PENGANGGURAN, INFLASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Pendahuluan Pengangguran dan inflasi adalah dua masalah ekonomi utama yang dihadapi setiap masyarakat. Kedua masalah ekonomi tersebut dapat mewujudkan beberapa efek buruk yang bersifat ekonomi, politik dan sosial. Untuk menghindari berbagai efek buruk yang mungkin timbul, berbagai kebijakan ekonomi perlu dijalankan.
Masalah Pengangguran Rumus Unemployment Rate (U): U = (∑ AKP/ ∑AK) x 100% AKP = Angkatan kerja yang menganggur AK = Total angkatan kerja
Berdasar Pada Sumber/Penyebab 1. Pengangguran normal atau friksional Pada kondisi perekonomian yang berkembang pesat Jika suatu ekonomi terdapat pengangguran sebanyak 2%-3% kesempatan kerja penuh Pengangguran sebanyak 2%-3% pengangguran normal atau pengangguran friksional Terjadi karena masyarakat sedang mencari pekerjaan lain yang lebih baik
Berdasar Pada Sumber/ Penyebab 2. Pengangguran siklikal Pada kondisi perekomian yang tidak selalu berkembang dengan stabil Pada suatu saat terjadi peningkatan permintaan agregrat menaikkan produksi pengangguran berkurang Pada suatu saat terjadi penurunan permintaan agregrat menurunkan produksi pengangguran bertambah
Berdasar Pada Sumber/Penyebab 3. Pengangguran struktural (struktur kegiatan ekonomi) Pada kondisi perkembangan industri yang tidak merata, pada perekonomian yang selalu berkembang Industri yang berkembang pesat menaikkan produksi pengangguran berkurang Industri yang tidak berkembang pesat menurunkan produksi pengangguran bertambah
Berdasar Pada Sumber/Penyebab 4. Pengangguran teknologi Pada kondisi perekomian yang selalu dituntut untuk efisien dan efektif Adanya teknologi menggantikan peran manusia dalam kegiatan produksi Semakin tinggi peran teknologi untuk menggantikan peran manusia pengangguran bertambah
Berdasar Pada Ciri 1. Pengangguran terbuka Terjadi karena tidak seimbangnya antara pertambahan lowongan kerja yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja Terjadi karena: a. penurunan perekonomian b. Kemajuan teknologi c. penurunan pertumbuhan industri
Masalah Pengangguran Berdasar Pada Ciri 2. Pengangguran tersebunyi Terjadi di sektor pertanian dan jasa Terjadi karena jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang diperlukan, supaya perusahaan dapat beroperasi dengan efisien Kelebihan tenaga kerja tersebut terkategori sebagai pengangguran tersebunyi
Masalah Pengangguran Berdasar Pada Ciri 3. Pengangguran bermusim Terjadi di sektor pertanian dan perikanan Terjadi karena adanya musim tertentu yang memaksa masyarakat untuk tidak dapat melaksanakan pekerjaannya
Masalah Pengangguran Dampak 1. Terhadap perekonomian Masyarakat tidak dapat memaksimumkan tingkat kesejahteraan yang mungkin dicapainya Pendapatan pajak pemerintah berkurang Menghambat pertumbuhan ekonomi
Masalah Pengangguran Dampak 2. Terhadap Individu dan Masyarakat Kehilangan mata pencaharian dan pendapatan Kehilangan atau berkurangnya keterampilan Menimbulkan ketidak-stabilan sosial dan politik
Masalah Inflasi Definisi Inflasi adalah suatu kondisi perekonomian di mana harga-harga pada umumnya naik. Tingkat inflasi adalah persentase pertambahan kenaikan harga yang berbeda dari suatu periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari suatu negara dengan negara lainnya.
Masalah Inflasi Definisi Deflasi adalah suatu kondisi perekonomian di mana harga-harga pada umumnya turun. Tingkat deflasi adalah persentase penurunan harga yang berbeda dari suatu periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari suatu negara dengan negara lainnya.
