENGAN METODE SRI
BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN Oleh : Ir. Iwan Suwaraman Sw.
MODUL 1. AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Ketahanan Pangan dan Gizi Ade Saputra Nasution. Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun.
Oleh: Ir. FAUZIAH, MSi Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Bengkulu, 1-2 Agustus 2018.
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR – UNESA
Modul 6 Kegiatan Pembelajaran 3
SISTEM PERTANIAN TERPADU (INTEGRATED FARMING SYSTEM) PADA EKOSISTEM PERKEBUNAN AGROPASTURAL - 2 Ade Wachjar Adiwirman DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA.
Peluang dan potensi Pertanian Organik
CASCADING DINAS PERTANIAN KAB. SAMPANG TAHUN 2017
RENCANA KERJA DAN ARAH KEBIJAKAN TAHUN
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PEMBERIAN BAHAN ORGANIK DALAM BUDIDAYA TANAMAN KELOMPOK II AGROTEKNOLOGI III AULIA DELFIYANTY
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN
KESIMPULAN Produktivitas pada budidaya jenuh air untuk kedelai lebih tinggi dibandingkan budidaya kering dan untuk padi lebih tinggi dibandingkan.
BUDIDAYA KEDELAI. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi manfaat tidak saja digunakan sebagai bahan pangan tetapi.
Transcript presentasi:

PROGRAM KEMITRAAN TERPADU BUDIDAYA, PENGOLAHAN & PEMASARAN SINGKONG UNGGULAN DI PROVINSI NTB KLASTER 50 HA, RP 2 M (20 PETANI). AGROINDUSTRI CHIPS TERPADU EKO TRIPONO H.

PENDAHULUAN  Prospek Pemasaran Singkong dewasa ini meningkat terus, terlebih lagi setelah ditemukannya Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) yang dapat menggantikan terigu, permintaan singkong dan produk turunannya semakin meningkat. Tahun 2013 yang lalu, impor terigu mencapai 6 juta ton senilai Rp. 26 Triliun. Apabila kita dapat menggantikan 10 % dari terigu impor tersebut dengan Mocaf, maka dana sebesar ini akan mengalir ketangan para petani kita sehingga kesejahteraannya dapat ditingkatkan..  Program Kemitraan Terpadu /PKT Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Singkong di Lombok khususnya dan di Provinsi Nusa Tenggara Barat ini dirancang untuk mensinergikan para pelaku usaha singkong, dari tingkat petani, koperasi / ukm, perusahaan, Bank / Lembaga Keuangan dan lembaga terkait, melalui pola inti plasma.

MAKSUD DAN TUJUAN  Program Kemitraan Terpadu / PKT ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada Stakeholders / Pemangku Kepentingan tentang adanya prospek budidaya, pengolahan dan pemasaran singkong yang sangat bagus untuk meningkatkan kesejahteraan para petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani/GAPOKTAN dan Kontak Tani Nelayan Andalan / KTNA Nusa Tenggara Barat.  Adapun tujuannya untuk memberikan Nilai Tambah kepada petani. Produk yang dihasilkan oleh petani adalah Chips Singkong yang bisa disimpan 6 bulan (Kekeringan 12%-13%), bahkan bisa berbentuk tepung atau Mocaf ( Modified Cassava Flour ) yang dapat disimpan sampai 1 tahun, serta produk turunannya.  Tujuan akhirnya adalah mensejahterakan semua pemangku kepentingan singkong dalam lingkup klaster.

VISI DAN MISI  VISI : SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA  MISI ; - MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN - - MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI DAN PELAKU USAHA SINGKONG LAINNYA. - MEMBUKA LAPANGAN PEKERJAAN DAN MENGENTASKAN KEMISKINAN DIPEDESAAN - PROFIT INVESTOR DIATAS 20%/TAHUN

Program Kemitraan Terpadu BUMNBANK YAYASAN/ Kopsi POKTAN PETANI Rp PERUSAHAAN Rp

Strategi Budidaya

Gaplek Kering Varietas Unggul Darul Hidayah/ Manggu/Gajah

Permintaan Chips Singkong&Mocaf  Indofood: ton/thn  Pabrik Kertas : ton/th  Tiongkok: ton/th  Taiwan: ton /th  Untuk memproduksi ton tepung mocaf per tahun, berarti diperlukan bahan baku ubikayu segar sebanyak 2,4 juta ton per tahun yang dipanen dari kebun singkong dengan luas sekitar hektar. Hitungan tadi menggunakan asuMS NTB rendemen ubi menjadi tepung 25 % dengan produktifitas lahan 40 ton/ha. Namun kalau kita menggunakan angka asuMS NTB yang lebih optimis, misalnya rendemen 30% sedang produktifitas mencapai 60 ton/ha/12 bulan, berarti hanya perlu lahan sekitar hektar, atau separuh dari asuMS NTB yang pertama tadi.

Perbandingan Produktifitas/Hektar NOKOMODITAS(TON/HA)SATUAN/TONPENDAPATAN/HALUAS PANEN NTBTOTAL PRODUKSI NTB 1Padi5.01 3,250,000 16,282, ,057 2,193,698 2Kedelai ,148,000 10,655,400 86,882 91,085 3Jagung5.75 4,134,000 23,770, , ,773 4Kacang Hijau ,515,000 16,547,100 19,374 22,079 5Kacang Tanah ,624,000 22,608,640 30,772 41,889 6Ubi Kayu ,145,000 30,008,550 3,866 54,085 7Ubi Jalar ,000,000 39,270, ,335 8Singkong Unggul ,000 70,000, ,000

Analisa Usahatani/Hektar NOJENIS AHASIL PANEN PER HEKTAR Panen kg ,000,000 Biaya Panen ,000 Biaya Angkut ,000 Pendapaten Bersih Petani 138,400,000 BBIAYA BUDIDAYA Sewa Traktor Untuk olah Tanah21 1,500,000 3,000,000 Ridging11 500,000 Tanam11 600,000 Herbisida pertumbuhan11 120,000 Tenaga kerja semprot herbisida11 200,000 Pemupupukan I : - Urea 50 kg Rp ,- / kg150 1,800 90,000 SP kg Rp ,- / kg1100 2, ,000 KCl 50 kg Rp ,- / kg150 2, ,000 Tenaga kerja pemupukan I11 100,000 Penyiangan14 100, ,000 Gramaxon 4 ltr Rp ,- - Tenaga kerja penyiangan11 100,000 Pemupukan II : - Urea 100 kg Rp , , ,000 NPK Ponska 400 kg Rp , , ,000 Tenaga kerja pemupukan II11 100,000 SUB TOTAL 6,625,000 PENGHASILAN BERSIH/TAHUN 131,775,000 PENGHASILAN BERSIH / BULAN 10,981,250

INVESTASI : PAKET – A KLASTER (50Ha) AGROINDUSTRI CHIPS TERPADU

FAKTOR-FAKTOR KLASTER 1. Petani : 20 petani dan 50 buruh tani ; 2. Lahan 5 Ha: 50 Ha untuk 20 petani ( 2,5 Ha/petani ) 3. Alsintani : Tractor roda 4 ( 90 HP ), 4. Pabrik pembuat Chips 5. Alat : Slicer dan Dryer 6. Alat transportasi; 7. Kopsi (Koperasi Singkong) : mengelola budidaya dan pabrik Chips 8. Pembeli Chips : Ekspor ke Korea ; PT.Tiga Pilar; PT.Java Food International.

MANFAAT KLASTER 1. Meningkatkan pendapatan petani 2. Mensejahterakan keluarga petani dan pelaku agribisnis singkong lainnya; 3. Membuka lapangan pekerjaan bagi buruh tani, pemuda/pemudi perdesaan; 4. Menekan angka kemiskinan di perdesaan; 5. Menekan angka kriminalitas di perdesaan; 6. Memberikan keuntungan yang signifikan kepada investor; 7. Memberikan PAD kepada Pemda 8. Memperkuat kedaulatan pangan nasional; 9. Memperkuat diversifikasi pangan nasional;

PENDAHULUAN 1. TUJUAN KLASTER : Memproduksi Chips singkong kering 13-14% 2. LOKASI : Nusa Tenggara Barat 3. Luas Lahan : 50 ha - 50 ha untuk 20 petani didukung oleh 50 buruh tani (1 ha/1 buruh tani untuk tanam & panen) -1 ha ( dibeli ) untuk pabrik pengolahan chips, Kantor Kopsi (Koperasi Singkong Indonesi), Gudang, Pengeringan 4. Bibit Singkong : Varietas Darul Hidayah/Manggu/Gajah 5. Pengolahan lahan dengan traktor roda 4 ( kedalaman 50 cm) 6. Penyubur tanah Pupuk BIO2000Z : 1 liter/Ha 7. Pupuk organik /kompos dan obat pertanian organik. 8. Alat pemotong (slicer) dan pengering / dryer 9. Pabrik pembuatan Chips. 10. Managemen : Kopsi / MS NTB

PENDANAAN, BAGI HASIL PENDANA: Kredit BRI Rp 2 Milyar untuk 20 petani (Rp 100 juta/petani) Bagi Hasil : TH.1: - Penanaman singkong dan Jagung (tanaman tumpangsari) - Bulan ke4 panen jagung untuk dibagi hasil antara : petani 80% : Kopsi 20% : TH.2 : - Panen singkong untuk diolah jadi chips, bagi hasil = petani 80%, Kopsi 20%. - Pabrik Chips mulai berproduksi TH.3 -5 : - Bagi Hasil dari Chips : Petani 80 % : Kopsi20% : - Pabrik Chips terus berproduksi

DANA INVESTASI/PINJAMAN RP 2 M INVESTASI : Rp 2 M 1. Perencanaan dan survey 50 ha = Rp 50 juta 2. Sosialisasi Klaster kepada petani = Rp 50 juta. 3. Untuk budidaya singkong sampai menghasilkan chips kering 13-14% : 50 ha x Rp 35 juta/ha = Rp 1,75 M 4. Pengadaan lahan 1 Ha dan Sarana pengolahan Chips : =Rp 150 juta

ASUMS NTB Lokasi Klaster : Kec Bayan & Kec Praya Barat Luas lahan : 50 Ha Traktor 4 roda (disewa) Varietas Singkong: Varietas Darul Hidayah/Manggu/Gajah. Tablet Pupuk BIO2000Z Penyubur tanah : 1 liter/Ha Pupuk organik : 10 ton/Ha Nutrisi : 20kg/ha ; Biopestisida : 1 ltr/ha. 3 Kg singkong segar = 1 Kg Chips kering 13-14% 1 petani : menggarap 2,5 Ha ( ditanami singkong 0,25 Ha/bulan ). Pembeli Chips : Ekspor ke Korea, PT. Tiga Pilar (Solo), PT.Java Food International.

BIAYA PRODUKSI CHIPS KERING 13-14% PER HEKTAR, BULAN KE-11 S/D KE Sewa lahan 1 Ha : Rp 2 Juta / tahun, disewa selama 5 tahun 2. Sewa traktor untuk 1 Ha = Rp 3 juta 3. Bibit : batang x Rp 600 = Rp 6 juta 4. Upah tanam : batang x Rp 200 = Rp 2 juta 5. Pupuk BIO2000Z : 1 ltr/ha x Rp = Rp 0,750 juta 6. Pupuk organik : 10 ton x Rp 800/Kg = Rp 8 juta 7. Nutrisi : 20 kg / ha x Rp /Kg = Rp 0,700 juta 8. Biopestisida : 1 kg x Rp /Kg= Rp 0,300 juta 9. Upah panen : pohon x Rp 200= Rp 2 juta 10. Biaya alat pemotong&pengering = Rp 7 juta 11. Management & transportasi = Rp 3,250 juta/Ha 12. Total Biaya Produksi Chips kering = Rp 35 juta/Ha

PENDAPATAN PETANI, INVESTOR DAN Kopsi BULAN KE 11- KE 20 Penerimaan yang akan dibagi : - 20 petani menanam sinkong : 5 Ha/bulan - Bulan ke -11 mulai panen : 5 Ha x 80 ton singkong = 400 ton singkong atau 130 Ton Chips kering 13-14%. Nilai jual : 130 ton chips x Rp 2.500/kg = Rp 325 juta - Penerimaan : Rp 325 juta – ( 5 Ha x Rp 35 juta) = Rp 325 juta – Rp 175 juta = Rp 155 juta/bulan PENDAPATAN : 1. PETANI : - Pendapatan : 80 % x Rp 155 juta = Rp 124,00 Juta /20 petani - atau Rp 6,02 juta/petani/bulan (50% atau Rp 3,00 juta pengembalian - pinjaman kepada BRI) 2. Kopsi : - Pendapatan : 20% x Rp 155 juta/bulan = Rp 31,00 juta/bulan.

