PENDIDIKAN KARAKTER Oleh : R. Tjahjopurnomo

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Advertisements

IMPLEMENTASI POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH
DADANG SUNDAWA JL. GEGERASIH
KI kd/indikator materi pustaka
Dongengdan Pendidikan Karakter Hartono PBSI FBS UNY.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KARAKTER BIDAN DALAM MENGHADAPI PASAR BEBAS ASEAN Disajikan dalam seminar Nasional Kebidanan di Sekolah.
Hakikat PKn.
Pendidikan Karakter di SMP oleh Eko Widodo
TUGAS PRESENTASI WAWASAN NUSANTARA.
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
WAWASAN NUSANTARA Oleh : Aditya Hendra Moh. Khoirul Anwar
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Wakil Presiden RI Drs. H . Muhammad Jusuf Kalla
LANDASAN YURIDIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
PEMAPARAN PEMBERDAYAAN GENDER DAN ENERGI
ARAH KEBIJAKAN DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA
DIREKTORAT FASILITASI PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR DESA”
Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI NASIONAL
Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL
Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum.
Bangsa Dan Negara (2) Pertemuan 04
Pendahuluan Pembahasan Penutup. Pendahuluan Pembahasan Penutup.
Aktualisasi Revolusi Mental dalam Inovasi Pelayanan Publik
SEMINAR DAN LOKAKARYA NASIONAL “BELA NEGARA” “GRAND DESIGN KURIKULUM BELA NEGARA DAN RANCANGAN IMPLEMENTASINYA” TEGUH SOEDARTO Surabaya, 1 Oktober 2016.
KEBIJAKAN PENYELAMATAN DAN PENGOLAHAN ARSIP
Kurikulum PKN dan Agama
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
Latar Belakang, Konsep, Implementasi dan Tantangan
NILAI DAN PRINSIP Nilai-nilai 1945
NAMA KELOMPOK : Okti Panca Istihanah Ola Desilia Puji Ananda
NILAI DAN PRINSIP Nilai-nilai 1945
Memahami Konsep Dasar Pendidikan Karakter
Dr. Hardiwinoto, SE., M.Si. NIDN:
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER
PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)
SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Nilai-Nilai Karakter Anak di Indonesia
Pendidikan Kewarganegaraan
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
18 NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
Brainstorming tentang Nilai-Nilai Karakter Anak di Indonesia
STANDAR PENILAIAN KURIKULUM 2013
Undang Undang Sisdiknas no. 20 Tahun 2003
Pendekatan Terpadu dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
RPJMN Bidang Tata Ruang
PENGANTAR PENDIDIKAN KARAKTER
Analisis Kurikulum Penjasorkes dan Bahan Ajar
Workshop Pengawasan Novotel Hotel Jakarta, Mei 2017 Oleh : H. MAMAN SAEPULLOH, S.Sos., M.Si Inspektur Wilayah II, Inspektorat Jenderal Kementerian Agama.
PEDOMAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) OLEH : HARIYANI,S.PD SMK NEGERI 1 BENGKAYANG.
& Tim Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
Pendidikan Kewarganegaraan
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA (PIS-PK)
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Bidang Pendidikan Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama
WAWASAN NUSANTARA Latar Belakang, Konsep, Implementasi dan Tantangan.
RIA KURNIASARI. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menganalisis hakikat, fungsi dan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD.
STANDAR ETIKA PUBLIK Oleh BERE ALI.
PKn yang berhasil menumbuhkan sikap mental : bersifat cerdas,
KEWARGANEGARAAN Ary Handayani 1. KONTRAK BELAJAR Perkuliahan / Kehadiran : 30% Tugas / Quiz : 35% UTS : 15% UAS : 20% 2.
Transcript presentasi:

PENDIDIKAN KARAKTER Oleh : R. Tjahjopurnomo Museum Kebangkitan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

LATAR Orde Lama : … untuk keselamatan bangsa dan negara, terutama dalam taraf nation building dengan segala bahaya-bahayanya dan segala godaan- godaannya itu, diperlukan REVOLUSI MENTAL (Presiden Soekarno, 1957). Gerakan Hidup Baru

Orde Baru : “Sikap mental orang Indonesia umumnya belum siap untuk pembangunan” (hasil Seminar Perkembangan Sosial-Budaya dalam Pembangunan Nasional, LIPI, 1970). Lebih menilai tinggi orientasi ke masa depan. Lebih menilai tinggi hasrat eksplorasi untuk mempertinggi kapasitas berinovasi. Lebih menilai tinggi orientasi kearah achievement dari karya. Menilai tinggi mentalitas berusaha atas kemampuan sendiri, percaya kepada diri sendiri, berdisiplin murni dan berani bertanggung jawab sendiri (Koentjaraningrat, 1990).

Reformasi : SILAHKAN ANDA UNTUK MENGIDENTIFIKASI SENDIRI PERSOALAN YANG ADA PADA BANGSA KITA

Nawa Cita, 9 agenda prioritas Jokowi-JK Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati dfiri sebagai negara maritime. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan public pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi system kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerrangka negara kesatuan. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi system dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program “Indonesia Pintar”, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program “Indonesia Kerja” dan “Indonesia Sejahtera” dengan mendorong Land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampong deret atau rumah susun murah yang disubsidi sertas jaminan social untuk rakyat di tahun 2019.

Meninghkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. Mewujutkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sector-sektor strategis ekonomi domestic. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotism dan cinta tanah air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia. Memperteguh Kebhinekaan dan memperkuat restorasi social Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinekaan dan menciptakan ruasng-ruang dialog antra warga. Revolusi Mental. Gerakan “Ayo Kerja”.

PENDIDIKAN KARAKTER Karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhl;ak atau budipekerti yang membedakan seseorang dari yang lain (KBBI,2008). Proses perkembangan karakter pada seseorang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Faktor lingkungan (rekayasa lingkungan) , mencakup antara lain lingkungan fisik dan budaya sekolah, manajemen sekolah, kurikulun, pendidik, dan metode mengajar. Perkembangan dan pembentukan karakter memerlukan pengembangan keteladanan yang ditularkan, intervensi melalui pembelajaran, pelatihan, pembiasaan terus-menerus

Pendidikan menurut Undang-Undang Sisdiknas: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Mark Plus Institute of Jakarta Merumuskan 6 pilar utama institusi penghasil manusia berkarakter kuat : Trustworthiness (Kepercayaan) Respect (Respek) Responsibility (Tanggung jawab) Fairness (Keadilan) Caring (Peduli) Citizenship (Kewarganegaraan)

PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA Karakter bangsa diartikan : Sebagai ahlak, budi pekerti, watak atau kepribadian yang memberi ciri khusus bangsa Indonesia. Sifat dan komitmen bangsa Indonesia yang menjadi pandangan hidup yang mendukung kemajuan peradaban bangsa. Karakter bangsa tercermin dalam etos kerja yang tinggi, berwawasan ke depan, berpikir positif dan rasional, serta mampu beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi (HARUN,2010).

Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu : Jujur Toleransi Disiplin Kerja keras Kreatif Mandiri Demokratis

Rasa ingin tahu Semangat kebangsaan Cinta tanah air Menghargai prestasi Bersahabat/komunikatif Cinta damai Gemar membaca Peduli lingkungan Peduli sosial Tanggung jawab Religius (Puskur Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa : Pedoman Sekolah. 2009:9-10)

Pendidikan Karakter Melalui Museum Pengertian Museum : Museum adalah lembaga tetap yang nirlaba (tidak mencari keuntungan) yang melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang mengumpulkan, memelihara, meneliti, mengkomunikasikan, dan memamerkan, untuk tujuan studi, edukasi, dan kesenangan tinggalan tangible dan intangible manusia dan lingkungannya. (ICOM, 2006)

Museum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfatkan koleksi berupa benda, bangunan, dan/atau struktur yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya atau yang bukan Cagar budaya, dan mengkomunikasikannya kepada masyarkat. (UU No. 11 tahun 2010)

Museum sebelum kemerdekaan : Museum yang didirikan oleh pemerintah kolonial adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan yang menunjang politik kolonial dalam rangka usahanya untuk mempertahankan wilayah jajahannya melalui aspek kebudayaan.

Museum setelah kemerdekaan : Tujuan didirikan museum setelah kemerdekaan adalah untuk kepentingan pelestarian warisan budaya dalam rangka pembinaan dan pengembangan kebudayan bangsa, dan sebagai sarana pendidikan non-formal. Pemerintah menyadari dan menyikapi bahwa museum menjadi urusan yang perlu ditangani pembinaan, pengarahan, dan pengembangannya sebagai sarana pelaksanaan kebijakan politik di bidang kebudayaan.

Tiga fungsi pokok Museum 1. Preservasi Mencakup pengertian pemeliharaan fisik, maupun administrasi koleksi. Termasuk didalamnya masalah manajemen koleksi yang terdiri atas pengumpulan, pendokumentasian, konservasi, dan restorasi koleksi. 2. Penelitian Mengacu pada penelitian terhadap warisan budaya dan berkaitan dengan subject matter dicipline 3. Komunikasi Mencakup kegiatan penyebaran hasil penelitian berupa knowledge dan pengalaman dalam bentuk pameran, program-program pendidikan, events, dan publikasi. (van Mesch, 2003)

3 Pilar kebijakan permuseuman di Indonesia Pengelolaan museum Indonesia harus berpedoman pada 3 pilar kebijakan permuseuman di Indonesia, yaitu : Mencerdaskan kehidupan bangsa Kepribadian bangsa Ketahanan Nasional dan wawasan nusantara

5 metode penyampaian informasi museum Menurut Schouten, 1986, museum sebagai media komunikasi dalam penyampaian informasi koleksinya, secara garis besar, dapat dilakukan dengan 5 metode : Pameran-pameran, baik pameran tetap maupun pameran sementara atau pameran khusus. Acara-acara audio visual Program-program pendidikan Pengantar, pengenalan dan ceramah Penerbitan

Hubungan Museum dengan pendidikan (AAM,1993)

Peranan Museum Dalam Pendidikan Sejarah bangsa (AAM,1993)

KESIMPULAN MEDIA REVOLUSI MENTAL NAWA CITA TRISAKTI CITA-CITA PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945