Masalah Inflasi Rumus
Masalah Inflasi Penyebab 1. Pandangan Keynes Inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan perekonomiannya Keadaan di mana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia sehingga timbul apa yang disebut dengan inflationary gap (celah inflasi).
Masalah Inflasi Penyebab Jumlah uang beredar (Ms) merupakan salah satu faktor penentu tingkat harga Dalam jangka pendek Agregate Demand (C, I, G) dan pajak (T) juga mempengaruhi inflasi
Masalah Inflasi Penyebab 2. Pandangan kaum Klasik dan Monetaris
Masalah Inflasi Penyebab Keterangan: Ms = Money, merupakan jumlah uang yang beredar. V = Velocity of Money, merupakan kecepatan perputaran uang dalam satu periode waktu tertentu. P = Price, merupakan tingkat harga barang dan jasa. Y = Yield, merupakan pendapatan nasional.
Masalah Inflasi Penyebab 3. Pandangan Aliran Ekspektasi Rasional dan Ekonomi sisi Penawaran Aliran Ekspektasi Rasional inflasi merupakan fenomena moneter dan jumlah uang beredar merupakan kunci untuk mencapai stabilitas harga
Masalah Inflasi Penyebab Ekonomi sisi penawaran inflasi sebagai fenomena moneter, pembatasan moneter untuk mengurangi inflasi, juga penurunan tarif pajak sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan laju pertumbuhan penawaran agregat sehingga tingkat inflasi dapat dikurangi.
Masalah Inflasi Penyebab 4. Pandangan Kaum Strukturalis Disebabkan adanya kendala atau kekakuan struktural: Kendala penawaran bahan pangan yang bersifat inelastis Kendala devisa Kendala fiskal Inflasi merupakan suatu yang inherent di dalam proses pembangunan ekonomi itu sendiri
Masalah Inflasi Efek Terhadap Perekonomian Pengurangan produksi Naiknya biaya-biaya faktor produksi naiknya biaya produksi turunnya keuntungan (kerugian) perusahaan menutup usahanya penawaran agregat berkurang. Menurunnya tingkat kemakmuran masyarakat, terutama bagi yang berpenghasilan tetap. Inflasi dapat berlaku lebih cepat dibandingkan kenaikan upah/gaji
Masalah Inflasi Efek Terhadap Perekonomian 4. Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang terganggu 5. Cenderung mengurangi tingkat investasi 6. Cenderung mengurangi ekspor dan menaikkan impor 7. Memperlambat pertumbuhan ekonomi
Masalah Inflasi Efek Terhadap Kemakmuran 1. Efek terhadap pendapatan (Equity Effect) Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang Memperburuk pembagian kekayaan
Masalah Inflasi Efek Terhadap Kemakmuran 2. Efek terhadap efisiensi (Efficiency Effects) Kenaikan permintaan dari berbagai macam barang, mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu. Adanya peningkatan permintaan pada barang tertentu, mendorong kenaikan produksi barang tersebut. Inflasi dapat mengakibatkan alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien.
Masalah Inflasi Metode Pengukuran 1. Indeks biaya hidup (consumer price index) Mengukur biaya/pengeluaran untuk membeli sejumlah barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk keperluan hidup. Setiap jenis barang ditentukan suatu bobot tetap yang proporsional terhadap kepentingan relatif dalam anggaran pengeluaran konsumen.
Masalah Inflasi Metode Pengukuran 1. Indeks biaya hidup (consumer price index) Rumus untuk menghitung IHK: Dimana: Pn = Harga sekarang Po = Harga pada tahun dasar
Masalah Inflasi Metode Pengukuran 1. Indeks biaya hidup (consumer price index) Rumus untuk menghitung inflasi: Dimana: IHK n = Indeks Harga Konsumen periode ini IHK o = Indeks Harga Konsumen periode lalu
Masalah Inflasi Metode Pengukuran 2. Indeks harga perdagangan besar (Wholesale Price Index) atau Indeks Harga Produsen (Producer Price Index) Menitikberatkan pada sejumlah barang pada tingkat perdagangan besar (harga bahan mentah, bahan baku atau setengah jadi).
