TERHADAP YANG TERSISIH Pertemuan III GEREJA SEMAKIN ADIL TERHADAP YANG TERSISIH
Mengapa saya menjadi Katolik ? ? ?
Benarkah Gereja Katolik itu….. Lebih Terbuka Lebih Toleran Lebih Flexible Lebih Bebas Lebih Universal Lebih Indah Lebih …..
Gereja katolik terbuka, menyeluruh dan tersebar ke seluruh dunia (diinspirasikan dari St. Ignatius Anthiokia dan St. Sirilus) Juga terbuka pada lapisan umat dengan tingkat sosial, ekonomi, pendidikan, fisik dan berkebutuhan khusus Gereja bagian dari Tubuh Kristus realitasnya penuh dengan keragaman
Sudahkah Gereja (kita) bersikap adil kepada mereka yang miskin, lemah dan berkebutuhan khusus?
Bagaimana Agar Semakin Adil Terhadap Yang Tersisih Anjuran Apostolik Paus Fransiscus (Evangelii Gaudium) Pintu-pintu Gereja Hendaknya selalu terbuka. Gereja terbuka bagi siapa saja yang datang. Setiap orang bisa mengambil peran dalam keterlibatan menggereja. Setiap orang menjadi bagian dalam Komunitas Gereja.
Bagaimana Agar Semakin Adil Terhadap Yang Tersisih Mengambil inspirasi dari kitab Amos 5:21-25 Amos diutus Allah untuk melayani umat di Kerajaan utara (Israel) yang makmur, namun masyarakatnya bermoral rendah. Banyak ketidakadilan, pencurian dan penindasan orang-orang miskin Namun, disisi lain kehidupan ritual keagamaan dianggap yang lebih penting
Bagaimana Agar Semakin Adil Terhadap Yang Tersisih Maka, Allah lebih menghendaki agar mereka menghentikan tindakan yang tidak adil, menindas dan mencuri. Allah menghendaki agar mereka lebih peduli pada sesama “BIARLAH KEADILAN BERGULUNG-GULUNG SEPERTI AIR DAN KEBENARAN SEPERTI SUNGAI YANG SELALU MENGALIR” (Amos 5: 24)
Butir Permenungan : Sudahkan kita memberi prioritas perhatian bagi umat kita yang miskin, lemah dan berkebutuhan khusus? Apakah permasalahan umat Israel dalam Kitab Amos pada arti tertentu masih terjadi pada kita saat ini? Bagaimana mewujudnyatakan seruan Paus Fransiskus tentang menjadi fasilitator rahmat? Masih adakah “pintu-pintu” Gereja yang tertutup bagi sebagian umat yang akan masuk?
Rencana Aksi Nyata : Bagaimana Gereja lebih memberi perhatian khusus misalnya alokasi tempat duduk dan kemudahan akses bagi para lansia, umat dengan kursi roda, tuna netra dan difabel dalam ekaristi. Mau belajar dan menjadi fasilitator bagi tuna rungu. Gereja yang adil bagi generasi masa depan. Peduli pada lingkungan hidup.
<<< Terima Kasih >>>