PENDIDIKAN Yunani pedagogik Ilmu menuntun anak
MENGELUARKAN DAN MENUNTUN MEREALISASIKAN POTENSI ROMAWI EDUCARE MENGELUARKAN DAN MENUNTUN MEREALISASIKAN POTENSI ANAK
MEMBANGKITKAN MENGAKTIFKAN POTENSI ANAK SETIAP ANAK BERBEDA
Pendidikan didik mendidik memelihara, memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran Pendidikan proses pengubahan dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perluasan, dan cara mendidik
Langeveld, usaha, pengaruh, perlindungan, bantuan, yang diberikan kepada anak, sehingga cakap dan mampu melaksanakan tugas individunya Jhon Dewey, proses pembentukan kecakapan-kecakapan esensial baik secara intelektual maupun emosional Jhon Rousseau, proses memberi perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi sangat dibutuhkan pada waktu dewasa
Driyarkara, upaya pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani. Ki Hajar Dewantara, tuntunan di dalam tumbuh kembangnya anak (semua potensi), sebagai manusia dan anggota masyarakat untuk mencapai kebahagiaan. UU No 2 tahun 1989, Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.
MENCIPTAKAN DIRI DAN MASYARAKAT UU Nomor 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. PENDIDIKAN ARUS PERKEMBA- NGAN ZAMAN USAHA SADAR MANUSIA MENCIPTAKAN DIRI DAN MASYARAKAT
Proses pendidikan dilakukan secara terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat serta tuntutan perkembangan zaman.
PENDEKATAN HOLISTIK INTEGRATIF PENDEKATAN REDAKSIONAL HAKIKAT PENDIDIKAN
PENDEKATAN REDAKSIONAL 4. Pendekatan Psikologis Manusia memiliki jiwa yang khas dan satu sama lain berbeda 5. Pendekatan Negativis Segala sesuatu seakan-akan telah tersedia di dalam diri anak yang bertumbuh dengan baik apabila tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang merugikan pertumbuhan pertumbuhan tersebut 6. Pendekatan Sosiologis Pandangan ini diprioritaskan pada kepada kebutuhan masyarakat 1. Pendekatan Pedagogisme Anak memiliki kemampuan tinggal dikembangkan 2. Pendekatan Filosofis, anak berbeda dengan orang dewasa, proses pendewasaan anak bertitik tolak dari anak sebagai manusia yang punya tingkat. Orang dewasa berperan menfasilitasi apa yang dimiliki anak 3. Pendekatan Religius Manusia memiliki naluri ketuhanan dan cinta akan kebenaran
PENDEKATAN HOLISTIK INTEGRATIF Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan dan proses berinteraksi dengan lingkungan. Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia (hubungan sesama manusia dengan ruang lingkup yang semakin luas Eksistensi manusia yang memasyarakat, pendidikan tak terpisahkan dari kehidupan manusia yang pada dasarnya adalah kehidupan bermoral. Proses pendidikan yang membudaya, inti dari kehidupan bermasyarakat adalah nilai-nilai. Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi-dimensi waktu dan ruang, masyarakat berkembang dalam proses waktu
ALIRAN DALAM PENDIDIKAN 1. Aliran Empirisme (John Locke), manusia dilahirkan dalam keadaan kosong sehingga pendidikan memiliki peran penting yang dapat menentukan keberhasilan anak. 2. Aliran Nativisme (Arthur Schoupenhauer), perkembangan seseorang merupakan produk dari pembawaan yang berupa bakat 3. Aliran Naturalisme (J.J. Rousseau), semua anak yang dilahirkan pada dasarnya dalam keadaan baik. Anak akan rusak atau tidak baik karena campur tangan manusia (masyarakat/lingkungan). 4. Aliran Konvergensi (William Stern), pembawaan dan lingkungan atau pengalamanlah yang menentukan pembentukan pribadi seseorang. Pendidikan dijadikan sebagai penolong kepada anak untuk mengembangkan potensinya.
