Kode pada kemasan bahan pangan
KODE PLASTIK Kode ini dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry dan sudah diadopsi oleh badan standardisasi internasional seperti ISO (International Organization of Standardization). Kode ini umumnya tertera di bagian bawah kemasan dan berbentuk segitiga dengan angka di dalamnya dan nama jenis plastik di bawah segitiga. ANGKA 1 - KODE PET (polyethylene terephthalate ) Kemasan berwarna jernih atau transparan. Dipakai untuk botol air mineral atau jus. Disarankan untuk tidak memakainya berulang kali. Bahan ini tidak baik untuk menyimpan makanan atau minuman panas karena dapat menyebabkan lapisan kimia polimer bermigrasi ke makanan atau minuman.
ANGKA 2 - KODE HDPE (high sensity polyethylene ) relatif aman, lebih keras, kuat, berwarna buram, lebih tahan terhadap suhu tinggi. Biasa digunakan pada botol susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat. Namun, disarankan untuk tidak dipakai berulang kali. Kandungan senyawa antimoni trioksidanya yang tidak baik untuk kesehatan akan meningkat seiring waktu --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ANGKA 3 – V (polyvinyl chloride (PVC)) Bahan ini dapat bereaksi terhadap makanan dan sulit didaur ulang. Biasanya digunakan sebagai plastik pembungkus (cling wrap).
terlalu jernih atau warnanya berawan. Karakter --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ANGKA 4 – LDPE (low density polyethylene) Berasal dari minyak bumi. Ciri-cirinya kuat agak tembus cahaya, fleksibel, dan permukaannya agak berlemak. Pada suhu di bawah 60 derajat Celsius sangat resisten terhadap senyawa kimia. ANGKA 5 – PP (polypropylene ) Biasa ditemukan pada botol transparan, tetapi terlalu jernih atau warnanya berawan. Karakter plastik lebih kuat, ringan,dengan daya tembus uap rendah. Tahan terhadap lemak dan stabil pada suhu tinggi. Aman untuk kemasan makanan dan minuman.
ANGKA 6 – PS (polystyrene (PS) atau polimer aromatik) Dapat mengeluarkan bahan stirena, yang harus dihindari karena berbahaya untuk kesehatan otak, pertumbuhan, sistem saraf, dan hormon estrogen pada wanita yang bisa berujung pada masalah reproduksi. Sebaiknya langsung membakar bahan ini bila Anda menemukannya. ANGKA 7 - KODE OTHER Mengandung styrene acrylonitrile (SAN), acrylonitrile butadiene styrene (ABS), polycarbonate (PC), dan nilon..
Kandungan SAN biasa terdapat pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang kendaraan, alat rumah tangga, komputer, alat elektronik, dan plastik kemasan ABS biasa digunakan untuk pipa dan mainan seperti lego. Plastik SAN dan ABS memiliki resistensi tinggi terhadap reaksi kimia, kuat, dan dapat ditingkatkan kekerasannya dalam tahap aman. PC biasanya ada pada botol susu bayi, gelas anak batita, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. Kandungan PC berpotensi merusak sistem hormon, kromosom di ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas.
Perlu diketahui soal plastik: - Plastik dengan kode 1, 3, 6, dan 7 (PC) mengandung bahaya kimia. Gunakan hanya sekali. - Lebih aman memakai plastik kode 4, 5, dan 7 (SAN atau ABS). - Waspadai kontaminasi zat warna plastik dalam makanan.
LOGO KEMASAN PANGAN Untuk kemasan yang kontak langsung dengan pangan, pada label spy tertera frasa : ‘cocok untuk pangan’ atau‘for food use’ atau ‘food grade’ atau mencantumkan logo gelas dan garpu sbb:
BARCODE Barcode atau kode batang adalah sekumpulan data yang digambarkan dengan garis dan jarak spasi (ruang) Barcode menggunakan urutan garis batang vertikal dan jarak antar garis untuk mewakili angka atau simbol lainnya Dengan demikian, setiap ketebalan garis batang dan jarak antara garis saru dengan yang lain selalu berbeda sesuai dengan isi data yang dikandung oleh kode batang atau barcode tersebut Barcode ini sering digunakan di toko- toko, swalayan atau supermarket untuk membantu dalam melacak barang yang dibeli serta memunculkan harga dan data yang sebelumnya sudah diprogram melalui entri data Pada kartu-kartu identitas (kartu anggota, SIM, KTP, dll) untuk mengidentifikasi pemegang kartu
Perkembangan barcode sendiri dimulai dari tahun 1932, saat Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan barang di sebuah perusahaan retail yang kemudian diikuti oleh perusahaan industri Pada tahun 1948 sampai 1949 Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland mengembangkan teknologi barcode ini menjadi lebih baik Sampai akhirnya di tahun 1952, mereka mendapatkan hak paten dari hasil penelitian tersebut. Penggunaan barcode untuk keperluan komersial dimulai sejak tahun 1966.
