EKSPOSE HASIL SURVEI NASIONAL KECENDERUNGAN VOTING BEHAVIOR DI KALANGAN PEMILIH PEMULA Menjelang Pemilu 2014 LEMBAGA SURVEI NASIONAL
SEKILAS LSN LSN merupakan lembaga riset independen yang didirikan pada 17 Juli 2006 oleh sejumlah peneliti senior di Jakarta, Bandung dan Surabaya yang dimotori Umar S. Bakry. LSN adalah anggota asosiasi lembaga survei se-Indonesia (AROPI) dan Direktur LSN Umar S. Bakry adalah Sekjen AROPI periode 2007-2013. LSN merupakan anggota asosiasi survei internasional (World Association for Public Opinion Research –WAPOR) yang berpusat di Amerika Serikat. Sebagai Badan Hukum, LSN telah disahkan SK Menteri Hukum dan HAM RI No. AHU-12.AH.01.02. Tahun 2007. LSN resmi terdaftar di Departemen Dalam Negeri RI melalui SK No. 019/D.II.3/I/2008. LSN merupakan salah satu lembaga survei yang terakreditasi KPU Pusat melalui SK No. 06/KPU/Survei/III/2009, sehingga LSN berhak melakukan survei dan quick count Pemilu dan Pilkada di seluruh Indonesia.
METODOLOGI SURVEI Survei dilaksanakan tanggal 1 s/d 7 April 2013 di 33 (tiga puluh tiga) provinsi yang ada di seluruh Indonesia. Populasi dari survei ini adalah seluruh penduduk Indonesia yang berusia 16 s/d 20 tahun atau mereka yang baru pertama kali memiliki hak pilih pada Pemilu 2014 mendatang. Jumlah sampel sebesar 1230 responden, diperoleh melalui teknik pencuplikan secara purposive random sampling. Margin of error +/- 2.8 persen, dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan pedoman kuesioner. Responden terdistribusi 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan. Penentuan responden dalam setiap KK dilakukan dengan bantuan kish grid
FOKUS SURVEI Dengan menggunakan metode purposive random sampling, survei ini difokuskan untuk meneliti perilaku memilih (voting behavior) di kalangan pemilih pemula. Dengan demikian, responden survei ini dibatasi pada warga negara Indonesia yang baru pertama kali mempunyai hak pilih pada Pemilu 2014 nanti. Mereka saat survei ini dilakukan berumur 16 s/d 20 tahun. Sedangkan khusus untuk capres yang disurvei, dibatasi pada mereka yang tergolong pada “capres struktural”, yakni para capres yang saat ini menduduki posisi sangat strategis dalam struktur partainya masing-masing. Tokoh-tokoh nasional yang sering disebut-sebut sebagai tokoh alternatif, tidak diposisikan sebagai capres dalam survei ini mengingat secara konstitusi dan perundang-undangan peluang mereka untuk maju menjadi capres pada Pilpres 2014 sangat kecil.
DISTRIBUSI SAMPEL NO PROVINSI % SAMPEL DATA BPS 1 Aceh 1.6 1.8 17 Bali 2 Sumatera Utara 5.6 5.5 18 Nusa Tenggara Barat 1.9 3 Sumatera Barat 2.4 2.1 19 Nusa Tenggara Timur 4 Riau 2.3 20 Kalimantan Barat 5 Jambi 1.3 21 Kalimantan Selatan 1.5 6 Sumatera Selatan 3.2 3.1 22 Kalimantan Tengah 0.8 0.9 7 Bengkulu 0.7 23 Kalimantan Timur 8 Lampung 24 Sulawesi Selatan 3.4 9 Kepulauan Riau 25 Sulawesi Tenggara 0.5 10 Bangka Belitung 26 Sulawesi Tengah 1.1 11 Banten 4.0 4.5 27 Sulawesi Barat 12 DKI Jakarta 28 Sulawesi Utara 13 Jawa Barat 17.7 18.1 29 Gorontalo 14 Jawa Tengah 13.7 13.6 30 Maluku 0.6 15 DI Yogyakarta 31 Maluku Utara 16 Jawa Timur 15.3 15.7 32 Papua 1.2
PREFERENSI PEMILIH PEMULA TENTANG CALON PRESIDEN
Q: Dalam menentukan pilihan saat pemilihan presiden 2014 nanti, faktor apakah yang paling Anda pertimbangkan? Perilaku memilih (voting behavior) di kalangan pemilih pemula cenderung bersifat rasional. Mayoritas dari mereka akan memilih capres yang mempunyai kapabilitas dan track-record yang baik. Faktor primordial dan party id kurang begitu signifikan mempengaruhi pilihan mereka.
