DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Advertisements

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
PERAN PENDIDIKAN SEBAGAI MODAL UTAMA MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
PENGELOLAAN KURIKULUM
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD
Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan
PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM
Pengantar Diskusi Komisi I PAUD dan DIKMAS
Manajemen Penguatan Kemitraan Satuan Pendidikan, Keluarga dan Masyarakat Disampaikan pada Pelatihan untuk Pelatih Pendidikan Keluarga, Bogor, Oktober.
Pelaksanaan Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga Tahun 2015
Sosialisasi dan Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter
Penumbuhan Budi Pekerti
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH DASAR
MANAJEMEN ASSESMENT DAN DAYA DUKUNG PENDIDIKAN
KEBIJAKAN PENDIDIKAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN
MENGEMBANGKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI
KURIKULUM DAN SILABUS Dr. Wuri Wuryandani, M.Pd.
Kurikulum Berbasis Kompetensi
Penguatan Pendidikan Karakter
Bimbingan Teknis Penguatan Pendidikan Karakter
5 Penyesuaian Beban 1.
PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2015
MANAJEMEN KESISWAAN.
GERAKAN PENUMBUHAN BUDI PEKERTI DI SEKOLAH
INDIKATOR Pencapaian Pendidikkan Keluarga di Sekolah
Bimbingan Teknis Penguatan Pendidikan Karakter
Sosialisasi dan Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter
SEKOLAH MENYENANGKAN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2.1.A ANALISIS DOKUMEN: SKL, KI-KD, SILABUS, DAN TEMATIK TERPADU
GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER
Dra. Palupi Raraswati, MAP Kasubdit Pendidikan Orangtua
1. Mengenal karakteristik peserta didik
Penumbuhan Budi Pekerti dalam Mencapai Penampilan, Pelayanan dan Prestasi (3P) di SMA 1.
GERAKAN PENUMBUHAN BUDI PEKERTI DI SEKOLAH
Materi dan Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN
BIMBINGAN KONSELING Sy LULU ASSAGAF, S.Psi.
VERVAL DOKUMEN 1 KURIKULUM 2013
Ria Stefani¹, Ajeng Ayu W, S.S, M.A², Lanny Wijayaningsih, M.Pd ³
BIMBINGAN KONSELING.
Pengantar Ilmu Pendidikan
(Permendikbud No.23 Tahun 2015)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.
UNDANG–UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH Oleh : Kepala BP2MK Wilayah III Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Triyani Tugas aplikom 1 Universitas Mercu Buana Yogyakarta
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING
2.1.A ANALISIS DOKUMEN: SKL, KI-KD, SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA
MENUMBUHKEMBANGKAN DAN MEMBUDAYAKAN LITERASI DI INDONESIA
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Penumbuhan Budi Pekerti
Pengembangan Muatan Lokal
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
ARAH KEBIJAKAN KEMENDIKBUD DALAM PENDIDIKAN INFORMAL (SEKOLAHRUMAH)
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
KEBIJAKAN PENDIDIKAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG Jl. Dr. Wahidin 118 Semarang Semarang, DESEMBER 2015.
PESERTA SOSIALISASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER SELAMAT DATANG Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
PENDAHULUAN KAJIAN PERDA KOTA BANDUNG Bab IVBab VBab VI Bab VII Kajian Bab IV dan Bab VII tentang :  Penerimaan Peserta Didik  Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
GUGUS II “PUNTODEWO” KORWIL II KEC. JEBRES KOTA SURAKARTA Oleh: SRI SULASMI, S.Pd.,M.Pd. Pengawas SD 6 April 2019SRI SULASMI, S.Pd., M.Pd. PEMBINAAN DINAS.
Peranan Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling (BK)
3 HAL PENTING DALAM IMPLEMENTASI K-13
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Peran Pendidikan Keluarga dalam Mewujudkan Anak Indonesia Berkarakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016.
OLEH : Plt. KEPALA DINAS PENDIDKAN ILYAS S. SITORUS, SE, M.Pd.
Transcript presentasi:

MANAJEMEN PENGUATAN KEMITRAAN KELUARGA, SATUAN PENDIDIKAN, DAN MASYARAKAT DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

Terbentuknya insan dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dan dilandasi semangat gotong royong. Foto: Leonitem Photowork 2010 – leonitem.blogspot.com

