NAMA. :. MUNIYATI NPM. : JUDUL. :

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
“Peningkatkan Aktivitas dan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Menggunakan Teknik Rotasi Refleksi pada Kelas V SDN 18 Koto Panjang Padang Panjang” Oleh:
Advertisements

Macam (KTI) Karya Tulis Ilmiah
Dari Mana Dimulai… I. REFLEKSI II. MASALAH created by_Deyner Mengga.
HASIL   Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Kualitas Proses hasil Belajar Kimia Pada MateriLarutan.
PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER DINAS PENDIDIKAN KKG GUGUS 04 RAMBIPUJI
Nama : Caniga Rumasoreng NMP :
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Materi Gerak Kela VII Smp Negeri 3 Salahutu OLEH : Nama : Maida Waju NMP :
Kelompok 5 Vivin Anggraeni ( ) Erna Yuliati ( )
PROPOSAL.
Nama : Asana Haupea NPM : Prodi : Kimia
SEMINAR HASIL Judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Pendekatan ROPES Pada Materi Operasi Bilangan Bulat Siswa Kelas VII SMP Negeri.
SEMINAR PROPOSAL JUDUL
SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN
NAMA : SITI NUR KAIMUDIN
PROPOSAL OLEH ERNA WATI ALI RAHAYAAN Npm :
Penelitian Tindakan Kelas
PTK-PTS Oleh: I Wayan Widana
Menyusun Proposal PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Classroom Action Research) Oleh: Drs. Khaerudin, M.Pd.
AJENG WAHYU KURNIASARI, PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM DENGAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMEBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA.
Oleh : Ndaru Joko Prabowo
PENGEMBANGAN PROFESI Disampaikan pada Diklat Pengawas TK/SD
Zumrotus Sya’diyah, S.Si, M.Si Andy Muhammad Ayyub, M. Pd
Assalamu’ Alikum Wr. Wb..
OLEH: FITRIA WALLY NPM :
Pembuatan Proposal Skripsi (PTK) versi PGSD UMP
UNIVERSITAS DARUSALAM AMBON
Assalamu’ Alaikum Wr. Wb.
PENERAPAN MODEL THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS V SD 4 KESAMBI.
HASILPENELITIAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING SECARA BERKELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KONSEP CAHAYA DI KELAS VIIIS MP NEGERI.
PENGGUNAAN MEDIA PAPAN PERMAINAN MONOPOLI SEBAGAI INOVASI PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP STRUKTUR ATOM.
PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RINGKASAN PROPOSAL Nama : Anisa Tuanany NPM : Prody : Pend. Matematika
Oleh Aisa Anjani Ohorela
BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang
PROPOSAL OLEH NANI ARIFIN Npm : O32
Nama : Ratni Tuharea NMP :
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
DIKELAS VIII, SMP NEGERI 3 SALAHUTU
Di Susun Oleh : Isa Dora Julia
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
DI SUSUN OLEH: BAMBANG WIJANARKO, S.Pd SMK N 1 TEGAL
PENERAPAN METODE SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SD NEGERI NGOYOG 1 Intan Tri Agung Wijaya PROGRAM STUDI.
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBANTU MEDIA GAMBAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 JAMBANGAN.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD Rizky Aprilia Rakhmawati ( ),
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY (CRH) Setyani Windi Asih ( ), Dra.Emy Wuryani,
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIRS SHARE (TPS) BERBANTUAN MEDIABENDA KONGKRIT KELAS IV Dwi Listiyani
UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS 4.
ESTHERIINA RATIH I.W
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS 4 SDN SALATIGA 03 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN.
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS V SDN SUMOGAWE 04 KECAMATAN GETASAN KABUPATEN.
Di Susun Oleh : Reni Diyah Arumsari
Elvira Amanda Riantika
P R O P O S A L PENELITIAN TINDAKAN KELAS
SEMESTER GASAL SMA NEGERI MOJOGEDANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga memperoleh pengetahuan,
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
PENERAPAN MODEL STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II SDN SAWOJAJAR 1 KOTA MALANG OLEH MUARIF.
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE SISWA KELAS VIIIA MTs. MUHAMMADIYAH.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SMPN I SUKARAJA SUKABUMI TAHUN 20
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA AKTIVITAS SISWA (PBAS)
SKRIPSI PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 TANJUNG TAHUN PELAJARAN.
PENGGUNAAN ALAT PERAGA CHART DAN ABACUS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENGURANGAN BILANGAN CACAH DI KELAS III SDN 353 PATALA BUNGA.
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam OLEH : JIHAN HIDAYAH.
MATA KULIAH SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN JUDUL Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Geografi pokok bahasan Litosfer.
UPAYA MENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL COURSE REVIEW HORAY (CRH) DI KELAS VII.3 SMPN 30 PADANG.
NAMA : Joan Jamarsi Ginting NIM : FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019.
ZAMALUN AFZAL Pendidikan merupakan suatu hal penting karena semua orang harus memperolehnya guna menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman.
Transcript presentasi:

NAMA. :. MUNIYATI NPM. :. 2008 14 012 JUDUL. : NAMA : MUNIYATI NPM : 2008 14 012 JUDUL : Penerapan Model Pembelajaran Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Stoikiometri Kelas X Sma Negeri 2 Telutih Pembimbing 1: Senimbar, S.Pd, M.Pd. Pembimbing 2: Ivatul Laily K, M.Pd.  

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkan kembangkan potensi Sumber Daya Manusia, peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka, secara detail dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I Ayat 1 Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terancana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Syah, 2009).

Dari masa kemasa, bangsa indonesia tak henti-hentinya melakukan berbagai macam usaha demi pembangunan Bangsa dan Negara. Pendidikan dipandang mempunyai peranan yang besar untuk menciptakan masa depan yang gemilang yang menjadi idaman kita bersama. Hal ini dimungkinkan karena usaha terus-menerus ditingkatkan melalui pembangunan dibidang pendidkan. Dapat dihasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki potensi dan kemampuan yang optimal, karena pada dasarnya pendidikan merupakan usaha yang sengaja untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya (Ahmadi, 1991)

Model pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membuat siswa tertarik pada pelajaran tersebut dan tugas guru dalam menyampaikan materi akan lebih mudah dipahami, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Semakin baik penggunaan model pembelajaran semakin berhasilah pencapaian tujuan pembelajaran. Jadi, jelaslah bahwa model pembelajaran mempengaruhi belajar.

Salah satu model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran kimia adalah model pembelajaran make a match (mencari pasangan) dimana seorang guru harus mampu memfasilitasi siswanya dalam membangun pengetahuannya dengan cara menstimilasi terjadinya proses pembelajaran dengan cara guru membagikan siswa kartu yang berisi pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban, sehingga setiap siswa mencari pasangannya dari kartu tersebut sesuai dengan model pembelajaran yang di terapkan.

Melalui penelitian tindakan kelas diharapkan ada peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan pada pembelajaran kimia di SMA Negeri 2 Telutih. Guru kimia sebagai mitra peneliti sangat mendukung upaya pencapaian kondisi tersebut, dengan demikian pembelajaran kimia melalui pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga yang menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Make a Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajaran Siswa Pada Konsep Stoikiometri Kelas X SMA Negeri 2 Teluti”

1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penilitian ini adalah: Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran make a match pada konsep Stoikiometri Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Teluti? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran make a match pada konsep Stoikiometri siswa Kelas X SMA Negeri 2 Teluti.

1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: Mendorong siswa agar mampu berinteraksi antara guru dan siswa dalam kelas dengan baik sehingga setiap terjadi kesulitan belajar dalam kelas dapat diatasi. Sebagai bahan bagi guru kimia dan dapat dijadikan sebagai suatu pegangan khusus bagi peneliti dalam menyiapkan diri sebagai calon pendidik dimasa yang akan datang. 1.5. Pembatasan Masalah materi Stoikiometri memiliki 6 sub pokok bahasan dan yang diambil hanya terdiri dari dua sub pokok bahasan yaitu, Rumus kimia dan tata nama senyawa organik sederhana. Hasil belajar yang diperhatikan adalah nilai tes di setiap akhir pembelajaran

1.6. Penjelasan Istilah Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Model Pembelajaran Make a Match artinya model pembelajaran Mencari Pasangan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan Make a Match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan tersebut (Istarani, 2011). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah selesai proses pembelajaran yang dapat diukur langsung dengan menggunakan tes (Sudjana, 1989). Stoikiometri : istilah stoikiometri adalah berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata stoicheion yang berarti unsur, dan neutron yang artinya mengukur. Jadi stoikiometri berarti perhitungan kimia. Konsep-konsep yang mendasari perhitungan kimia adalah massa atom relatif, rumus kimia, persamaan reaksi,dan konsep mol (Purba, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar 2.2. Hasil Belajar 2.3. Model Pembelajaran Make a Match 2.4. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Make a Match 2.5. Penelitian Tindakan Kelas 2.6. Ruang Lingkup Materi

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yaitu penelitian yang dilakukan secara alami dengan mengamati proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas. Guna melihat perkembangan siswa terhadap proses belajar mengajar dan juga terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran make a match pada konsep stoikiometri siswa kelas X SMA Negeri 2 Telutih.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada SMA Negeri 2 Telutih Kecamatan Telutih Kabupaten Maluku Tengah. Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 Januari sampai dengan 8 Februari 2013. 3.3. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 telutih semester II Tahun Ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa.

3.4. Instrumen penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Silabus. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 3. Instrumen tes berupa pembutiran soal tes yaitu tes awal (pre test) yang terdiri 5 butir soal essay dan soal tes akhir 4. siklus I yang terdiri dari 5 butir soal, serta soal tes akhir 5. siklus II (post test) masing-masing sebanyak 25 butir soal yaitu 20 pilihan ganda dan 5 essay Lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

3.5. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini akan dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut: Perencanaan (planning) Tindakan (acting) Pengamatan (Observing) Refleksi (Reflecting) 3.6. Teknik Analisis Data Sesuai dengan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka data yang akan dianalisis menggunakan analisa deskriptif yaitu berupa presentase hasil belajar siswa. Untuk mendapatkan nilai akhir maka dapat diperoleh rumus sebagai berikut : Nilai akhir = Total skor nilai/total skor umum x 100% (Arikunto, 2008)  

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Data hasil pre-test atau hasil belajar siswa konsep stoikiometri dengan menggunakan model pembelajaran make a match (mencari pasangan) untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:   4.1.1. Data Hasil Tes Awal (pre-test) Menurut Suryasubroto (2002), tes awal adalah tes kepada siswa mengenai bahan yang akan diajarkan sebelum kegiatan belajar mengajar di mulai. Data kualifikasi dan presentase siswa pada tes awal di tunjukan pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa tingkat penguasaan dengan kualifikasi baik berjumlah 7 orang siswa atau 20,59%, tingkat penguasaan dengan kualifikasi cukup berjumlah 10 orang siswa atau 29,41%,

sedangkan tingkat penguasaan dengan kualifikasi gagal berjumlah 6 orang siswa atau 17,65%, maka dapat diasumsikan bahwa sebagian siswa memiliki pengetahuan awal tidak memuaskan tentang materi stoikiometri. 4.1.2. Hasil Tes Akhir Atau Tes Formatif Pada Siklus I Hasil tes akhir atau tes formatif pada siklus 1 (pertama) yang mengambarkan tingkat penguasaan siswa terhadap materi stoikiometri yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran make a match dapat dilihat hasilnya yang menunjukan bahwa tingkat penguasaan dengan kualifikasi sangat baik berjumlah 5 orang siswa atau 14,70%, tingkat penguasaan dengan kualifikasi baik berjumlah 11 orang siswa atau 32,35%, tingkat penguasaan dengan kualifikasi cukup berjumlah 6 orang siswa atau 17,65%,

tingkat penguasaan dengan kualifikasi cukup berjumlah 6 orang siswa atau 17,65%, sedangkan tingkat penguasaan dengan kualifikasi kurang berjumlah 12 orang siswa atau 35,29%, hal ini di sebabkan karena siswa masih marasa bingung dengan materi stoikiometri dan cara mencari pasangan kartu yang cocok. Dari hasil tes akhir siklus I, maka peneliti harus melanjutkan pada tahap siklus II dimana pada siklus I hasil yang dicapai masih kurang olehnya itu dengan membenahai kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I ini, maka akan dilanjutkan pada siklus II.

4. 2. Penilaian Siswa Selama Proses Belajar Mengajar Pada Siklus I a 4.2. Penilaian Siswa Selama Proses Belajar Mengajar Pada Siklus I a. Hasil Penilaian Afektif pada proses penilaian afektif dengan menggunakan lembar observasi penilaian afektif selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada tabel 4.3 menunjukan bahwa tingkat penguasaan dengan kualifikasi sangat baik berjumlah 2 orang siswa atau 5,88%, tingkat penguasaan dengan kualifikasi baik berjumlah 5 orang siswa atau 14,70%, tingkat penguasaan dengan kualifikasi cukup berjumlah 7 orang siswa atau 20,52%, tingkat penguasaan dengan kualifikasi kurang berjumlah 15 orang siswa atau 44,70%, sedangkan tingkat penguasaan dengan kualifikasi gagal berjumlah 4 orang siswa atau 11,76%.

b. Hasil Penilaian Psikomotor Hasil penilaian psikomotor selama proses belajar mengajar berlangsung dapat dilihat berdasarkan data penilaian yang diperoleh dengan menggunakan lembaran observasi penilaian psikomotor, dimana tingkat penguasaan dengan kualifikasi sangat baik berjumlah 5 orang siswa atau 14,70%, tingkat penguasaan dengan kualifikasi baik berjumlah 4 orang siswa atau 11,76%, tingkat penguasaan dengan kualifikasi cukup berjumlah 9 orang siswa atau 26,47%, tingkat penguasaan dengan kualifikasi kurang berjumlah 12 orang siswa atau 35,29%, sedangkan tingkat penguasaan dengan kualifikasi gagal berjumlah 4 orang siswa atau 11,76%, hal ini dsebabkan karena siswa belum terbiasa dalam pembelajaran yang menuntun mereka bekerja sama dalam mencari pasangan kartu yang cocok sesuai dengan model pembelajaran make a match

4. 3. Data Hasil Tes Akhir Siklus II Dari tabel 4 4.3. Data Hasil Tes Akhir Siklus II Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa sudah cukup baik yaitu 76,91%. Dimana seluruh siswa sudah mencukupi nilai KKM dengan jumlah keseluruhannya 34 orang siswa, sehingga peneliti melihat data yang dihasilkan pada sikus II ini sudah cukup baik dengan peningkatan hasil belajar yang sudah cukup tinggi dari data hasil siklus sebelumnnya.

  4.3.1. Penilaian Siswa Selama Proses Belajar Mengajar Pada Siklus II a. Hasil Penilaian Afektif Pada tabel 4.6 menunjukan bahwa tingkat penguasaan dengan kualifikasi sangat baik berjumlah 8 orang siswa atau 23,53%, tingkat penguasaan dengan kualifikasi baik berjumlah 8 orang siswa atau 23,53%, sedangkan tingkat penguasaan dengan kualifikasi cukup berjumlah 18 orang siswa atau 52,94%, hal ini dikarenakan semua siswa pada siklus II sudah mengalami peningkatan hasil belajar sesui dengan yang diinginkan. .

  4.3.1. Penilaian Siswa Selama Proses Belajar Mengajar Pada Siklus II a. Hasil Penilaian Afektif Pada tabel 4.6 menunjukan bahwa tingkat penguasaan dengan kualifikasi sangat baik berjumlah 8 orang siswa atau 23,53%, tingkat penguasaan dengan kualifikasi baik berjumlah 8 orang siswa atau 23,53%, sedangkan tingkat penguasaan dengan kualifikasi cukup berjumlah 18 orang siswa atau 52,94%, hal ini dikarenakan semua siswa pada siklus II sudah mengalami peningkatan hasil belajar sesui dengan yang diinginkan. .

b. Hasil Penilaian Psikomotor Dari tabel 4 b. Hasil Penilaian Psikomotor Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai psikomotor siswa pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup baik. Dimana seluruh siswa sudah mencukupi nilai KKM dengan jumlah keseluruhannya 34 orang siswa, sehingga peneliti melihat data yang dihasilkan pada sikus II ini sudah cukup tinggi dari data hasil siklus sebelumnnya. Dari data yang dihasilkan pada siklus II, maka peneliti mengakhiri penelitian sampai siklus ke II ini sebab data hasil belajar siswa yang ada telah mengalami peningkatan sesuai dengan yang diharapkan.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan beberapa siklus pembelajaran dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran make a match pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Telutih dimana pada hasil tes awal nilai rata-rata (53,23%). Pada tes akhir siklus I setelah diterapkan model pembelajaran make a match nilai siswa mengalami peningkatan yaitu terdapat (68,61%). Dimana tingkat penguasaan dengan kualifikasi sangat baik berjumlah 5 orang siswa atau 14,70%, tingkat penguasaan dengan kualifikasi baik berjumlah 11 orang siswa atau 32,35%, tingkat penguasaan dengan kualifikasi cukup berjumlah 6 orang siswa atau 17,65%, dari hasil ini belum terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa karena masih ada 12 siswa atau 35,29%,

yang belum tuntas atau nilainya belum mencukupi KKM, hal ini disebabkan karena kurang aktif dalam proses pembelajaran, serta mereka masih bingung untuk mengerjakan latihan dengan cara mencari pasangan atas kartu-kartu yang telah disediakan, olehnya itu akan dilanjutkan pada siklus II, dan hasil yang diperoleh pada siklus ini mengalami peningkatan yang cukup baik yaitu terdapat (76,91%). Sehingga model pembelajaran ini perlu digunakan dalam proses pembelajaran disekolah umumnya dan di kelas khususnya, karena seluruh siswa telah mampu mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM).

Saran Adapun saran yang disampaikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagi guru disarankan agar dapat menggunakan model pembelajaran make a match, untuk dapat meningkatkan kulitas pembelajaran, serta lebih kreatif untuk mengembangkan penggunaan model pembelajaran dalam penyajian materi di kelas. Bagi siswa disarankan sebaiknya tidak merasa takut maupun segan terhadap guru, jika ada kesulitan mengenai materi yang di ajarakan maupun soal-soal yang diberikan diharapkan jangan takut mengeluarkan pendapat kepada guru bersangkutan, agar dapat di selesaikan soal tersebut dan dapat dipahami dengan baik. Bagi instusi sekolah diharapkan selalu menyediakan sarana pembelajaran, perpustakaan, buku-buku paket yang dapat menunjang proses pembelajaran sehingga tercapainya hasil belajar siswa yang maksimal. Bagi mahasiswa atau peneliti berikutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian lanjutan untuk mengembangkan model pembelajaran ini lebih jauh.