Q: Dalam menentukan pilihan saat pemilihan presiden 2014 nanti, apakah Anda akan memilih sesuai pilihan dan hati nurani sendiri, atau Anda terlebih dahulu akan meminta pendapat, saran dan masukan dari orang lain? Perilaku memilih (voting behavior) di kalangan pemilih pemula cenderung bersifat otonom. Faktor kelompok dan tokoh acuan (reference groups dan reference leaders) tidak begitu signifikan
Q: Menurut pendapat Anda, apakah Presiden RI mendatang harus berasal dari suku mayoritas (suku Jawa)? Sebanyak 41.3% pemilih pemula tidak mempermasalahkan latar belakang suku calon presiden
Q: Menurut Anda, kompetensi atau kemampuan seperti apa yang perlu dimiliki oleh calon Presiden RI 2014-2019? Kalangan pemilih pemula menghendaki capres periode 5 tahun mendatang adalah seorang tokoh yang memiliki kompetensi atau menguasai bidang ekonomi.
POPULARITAS, AKSEPTABILITAS DI KALANGAN PEMILIH PEMULA DAN ELEKTABILITAS CAPRES STRUKTURAL DI KALANGAN PEMILIH PEMULA
Q: Apakah Anda kenal atau minimal pernah mendengar, nama-nama sejumlah tokoh nasional di bawah ini? Megawati Soekarnoputri merupakan capres struktural yang paling banyak dikenal di kalangan pemilih pemula
Q: Apakah Anda “suka” atau “kurang suka”, terhadap tokoh-tokoh nasional berikut ini? ARB, Wiranto dan Prabowo merupakan capres struktural yang paling banyak disukai atau diterima oleh para pemilih pemula
Q: Seandainya pemilihan presiden dilaksanakan hari ini, dan diikuti oleh tokoh-tokoh struktural parpol berikut ini, siapakah yang akan Anda pilih? Meskipun secara umum tingkat elektabilitas Prabowo masih yang tertinggi diantara para capres struktural, namun di kalangan pemilih pemula ARB memiliki tingkat elektabilitas tertinggi
Q: Apa alasan Anda memilih, atau faktor apa yang mempengaruhi pilihan Anda terhadap capres tersebut ?
Q: Apa alasan Anda memilih, atau faktor apa yang mempengaruhi pilihan Anda terhadap capres tersebut?
Q: Apakah Anda “sudah mantap” dengan capres pilihan Anda saat ini, atau “masih mungkin berubah” seandainya pemilihan presiden dilaksanakan tahun 2014 nanti? Baru 45.6% pemilih pemula yang mengaku sudah mantap terhadap capres pilihannya saat ini. Ini berarti tingkat swing voters di kalangan pemilih pemula masih cukup besar, sehingga masih sangat mungkin terjadi pergeseran peta dukungan terhadap para capres struktural.
ELEKTABILITAS PARTAI DI KALANGAN PEMILIH PEMULA Q: Seandainya pemilihan umum dilaksanakan hari ini, partai apakah yang akan Anda pilih? ELEKTABILITAS PARTAI DI KALANGAN PEMILIH PEMULA
KESIMPULAN Karakter pemilih pemula cenderung bersifat otonom. Dalam menentukan pilihan saat Pemilu 2014 nanti, mereka cenderung akan mengutamakan hati nurani dan pikiran sendiri. Faktor kelompok acuan (reference group) dan tokoh acuan (reference leader) tidak begitu signifikan mempengaruhi voting behavior mereka. Karakter pemilih pemula juga cenderung bersifat rasional. Sedikitnya ada 2 alasan yang memperkuat kesimpulan ini, yaitu: Pemilih pemula mengabaikan faktor-faktor primordial (seperti suku, agama, dan kedaerahan) dalam menentukan pilihan capres/partai. Dalam menentukan pilihannya, pemilih pemula cenderung mengutamakan faktor kapabilitas atau kemampuan capres dalam memecahkan masalah.