GLIKOSIDA Di susun oleh : O Ade Irma Fuziawati O Diana Yosi O Eko Julianto O Elly Andalia O Intan Rindhani O Nurlinda Oktaviani O Rahmawati Utami O Rai Agnia Muhlisoh O Rizky Firmansyah O Rossita Rahma D O Siti Rohmanah Marini O Yugita Riana Dosen Ari Permana S.Farm
GLIKOSIDA Glikosida merupakan senyawa yang terdiri atas dua bagian senyawa, yaitu senyawa gula (glikon) dan senyawa bukan gula (aglikon/genin). Kedua senyawa ini dihubungkan oleh sebuah ikatan yang berupa jembatan oksigen-glikosida (diocsin), jembatan nitrogen-glikosida (adenosine), jembatan sulfur –glikosida (sinigrin), maupun jembatan karbon-glikosida (barbaloin).
GLIKOSIDA Glikosida berbentuk kristal atau amorf. Umumnya mudah larut dalam air atau etanol encer (kecuali pada glikosida resin). Oleh karena itu, banyak sediaan-sediaan farmasi mengandung glikosida umumnya diberikan dalam bentuk ekstrak, eliksir ataupun tingtur dengan kadar etanol yang rendah.
SIFAT GLIKOSIDA Karena glikosida mempunyai ikatan dengan gula, maka: 1. Mudah larut dalam air, yang bersifat netral. 2. Dalam keadaan murni; berbentuk kristal tak berwarna, pahit 3. Larut dalam alkali encer. 4. Mudah terurai dalam keadaan lembab, dan lingkungan asam Glikosida gula + non gula. 5. Tidak dapat mereduksi larutan Fehling, tapi setelah dihidrolisa gula dapat mereduksi larutan Fehling. 6. Dapat dihidrolisa dengan adanya enzim dan air dan asam
PEMBAGIAN GLIKOSIDA Klasifikasi banyak dilakukan, sebagaian berdasarkan atas gulanya, sebagian atas aglikonnya, dan yang lainnya berdasarkan aktifitas farmakologinya. A. Pembagian berdasarkan Fergusin : 1.Glikosida sterol (gikosida jantung)
PEMBAGIAN GLIKOSIDA 2.Saponin 3.Glikosida antrakinon
PEMBAGIAN GLIKOSIDA 4.Glikosida resin 5.Tanin
PEMBAGIAN GLIKOSIDA B.Pembagian Menurut Gathercoal : 1. Golongan fenol (arbutin, hesperidin, dan lain- lain) 2. Golongan alkohol (salicin, populin, dll) 3. Golongan aldehid (salinigrin, amigdalin, dan lain- lain) 4. Golongan glikosida asam (jalapa, gaulterin, dan lain- lain) 5. Golongan antrakinon (rheum, senna, dan lain- lain) 6. Golongan sianophora (glikosida sianogenetik), prunasin, sambunigrin, dan lain-lain. 7. Golongan tiosianat (sinigrin, sinalbin, dan lain- lain) 8. Saponin (senega, sarsaparilla, dan lain-lain) 9. Glikosida jantung (digitoksin, antropantin, dan lain- lain)
PEMBAGIAN GLIKOSIDA Pembagian menurut Claus: 1. Golongan kardioaktif. 2. Golongan Antrakinon. 3. Golongan Saponin. 4. Golongan Sanopora. 5. Golongan Isotiosianat. 6. Golongan Flavonol. 7. Golongan Alkohol. 8. Golongan Aldehid. 9. Golongan Fenol.
BIOSINTESIS GLIKOSIDA Jalan reaksi utama dari pembentukan glikosida meliputi pemindahan (transfer) gugusan uridilil dari uridin trifosfat (UTP) ke suatu gula-l-fosfat. Enzim- enzim yang bertindak sebagai katalisator pada reaksi ini adalah uridilil transferase dan telah dapat diisolasi dari binatang, tanaman dan mikroba. Sedang gula fosfatnya dapat pentosa, heksosa dan turunan gula lainnya. Pada tingkat reaksi berikutnya enzim yang digunakan adalah glikolisis transferase, dimana terjadi pemindahan (transfer) gula dari uridin difosfat kepada akseptor tertentu (aglikon) dan membentuk glikosida
CONTOH SIMPLISIA a. Glikosida antrakoinon Simplisia yang mengandung glikosida ini antara lain Rhamni purshianae Cortex, Rhamni Frangulae Cortex, Aloe, Rhei Radix, dan Sennae Folium. Kecuali itu Chrysa robin dan Cochineal (Coccus cacti) juga mengandung turunan antrakinon, akan tetapi tidak digunakan sebagai obat pencahar karena daya iritasinya terlalu keras (Chrysarobin) sehingga hanya digunakan sebagai obat luar atau hanya digunakan sebagai zat warna (Cochineal, Coccus Cacti). Salah satu contoh simplisia yang mengandung glikosida antrakoinon adalah : 1. Lidah Buaya ( Aloe)
CONTOH SIMPLISIA Dalam sistem tata binomial, klasifikasi lidah buaya dijabarkan sebagai berikut : Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan dengan pembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan bebijian) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan dengan bunga) Kelas: Liliopsida yakni tumbuhan berkeping satu atau monokotil. Ordo: Asparagales Famili: Asphodelaceae Genus: Aloe Spesies: Aloe vera L.
