Dalam proses produksi, perusahaan manufaktur selalu berusaha agar terjadi zero defect(tidak ada barang rusak), namun sulit untuk menghindari dari hal-hal.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
METODE HARGA POKOK PESANAN
Advertisements

Ch # 5 Harga Pokok Pesanan.
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing)
METODE HARGA POKOK PESANAN – FULL COSTING
Metode Harga pokok Proses
Klasifikasi biaya dalam metode variabel costing
SISTEM BIAYA TAKSIRAN ( ESTIMATED COSTING )
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
HARGA POKOK PESANAN.
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
Biaya Bahan Baku Lilik Sri Hariani
SISTEM AKUNTANSI HARGA POKOK PESANAN
METODE HARGA POKOK PESANAN – FULL COSTING
AKUNTANSI BIAYA IEG3A3 Program Studi Teknik Industri
METODE HARGA POKOK PESANAN ( JOB ORDER COSTING )
METODE HARGA POKOK PROSES
Harga Pokok Pesanan Lilik Sri Hariani
Menghitung tarip biaya overhead pabrik
SISTEM PENGUMPULAN BIAYA
BAB VI SISTEM HARGA POKOK PROSES
Harga Pokok Proses-Pengantar
KALKULASI HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING)
Ch # 6 Harga Pokok Pesanan.
PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN
COST ACCOUNTING MATERI-7 BIAYA OVERHEAD PABRIK
Barang Rusak, Diolah Kembali, dan Barang Sisa
PERTEMUAN 7 BIAYA BAHAN BAKU.
METODE HARGA POKOK PESANAN
Akuntansi Kerugian Produksi
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Sistem Biaya & Akumulasi Biaya
AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
Metode Harga Pokok Pesanan
BAB 8 BIAYA BAHAN BAKU.
METODE HARGA POKOK PROSES (PENGANTAR)
METODE HARGA POKOK PESANAN
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Akuntansi untuk Perusahaan Pemanufakturan
HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2016
PERTEMUAN IV HARGA POKOK PESANAN MASALAH WIP AWAL
Penentuan Biaya Proses: Akuntansi Kerugian Produksi
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
AKUNTANSI MANAJEMEN.
Sistem penentuan kos pesanan
METODE HARGA POKOK PESANAN
Biaya Mutu (The Cost of Quality)dan Akuntasi untuk Kehilangan dalam Proses Produksi (Accounting for Production Losses)
Harga Pokok Proses dengan metode rata-rata DAN FIFO
Akuntansi Biaya Sesi 3 Unsur-unsur Biaya Produksi
PERTEMUAN 7 BIAYA BAHAN BAKU.
VIII. Penentuan Biaya Pesanan
Sistem biaya dan akumulasi biaya
Produk Rusak (setelah UTS)
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
BIAYA BAHAN BAKU Akuntansi Biaya Surisman,SE, M.Ak.
ANGGARAN LABA RUGI.
PERTEMUAN KE 9 dan KE 10 Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing) Akuntansi Biaya I.
COST ACCOUNTING MATERI-7 BIAYA OVERHEAD PABRIK
Pertemuan ke 11 DAN 12 Process Order Costing AKUNTANSI BIAYA I
KALKULASI HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
Harga pokok pesanan.
4.2. PENENTUAN HARGA POKOK Bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk pokok atau pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan.
PERHITUNGAN BIAYA PESANAN (Job Order Costing)
Penentuan Biaya Bahan Baku
Transcript presentasi:

BARANG RUSAK, BARANG CACAT, BARANG SISA DAN BARANG SAMPAH DALAM METODE HARGA POKOK PESANAN

Dalam proses produksi, perusahaan manufaktur selalu berusaha agar terjadi zero defect(tidak ada barang rusak), namun sulit untuk menghindari dari hal-hal terjadinya barang rusak (spoiled goods), barang cacat (defective goods), barang sisa(scrap) dan barang sampah (waste). Setiap departemen atau bagian harus bekerja sama untuk mewujudkan pengendalian mutu (quality control) yang baik. Di samping itu, kerugian-kerugian yang terjadi harus dipertanggungjawabkan melalui suatu sistem pelaporan, sehingga pengendalian yang lebih baik dapat dilaksanakan atas kerugian tersebut

AKUNTANSI UNTUK BARANG RUSAK Barang Rusak adalah barang-barang yang tidak memenuhi standar produksi dan tidak memerlukan proses lebih lanjut untuk memperbaiki barang-barang tersebut. Biasanya barang seperti itu dapat dijual seharga nilai sisanya atau dibuang karena tidak mempunyai nilai sama sekali Perlakuan akuntansi barang rusak : Biaya kerusakan setelah dikurangi nilai bersih yang dapat direalisir dibebankan kepada BOP Biaya kerusakan setelah dikurangi nilai bersih yang dapat direalisir dibebankan secara langsung kepada pekerjaan yang bersangkutan

Biaya kerusakan setelah dikurangi nilai bersih yang dapat direalisir dibebankan kepada BOP Perlakuan akuntansi seperti ini dapat dilakukan apabila sifat kerusakanya adalah : Normal tetapi tidak terjadi pada tingkat yang sama untuk masing-masing pekerjaan Abnormal disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak diharapkan yang sebetulnya dapat dihindarkan dengan demikian biaya kerusakan sudah diperhitungkan dalam tarif BOP yang ditetapkan dimuka

PT Restu selama bulan Juni 2011 mengahasilkan 10 PT Restu selama bulan Juni 2011 mengahasilkan 10.000 unit produk berdasarkan pesanan dari pelanggan. Biaya bahan langsung Rp.600 per unit, BTKL Rp.400 per unit dan bOP yang dibebankan ke produksi adalah 125% dari BTKL. Hal ini berarti biaya per unit adalah Rp.1.500 (Rp.600+Rp.400+(Rp.400x125%). Dalam tarif BOP ini sudah termasuk taksiran biaya kerusakan sebesar Rp.50 per unit produk. Pencatatan atas biaya pekerjaan selama bulan juni adalah sebagai berikut : Anggaplah terjadi kerusakan sejumlah 200 unit sebagai akibat dari kejadian kerugian yang normal, namun barang yang rusak ini diperkirakan masih dapat dijual dengan harga Rp.100 per unit Barang Dalam Proses persediaan Bahan Gaji dan Upah BOP yang dibebankan 15.000.000 6.000.000 4.000.000 5.000.000

Barang Rusak BOP Barang dalam Proses 20.000 280.000 300.000 Apabila harga jual dari barang rusak ini berbeda dengan taksiran harga persediaan yang telah dicatat, maka selisihnya kan ditambahkan atau dikurangi ke akun BOP. Sebagai contoh, seluruh barang rusak tersebut dijual secara tunai dengan harga Rp.22.000 Dari biaya produksi yang terjadi selama bulan juni 2011 sebesar Rp.15.000.000 produk yang selesai hanya 9.800 unit sebagai akibat adanya kerusakan sebanyak 200 unit. Dengan demikian harga pokok produk menjadi Rp.14.700.000 setelah dikurangi dengan biaya produksi dari 200 unit yang rusak Kas BOP Barang rusak 22.000 2.000 20.000 Barang Jadi Barang dalam Proses 14.700.000

Biaya kerusakan setelah dikurangi nilai bersih yang dapat direalisir dibebankan secara langsung kepada pekerjaan yang bersangkutan Perlakuan akuntansi seperti ini dapat dilakukan apabila sifat kerusakanya adalah : Normal tetapi tidak terjadi pada tingkat yang sama untuk masing-masing pekerjaan. Dalam kondisi ini, maka taksiran biaya kerusakan dapat diperhitungkan sebagai elemen dari tarif BOP yang ditetapkan dimuka. Dengan demikian masing-masing pekerjaan akan dibebankan dengan biaya kerusakan pada saat pembebanan bOP kepada pekerjaan tersebut. Alternatif lain adalah tidak membebankan biaya kerusakan dalamperhitunagn BOP Disebabkan adanya persyaratn secara langsung oleh pelanggan. Biaya-biaya kerusakan setelah dikurangi nilai bersih yang dapat direalisasi untuk barang rusak tersebut dibebankan kepada pekerjaan ybs dan taksiran mengenai biaya kerusakan juga tidak dimasukan dalam perhitungan tarif BOP

PT Restu meneima pesanan khusus sejumlah 800 unit produk dari PT Hasta PT Restu meneima pesanan khusus sejumlah 800 unit produk dari PT Hasta. Biaya bahan per unit produk adalah lebih mahal dari produksi yang biasa yaitu sebesar Rp.750 karena adanya permintaan atas kualitas yang lebih tinggi dari pT Hasta. Spesifikasi pesnaan ini memerlukan teknik produksi yang sulit sekali dan karena kerusakan normal akan dibebabkan kepada pesanan ini. Tarif BOP 112,5% dari BTKL atau Rp.450 tidak termasuk biaya kerusakan per unit. Berdasarkan uji coba yang dilakukan PT restu dari 10 unit produk yang dihasilkan hanya bisa diperoleh 8 unit yang sesuai dengan pesanan khusus tersebut. Dengan demikian untuk memenuhi pesanan 800 unit harus dikeluarkan biaya untuk memproduksi sebanyak 1.000 unit. Pencatatn dalam jurnal : Barang Dalam Proses persediaan Bahan Gaji dan Upah BOP yang dibebankan 1.600.000 750.000 400.000 450.000

Untuk 200 unit yang tidak memenuhi spesifikasi pesanan dapat dijual dengan harga Rp.400 per unit. Pencatatan untuk jumal unit yang rusak adalah Pekerjaan yang sudah selesai sebanyak 800 unit langsung dikirim ke PT Hasta Pencatatan dalam jurnal adalah Biaya per unit produk dari PT Hasta menjadi lebih tinggi karena adanya pembebanan kerugian dari unit yang rusak sebesar Rp.240.000 (Rp.320.000 – Rp.80.000). Biaya per unit produk yang selesai untuk pesanan PT Hasta adalah sebesar Rp.1.900 (Rp.1.520.000: 800 unit) Barang Rusak Barang dalam Proses 80.000 Beban pokok penjualan Barang dalam Proses 1.520.000

AKUNTANSI BARANG CACAT Barang cacat adalah barang-barang yang tidak memenuhi standar produksi karena keslaahan dalam bahan, tenaga kerja atau mesin dan harus di proses lebih lanjut agar memenuhi stanadar mutu yang ditentukan sehingga barang-barang tersebut dapat dijual. Ada dua metode yang dapat digunakan untukmencatat baiay tamabhaan atas proses penyempurnaan unit-unit yang cacat dari suatu pekerjaan pesanan Biaya tamabhan untuk menyempurnakan unit-unit yang cacat dibebankan ke akun BOP, jika sifat cacat barang adalah normal, tetapi tidak terjadi pada tingkat yang sama antara pekerjaan yang satu dengan yang lainnya atau kecacatan ini dikarenakan oleh suatu sebab kejadian luar biasa yang tidak diharapkan. Jika cacatnya normal maka berdasarkan pengalaman yang lalu jumlah biaya tambahan tersebut dapat diperhitungkan dalam tarif BOP

PT Wahana menrima pesanan dari Yayasan Multi Karya sebanyak 100 unitr produk. Biaya bahan adalah Rp.2.000per unit, BTKL Rp.1.500 per unit, BOP dibebankan ke produksi dengan tarif 150% dari BTKL. Dalam tarif sudah diperhitungkan biaya tambahan atas unit yang cacat sebesar 10%. Selama pengolahan pekerjaaan pesanan ini ditemukan 8 unit yang cacat dan akan diolah kembali dengan jumlah biaya bahan langsung dan TKL Rp.10.000 dan Rp.12.000 dan BOP adalah 150% dari BTKL. Pencatatan jurnal adalah : Barang dalam Proses persediaan bahan Gaji dan Upah BOP 575.000 200.000 150.000 225.000

Untuk biaya tambahan atas unit yang cacat Untuk pekerjaan pesenan yang selesai BOP persediaan bahan Gaji dan Upah BOP yang dibebankan 40.000 10.000 12.000 18.000 Barang Jadi Barang dalam Proses 575.000

AKUNTANSI BARANG SISA ATAU BARANG SAMPAH Barang sisa (Scrap) adalah barang yang masih mempunyai nilai dan langsung dapat dijual atau dimasukkan ke dalam proses produksi untuk tujuan yang berbeda Barang sampah (waste) adalah barang yang tidak mempunyai manfaat lagi dan dengan demikian tidak mempunyai nilai jual. Contoh : Barang sisa dijual secara tunai dengan harga Rp.125.000 maka jurnalnya adalah Apabila nilai penjualan barang sisa telah diperhitungkan dalam tarif BOP, maka Kas Pendapatan lain-lain 125.000 Kas BOP 125.000