BIAYA PRODUKSI CHIPS KERING % PER HEKTAR BULAN KE 21-KE Sewa lahan/Hektar/Tahun : Rp 2 Juta 2. Sewa Traktor : Rp 3 juta/Ha 3. Bibit singkong : Rp 0 4. Penyubur tanah : 1 liter Pupuk BIO2000Z x Rp = Rp Pupuk organik 10 ton/ha = Rp 8 juta 5. Nutrisi : 20 Rp = Rp Biopestisida : 1 Rp = Rp Upah tanam = Rp 2 juta 7. Upah Panen = Rp 2 juta 8. Biaya alat pemotong & dryer ( bln. ke 20 sudah lunas)= Rp 0 9. Biaya Management klaster = Rp 3,25 juta/ha 10. TOTAL BIAYA PRODUKSI = Rp22 JUTA/Ha

PENDAPATAN PETANI DAN Kopsi bulan ke Penerimaan Per Bulan Yang Akan Dibagi : - 20 petani menanam sinkong : 5 Ha/bulan - Bulan ke -21, panen : 5 Ha x 80 ton singkong = 400 ton singkong atau 130 Ton Chips kering 13-14%. - Nilai jual : 130 ton chips x Rp 2.500/kg = Rp 325 juta - Penerimaan : Rp juta – ( 5 Ha x Rp 35 juta) = = Rp 325 juta – Rp 175 juta= Rp 155 juta/bulan PENDAPATAN : 1. PETANI : Pendapatan = 80% x Rp 155 juta/bulan = Rp 124 juta/20 petani j Atau Rp 6,02 juta/petani/bulan(50% atau Rp 3,00 juta pengembalian pinjaman kepada BRI ) 2. Kopsi: Pendapatan = 20% x Rp 155 juta/bulan = Rp 31,00 juta/bulan.

TANAMAN TUMPANGSARI JAGUNG 50HA 1) Biaya Benih : 10 kg benih jagung/Ha,maka 5 Ha /bulan= 50 kg Rp /kg = 50 kg x Rp = Rp 3 Juta/bulan 2) 1 ha menghasilkan 3 ton biji jagung pipilan kering, maka untuk 5 ha/bulan akan dihasilkan 15 ton biji jagung/bulan. 3) Harga jagung pada saat panen Rp 3.000/kg, maka akan dihasilkan perbulan 15 ton x Rp /kg= Rp 45 juta/bulan, 4) Pendapatan yang akan dibagi : Rp 45 juta- Rp 3 juta/bulan 5) = Rp 42 juta/bulan PENDAPATAN : 1. Petani = 80% x Rp 42 juta/bln = Rp 33,6 jt/bl;n/20 petani atau Rp 1,68 jt/petani/bulan. 2. Kopsi = 20% x Rp 42 juta = Rp 8,40 juta/bln

BREAK EVEN POINT (BEP)  Investasi dalam Chips Kering Rp 2 M dengan bunga 10%/tahun (termasuk biaya perencanaan, survey, sosialisasi, pembangunan sarana dan prasarana), akan mencapai BEP : Rp 2 M +Rp 0,8M ( bunga 4 tahun) : Rp 60juta/bulan = Rp 2,8 M : Rp 60 juta/bulan = 47 bulan atau BEP pada tahun ke - 4 dari proyek 5 tahun.

PENDAPATAN SEORANG PETANI SELAMA 5 TAHUN, PERTAHUN DAN PERBULAN 1. Pendapatan Petani Bulan 11 – 20 = 10 bulan a) dari gaplek = 10 bulan x Rp 3,02 juta/bln = Rp 30,20 juta b) Dari jagung= 10 bln x Rp 1,68 juta/bln = Rp 16,80 juta 2. Pendapatan Petani Bulan 21 – 60 = 40 bulan a) dari gaplek = 40 bln x Rp 3,02 juta/bln = Rp 120,80 juta b) dari jagung = 40 bln x Rp 1,68 juta/bln = Rp 67,20 juta 3. Total Pendapatn Petani Selama 5 tahun Rp 30,20 juta + Rp 16,80juta + Rp 120,80 juta +Rp 67,20 juta = Rp 235,00 Jt/5tahun Pendapatan Petani Pertahun: Rp 235,00 juta : 5 = Rp 47,00 juta/tahun. Rata-rata per bulan : Rp 3,91 juta/bulan/petani.

