Persepsi Petani terhadap Tata Niaga Tembakau dan Isu Rokok di Madura Akhmad Jayadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
Metodologi Lokasi: Kab. Pamekasan (3 Desa, 3 Kec.) Desa Gro’om, Kec. Proppo (Barat) Desa Banban, Kec. Pakong (Utara) Kertagenah Tengah, Kec. Kadur (Selatan) Waktu: 4-8 September 2016 Jumlah Responden: 30 orang Responden: Petani Metode: Acak & Snowball Ast Lapangan: Mukhlis & Bukhori
70% responden menanam tembakau sejak lebih dari 5 tahun yg lalu
67% responden menanam tembakau tahun lalu
Semua responden sepakat bahwa kondisi tembakau saat ini buruk
67% responden menanam tembakau tahun ini
50% rencana tanam tembakau tahun depan, dan 50% lagi rencana tidak tanam tembakau thn dpn.
Semua responden setuju bahwa agar petani tidak rugi, maka harga tembakau harus di atas Rp 50rb.
67% responden menajawab bahwa faktor yang paling menentukan harga tembakau adalah alam.
100% responden setuju bahwa yg menyebabkan kerugian petani dalam penjualan tembakau adalah gudang
Mayoritas responden percaya bahwa timbangan adalah cara pihak luar merugikan petani
67% petani sudah pernah/berencana alih tanam
Tanaman pengganti tembakau yang dirasa profitable adalah singkong, tebu dan pisang
Tanaman yang cocok sebagai pengganti tembakau di musim yang sama adalah cabe, jagung, padi dan semangka
57% responden masih percaya bahwa pemerintah berperan dalam mengontrol harga tembakau
67% responden merasa pernah mendapat bantuan dari pemerintah
Semua responden sepakat bahwa pertanian tahun ini lebih buruk daripada tahun lalu
Semua responden mengaku bahwa kelompok tania ada
90% petani mengaku tidak pernah mendengar tentang Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI)
Semua responden mengaku pernah mendengar rencana pemerintah menaikkan harga rokok
Semua responden tidak setuju terhadap kenaikan harga rokok tersebut
80% responden meyakini bahwa kenaikan harga rokok akan turut menaikkan harga tembakau
93% responden meyakini bahwa naiknya harga rokok akan menyengsarakan rakyat
Semua responden percaya bahwa naiknya harga rokok akan menambah kekayaan negara
83% responden tidak percaya bahwa naiknya harga rokok bisa mengurangi perokok pemula
77% responden tidak percaya bahwa gambar peringatan (PHW) dapat mengurangi selera perokok
Semua responden tidak percaya bahwa tembakau dapat memicu penyakit tertentu (GTC misalnya)
60% responden sadar bahwa merokok dapat merugikan kesehatan perokok itu sendiri dan orang sekitar perokok (SHS)
87% responden percaya bawha rokok/merokok adalah media/metode komunikasi yang efektif untuk kalangan/kesempatan tertentu
90% responden mengaku tidak pernah mendengar tentang RUU pertembakauan
Mohon saran dan diskusi Terimakasih Mohon saran dan diskusi