CONTOH SIMPLISIA Dari klasifikasi lidah buaya di atas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa lidah buaya merupakan tanaman perdu yang basah. Bagian batangnya bengkok cenderung berbaring dengan ukuran sebesar jempol manusia dewasa. Adapun bagian daunnya bergerigi dan mampu mencapai panjang 15 cm. Bagian dalam daun lidah buaya ini dipenuhi getah dan daging berlendir tanpa warna. Teksturnya kenyal dan cenderung tebal mudah hancur. Sementara itu, bagian bunga lidah buaya memiliki bentuk seperti terompet atau bertabung. Ukurannya berkisar di angka 2 sampai 3 cm. Warna bunga lidah buaya ini kuning cenderung oranye. Ia tampat bersusun dan berjungkai mengelilingi bagian tangkai yang sedikit menjulang. Terakhir, bagian akar lidah buaya yang berserabut dang sangat pendek. Panjangnya hanya berkisar di angka 30 cm.
CONTOH SIMPLISIA B. Glikosida Sianogenik Glikosida sianogenik adalah senyawa hidrokarbon yang terikat dengan gugus CN dan gula. Keberadaan glikosida sianogenik pada tanaman memiliki fungsi penting terhadap kelangsungan hidup tanaman tersebut. Glikosida sianogenik berperan sebagai sarana protektif terhadap gangguan predator terutama herbivora. Adanya kerusakan jaringan pada tanaman akibat hewan pemakan tumbuhan akan menyebabkan pelepasan HCN yang mengganggu kelangsungan hewan tersebut. Pada Trifolium repens, keberadaan glikosida sianogenik berfungsi untuk melindungi kecambah yang masih muda agar tidak dimakan siput dan keong.
CONTOH SIMPLISIA Contoh simplisia yang mengandung glikosida sianogenik : Simplisia yang mengandung glikosida ini antara lain Almond (Prunus amygdalus), Shorgum (Shorgum album), Singkong (Manihot esculenta) dari jenis Linamarin, Singkong (Manihot carthaginensis) dari jenis lotaustralin, Stone fruits (Prunus sp.), dan Bambu (Bambusa vulgaris).
CONTOH SIMPLISIA Salah satu tanaman yang mengandung glikosida sianogenik adalah : Singkong (Manihot esculenta) 1. Kingdom: Plantae (Tumbuhan) 2. Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) 3. Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) 4. Divisi : Magnollophyta (Tumbuhan berbunga) 5. Class : Magnollopsida (Berkeping dua / dikotil) 6. Sub class : Rosidae 7. Ordo : Euphorbianceas 8. Genus : Manihot 9. Spesies : Manihot esculenta crantz 10. Sinonim : Manihot utilissima
CONTOH SIMPLISIA C. Glikosinolat Glikosinolat merupakan metabolit sekunder yang dibentuk dari beberapa asam amino dan terdapat secara umum pada Cruciferae (Brassicaceae). Glukosinolat dikelompokkan menjadi setidaknya 3 kelompok, yakni: (1). glukosinolat alifatik (contoh: sinigrin), terbentuk dari asam amino alifatik (biasanya metionin), (2) glukosinolat aromatik (contoh: sinalbin), terbentuk dariasam amino aromatik (fenilalanin atau tirosin) dan (3) glukosinolat indol, yang terbentuk dari asam amino indol (triptofan). Salah satu tanaman yang mengandung glikosinolat adalah :
CONTOH SIMPLISIA Mustard atau Biji Sawi Klasifikasi : 1. Kingdom: Plantae (Tumbuhan) 2. Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) 3. Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) 4. Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) 5. Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) 6. Sub Kelas: Dilleniidae 7. Ordo: Capparales 8. Famili: Brassicaceae (suku sawi-sawian) 9. Genus: Brassica 10. Spesies: Brassica nigra (L.)