Terdapat beberapa standar kode dalam barcode sesuai dengan kegunaan dan tujuan pemakaian barcode, seperti pada daftar berikut: Uniform Product Code (UPC) : untuk checkout penjualan, persediaan, dan sebagainya pada toko retail Code 39 (Code 3 of 9) : identifikasi, inventarisasi, dan pengiriman pelacakan POSTNET : kode pos encoding di US mail European Article Number (EAN) : sebuah superset dari UPC yang memungkinkan digit ekstra untuk identifikasi negara
Japanese Article Number (JAN) : serupa dengan EAN, digunakan di Jepang Bookland : berdasarkan nomor ISBN dan digunakan pada sampul buku ISSN bar code : berdasarkan nomor ISSN, digunakan pada majalah di luar AS Code 128 : digunakan dalam preferensi untuk Code 39 karena lebih kompak Interleaved 2 of 5 : digunakan dalam industri pelayaran dan gudang Codabar : digunakan oleh Federal Express, di perpustakaan dan bank darah
MICR (Magnetic Ink Character Recognition) : sebuah font khusus yang digunakan untuk nomor di bagian bawah cek bank OCR-A : format pengenalan karakter optik yang digunakan pada sampul buku, untuk nomor ISBN agar bisa dibaca oleh manusia OCR-B : digunakan untuk mempermudah pembacaan barcode versi UPC, EAN, JAN, Bookland, dan ISSN dan Code 39 Maxicode : digunakan oleh United Parcel Service PDF417 : suatu jenis barcode 2-D baru yang dapat encode sampai 1108 byte informasi; dapat terkompresi seperti pada sebuah portabel file data (PDF)
BAHAYA KEMASAN
Typical Hazards of Selected Food Contact Substances Food Contact Materials Food Contact Substances Bahaya Sumber PVC Vinyl Chloride Monomer (VCM) (karsinogen kategori 1), IARC Ftalat ester (Mis. DEHP, BBP, DOP, dls) Endocrine Disrupter Chemicals (EDC) Mengganggu fungsi hati dan ginjal http://www.toxnet.nlm.nih.gov Timbal (Pb) Racun ginjal dan syaraf (menurunkan IQ) Agency of Toxic Substances and Diseases Registry (ATSDR) Kadmium (Cd) Racun ginjal Karsinogen kategori 1 ATSDR Krom, Cr (VI)
Typical Hazards of Selected Food Contact Substances Food Contact Materials Food Contact Substances Bahaya Sumber Urea-atau Melamin-formaldehid Formaldehid EDC, karsinogenik WHO, FDA, EFSA, IARC Polikarbonat Bisfenol A EDC http://www.toxnet.nlm.nih.gov Elemen Pemanas Air, alat masak Pb Racun ginjal dan syaraf (menurunkan IQ) Agency of Toxic Substances and Deseases Registry Cr (VI) Karsinogen kat. 1 IARC Polistiren Monomer Stiren Karsinogen kat. 2B www.glorianet.org
Typical Hazards of Selected Food Contact Substances Food Contact Materials Food Contact Substances Bahaya Sumber Epoxy resins and vinylic organosols used in internal can coatings BADGE Karsinogen kat. 3 IARC Elastomer or rubber teats and soothers Nitrosamin Karsinogen kat. 2B
TUGAS KELOMPOK URAIKAN TENTANG PENGARUH KEMASAN PADA BAHAN PANGAN TERHADAP: Perubahan-perubahan biokimiawi Perubahan kimiawi dan migrasi unsur-unsur kimia Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kadar air dan gas Suhu dan cahaya
Ketentuan : Kelompok = kelompok praktikum Tugas dikerjakan dalam bentuk powerpoint Dipresentasikan serentak seluruh kelompok pada tanggal 3 April 2014 (langsung 2 pertemuan) Penilaian dilakukan berdasarkan kelengkapan isi materi dan cara penyajian presentasi (dari kemenarikan slide dan cara penyampaian materi) Bagi yang berhalangan hadir dengan alasan kurang tepat maka nilai tugasnya NOL.