CAIRAN DAN ELEKTROLIT Oleh Dewi Puspitaningrum,SSiT,M.Kes

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pengambilan darah donor : sudahkah memenuhi standar ?
Advertisements

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
BAB 5 Sistem Sirkulasi.
Peredaran darah manusia
KESEHATAN TENTANG DIARE.
RESUSITASI CAIRAN Ns. Herlina S.Kep.
Materi Pengertian dan Tujuan Transfusi Golongan Darah Tes Combs
Gagal Ginjal Oleh Nugroho.
LUKA BAKAR.
Sistem Kardiovaskular dan Gizi
Terapi cairan perioperatif oleh dr.Yose Wizano, SpAn.KAKV
Cairan tubuh, elektrolit dan pengaturannya
ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORHAGIK FEVER
REAKSI ALERGI OBAT DAN PENANGANANNYA
Kebutuhan cairan dan elektrolit
Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
CAIRAN TUBUH Imran Tumenggung
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA OKSIGEN (OKSIGENASI)
Sistem Peredaran Darah
SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA
Gangguan Sirkulasi dan Cairan Tubuh
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
Menghasilkan hormon eritropoetin
PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN OBAT
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL
PENYAKIT GINJAL Kelompok 10 : Nisatin Asila (D )
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
Fisiologi Cairan Tubuh
PERSENTASE CAIRAN (LIQUID)
PATOFISIOLOGI SEMESTER IV -14.
NAMA : OSHI ANDILA NIM : TINGKAT : 1 B
DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYAKIT MASA PERSALINAN
DIFTERIa.
Kelainan/Gangguan Pada Sistem Peredaran Darah
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Fisiologi Cairan Tubuh
Sistem Ekskresi.
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELECTROLIT
Assalamua’laikum Wr.Wb
Sindrom Guillain–Barré
BAB 5 Sistem Sirkulasi.
KELOMPOK VI GAGAL GINJAL AKUT & KRONIK
KONSEP DASAR DAN PRINSIP PERITONEAL DIALYSIS
ASUHAN KALA IV PERSALINAN
ASKEP GLOMERULONEFRITIS
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
TERAPI CAIRAN PARENTERAL
BAB 5 Sistem Sirkulasi.
SYOK OBSTETRIK KELOMPOK 7.
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks.[1] Proses ini membutuhkanenergi dari.
BAB 5 Sistem Sirkulasi.
Disusun oleh: NOPIA NUR HAYATI
Kelainan pada sistem darah
DIABETES MELLITUS kiki hardiansyah, S.kEP,ns
TRAUMA ABDOMEN.
Keseimbangan Cairan, elektrolit, dan Asam Basa
DR. FARAH m. RIDWAN, SP.PD (promosi kesehatan 24 mei 2017)
SINDROM NEFROTIK Oleh: Aidan.
TINJAUAN MEDIS PUASA TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT
PERDARAHAN DAN SYOK Perdarahan : Perdarahan Nadi ( Arteri )
ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORHAGIK FEVER Ns.Sunardi,M.Kep.,Sp.KMB 1/25/20191DHF_Sunardi.
KEBUTUHAN CAIRAN OLEH ZAENAL ARIFIN.
Apa sih HIV itu?? Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau:
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
DEFINISI  Syok merupakan kegagalan sirkulasi tepi menyeluruh yang mengakibatkan hipotensi jaringan.  Kematian karena syok terjadi bila kejadian ini.
Apakah Diabetes itu ? Diabetes merupakan keadaan yang timbul karena ketidakmampuan tubuh mengolah karbohidrat/glukosa akibat kurangnya jumlah insulin.
Transcript presentasi:

CAIRAN DAN ELEKTROLIT Oleh Dewi Puspitaningrum,SSiT,M.Kes

Intra sel. Membentuk 40% berat tubuh Ekstra sel Distribusi Cairan Intra sel. Membentuk 40% berat tubuh Ekstra sel Intertisial, mengisi ruangan yang berada diantara sebagian besar sel tubuh sekitar 15% Intravaskuler (plasma sekitar 5%, cairan limfe, dan darah yang mengandung suspensi leukosit, eritrosit),

Pergerakan Cairan Difusi Osmosis Filtrasi Transpor aktif

Difusi : Perpindahan molekul substansi tertentu dari daerah dg kosentrasi tinggi ke kosentrasi rendah

Osmosis : Molekul air berpindah dari kosentrasi rendah ke kosentrasi tinggi untuk menyamakan kosentrasi larutan

