Alur pikir implementasi “Ketahanan protein hewani” Provinsi Jawa Barat Dirumuskan oleh: Bu Jemmy, Bu Merry, dan Erwin berdasarkan beberapa rapat sebelumnya 02 November 2016 Tim Implementasi Ketahanan Protein Hewani 2016, Provinsi Jawa Barat
Latar belakang (Slide BKP tentang PPH) Tim Implementasi Ketahanan Protein Hewani 2016, Provinsi Jawa Barat
FAKTOR PENENTU KONSUMSI PANGAN 1 Ketersediaan pangan 2 Tingkat pendapatan 3 Harga pangan 4 Pengetahuan Gizi 5 Gaya hidup dan kebiasaan masyarakat Tim Implementasi Ketahanan Protein Hewani 2016, Provinsi Jawa Barat
GAYA HIDUP MEMPENGARUHI PERILAKU BELANJA/ PENGELUARAN RUMAH TANGGA . Tim Implementasi Ketahanan Protein Hewani 2016, Provinsi Jawa Barat
TABEL STANDAR SKOR POLA PANGAN HARAPAN Keterangan: Mengacu pada standar perhitungan skor Pola Pangan Harapan Nasional (Petunjuk Teknis SPM Bidang Ketahanan Pangan, BKP 2010) Tim Implementasi Ketahanan Protein Hewani 2016, Provinsi Jawa Barat
Tim Implementasi Ketahanan Protein Hewani 2016, Provinsi Jawa Barat Beberapa fakta kunci Bahwa konsumsi protein hewani masih rendah (lihat slide #8); Bahwa urutan konsumsi protein hewani secara umum di Jawa Barat: daging ikan, ayam, baru kemudian sapi; Bahwa telur dan susu masih bersifat komplementer (mungkin akibat jargon “4 sehat 5 sempurna”); Tim Implementasi Ketahanan Protein Hewani 2016, Provinsi Jawa Barat
Beberapa tanya-jawab (hasil rapat) Pertanyaan: Bila kita ingin meningkatkan konsumsi menjadi 12%, berapa kondisi eksistingnya sebagai baseline? Jawab: Bisa kita lihat dari hasil Susenas/Suseda BPS tahun terakhir (2015?) Data Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 terjadi penurunan dari 43 gr/kap/hari menjadi 39,4 gr/kap/hari (link) Data nasional tahun 2011 (link) konsumsi daging sapi 1,2%, daging ayam 3,2%, telur 2,6%, susu 4,4% dari total konsumsi harian Pertanyaan: bagaiman cara mengetahui dampak dari treatment yang nantinya diusulkan oleh tim? Jawab: Perlu menunggu hasil Susenas/Suseda berikutnya untuk sampel yang representatif, atau kita laksanakan survey sendiri dengan lingkup wilayah kecil. Tim Implementasi Ketahanan Protein Hewani 2016, Provinsi Jawa Barat
Rancangan target output Berdasarkan slide BKP, tim perlu membuat usulan: strategi untuk meningkatkan konsumsi protein hewani dari kondisi eksisting menjadi min 12% (lihat slide 5). Opsi: Meningkatkan konsumsi ikan dan unggas (ayam dan selain ayam). Meningkatkan konsumsi daging sapi Tim Implementasi Ketahanan Protein Hewani 2016, Provinsi Jawa Barat
Analisis faktor kedua opsi Opsi 1 Meningkatkan konsumsi ikan dan unggas (ayam dan selain ayam). Pertimbangan: Daya beli mayoritas masyarakat Jawa Barat (xx%) cukup untuk membeli daging ikan dan daging ayam. Bila kita masih fokus ke sapi, maka pada dasarnya yang ditangani adalah hanya sebagian kecil masyarakat Jawa Barat (xx%) dengan daya beli mampu membeli daging sapi (sosio ekonomi menengah ke atas); Distribusi daging ikan dan ayam lebih merata di berbagai wilayah dibanding sapi; Faktor pendukung budidaya lebih lengkap dibanding sapi. Tambahan? Tim Implementasi Ketahanan Protein Hewani 2016, Provinsi Jawa Barat
Analisis faktor kedua opsi Opsi 2 Meningkatkan konsumsi daging sapi Walaupun daging sapi mayoritas dikonsumsi oleh masyarakat sosio ekonomi menengah ke atas, tapi ini merupakan kewajiban Pemprov untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya dengan adil; Bilamana budidaya sapi di Jawa Barat kurang mendukung (misal faktor kultur, alam, dll) maka salah satu jalan keluarnya adalah menyediakan daging dalam bentuk hasil pemotongan (bukan budidaya sapi hidup); Bilamana budidaya sapi masih dirasa memungkinkan, maka perlu evaluasi berbagai program sapi Jawa Barat. Model telah banyak diusulkan dan diaplikasikan, tinggal dipilih yang paling tinggi potensi keberhasilannya. Tidak perlu membuat model budidaya baru. Tim Implementasi Ketahanan Protein Hewani 2016, Provinsi Jawa Barat
Beberapa visualisasi kondisi eksisting Berdasarkan data Neraca Bahan Makanan (NBM) 2011-2015; Dilakukan normalisasi terhadap data. Sementara ini untuk uji coba baru analisis terhadap data NBM 2011. Bila bagus akan dilanjut ke tahun 2012-2015; Menggunakan pendekatan principal component analysis dan cluster analysis. Tim Implementasi Ketahanan Protein Hewani 2016, Provinsi Jawa Barat
Beberapa catatan tentang model Ada variabel (non NBM) yang belum dimasukkan; Model PCA dan cluster yang dihasilkan harus diinterpretasi juga secara kualitatif; Karena kondisi data tiap tahun berubah, maka diharapkan ada perubahan model PCA dan cluster untuk tahun 2012-2015. Tim Implementasi Ketahanan Protein Hewani 2016, Provinsi Jawa Barat
Principal component analysis terhadap variable NBM Tim Implementasi Ketahanan Protein Hewani 2016, Provinsi Jawa Barat
Cluster analysis terhadap jenis komoditas NBM Tim Implementasi Ketahanan Protein Hewani 2016, Provinsi Jawa Barat