PENDAPATAN Kopsi SELAMA 5 TAHUN, PERTAHUN & PERBULAN 1. Pendapatan Kopsi Bulan 11 – 20 = 10 bulan a) dari Gaplek = 10 x Rp 31,0 juta /bulan = Rp 310,00 juta b) Dari jagung = 10 x Rp 8,40 juta/bln = Rp 84,00 juta 2. Pendapatan Kopsi Bulan 21 – 60 = 40 bulan a) dari Gaplek = 40 x Rp 31,00 juta/bulan = Rp 1.240,00 juta b) Dari jagung = 40 x Rp 8,40 juta/bln= Rp 336,00 juta Total Pendapatan Kopsi 5 tahun = Rp 310,00 juta + Rp 84,00 juta + Rp 1.240,00 juta + Rp 336,00 juta = Rp 1.970,00 juta/5 tahun ( 10% untuk MS NTB Sukabumi ), maka pendapatan Kopsi = Rp 1.970,00 juta – Rp 197,00juta = Rp 1.773,00 juta Pendapatan Kopsi pertahuan : Rp 1.773,00 juta : 5 = Rp 354,60 juta/th. Pendapatan Kopsi/bulan : Rp 354,60 juta : 12 = Rp 29,55 juta/bulan.

PEMUPUKAN MODAL SELAMA 5 TAHUN OLEH Kopsi UNTUK 20 ORANG PETANI DAN 20% DARI MODAL TERKUMPUL UNTUK MS NTB. 1. Pemupukan Modal oleh Kopsi untuk petani : a) bulan ke = 10 bulan x (Rp 175,00 juta-Rp110,00 juta) = 10 x Rp 65,00 juta = Rp 650,00 juta b) bulan ke = 30 bulan x Rp 65,00 juta/bulan = Rp 1.950,00 juta c ) bulan ke 51-ke 60 = 10 bulan x Rp 175,00 juta = Rp 1.750,00 d) Total pemupukan modal selama 5 tahun = Rp 650,00 juta + Rp 1.950,00 + Rp 1.750,00 = Rp 4.350,00 juta ( 20 % untuk MS NTB ) = Rp 4.350,00 juta – Rp 870,00 juta = Rp 3.480,00 juta. 2. Pada akhir proyek, setiap petani memiliki modal = Rp 3.480,00 juta : 20 = Rp 174,00 juta ( dengan biaya produksi Chips Rp 22 juta/Ha, maka bisa menanam di lahan 7,5 Ha/petani, dibandingkan sebelumnya hanya 2,5 Ha/petani ). Maka ke 20 petani pada tahun ke 6 dst akan dapat menanami lahan seluas 150 Ha atau perbulan mereka menanam singkong seluas 15 Ha dan dapat memproduksi Chips kering 390 ton/bulan.

Memproduksi Chips Kering 780 ton/bln 1. Satu klaster 50 ha dengan 20 petani di dukung oleh 50 buruh tani (1 ha 1 buruh tani untuk membantu menanam dan panen) dapat memproduksi 130 ton chips/bulan (produktivitas lahan 80 ton singkong segar/ha 2. Untuk memproduksi 780 ton/bln diperlukan membangun 6 klaster chips memerlukan lahan 300 ha dan akan melibatkan 120 petani dan 300 buruh tani atau memberi kehidupan kepada 4 orang/keluarga (1 keluarga petani/buruh tani terdiri atas 4 org : ayah, ibu, dan dua anak) = 420 x 4 = org

EXPORT CHIPS DARI 10 KAB/KOTA DI NTB KE KOREA SELA TAN 1. Setiap kab/kota membangun 6 ha = 300 ha yg akan menghasilkan 780 ton chips kering 14%/bln 2. Untuk 10 kab/kota maka akan dihasilkan 10 x 780 ton chips kering = ton chips kering/bln 3. NTB dapat mengeksport chips kering ke Korea setiap bulan ton chips atau dalam satu tahun = 12 x ton chips= ton Rp2.500/kg = Rp 234 M/tahun

Mesin Pembuat Tepung Singkong

S E K I A N TERIMA KASIH