Tek. darah arteri melebihi TOK, shg air dan substansi Tek. darah arteri melebihi TOK, shg air dan substansi terlarut dlm kapiler pindah ke intertisial B. Tek. Darah vena lbh rendah dr TOK, mengakibatkan air dan substansi terlarut pindah ke kapiler

ATP digunakan menggerakkan Na melawan gradiens Na

Pengaturan Cairan Asupan cairan : Stimulus utama taerhadap pusat rasa haus (Peningkatan osmalilitas plasma, Penurunan volume plasma, Angiotensin II, Keringnya membran mukosa faring, Faktor psikologis dan hilangnya kalium ) Haluaran cairan Hormonal

Stimulus yang mempengaruhi mekanisme rasa haus

Keseimbangan air Jumlah Masukan air Jumlah(ml) Keluaran air Cairan 550 – 1500 Ginjal 500 – 1400 Makanan 700 – 1000 Kulit 450 – 900 Air metabolic 200– 300 Paru-paru 350 Faeses 150 Jumlah 1450 - 2800 1450 – 2800

Pemantauan Intake dan Output orang dewasa sebaiknya berkisar antara 1500-3000 ml setiap harinya rata-rata 2000 ml. Keseimbangan tidak selamanya tercapai di dalam satu jangkah waktu 24 jam, namun dalam keadaan normal harus dicapai di dalam waktu 2-3 hari Tujuan : mempertahankan status hidrasi yang berkesinambungan untuk mencegah terjadinya ketidakseimbangan cairan yang berat.

Indikasi pemantauan intake dan output Klien yang baru menjalani pembedahan Klien yang kondisinya tidak stabil Yang menderita demam Klien yang dibatasi asupan cairannya Klien yang menerima terapi diuretic atau IV Klien yang menderita penyakit kardiopulmonar kronik, penyakit ginjal Klien yang status kesehatannya menurun.

Faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit Ginjal Kulit Saluran pencernaan Respirasi Hormonal (Kelenjar ADH, aldosteron ) Tekanan osmotic Tekanan hidrostatik

Gangguan Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit Ketidak seimbangan cairan a. Isotonik : Cairan dan elektrolit sama b. Osmolar : Elektrolit tetap, air >/< c. Sindrom ruang ketiga : Cairan terperangkap, shg volume ekstrasel < Ketidak seimbangan elektrolit (Natrium, kalium, magnesium, dll)

Mengoreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit Penggantian cairan secara enteral Rute oral Selang pemberian makan Pembatasan Cairan Penggantian cairan secara parenteral (NPT), Terapi cairan dan elektrolit intravena. Penggantian darah / transfusi darah

Infus intravena Tujuan : mengoreksi atau mencegah gangguan cairan dan elektrolit Indikasi (dehidrasi, Sebelum transfusi darah,Pra dan pasca bedah, tidak bisa makan dan minum melalui mulut, pengobatan dengan cara infuse) Kontraindikasi :kebutuhan cairan tubuh sudah terpenuhi Tipe larutan a. isotonic b. Hipotonik c. Hipertonik

Macam-macam Isi cairan infuse Larutan karbohidrat Misalnya : Dextrose 5%, Dextrose 10%, Dextrose 20martos yang berisi maltose%, Larutan elektrolit :PZ, RL, NaCl Larutan elektrolit dan karbohidrat Misalnya : D5 ¼ S, D5 1/2 S, Potacol R Larutan pengganti plasma : Dextrans Larutan peritoneal dialysis :Perisolution Larutan asam amino Misalnya :Plas amin, Aminovel 600 dan Aminovel 1000

Tempat Pemasangan Infus Permukaan dorsal tangan (vena sevalika, superfisialis dorsalis, Ramus vena dorsalis, vena basalica) Permukaan dorsal kaki (vena safena magna, ramus dorsalis, fleksus dorsalis) lebih umum dilakukan pada klien pediatric dan dihindarkan pada orang dewasa Lengan bagian dalam (vena sevalika, basalika, kubital median, median lengan bawah, vena radialis) Pada bayi baru lahir : vena perifer di punggung tangan atau di puncak kaki (paling sering digunakan), vena lengan bawah, lipat siku atau sekitarpergelangan kaki, vena kulit kepala

Mengatur kecepatan aliran infus CC / Jam = Jumlah total cairan yang harus diberikan (cc) Lama waktu pemberian (jam) Mencari jumlah tetesan permenit Tetes / menit = Jmlh total cairan yg diberikan (cc) x f. tetesan Lama waktu pemberian (menit) Faktor tetesan : - Mikrodrip = 1 cc = 60 tetes / menit - Makrodrip = 1 cc = 20 tetes / menit