Masalah Inflasi Metode Pengukuran 3. GNP Deflator Suatu indeks perbandingan atau rasio antara GNP nominal dan GNP riil dikalikan dengan 100. GNP riil adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan di dalam perekonomian, yang diperoleh ketika output di nilai dengan menggunakan tahun dasar (based year).
Masalah Inflasi Metode Pengukuran 3. GNP Deflator GNP nominal adalah GNP yang dihitung berdasarkan harga pasar yang berlaku (GNP at current market price). Rumus GNP deflator:
Masalah Inflasi Jenis Inflasi Menurut Sifatnya 1. Inflasi merayap (creeping inflation) Ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% per tahun), kenaikan harga berjalan dengan lambat, dengan % yang kecil serta dalam jangka yang relatif lama. 2. Inflasi menengah (galloping inflation) Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan biasanya berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi. 3. Inflasi tinggi (hyper inflation) Merupakan inflasi yang berdampak pada harga yang meningkat sampai 5 atau 6 kali.
Masalah Inflasi Jenis Inflasi Menurut Sebabnya 1. Demand pull inflation, terjadi karena: Adanya kenaikan permintaan total, sedangkan produksi mendekati pada keadaan kesempatan kerja penuh, sehingga menyebabkan kenaikan harga dan dapat pula terjadi kenaikan hasil produksi (output). Adanya kenaikan permintaan total pada kondisi kesempatan kerja penuh, maka hanya akan menyebabkan kenaikan harga saja. Bertambahnya jumlah uang beredar
Masalah Inflasi Jenis Inflasi Menurut Sebabnya
Masalah Inflasi Jenis Inflasi Menurut Sebabnya 2. Cost push Inflation, terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi biasanya ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Beberapa penyebab kenaikan biaya produksi: a. Adanya kenaikan upah buruh b. Industri yang sifatnya monopolistis, sehingga manajer menggunakan kekuasaannya di pasar untuk menentukan harga (yang lebih tinggi) c. Kenaikan harga bahan baku industri.
Masalah Inflasi Jenis Inflasi Menurut Sebabnya
Masalah Inflasi Jenis Inflasi Menurut Sebabnya 3. Imported Inflation, terjadi karena kenaikan harga-harga dari barang yang di impor.
Masalah Inflasi Jenis Inflasi Menurut Sebabnya 4. Structural inflation, terjadi karena adanya berbagai kendala atau kekauan struktural yang menyebabkan penawaran di dalam perekonomian menjadi kurang atau tidak responsif terhadap permintaan yang meningkat
Masalah Inflasi Dampak Buruk 1. Inflasi dan perkembangan ekonomi Inflasi yang tinggi tidak akan menggalakkan perekonomian Inflasi yang tinggi menyebabkan biaya produksi tinggi, sehingga menjadi kurang menguntungkan mendorong praktek spekulasi investasi di sektor riil berkurang pengangguran bertambah & pertumbuhan nasional akan berkurang
Masalah Inflasi Dampak Buruk Biaya produksi tinggi menyebabkan produk nasional sulit untuk bersaing dengan negara lain ekpor menurun impor meningkat ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing
Masalah Inflasi Dampak Buruk 2. Inflasi dan kemakmuran masyarakat Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang Memperburuk pembagian kekayaan
Kebijakan Pemerintah Kebijakan pemerintah yg berkaitan dengan APBN untuk mempengaruhi jalannya perekonomian guna mencapai sasaran atau tujuan tertentu Misal: 1. menaikkan/menurunkan budget 2. menaikkan perpajakan/subsidi 3. pinjaman masyarakat/luar negeri
Kebijakan Pemerintah Merupakan bentuk intervensi pemerintah dalam pengendalian perekonomian Kebijakan ini dilakukan untuk, misalnya: 1. Mengatasi pengangguran 2. Mengendalikan inflasi/deflasi 3. Pemerataan
Kebijakan Pemerintah Tujuan 1. Tujuan bersifat ekonomi Menyediakan lowongan pekerjaan Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat Memperbaiki pembagian pendapatan
Kebijakan Pemerintah Tujuan 2. Tujuan bersifat sosial dan politik Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga Menghindari masalah kejahatan Mewujudkan kestabilan politik
Kebijakan Fiskal dan Moneter Pengelolaan perekonomian nasional dilakukan oleh: Menteri Keuangan dan Bank Indonesia), yang bisa mempengaruhi ekonomi melalui: 1. Kebijakan fiskal (Menteri Keuangan) 2. Kebijakan moneter (Bank Indonesia)
Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang dilakukan dengan cara mengubah penerimaan dan pengeluaran negara. Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk menstabilkan ekonomi, memperluas kesempatan kerja, mempertinggi pertumbuhan ekonomi, dan keadilan dalam pemerataan pendapatan Metode yang digunakan pada kebijakan fiskal adalah menambah atau mengurangi dari unsur PAJAK dan SUBSIDI
Kebijakan Fiskal Jenis 1. Discretionary (kebijakan fiskal yang disengaja/aktif) kebijakan yang sengaja dilakukan utk mencapa target tertentu. Misal: kebijakan menaikkan pengeluiaran pemerintah (G) untuk mendorong produksi sehingga pendapatan nasional meningkat
Kebijakan Fiskal Jenis 2. Built in/Automatic Stabiliers (Kebijakan Fiskal yang pasif) merupakan reaksi otomatis dari keadaan perekonomian yang ada Misalnya: pendapatan masyarakat naik penerimaan pemerintah dari pajak meningkat
Kebijakan Fiskal Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran (subsidi) dan pajak. Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah, dapat mempengaruhi variabel-variabel berikut: 1. Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi 2. Pola persebaran sumber daya 3. Distribusi pendapatan
Kebijakan Fiskal Praktek kebijakan fiskal mengontrol dan mengendalikan pembelanjaan pemerintah dan penerimaan pajak dari pemerintah. Metode yang digunakan membandingkan antara pembelanjaan pemerintah dan pendapatan pemerintah (pajak) Kondisi yang timbul: 1. Defisit fiskal 2. Surplus fiskal
Kebijakan Fiskal Defisit fiskal, terjadi ketika: pembelanjaan dari pemerintah lebih besar dibandingkan pendapatan pemerintah (pajak). Memberikan stimulus ke ekonomi karena meningkatkan permintaan barang dan jasa Surplus fiskal, terjadi ketika: pembelanjaan dari pemerintah lebih rendah dibandingkan pendapatan pemerintah (pajak). Bersifat kontraksi terhadap ekonomi karena pemerintah mengurangi permintaan swasta lebih banyak (melalui pajak) daripada membeli barang dari ekonomi.
Kebijakan Fiskal Implementasi kebijakan fiskal penyusunan anggaran pemerintah (APBN) Anggaran pemerintah pembelanjaan pemerintah dan pendapatan pemerintah Unsur utama pada sisi pembelanjaan anggaran pemerintah, yaitu: 1. Belanja barang dan jasa (G) 2. Gaji pegawai (W) 3. Transfer paymentt/subsidi (Tr)
Kebijakan Fiskal Unsur utama pada sisi pendapatan anggaran pemerintah, yaitu: 1. Penerimaan pajak (T) 2. Kredit likuiditas bank sentral (U) 3. Pinjaman/obligasi dalam negeri (B) 4. Pinjaman/hutang luar negeri (F)
Kebijakan Fiskal Akuntansi pembelanjaan pemerintah akan selalu sama dengan pendapatan pemerintah Ekonomi pembelanjaan pemerintah akan tidak selalu sama dengan pendapatan pemerintah, yakni: 1. Defisit 2. Surplus 3. Berimbang
Kebijakan Fiskal Ada tiga pengertian yang berbeda mengenai arti defisit, surplus dan anggaran berimbang: 1. Surplus Tx > G + W + Tr Defisit Tx < G + W + Tr Berimbang Tx = G + W + Tr 2. Surplus Tx + B > G + W + Tr Defisit Tx + B < G + W + Tr Berimbang Tx + B = G + W + Tr
Kebijakan Fiskal 3. Surplus U < 0 Defisit U > 0 Berimbang U = 0
Kebijakan Fiskal Masalah Pengangguran Dapat dijelaskan melalui dua pendekatan: 1. Menggunakan grafik Y=AE 2. Menggunakan grafik AE-AS
Kebijakan Fiskal Masalah Pengangguran Y=AE Kebijakan fiskal yang dapat dilakukan adalah: 1. Efek pertambahan pengeluaran pemerintah 2. Efek pengurangan pajak
Kebijakan Fiskal Masalah Pengangguran Y=AE
Kebijakan Fiskal Masalah Pengangguran Y=AE
Kebijakan Fiskal Masalah Pengangguran Y=AE Kesimpulan: 1. Multiplier pajak adalah lebih kecil dari multiplier pengeluaran pemerintah 2. Efek pertambahan pengeluaran pemerintah dalam menggalakkan kegiatan ekonomi adalah lebih cepat dari efek pengurangan pajak
Kebijakan Fiskal Masalah Pengangguran AD=AS Kebijakan fiskal yang dapat dilakukan adalah: 1. Efek pertambahan pengeluaran pemerintah 2. Efek pengurangan pajak
Kebijakan Fiskal Masalah Pengangguran AD=AS
Kebijakan Fiskal Masalah Inflasi Dapat dijelaskan melalui dua pendekatan: 1. Menggunakan grafik Y=AE 2. Menggunakan grafik AE-AS
Kebijakan Fiskal Masalah Inflasi Y=AE
Kebijakan Fiskal Masalah Inflasi AD=AS
Kebijakan Moneter Kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral untuk MENAMBAH atau MENGURANGI jumlah uang yang beredar di masyarakat Tujuan: 1. menjaga stabilitas ekonomi 2. menjaga stabilitas harga 3. meningkatkan kesempatan kerja 4. memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran
Kebijakan Moneter Kebijakan moneter manipulasi dari supply uang untuk mempengaruhi ekonomi makro Konsekuensi MENAMBAH JUMLAH MATA UANG: Kenaikan jumlah uang yang beredar mempunyai konsekuensi turunnya suku bunga, sehingga dapat mendorong investasi dan konsumsi 2. Kenaikan jumlah uang yang beredar juga mempunyai konsekuensi naiknya tingkat inflasi, sehingga menyebabkan naiknya tingkat bunga
Kebijakan Moneter Konsekuensi MENGURANGI JUMLAH MATA UANG: Mengurangi jumlah uang yang beredar mempunyai konsekuensi naiknya suku bunga, sehingga dapat menurunkan investasi dan konsumsi 2. Mengurangi jumlah uang yang beredar juga mempunyai konsekuensi turunnya tingkat inflasi, sehingga menyebabkan turunnya tingkat bunga
Kebijakan Moneter Aplikasi kebijakan moneter: 1. Kebijakan Pasar Terbuka (Open Market Policy) 2. Kebijakan Diskonto (Discount Policy) 3. Kebijakan Cadangan Kas (Cash Ratio Policy) 4. Kebijakan Kredit Selektif
Kebijakan Moneter Instrumen kebijakan moneter: 1. BI rate 2. Open market operation 3. Giro wajib minimum 4. Lender of last resort (BLBI)
Kebijakan Moneter Masalah Pengangguran Dapat dijelaskan melalui dua pendekatan: 1. Menggunakan grafik Y=AE 2. Menggunakan grafik AE-AS
Kebijakan Moneter Masalah Pengangguran Y=AE
Kebijakan Moneter Masalah Pengangguran Y=AE
Kebijakan Moneter Masalah Inflasi
Kebijakan Segi Penawaran 1. Mengatasi permasalahan stagflasi Kenaikan upah tenaga kerja Kemerosotan nilai mata uang Kenaikan harga barang impor
Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan Segi Penawaran 2. Mengatasi permasalahan tingkat inflasi
Kebijakan Segi Penawaran 3. Mengatasi permasalahan tingkat pengangguran