PENDIDIKAN Transformasi Nilai Pembentukan Kepribadian Membimbing, membantu anak didik mengatasi kesulitan dan pemecahan permasalahannya PENGAJARAN Transfer Ilmu Keahlian Kombinasi yang tersusun oleh, unsur-unsur, manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling memengaruhinya Mengambarkan kegiatan guru mengajar dan siswa sebagai pembelajaran dengan unsur yang saling memengaruhi
FUNGSI DAN PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN ORAN TUA Peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan PENDIDIKAN KELUARGA
1. Pengalaman pertama masa kanak-kanak Pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama untuk perkembangan pribadi anak Anak lahir dalam keadaan tidak berdaya, penuh ketergantungan Orang tua memberikan corak/warna kepada anak Orang tua tempat menggantungkan diri bagi anak
2. Menjamin kehidupan emosional anak Kebutuhan emosional terbentuk dengan baik Anak yang pemalu, agresif, hingga kejahatan atau tindakan kriminal (kurangnya rasa kasih sayang dari orang tua) Suasana kehidupan keluaraga sejatinya penuh rasa cinta, aman, tenteram, saling percaya
3. Menanamkan dasar pendidikan moral KETELADANA (budi pekerti dan segala nilai) ANAK ORANG TUA
4. Dasar pendidikan sosial Benih-benih kesadaran sosial (tolong-menolong, gotong-royong, menjaga ketertiban, kedamaian, kebersihan, keserasian dalam segala hal AYAH IBU ANAK
5. Peletakan dasar-dasar keagamaan Nilai keagamaan Menjalankan ibadah Ceramah keagamaan Memberikan pengaruh kepada pribadi anak
TANGGUNGJAWAB KELUARGA Orang tua terhadap anak Motivasi atau dorongan cinta kasih Motivasi kewajiban moral (nilai-nilai agama atau spiritual) Tanggungjawab sosial Memelihara dan membesarkan anaknya Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mandiri
Keteraturan, sistematis, bertingkat, mengikuti syarat-syarat yang ketat dan jelas PENDIDIKAN SEKOLAH
KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SEKOLAH Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang Usia anak didik di suatu jenjang relatif homogen Materi lebih bersifat akademis dan umum Waktu pendidikan sesuai dengan jenjang program (SD, SMP,….) Kualitas pendidikan yang dibutuhkan oleh lingkungan
PENDIDIKAN SEKOLAH Tumbuh sesudah keluarga (pendidikan kedua) (kecakapan membaca, menulis, berhitung, menghargai keindahan, benar salah, agama) Lembaga pendidikan formal (memiliki bentuk yang jelas, memiliki program terencana, terarur, resmi) Lembaga pendidikan yang tidak bersifat kodrati (tidak berdasarkan hubungan darah, tetapi bersifat kedinasan
Anak didik Berguna bagi masyarakat, agama, bangsa PERANAN SEKOLAH Belajar bergaul Menaati peraturan Anak didik Berguna bagi masyarakat, agama, bangsa
FUNGSI SEKOLAH Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan Sekolah sebagai lembaga sosial spesialisasinya dalam bidang pendidikan Pendidikan dan pengajaran lebih efisien ( pekerjaan mendidik tidak hanya dipikul keluarga, pendidikan sekolah sistematis, dapat mendidik dalam jumlah yang besar secara sekaligus) Sosialisasi, membentuk perkembangan anak menjadi makhluk sosial dan beradaptasi Memelihara warisan kebudayaan yang hidup dalam masyarakat Transisi dari rumah ke masyarakat (anak dilatih berdiri sendiri dan bertanggungjawab)
Sumbangan Khas Sekolah sebagai Lembaga Pendidikan Sekolah melaksanakan tugas mendidik maupun mengajar , memperbaiki, memperluas tingkah laku si anak didik yang dibawa dari keluarga. Mendidik dan mengajar siswa menjadi pribadi dewasa susila, sekaligus warga negara dewasa susila. Mendidik maupun mengajar siswa untuk menerima dan memiliki kebudayaan bangsa. Lewat bidang pengajaran, sekolah membantu dan mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan kerja sehingga memiliki keahlian untuk bekerja dan ikut membangun bangsa dan negara.