RASIONAL (1) HASIL PENELITIAN: KELUARGA ADALAH PENDIDIK YANG PERTAMA DAN UTAMA TRI PUSAT PENDIDIKAN (1935): ALAM KELUARGA, ALAM PERGURUAN, DAN ALAM PERGERAKAN PEMUDA. (Ki Hadjar Dewantara, Buku Bagian Pertama: Pendidikan, Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, Yogyakarta, 1977, hlm 70) Ki Hajar Dewantara HASIL PENELITIAN: INTENSITAS DUKUNGAN KELUARGA BERPENGARUH MENINGKATKAN PENCAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-6 TAHUN. (World Bank: 2013. Studi dampak program pendidikan dan pengembangan anak usia dini di 50 kabupaten tertinggal). KEMITRAAN DAN PERAN AKTIF ORANG TUA DI SEKOLAH BERPENGARUH MENINGKATKAN KEMAJUAN DAN KESUKSESAN ANAK-ANAK MEREKA. (Harlen, et. al., 2001. Kajian sistem pembinaan profesional dan cara belajar siswa aktif.). RASIONAL (1)

Pendidikan merupakan proses budaya, karena itu ia tumbuh dan berkembang dalam alur kebudayaan setiap masyarakat. Pendidikan merupakan modal dasar untuk membina dan mengembangkan karakter serta prilaku manusia dalam menata hidup dan kehidupannya yang lebih maju. Pendidikan adalah usaha sadar yang senantiasa dilakukan oleh manusia sesuai dengan perkembangan masyarakatnya. Pertumbuhan masyarakat yang maju mendorong kepedulian mereka untuk melakukan pendidikan dan pembelajaran anak-anaknya bukan hanya di sekolah tapi juga di masyarakat dan di rumahnya secara mandiri. RASIONAL (2)

Pendidikan Keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama yang memiliki pengaruh besar terhadap prilaku individu dalam mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran berikutnya di masyarakat Dalam perkembanganya pendidikan (formal dan nonformal) lebih banyak diserahkan kepada satuan pendidikan, sementara keterlibatan orangtua/keluarga masih minim. RASIONAL (2)

SITUASI SAAT INI

SATUAN PENDIDIKAN KELUARGA Sebagian orang tua menyerahkan pendidikan anaknya sepenuhnya pada sekolah. Sekolah tidak biasa meminta orang tua berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan di sekolah, misalnya: mengendarai motor tanpa helm dan lebih dari 2 orang, menyuap makan anaknya, merokok di depan anak, menonton acara TV yang tidak mendidik. Di sebagian keluarga, tidak ada pembiasaan dan keteladanan nilai-nilai yang baik dari orang tua. Hal yang sama bisa juga terjadi di sekolah.

SATUAN KELUARGA PENDIDIKAN (LANJUTAN) Jika ada yang salah, sekolah dan orang tua saling menyalahkan. Orang tua hadir di pertemuan di sekolah untuk menerima keputusan Komite Sekolah tentang sumbangan yang harus diberikan. Guru menghubungi orang tua hanya ketika anak bermasalah. Orang tua mengantar anak ke sekolah dan mengambil rapor anaknya tanpa interaksi yang bermakna dengan guru. Sekolah kurang memanfaatkan potensi orang tua sebagai nara sumber pembelajaran dan membantu kegiatan-kegiatan di sekolah.

SATUAN PENDIDIKAN MASYARAKAT Sekolah tidak berdaya untuk mengendalikan kondisi di sekitar sekolah yang tidak kondusif seperti banyaknya pedagang makanan yang tidak sehat. Sekolah tidak atau kurang menjalin hubungan dengan lembaga- lembaga dimana anak bisa menyalurkan bakat dan minatnya. Sekolah tidak menerima anak-anak di lingkungannya karena tidak memenuhi syarat. Masyarakat tidak bisa menggunakan fasilitas sekolah ketika sedang tidak digunakan (misalnya saat liburan). Sekolah tidak atau kurang memanfaatkan lembaga atau individu di masyarakat yang bisa membantu permasalahan peserta didiknya.

Anak kurang berinteraksi dengan anak dari sekolah lain. KELUARGA MASYARAKAT Anak kurang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya karena terlalu sibuk melakukan kegiatan di sekolah. Semakin tinggi jenjang sekolah, semakin beda sekolah anak-anak pada lingkungan ketetanggaan yang sama. Anak kurang berinteraksi dengan anak dari sekolah lain.

