Teori Motivasi - Motivasi Belajar
PENGERTIAN Proses internal yang mengaktifkan, mengarahkan, mempertahankan perilaku dalam waktu tertentu Variasi motivasi: intensitas dan arah Sama-sama termotivasi belajar matematika tetapi berbeda kekuatan motivasinya Sama-sama kuat motivasinya tetapi yang satu matematika, yang lain Olah raga
TEORI MOTIVASI Teori belajar perilakuan (behavioral learning theory) Teori kebutuhan manusia (Maslow’s Hierarchy of needs) Teori Atribusi (atribution theory) Self Regulated Learning Teori Harapan (expectancy theory)
Teori belajar perilakuan Prinsip bahwa perilaku yang mendapatkan penguatan akan diulang, sementara perilaku yang tidak mendapatkan penguatan atau dihukum tidak diulang Aplikasi reward dan reinforcement Teori perilakuan dianggap kurang adequat menjelaskan motivasi manusia yang kompleks dan kontex-bound Perilaku manusia ditentukan oleh motivasi yang berbeda-beda Reinforcer yang sama belum tentu memberikan efek yang sama pada orang yang berbeda (lihat ilustrasi kisah uang 50 dolar), karena peran harapan seseorang Oleh karena itu, persoalan yang penting adalah bagaimana menentukan insentif yang bernilai bagi individu
Teori Hirarki kebutuhan Kebutuhan manusia bersifat hirarkis, dan kebutuhan-kebutuhan yang lebih bawah harus terpuaskan (minimal sebagian) sebelum orang mencoba untuk memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi Deficiency needs Siswa yang lapar dan keamanannya terancam tidak dapat belajar dengan baik Sekolah dan pemerintah mengindentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi, termasuk makan pagi Growth needs Siswa yang merasa tidak dicintai dan merasa tidak mampu biasanya motivasi belajarnya rendah Perlu membuat siswa merasa diterima dan dihargai oleh komponen sekolah Aktualisasi diri: “the desire to become everything that one is capable of becoming”, dengan karakteristik: Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain Spontanitas Keterbukaan Hubungan yang demokratik Kreativitas Humor Kebebasan
Teori Atribusi Teori motivasi yang fokus pada bagaimana manusia menjelaskan penyebab kesuksesan dan kegagalan Tiga Karakteristik atribusi penyebab : Penyebab internal - eksternal Penyebab stable – unstable Penyebab controllable – uncontrollable Empat atribusi penyebab kesuksesan dan kegagalan dalam konteks prestasi: Ability, effort, task difficulty, & Luck
Stability Attribution Stable Unstable Internal Sukses Gagal Ability Saya pandai Saya bodoh Effort Saya belajar dg keras Saya tidak berusaha External Task Difficulty Soalnya mudah Soalnya sukar Luck Saya bernasib baik “Ah nasib ku baru jelek”
Dinamika motivasi Penyebab sukses internal dan stable dan penyebab kegagalan eksternal dan unstable berhubungan dengan kepercayaan akan peluang berhasil dimasa yang akan datang Atribusi unstable – eksternal terhadap kegagalan lebih tidak mengancam harga diri (gagal karena tidak beruntung bandingkan dengan gagal karena aku bodoh) tapi sukar dipertahankan terus-menerus (gagal berkali-kali apakah bisa dijelaskan dengan tidak beruntung?)