Lembaga Pendidikan di Masyarakat Satu bentuk tata kehidupan sosial dengan tata nilai dan tata budaya sendiri. Masyarakat adalah wadah dan wahana pendidikan, medan kehidupan manusia yang majemuk (plural: suku, agama, kegiatan kerja, tingkat pendidikan, tingkat sosial, ekonomi dan sebagainya). Manusia berada dalam multikompleks antarhubungan dan antaraksi di dalam masyarakat. Dalam konteks pendidikan masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah.
MASALAH DALAM PENDIDIKAN Kualitas pendidikan: Mutu guru yang masih rendah terdapat di semua jenjang pendidikan Alat bantu proses belajar mengajar belum memadai Tidak meratanya lulusan yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan Untuk mengatasinya: Meningkatkan anggaran untuk pendidikan Meningkatkan efisiensi pendidikan Perlu kesadaran pembuat dan pelaku kebijakan Relevansi pendidikan (antara pendidikan dan dengan perkembangan masyarakat Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai Tidak adanya kesesuaian antara pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi
Untuk mengatasinya Membuat kurikulum yang sesuai dunia usaha Mengganti kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman 3. Elitisme (menguntungkan kelompok minoritas) Kepincangan pemberian subsidi Mahalnya pendidikan Untuk mengatasinya: Subsidi silang Pemberian beasiswa kepada yang tidak mampu Kebijakan pemerintah dalam membuat anggaran negara 4. Manajemen pendidikan Masalah pengelolaan sekolah Lembaga pendidikan dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang sudah ketinggalan zaman
Untuk mengatasinya: Sistem pendidikan nasional perlu ditata kembali Penempatan pegawai secara proporsional dan profesional 5. Pemerataan pendidikan Biaya pendidikan yang mahal membuat siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan Menggratiskan sekolah dalam program wajib belajar Menekankan pentingnya sekolah Membuat kebijakan yang adil dan bijaksana
Peserta didik, objek dan subjek pendidikan SISTEM PENDIDIKAN Tujuan (cita-cita pendidikan), memberikan arahan terhadap semua proses pendidikan Peserta didik, objek dan subjek pendidikan Pendidik, pembimbing, pengaruh, pemegang tanggungjawab dalam pelaksanaan pendidikan Alat pendidikan, mempermudah dan mempercepat tercapainya tujuan pendidikan Lingkungan, wadah atau lapangan terlaksananya proses pendidikan
Dalam bentuk organisasi /asosiasi profesi PROFESI GURU Ornstein dan Levine Profesi=jabatan Mengaplikasikan teori dengan waktu yang panjang, dan memiliki persyaratan khusus Ruang lingkup tertentu, dengan tanggung jawab serta komitmen Dalam bentuk organisasi /asosiasi profesi Melayani masyarakat dengan bidang ilmu tertentu Memiliki kode etik, kadar kepercayaan dan status sosial
CIRI PROFESI Jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu Keterampilan/keahlian melalui pemecahan masalah dengan teori dan metode ilmiah Jabatan berdasarkan pada disiplin ilmu yang jelas, sistematik, eksplisit, tidak sekadar pendapat khalayak Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu yang cukup lama Proses pendidikan untuk jabatan merupakan aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional itu sendiri Dalam memberikan layanan kepada masyarakat, anggota profesi berpegang teguh pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.
Aplikasi Ilmu Pengetahuan Persyaratan Profesi Dibutuhkan masyarakat (jika tidak ada maka masyarakat mengalami kesulitan Ilmu Pengetahuan Aplikasi Ilmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan, Profesi, dan Guru Salah satu persyaratan ilmu pengetahuan adalah teori, bukan hanya kumpulan ilmu pengetahuan dan pengalaman. Fungsi teori untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Teori ilmu pengetahuan mengarahkan dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam melaksanakan profesi. Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki dua aspek yaitu aspek teori dan aspek aplikasi. Aspek aplikasi ilmu pengetahuan adalah penerapan teori-teori ilmu pengetahuan untuk membuat sesuatu, mengerjakan sesuatu, dan memecahkan sesuatu yang diperlukan. Profesi merupakan penerapan ilmu pengetahuan untuk mengerjakan, menyelesaikan atau membuat sesuatu. Guru tidak hanya ilmu pengetahuan yang harus dikuasai, tetapi pola penerapan ilmu pengetahuan sehingga guru dituntut untuk menguasai keterampilan mengajar.
Standar Profesi Prosedur dan norma-norma serta prinsip-prinsip yang digunakan sebagai pedoman agar keluaran (output) kuantitas dan kualitas pelaksanaan profesi tinggi sehingga kebutuhan orang dan masyarakat ketika diperlukan dapat dipenuhi (standar profesi) Prinsip Dasar Guru Guru bertanggungjawab (commited to) terhadap siswa dan belajarnya Guru mengetahui materi ajar yang mereka ajarkan dan bagaimana mengajar materi tersebut kepada siswa. Guru bertanggungjawab untuk mengelola dan memonitor belajar siswa Guru berpikir secara sistematik tentang apa-apa yang mereka kerjakan dan pelajari dari pengalaman. Guru adalah anggota dari masyarakat belajar.
Guru memiliki rambu-rambu dalam bertingkah laku sebagai pendidik Kode Etik Profesi Guru memiliki rambu-rambu dalam bertingkah laku sebagai pendidik Guru melakukan intropeksi diri, apakah tingkah lakukanya sudah sesuai sebagai pendidik (Langkah preventif) guru dapat menjaga tingkah laku (Langkah Kuratif) segera kembali jika apa yang dilakukan melanggar Guru dapat diteadani oleh peserta didiknya
Kode Etik Profesi Guru (dalam Kongres PGRI) Guru membimbing siswa dan memiliki jiwa Pncasila Memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional Guru berusaha memeroleh informasi tentang siswa sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan Menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar-mengajar Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan Mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya Memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial Memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian Melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan
Tuntutan Kompetensi Guru sebagai Profesi Motivies (sesuatu yang dipikirkan, diinginkan, untuk mengarahkan, mendorong untuk melakukan tindakan mencapai tujuan) Knowledge (informasi yang dimiliki seeorang dalam bidang tertentu) Self concept, sikap, nilai, atau image yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri (kepribadian: pemarah, mengendalikan diri, cerdas) Traits, tanggapan yang konsisten terhadap berbagai situasi atau informasi Skill, (action: motivies, traits, self concept, knowledge)kemampuan melaksanakan tugas mental atau fisik
PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 Pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Kompetensi profesional (penguasaan substansi isi materi kurikulum dan keilmuan Kompetensi sosial (sesama pendidik, peserta didik, orang tua/wali, dan masyarakat Kompetensi Kepribadian (mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan, beraklak mulia Kompetensi pedagogik (pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, mengaktualisasikan peserta didik
Kompetensi Kepribadian Kepribadian yang mantab dan stabil (sesuai norma hukum, norma sosial, bangga sebagai pendidik, konsisten) Dewasa (mandiri dan memiliki etos kerja sebagai pendidik) Arif (tidakan berdasarkan kemanfaatan peserta didik, sekolah, masyarakat, terbuka dalam berpikir dan bertindak) Berwibawa ( pengaruh positif, disegani, dihormati) Akhlak mulia (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong, dan diteladani)
Kompetensi Pedagogik Memahami peserta didik (kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik Merancang pembelajaran dan memahami landasan pendidikan (menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, materi ajar, RPP) Melaksanakan pembelajaran (melaksanakan pembelajaran yang kondusif) Evaluasi (melaksanakan evaluasi /assessment proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode, menganalisis hasil penilaian untuk menentukan ketuntasan belajar, memperbaiki kualitas pembelajaran) Aktualisasi (memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi akademik dan berbagai potensi nonakademik)
Kompetensi Profesional Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi (memahami materi ajar, struktur, konsep, metode keilmuan, hubungan konsep antarmata pelajaran dengan kehidupan sehari-hari). Menguasai langkah-langkah penelitian, kajian kritis untuk menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
Kompetensi Sosial Bergaul dengan peserta didik (berkomunikasi secara efektif) Bergaul dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan Bergaul dengan orang tua siswa/wali dan masyarakat sekitar