Hal-hal yang mempengaruhi kecepatan aliran infuse Lekukan atau pelintiran pada selang di bawah balutan IV Klien berbaring atau menduduki selang Tinggi kantung IV Posisi ekstrimitas, terutama jika tempat insersi di pergelangan tangan atau siku

Komplikasi terapi Intra vena Infiltrasi Flebitis Beban cairan berlebihan Perdarahan Infeksi

Prinsip gerontologis gunakan jarum dengan ukuran paling kecil (24 - 26). Hindari bagian lengan atau punggung tangan yang dominon tekanan torniquit yang minimal untuk menstabilkan vena tersebut pasang traksi pada kulit dibawah tempat insersi meminimalkan pemakaian plester

Alat saat pemasangan infus :

Fiksasi tempat pemasangan infus

Mengganti Set Infus Namun Fuller (1998) menyarankan untuk mengganti set infuse setiap 48 jam karena tidak tampak berhubungan dengan resiko terjadinya flebitis/infeksi, kecuali jika set habis digunakan untuk transfuse darah atau jika set terlalu banyak dimanipulasi Selain itu selang infuse harus segera diganti jika terjadi sumbatan atau kerusakan.

Mengganti Larutan Infus Sebelum kantong infuse benar-benar kosong (50 cc), kantong berikutnya harus sudah siap untuk dipasang. tutup klem pengontrol dan tabung tetes terisi setengahnya. Setelah mencuci tangan, segera mencabut trocart dari kantong pertama dan memindahkannya ke kantong cairan yang baru. Setelah itu klem pengontrol dibuka dan diatur tetesannya. Lakukan pendokumentasian atas tindakan yang dilakukan

Mengganti botol infus

Perawatan selama Infus Intra Vena Kecepatan tetesan harus diobservasi dengan ketat untuk memastikan ketepatan jumlah cairan yang diinfuskan Daerah tusukan infuse harus dipantau untuk memastikan tidak adanya tanda-tanda infeksi dan kanula harus tetap berada pada tempatnya dan tidak tersumbat Kanula dibilas secara teratur, setiap 24-48 jam dan setiap selesai pemberian obat IV, dengan natrium klorida 0,9 %

Penggantian darah / transfusi darah yaitu suatu pemberian darah lengkap atau komponen darah seperti plasma, sel darah merah kemasan atau trombosit melalui jalur Intra Vena Tujuan trasfusi meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma, perdarahan meningkatkan sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada klien yang menderita anemia berat memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti (misalnya factor-faktor pembekuan-plasma untuk mengontrol perdarahan pada klien penderita hemofilia)

Indikasi tranfusi : a. Perdarahan pasca persalinan dengan shock b. Kehilangan darah saat operasi c. Anemia berat, pada kehamilan lanjut (HB < 8 g% atau timbul gagal jantung) Resiko tranfusi : a. Reaksi transfusi dari ringan sampai syok anafilaktif berat. b. Infeksi HIV, Hepatitis B, C, Sifilis, malaris c. Kontaminasi bakteri lainnya

Hal – hal yang harus dilakukan jika reaksi transfusi diduga akan timbul Hentikan transfuse sesegera mungkin Pasang “piggyback” 0,9% salin normal ke dalam selang IV yang paling dekat dengan selang akses. Beri tahu dokter Temani klien, observasi tanda dan gejala, dan pantau tanda-tanda vital tiap 5 menit Siapkan obat-obatan kedaruratan Ambil specimen urine dan kirimkan ke laboratorium Simpan kantong darah dan selang untuk dikembalikan ke laboratorium Dokumenntasi

Upaya mengurangi resiko Seleksi donor darah Penapisan infeksi yang dapat ditularkan melalui infeksi (khususnya HIV-1, HIV-2,HcV, HbsAg, Treponema pallidum) Program menjaga mutu Penanganan yang baik terhadap penentuan golongan darah, test kompatibilitas, pemisahan komponen darah, penyimpanan, dan transportasi produk darah Penggunaan darah dan produk darah secara tepat

Pemantauan Klien yang ditransfusi : Pemantauan dilakukan pada tahap ; (Sebelum transfuse dimulai, saat transfuse dimulai, 15 menit setelah transfuse dimulai, Setiap 1jam selama transfuse Setiap 4 jam setelah transfuse selesai) Periksa dan catat hal-hal berikut pada setiap tahap (Keadaan umum, TTV, Keseimbangan cairan (masukan cairan secara oral dan intravena, keluaran urine) Catat pula (Waktu transfusi mulai, Waktu transfuse selesei, Volume dan produk darah yang ditransfusi, Efeksamping, Nomor)

TO BE CONTINUED