Locul of control dan Self Efficacy LoC internal: kesuksesan atau kegagalan disebabkan oleh effort dan ability LoC eskternal : luck, task difficulty, gangguan orang lain LoC internal sering disebut Self efficacy Faktor penting yangmenentukan performansi di sekolah Siswa dengan LoC internal yang tinggi mempunyai ranking dan skor tes pada siswa denan LoC rendah pada kelompok siswa dengan inteligensi yang sama LoC prediktor paling penting (setelah ability) trhadap prestasi akamik
Implikasi Atribusi dan Efikasi diri Umpan balik terhadap siswa menentukan self perception (Bandura, 1997; Schunk, 2003) Siswa menginterpretasi umpan balik, menggunakan umpan balik untuk menjelaskan pencapaian mereka, umpan balik dari guru bernilai motivasional bagi siswa Penghargaan terhadap effort siswa (dapat mereka kontrol) lebih baik daripada menekankan pada inteligensi mereka (tidak dapat dikontrol)
Motivasi dan SRL Siswa mengambil tanggung jawab belajar bukan karena permintaan guru SRL berhubungan dengan tujuan siswa Siswa dengan motivasi belajar yang tinggi akan merancang, mengelola, dan mempertahankan informasi yang dipelajari Sumber motivasi bermacam-macam mis: social modeling (Zimmerman & Kitsantas, 2002) melihat siswa lain yang mengggunakan strategi tertentu Goal setting Feedback “Engagement & Investment” Self determination
Motivasi dan Teori Harapan Effort individu untuk mencapai sesuatu tergantung kepada pengharapan individu terhadap reward Atkinson (1964) formula expectancy model atau expectancy – valence model: Perceived Probability of success (Ps) x Incentive value of succes (Is) Motivasi orang tergantung kepada hasil estimasi peluang sukses dan nilai dari kesuksesan yang dicapai (contoh….) Wigfield (1995) lebih penting keyakinan mampu daripada kemampuan real dalam memprediksi prestasi
Implikasi Teori harapan Tugas yang diberikan kepada siswa sebaiknya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu muda
MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA Motivasi dan orientasi tujuan Ketidakberdayaan yang dipelajari (learned helplessness) Harapan guru dan prestasi Kecemasan dan prestasi
Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa (Mc Clelland & Atkinson, 1948) Motivasi dan orientasi tujuan Learning goals (task or mastery goals) Tujuan sekolah adalam meningkatkan kompetensi Memilih tugas yang sulit, da mencari tantangan Performance goals Tujuan sekolah utamanya untuk mendapatkan penilaian yang baik terhadap kompetensinya (dan menghindari penilaian negatif) Mementingkan peringkat, tugas yang mudah, menghindari situasu yang menantang
Motif untuk menghindari kegagalan = learned helplessness Berhubungan dengan penyebab kegagalan yang internal dan stable Siswa yang mengalami kegagalan berkali-kali mengembangkan “Pesimisme defensif” untuk melindungi dirinya dari umpan balik negatif (Martin dkk, 2001) LH dihasilkan oleh tidak konsisnten dan unpredictable hadiah dan hukuman dari guru/orang tua membentuk keyakinan kecilnya peluang untuk sukses Pencegahan LH: peluang sukses sekecil apapun, umpan balik sesegera mungkin, dan konsistensi kesesuaian harapan dan hasilnya Prinsip menhadapi kegagalan siswa: Tekankan sisi positif, kesampingkan hal negatif, Mulai dari yang dikenal siswa hal baru – gunakan organizer dan guided discovery, Ciptakan tantangan creative probem solving dengan pengetahuan dan keahlian yang sudah dimiliki
Pengharapan guru dan Prestasi Penelitian : berkaitan dengan harapan guru terhadap murid ditemukan: murid dapat meningkat atau menurun sesuai dengan harapan yang dimiliki guru terhadap mereka Komunikasikan harapan yang positif Berikan waktu kepada siswa untuk merespon (menunjukkan harapan yang tinggi dan meningkatkan prestasi belajar) Hindari pembedaan prestasi yang tidak penting (asesmen dan grade seharus bersifat rahasia) Perlakuan semua siswa secara equal
Kecemasan dan prestasi Sumber utama kecemasa di sekolah: takut gagal dan hilangnya harga diri Kecemasan merusak performansi: Kesulitan mempelajari sesuati Kesulitan menggunakan/transfer pengetahuan Kesulitan mendemonstrasikan/mengerjakan tes Ingat kecemasan math Cara mengurangi kecemasan: Kembangkan suasana kelas yang penuh penerimaan, nyaman, dan tidak berkompetisi Berikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan atau meningkatkan hasil kerjanya, memberikan pengajaran yang jelas dan tidak ambigu Dalam situasi tes: Hindari tekanan waktu, sediakan waktu yang cukup untuk menyelesaikan dan cek jawaban, mulai dengan soal yang mudah kemudian meningkat, dan format jawaban yang konsisten. Berikan pelatihan ketrampilan menghadapi tes dan teknik relaksasi
Meningkatkan Motivasi Belajar siswa Hadiah merusak motivasi intrinsik? Meningkatkan motivasi intrinsik Membangkitkan minat Pertahankan rasa ingin tahu Gunakan variasi cara penyampaian materi Membantu siswa membuat pilihan dan menetapkan tujuan
2. Prinsip Memfasilitasi Motivasi ekstrinsik Komunikasikan Harapan secara jelas Sediakan umpan balik yang jelas Berikan umpan balik sesegera mungkin Berikan umpan balik dalam frekwensi yang cukup Gunakan pujian secara efektif: contingent (secara langsung menunjuk pada performansi tugas yang spesifik) Spesif Kredibel Ajari siswa untuk memuji diri sendiri