Refleksi dari Hasil PISA 2009 Matematika IPA Hampir semua siswa Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3 saja, sementara negara lain banyak yang sampai level 4, 5, bahkan 6. Dengan keyakinan bahwa semua manusia diciptakan sama, interpretasi dari hasil ini hanya satu, yaitu: yang kita ajarkan berbeda dengan tuntutan zaman  penyesuaian kurikulum Bahasa 11

Hasil TIMSS Matematika SMP/MTs Kelas VIII 2007 2011 Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional 12

Hasil TIMSS IPA SMP/MTs Kelas VIII 2007 2011 Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 40% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional 13

Hasil TIMSS Membaca SD/MI Kelas IV 2006 2011 Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional 14

GEJALA SOSIAL MEROKOK KETIDAKDISIPLINAN BULLYING KEKERASAN TAWURAN KETIDAKPEDULIAN

Pornografi

Bullying

Tawuran

Korupsi

Ketidakdisiplinan

Ketidakpedulian

MODEL JALINAN KEMITRAAN KELUARGA-SATUAN PENDIDIKAN-MASYARAKAT PESERTA DIDIK Kemitraan Manfaat

PRINSIP-PRINSIP KEMITRAAN KESAMAAN HAK, KESEJAJARAN, DAN SALING MENGHARGAI SEMANGAT GOTONG ROYONG DAN KEBERSAMAAN SALING ASAH, SALING ASIH, DAN SALING ASUH SALING MELENGKAPI DAN MEMPERKUAT SEMUA UPAYA DITUJUKAN UNTUK KEPENTINGAN TERBAIK ANAK

PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN KELUARGA 2015 PENINGKATAN EKOSISTEM Meningkatkan kapasitas warga satuan/lembaga pendidikan; Membantu satuan/lembaga pendidikan menjadi taman belajar yang menyenangkan. PENGUATAN KEMITRAAN KELUARGA Meningkatkan pengetahuan dan kecakapan orang tua dalam pengasuhan anak; Membangun komitmen orang tua untuk berpartisipasi aktif dalam program satuan/lembaga pendidikan. PELAKU PENDIDIKAN Meningkatkan kapasitas pelaku pendidikan Mendorong satuan/lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan yang mendukung penumbuhan nilai budi pekerti dan budaya prestasi peserta didik.

RUANG LINGKUP 5.000 S/LP 600 S/LP 30.000 S/LP 34 PROVINSI 100 KAB/KOTA

SASARAN PENERIMA BANTUAN

PELIBATAN ORANG TUA DI SEKOLAH

PERTEMUAN PADA HARI PERTAMA SEKOLAH Perkenalan antar orang tua (bagi siswa baru) dan antara orang tua dengan wali kelas, termasuk berbagi nomor kontak Penjelasan program dan agenda kelas selama 1 tahun Penjelasan aturan sekolah dan hak kewajiban anak dan orang tua Penjelasan tentang pentingnya kemitraan sekolah dengan keluarga Pembentukan paguyuban atau forum orang tua tingkat kelas

KELAS ORANG TUA Orang tua dan sekolah bersepakat tentang tema yang dibahas dalam forum orang tua. Nara sumber bisa berasal dari kalangan orang tua atau sumber lainnya yang relevan. Pelaksanaan kegiatan bisa pada hari libur atau di luar jam kerja.

KEGIATAN LAINNYA Sebagai narasumber dalam pembelajaran di sekolah, termasuk dalam upacara sekolah Menjadi sukarelawan untuk membantu anak berkebutuhan khusus Hadir dalam ‘perayaan akhir tahun’ (mis. pentas seni dan pameran hasil karya anak) Mempersiapkan dan mengikuti kegiatan outing Rapat khusus untuk membahas kasus-kasus tertentu

PELIBATAN LEMBAGA ATAU ANGGOTA MASYARAKAT Membantu keamanan dan kenyamanan anak dalam perjalanan dari rumah ke sekolah Membantu menertibkan pedagang kaki lima di sekitar sekolah Menjadi narasumber dalam pembelajaran Menjadi tempat kegiatan ekstra kurikuler sesuai minat dan bakat anak, misalnya klub-klub olah raga dan sanggar seni Menjadi lembaga rujukan untuk anak yang menghadapi masalah

PERANAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGUATAN PENDIDIKAN KELUARGA Mendukung satuan-satuan pendidikan dalam pelaksanaan pendidikan keluarga melalui penguatan kemitraan sebagai upaya untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang kondusif untuk belajar anak; Mendesiminasikan dan mendorong pendidikan keluarga pada satuan-satuan pendidikan di bawah kewenangannya;

CIPTAKAN SEKOLAH SEBAGAI TEMPAT YANG AMAN, NYAMAN, DAN MENYENANGKAN UNTUK BELAJAR

Terima Kasih Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia