KONDUKTOMETER & KONDUKTOMETRI OLEH : MAGHFIROTUL IMMA KB 2014
PENGERTIAN Adalah alat yang digunakan untuk menentukan daya hantar suatu larutan dan mengukur derahat ionisasi suatu larutan elektrolit dalam air dengan cara menetapkan hambatan suatu kolom cairan. Hambatan listrik yang dihasilkan dinversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan. Gambar alat konduktometer:
RANGKAIAN KONDUKTOMETER
KOMPONEN KONDUKTOMETER Sumber listrik Sumber listrik menggunakan arus bolak balik (AC). Frekuensinya sekitar 1000 Hz. Sumber listrik jenis ini akan memicu munculnya hantaran arus listrik melalui larutan sebagai akibat adanya pergerakan ion dari analit. Sel Sumber listrik menggunakan arus bolak balik (AC). Frekuensinya sekitar 1000 Hz. Sumber listrik jenis ini akan memicu munculnya hantaran arus listrik melalui larutan sebagai akibat adanya pergerakan ion dari analit.
Tahanan Jembatan Jembatan Wheatstone berfungsi untuk mengukur tahanan larutan.
dimana: G: daya hantar listrik (siemens atau -1 ) R: hambatan ( ) K: daya hantar jenis ( -1.cm -1 ) A: luas penampang elektroda l: jarak kedua elektroda Daya Hantar Listrik
Daya hantar ekivalen: Daya hantar listrik yang dihasilkan oleh 1 gram ekivalen zat terlarut dalam sistem larutan elektrolit yang memiliki sepasang elektroda dengan jarak kedua elektroda sebesar 1 cm. Daya Hantar Ekivalen
Volume larutan (cm 3 ) yang mengandung 1 gram ekivalen zat terlarut: atau Dengan jarak antara kedua elektroda sebesar 1 cm: Sehingga Hubungan Daya Hantar Listrik dan Daya Hantar Ekivalen
Berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi dua yaitu: 1. Larutan elektrolit: Larutan yang mampu menghantarkan listrik karena memiliki ion-ion yang bergerak bebas di dalam larutan yang nantinya akan menjadi penghantar. Larutan elektrolit dibagi menjadi dua yakni: a. Larutan elektrolit kuat: larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik karena zat terlarut terurai sempurna. Contoh: asam kuat (HCl, H 2 SO 4, H 3 PO 4, HNO 3, HF); basa kuat (NaOH, Ca(OH) 2, Mg(OH) 2, Li(OH) 2 ), garam NaCl. b. Larutan elektrolit lemah: larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan lemah karena zat terlarut terurai sebagian. Contoh: asam lemah (CH 3 COOH, HCN, H 3 PO 4 ), basa lemah {Al(OH) 3, NH 4 OH}, garam NH 4 CN. 2. Larutan non elektrolit: Larutan yang tidak mampu menghantarkan listrik. Larutan Elektrolit dan Non elektrolit
Larutan ElektrolitLarutan non elektrolit Dapat menghantarkan listrikTidak dapat menghantarkan listrik Zat terlarut dapat terionisasiZat terlarut tidak dapat terionisasi Derajat ionisasi α = 1 atau 0<α<1Derajat ionisasi α = 0 Lampu dapat menyala terang atau redup dan ada gelembung gas Lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung gas Contoh: NaCl, CH 3 COOH, H 2 SO 4 Contoh: C 2 H 5 OH, C 6 H 12 O 6, CO(NH 2 ) 2 Perbedaan Larutan Elektrolit dan Non elektrolit
1. Luas permukaan elektroda Semakin luas permukaan elektroda, semakin banyak ion yang dapat berinteraksi dengan permukaan elektroda sehingga konduktivitas semakin besar. 2. Jarak kedua elektroda Semakin jauh jarak kedua elektroda, semakin besar energi yang dibutuhkan ion-ion untuk sampai ke elektroda sehingga konduktivitas semakin kecil. 3. Konsentrasi larutan Semakin besar konsentrasi larutan, semakin banyak jumlah ion- ion yang berada dalam larutan sehingga konduktivitas semakin besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi Konduktivitas
4. Temperatur Kenaikan temperatur meningkatkan pergerakan ion-ion dalam larutan sehingga konduktivitas larutan meningkat. 5. Mobilitas ionik Semakin mudah ion-ion bergerak, konduktivitas semakin besar. Beberapa faktor yang mempengaruhi mobilitas ionik diantaranya: a. Kekuatan Listrik atau electrical force, kekuatan yang dapat menciptakan beda potensial di antara kedua elektroda sehingga ion bergerak menuju ke salah satu elektroda.
b. Efek Elektroforetik, apabila muatan yang berlawanan mengelilingi ion sehingga terbentuk dua lapisan muatan yang menghambat mobilitas ionik dan menurunkan konduktivitas larutan. c. Efek Relaksasi, apabila salah satu ion ditarik oleh ion dengan muatan yang berlawanan di belakang ion tersebut untuk menjauhi kutub, sehingga menghambat mobilitas ionik.
Titrasi Konduktometri Metode konduktometri dapat digunakan untuk menentukan titik ekivalen suatu metode titrasi.
Konduktometri: Metode analisis konsentrasi berdasarkan pengukuran konduktivitas yang dihasilkan dari sepasang elektroda inert dengan luas penampang pada jarak tertentu. Prinsip: 1. Daya hantar listrik merupakan fungsi konsentrasi larutan analit yang diukur. 2. Semakin mudah larutan analit terionisasi, maka daya hantar listrik semakin besar. 3. Daya hantar listrik muncul karena adanya pergerakan ion-ion dalam larutan analit. Prinsip Konduktometri
Tidak membutuhkan indikator Larutan berwarna atau larutan encer atau suspensi keruh dapat digunakan untuk titrasi Suhu tetap konstan sepanjang titrasi Titik akhir dapat ditentukan secara akurat dan kesalahan diminimalkan sebagai titik akhir yang ditentukan secara grafis Kelebihan Titrasi Konduktometri
Titrasi asam lemah (CH 3 COOH) dengan basa kuat (NaOH). Titrasi asam lemah (CH 3 COOH) dengan basa lemah (NH 4 OH). Kurva Titrasi Konduktometri
(a) Titrasi asam kuat (HCl) dengan basa kuat (NaOH) (b) Titrasi asam kuat (HCl) dengan basa lemah (NH 4 OH) Kurva Titrasi Konduktometri
(c) Titrasi asam lemah (CH 3 COOH) dengan basa kuat (NaOH) (d) Titrasi asam lemah (CH 3 COOH) dengan basa lemah (NH 4 OH) Kurva Titrasi Konduktometri
(e) Campuran asam kuat-asam lemah dengan basa kuat Kurva Titrasi Konduktometri
RANCANGAN PERCOBAAN KONDUKTOMETRI
TERIMA KASIH