PERSPEKTIF tentang MOTIVASI
Pandang terus pada titik hitam di tengah dan gerakkan kepala anda ke depan & belakang
Coba tebak berapa titik hitam yang ada !!!
Perspektif Behavioral Perspektif Kognitif Perspektif Sosial Motivasi Perspektif Behavioral Perspektif Kognitif Perspektif Sosial Perspektif Humanistik
Perspektif Behavioral “ perspektif yg menekankan pada imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi “
Ahli-ahli Psikologi (behavioral) E.L. Thorndike Teori Conectionisme(pertautan): belajar adalah suatu proses “stamping in” (diingat), forming, hubungan antara Stimulus dan Respons (S-R) Penelitiannya pada kucing yg dikurung dengan makanan (hadiah) di luar kurungan.
Low of Exercise (hukum latihan) Keterikatan atau pertautan (conectionisme) menurut Thorndike juga sering digunakan dalam Matemetika Mis. 4x4=16 , 7x7=49 4x4 & 7x7 (stimulus) 16 & 49 (Respon) (diulang terus) shg penuhi target Low of Effect (hukum pengaruh) siswa ditingkatkan motivasinya dgn diberi hadiah (nilai atau puijian)
Ivan Pavlov Classical conditioning (motivasi untuk mendapatkan sesuatu dapat dikondisikan)
Conditioning Respons akan lebih kuat jika diberi reinforcement (UCS) Guru dapat memotivasi siswa dengan mengkondisikan suasana belajar siswa yang menyenangkan seperti permainan, musik, poster, barang yg unik (sesuai materi)
J.B. Watson Conditioning Reflect Siswa akan mengalami kecemasan dan tidak termotivasi menghadapi hal yang baru bahkan takut kalau di masa lalu pernah terjadi kejadian yang menyebabkan taruma dan di generalisasi pada hal yg lain...
B.F. Skinner Reward & reinforcement paling penting dalam pembelajaran dan menghindari hukuman Teori Operant Conditioning ini melihat kemungkinan bahwa respons yg sama akan terjadi lagi. Siswa yg benar direinforcement sedangkan yang salah diberitahu baik atau didiamkan “ Pendidikan adalah apa yang bertahan ketika apa yang telah dipelajari telah dilupakan ... ”
Perspektif Kognitif Pemikiran akan memandu motivasi siswa Belajar adalah hasil dari usaha manusia dengan menggunakan semua alat mentalnya untuk mengerti dunia Tekanan eksternal tidak terlalu berlebihan sehingga siswa mampu mengontrol hasil prestasi sendiri Ditekankan pada pemahaman, mengerti, mengingat informasi dan mengapa hal tersebut dipelajari
Atribusi : suatu usaha memahami perilaku atau kinerja sendiri, termotivasi menemukan sebab-sebab yang mendasari - konsep locus of control (percaya bahwa sukses atau gagal adalah haknya atau usahanya sendiri atau kemampuannya sendiri - dimensi locus of control terdiri dari internal dan external, dapat dipadukan
Fenomena Psikologis (motivasi internal) Cognitive Dissonance : kondisi psikologis dimana tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan menunjukkan bahwa dirinya baik (positif) - dalam hal ini anak akan bisa memilih tindakan yang akan mampu menjaga citra diri mereka. - contoh, anak ketika anak mendapatkan nilai buruk, anak akan merumuskan tindakan untuk menjaga citra dirinya (positif atau negatif)
Mastery motivation (motivasi untuk menguasai) penunjukan sikap menikmati tantangan, berpikir positif, cermat, dan menggunakan strategi yg sukses di masa lalu. - Lawan dari Mastery motivation adalah helpless yaitu anak yg berfokus pada ketidak mampuan mereka dan berpikir negatif - Guru dapat menghindarkan helpless dg memberi persiapan lebih matang pd anak sebelum memberi tugas atau menghadapi ujian
Self-Efficacy: keyakinan akan kemampuan diri untuk menyelesaikan tantangan yang ada dengan hasil yang baik - Self efficacy di dalam kelas tidak hanya terpaku pada siswa saja tetapi guru pun harus memiliki self efficacy yang tinggi dalam mengajar sehingga kondisi kelas tetap terjaga dan terkontrol sesuai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
Kecemasan: perasaan takut dan kegundahan yang tidak jelas serta tidak menyenangkan Bandura: Kecemasan pada level moderat atau wajar akan membuat anak lebih teliti dan cermat dalam menghadapi tantangan tetapi akan fatal akibatnya jika kecemasan siswa berlebihan bahkan konsisten dari awal ujian sampai akhir ujian - Guru diharapkan melakukan intervensi khusus dan relaksasi untuk menanggulangi kecemasan
Perspektif Humanistis Konsep humanistis memandang bahwa pendidikan yang baik harus lebih bersifat terbuka, adanya tatap muka, dan belajar bekerja sama. Pada umumnya pendekatan seperti ini mempunyai pandangan yang ideal yang lebih manusiawi, pribadi, dan berpusat pada siswa (student-centered) yang berusaha menolak pendidikan tradisional yang lebih berpusat pada guru (teacher-centered)
Pencetus teori Artur Combs mengganggap bahwa perbedaan tingkah laku seseorang disebabkan adanya perasaan, persepsi, kepercayaan, dan tujuan tingkah laku inner (dari dalam) yang berbeda sehingga membuat orang punya perbedaan dari orang lain
Abraham Maslow kebutuhan seseorang memiliki hierarkhi yaitu kebutuhan dasar tertentu harus terpuaskan terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
Hierarkhi kebutuhan Maslow Aktualiasi diri Harga diri Cinta dan rasa memiliki keamanan fisiologis Growth Need Deficiency Needs
Carl Rogers ahli psikologi humanistik mencetuskan prinsip-prinsip penting dalam belajar humanistik dalam bentuk: keinginan untuk belajar (the desire to learn), belajar secara signifikan (significant learning), belajar tanpa ancaman (learning without threat), belajar atas inisiatif sendiri (self-initiated learning), belajar dan berubah (learning and change)
David C. M. McClelland Motivasi Berprestasi: kecenderungan seseorang berjuang untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang berorientasi untuk tujuan sukses dan menghindari kegagalan Punya naluri untuk selalu mendapatkan keberhasilan maksimal
Perspektif Sosial Perspektif ini lebih memfokuskan pada motivasi seseorang untuk selalu berada di sekitar banyak orang dan menjalin hubungan yang hangat dan akrab kebutuhan afiliasi yaitu motivasi untuk berhubungan dengan orang lain secara aman Contoh: Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru