PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI DAN PROSPEK EKONOMI TAHUN 2013

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SISTEM PEREKONOMIAN FENARO Rai.E - Mak.
Advertisements

Erkembangan Perekonomian Indonesia : Refleksi Kondisi Perekonomian Dunia O l e h A v i l i a n i 0 2 A g u s t u s
RUANG LINGKUP ANALISIS MAKRO EKONOMI
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
PERTANIAN PERTEMUAN 8 Powerpoint Templates.
Pertumbuhan Ekonomi, Perubahan Struktur Ekonomi dan Krisis Ekonomi
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERTEMUAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN RKP 2013 Oleh: Menteri Negara PPN/Kepala.
KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO DAN MIKRO Eny Lia purwandari A
Ruang Lingkup Makro Ekonomi
RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO; MASALAH DAN KEBIJAKAN
PERTUMBUHAN EKONOMI ,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI , DAN KRISIS EKONOMI
Produk Domestik Regional Bruto
Asisten Pemerintahan dan Kesra
Berita Resmi Statistik
Pendahuluan: Pengertian dan ruang lingkup ekonomi makro
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
BERITA RESMI STATISTIK
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
Perkembangan Inflasi Kota Surabaya
BERITA RESMI STATISTIK
PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO BAB 1
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
KINERJA SEKTOR INDUSTRI TRIWULAN I TAHUN 2014
Pendapatan Nasional, Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi
MODUL STUDI KELAYAKAN BISNIS
PERTEMUAN IX USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)
Berita Resmi Statistik
EKONOMI UANG DAN BANK PTA 2016 /2017 UNIVERSITAS GUNADARMA
PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO BAB 1
DATA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
PERANAN EKONOMI MIKRO DAN PERMASALAHANNYA DI INDONESIA
KINERJA SEKTOR INDUSTRI TRIWULAN II TAHUN 2015
Ruang Lingkup Analisis Ekonomi Makro
Garapan Drs. Puji Suharjoko
INFLASI.
Pendapatan Nasional, Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi
PERTUMBUHAN INDUSTRI AGRO SAMPAI DENGAN PERIODE TW III 2016
Aniesa Samira Bafadhal, SAB, MAB
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
IKHTISAR PEREKONOMIAN 2010 DAN PROSPEK 2011
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
KONSEP DASAR ILMU EKONOMI MAKRO
ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA
Rapat Panitia Anggaran DPR RI Tentang Asumsi Makro APBN 2009 dan RAPBN 2010 Bank Indonesia Jakarta, 1 Juni 2009.
Kinerja Kebijakan Ekonomi & Perekonomian
BAHAN AJAR EKONOMI Kelas X Semester 2.
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
INFLASI.
KETENAGAKERJAAN Penduduk dan Kesempatan Kerja
POKOK PERMASALAHAN EKONOMI, PELAKU EKONOMI DAN SISTEM EKONOMI
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
PENDAPATAN NASIONAL STIESS BATANG.
Faktor Eksternal Kebijakan Fiskal Faktor Internal Output
MANAJEMEN DAN BISNIS Lingkungan Bisnis Pertemuan 10 1.
PEREKONOMIAN INDONESIA
MK. PIE BY: TRIANI RW, S.PD., M.PD.
Perkembangan Perekonomian Indonesia Setelah Krisis Moneter
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
DI SAMPAIKAN OLEH KEPALA BAPPEDA
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI MASALAH EKONOMI
Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Prospek Ekonomi Sektoral
MEMPERKUAT DAYA SAING INVESTASI UNTUK MEMPERCEPAT HILIRISASI INDUSTRI
LEADERSHIP AND ENTREPRENEURSHIP
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
EKONOMI MIKRO dan EKONOMI MAKRO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN.
TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN SAMPANG 2018
SUMBER PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN WILAYAH
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2020
Transcript presentasi:

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI DAN PROSPEK EKONOMI TAHUN 2013 Oleh: Menteri PPN/Kepala Bappenas Februari 2012

PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI BEBERAPA NEGARA ASIA Sumber: World Economic Outlook, IMF

PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI NEGARA ASIA TENGGARA Sumber: World Economic Outlook, IMF

SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI RPJMN 2010-2014 SISI PRODUKSI  RPJMN 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata 2010-2014 PERTUMBUHAN EKONOMI (%) 5.5-5.6 6.0-6.3 6.4-6.9 6.7-7.4 7.0-7.7 6.3-6.8 Titik Tengah (%) 5.6 6.2 6.7 7.1 7.4 6.6 Sisi Produksi   Pertanian 3.3-3.4 3.4-3.5 3.5-3.7 3.6-3.8 3.7-3.9 3.6-3.7 Pertambangan 2.0-2.1 2.1-2.3 2.3-2.4 2.4-2.5 2.5-2.6 2.2-2.4 Industri Pengolahan 4.2-4.3 5.0-5.4 5.7-6.5 6.2-6.8 6.5-7.3 5.5-6.0 Listrik, Gas, dan Air Bersih 13.4-13.5 13.7-13.8 13.8-13.9 13.9-14.0 14.1-14.2 Bangunan 7.1-7.2 8.4-8.5 8.8-9.3 8.9-10.1 9.1-11.1 8.4-9.2 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 4.0-4.1 4.2-4.8 4.4-5.2 4.5-6.4 4.6-6.6 4.3-5.4 Pengangkutan dan Komunikasi 14.3-14.8 14.5-15.2 14.7-15.4 14.9-15.6 15.1-16.1 Keuangan, Persewaan, Jasa Usaha 6.5-6.6 6.6-6.7 6.8-7.0 6.9-7.0 7.2-7.3 6.8-6.9 Jasa-jasa 6.7-6.9 7.0-7.1 7.2-7.4 6.9-7.1 SISI PENGELUARAN  RPJMN 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata 2010-2014 PERTUMBUHAN EKONOMI (%) 5.5-5.6 6.0-6.3 6.4-6.9 6.7-7.4 7.0-7.7 6.3-6.8 Titik Tengah (%) 5.6 6.2 6.7 7.1 7.4 6.6 Sisi Pengeluaran   Konsumsi Masyarakat 5.2-5.2 5.2-5.3 5.3-5.4 Konsumsi Pemerintah 10.8-10.9 10.9-11.2 12.9-13.2 10.2-13.5 8.1-9.8 10.6-11.7 PMTB 7.2-7.3 7.9-10.9 8.4-11.5 10.2-12.0 11.7-12.1 9.1-10.8 Ekspor Barang dan Jasa 6.4-6.5 9.7-10.6 11.4-12.0 12.3-13.4 13.5-15.6 10.7-11.6 Impor Barang dan Jasa 9.2-9.3 12.7-15.2 14.3-15.9 15.0-16.5 16.0-17.4 13.4-14.9

PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA (TRIWULANAN) SISI PRODUKSI (%) PRODUK DOMESTIK BRUTO (YoY) 2009 2010 2011 2012 Q1 Q2 Q3 Q4 Pertanian 4 3 3,8 4,1 3,1 2,3 4,3 4,0 5,3 2,0 Pertambangan dan Penggalian 4,5 3,6 1,1 0,6 -0,1 2,5 3,3 -0,3 0,5 Industri Pengolahan 2,2 4,7 5,0 6,2 6,9 6,4 5,5 5,9 Listrik, Gas dan Air Bersih 14,3 3,9 5,2 5,8 5,7 6,5 6,1 7,3 Konstruksi 7,1 7 6,3 7,8 7,2 7,7 Perdagangan, Hotel Restoran 1,3 8,7 8,0 9,4 9,0 10,3 Pengangkutan dan Komunikasi 15,8 13,4 13,6 10,9 9,5 9,1 10,0 9,9 10,4 9,6 Keuangan, Persewaan, Jasa Usaha 7,0 6,7 6,8 7,5 Jasa-Jasa 6 PERTUMBUHAN PDB (YoY) 4,6 PERTUMBUHAN PDB (kumulatif) SISI PENGELUARAN (%) PRODUK DOMESTIK BRUTO (YoY) 2009 2010 2011 2012 Q1 Q2 Q3 Q4 Konsumsi Rumah Tangga 4,9 4,7 4,5 4,6 4,8 5,2 5,6 5,4 Pengeluaran Pemerintah 15,7 0,3 2,7 2,8 2,9 6,5 8,6 -2,8 -3,3 Pembentukan Modal Tetap Bruto 3,3 8,5 7,3 9,1 7,1 11,5 10,0 12,5 9,8 Ekspor Barang dan Jasa -9,7 15,3 12,3 17,1 17,8 8,2 2,6 -2,6 0,5 Impor Barang dan Jasa -15,0 17,3 13,7 15,1 13,9 11,0 9,0 11,3 -0,2 6,8 PERTUMBUHAN PDB (YoY) 6,2 6,3 6,4 6,1 PERTUMBUHAN PDB (kumulatif) Sumber: BPS diolah

PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA (TAHUNAN) SISI PRODUKSI (%) PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (YoY) 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Pertanian 2,8 2,7 3,4 3,5 4,8 4,0 3,0 Pertambangan dan Penggalian -4,5 3,2 1,7 1,9 0,7 4,5 3,6 1,4 1,5 Industri Pengolahan 6,4 4,6 4,7 3,7 2,2 6,2 5,7 Listrik, Gas dan Air Bersih 5,3 6,3 5,8 10,3 10,9 14,3 Bangunan 7,5 8,3 8,5 7,6 7,1 7,0 6,7 Perdagangan, Hotel Restoran 8,9 6,9 1,3 8,7 9,2 8,1 Pengangkutan dan Komunikasi 13,4 12,8 14,2 14,0 16,6 15,8 10,7 10,0 Keuangan, Persewaan, Jasa Usaha 7,7 5,5 8,0 8,2 5,2 6,8 7,2 Jasa-Jasa 5,4 6,0 PERTUMBUHAN PDB 5,0 6,5 SISI PENGELUARAN (%) PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (YoY) 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Konsumsi Rumah Tangga 5,0 4,0 3,2 5,3 4,9 4,7 Pengeluaran Pemerintah 6,6 9,6 3,9 10,4 15,7 0,3 1,3 Pembentukan Modal Tetap Bruto 14,7 10,9 2,6 9,3 11,9 3,3 8,5 8,8 9,8 Ekspor Barang dan Jasa 13,5 16,6 9,4 9,5 -9,7 15,3 13,6 2,0 Impor Barang dan Jasa 26,7 17,8 8,6 9,1 10,0 -15,0 17,3 13,3 6,7 PERTUMBUHAN PDB 5,7 5,5 6,3 6,0 4,6 6,2 6,5 Sumber: BPS diolah

ASUMSI DASAR DAN REALISASI EKONOMI MAKRO TAHUN 2012 Indikator Ekonomi 2012 APBNP Realisasi 1. Pertumbuhan Ekonomi (%) 6.5  6.2 2. Inflasi (%) 6.8  4.3 3. Nilai Tukar (Rp/US$) 9000  9712 4. Suku Bunga SPN 3 Bulan (%) 5.0  3.2 5. Harga Minyak ICP (US$/barel) 105.0  106.9 6. Lifting Minyak (ribu barel/hari) 930.0 830  7. Lifting Gas (mboepd)   Sumber: Kementerian Keuangan RI

CATATAN PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI DARI SISI PENGELUARAN Dalam triwulan ke-4 2013, konsumsi masih tetap terjaga dan memberikan peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Pengeluaran pemerintah masih belum bisa ditingkatkan, bahkan menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya PMTB meskipun meningkat masih lebih rendah dari yang diharapkan Ekspor mulai menunjukkan perbaikan, namun belum cukup memadai untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih tinggi. Hal ini karena perekonomian dunia masih lemah Impor masih tinggi untuk memenuhi kebutuhan barang modal dan bahan baku

INVESTASI MENGALAMI PENINGKATAN WALAUPUN MASIH BELUM SEPERTI YANG DIHARAPKAN Penanaman modal asing (PMA) pada tahun 2012 tumbuh sebesar 26,1% dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tumbuh sebesar 21,3% Komposisi terbesar untuk PMA dan PMDN adalah di sektor sekunder

EKSPOR MENURUN SEIRING BELUM PULIHNYA PEREKONOMIAN GLOBAL Ekspor pada tahun 2012, mengalami penurunan sebesar -6,6%; dengan ekspor nonmigas yang tumbuh sebesar -5,5% Penurunan ini disebabkan oleh masih lesunya perekonomian dunia. Nilai Ekspor Non Migas (2011-2012) Pertumbuhan Ekspor 2012 Uraian Pertumbuhan 2012 (%) Total Ekspor -6.6 Migas -10.9 Non Migas -5.5 Pertanian 8,0 Industri -4.9 Pertambangan -9.6 Sumber: BPS (diolah Bappenas)

Peran thd Total Impor Nonmigas 2012 (%) PERTUMBUHAN IMPOR DISEBABKAN OLEH MENINGKATNYA KEBUTUHAN BARANG MODAL DAN BAHAN BAKU Impor Nilai (Juta US$) Jan-Des 2012 Pertumbuhan 2012 (%) Total Impor 191,670.9 8.0 Barang Konsumsi 13,415.2 0.2 Bahan Baku/Penolong 140,111.3 7.0 Barang Modal 38,144.4 15.2   73,1% impor merupakan bahan baku industri dan 19,9% merupakan barang modal Golongan Barang (HS) Pertumbuhan 2012 (%) Peran thd Total Impor Nonmigas 2012 (%) 1. Mesin dan peralatan mekanik 14.91 19.06 2. Mesin dan peralatan listrik 3.60 12.68 3. Besi dan baja 18.18 6.80   Sumber: BPS (diolah Bappenas)

NERACA PERDAGANGAN MASIH DEFISIT, NAMUN DENGAN BESARAN YANG MENGECIL Sumber: BPS (diolah Bappenas)

CATATAN PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI DARI SISI PRODUKSI Dalam triwulan ke-4 2013, sektor yang paling tinggi pertumbuhannya masih pada sektor pengangkutan dan telekomunikasi Sektor pertambangan dan penggalian hanya tumbuh sebesar 0,5 persen (yoy). Hal ini karena subsektor minyak dan gas bumi mengalami perlambatan sebesar 4,59 persen. Sektor pertanian pertumbuhannya (yoy) lebih lambat dibandingkan dengan tiga triwulan sebelumnya karena ada perlambatan pada subsektor tanaman bahan makanan sebesar 2,74 persen. Namun demikian seara kumulatif sektor pertanian sepanjang tahun 2012 tumbuh sebesar 4 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2011. Sektor industri pengolahan pada triwulan ke-4 tumbuh sebesar 6,24 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan tiga triwulan sebelumnya. Dengan demikian secara keseluruhan tahun 2012 industri pengolahan tumbuh sebesar 6,14 persen, yang ditopang oleh pertumbuhan industri pengolahan non migas sebesar 6,74 persen. Hal ini menunjukkan sektor pengolahan non migas terus mengalami kemajuan.

Perekonomian indonesia 2013: TANTANGAN DAN KEBIJAKAN

TANTANGAN PEREKONOMIAN DALAM TAHUN 2013 Pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,23 persen lebih rendah dari yang ditargetkan sebesar 6,5 persen Meskipun tahun 2013 perekonomian dunia diperkirakan mengalami pemulihan, namun pemulihan masih berjalan lambat dan secara keseluruhan perekonomian global masih lemah Tekanan terhadap perekonomian Indonesia terutama yang terkait dengan eskspansi ekspor masih cukup kuat. Target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013 dalam APBN adalah sebesar 6,8 persen, namun ada downside risk ke arah 6,6 persen Pengaruh perubahan peraturan yang terkait dengan upah minimum dan perburuhan memberi pangaruh pada perekonomian

PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA Sumber: WorldBank, 2013

OUTLOOK EKONOMI DUNIA SAMPAI DENGAN 2017 (IMF) Outlook dari IMF menunjukkan bahwa meskipun berjalan lambat, hampir semua negara laju pertumbuhannya meningkat. Cina yang perkembangannya cukup mempengaruhi perekonomian Indonesia diperkirakan masih menurun pertumbuhannya, walaupun pada periode terakhir cenderung stabil. 17

TEMA PEMBANGUNAN NASIONAL 2013 TEMA RKP 2013 SUDAH SANGAT TEPAT TERKAIT DENGAN MASIH TINGGINYA TEKANAN DARI PEREKONOMIAN GLOBAL Iklim Investasi dan Iklim Usaha Infrastruktur Ketahanan Pangan Penanggulangan Kemiskinan Kesehatan Pendidikan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Energi Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pascakonflik Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Bidang Perekonomian Bidang Kesejahteraan Rakyat 1 8 2 9 3 10 PRIORITAS NASIONAL RPJMN 2010-2014 4 11 5 12 6 13 7 14 TEMA PEMBANGUNAN NASIONAL 2013 MEMPERKUAT PEREKONOMIAN DOMESTIK BAGI PENINGKATAN DAN PERLUASAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Unsur – unsur pokok tema ini adalah: Peningkatan Daya Saing Peningkatan Daya Tahan Ekonomi (resilience) Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat Stabilitas Sosial dan Politik

ASUMSI DASAR DAN OUTLOOK EKONOMI MAKRO TAHUN 2013 Indikator Ekonomi 2013 APBN Outlook 1. Pertumbuhan Ekonomi (%) 6.8 6.6 2. Inflasi (%) 4.9 3. Nilai Tukar (Rp/US$) 9300 9500 4. Suku Bunga SPN 3 Bulan (%) 5.0 5. Harga Minyak ICP (US$/barel) 100.0 105 6. Lifting Minyak (ribu barel/hari) 900.0 850 7. Lifting Gas (mboepd) 1360.0 1240 Sumber: Kementerian Keuangan RI

PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT PENGGUNAAN TAHUN 2012 – 2013 (persen, yoy) Konsumsi Masyarakat 4.8 - 5.0 4.9 Konsumsi Pemerintah 6.8 - 7.0 6.7 PMTB (Investasi) 10.5 - 10.8 11.9 Ekspor 7.0 - 7.2 11.7 Dikurangi Impor 8.5 - 8.7 13.5 PDB 6.3 - 6.5 6.8

PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT SEKTOR TAHUN 2012 - 2013 (persen, yoy) Pertanian, Peternakan 3.5 - 3.7 3.7 Pertambangan dan Penggalian 2.9 - 3.1 2.8 Industri Pengolahan 5.7 - 5.9 6.5 Listrik, Gas, dan Air Bersih 6.2 - 6.4 6.6 Konstruksi 7.6 - 7.8 7.5 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7.1 - 7.3 8.9 Pengangkutan dan Komunikasi 11.6 - 11.8 12.1 Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan 6.6 - 6.8 6.1 Jasa-jasa 6 Produk Domestik Bruto 6.3 - 6.5 6.8

UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENCAPAI SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI Konsumsi harus dapat ditingkatkan/dipertahankan Disiplin dan efektifitas penggunaan anggaran harus ditingkatkan Investasi harus dapat didorong untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. Berbagai strategi harus diterapkan untuk mendorong peningkatan ekspor Impor harus dapat dikelola secara optimal

PENGUATAN EKONOMI DOMESTIK Seiring dengan masih lemahnya proses pemulihan global, Indonesia harus terus mendorong upaya-upaya untuk memperkuat perekononomian domestik. Salah satunya adalah dengan mendorong: Mendorong konsumsi Mendorong perdagangan antar wilayah di Indonesia 1 Mendorong investasi 2 Mengelola impor secara optimal Mengutamakan impor barang produktif Meningkatkan produktivitas nasional Meningkatkan efisiensi ekonomi 3

DISTRIBUSI PDB PENGELUARAN (HARGA BERLAKU) KOMPONEN PENGELUARAN 2010 2011 2012 I II III IV I-IV Konsumsi Rumahtangga 56,5 54,6 54,3 53,5 54,4 56,0 Konsumsi Pemerintah 9,1 9,0 7,0 8,3 11,1 8,9 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 32,0 31,9 32,7 33,1 34,8 33,2 Perubahan Inventori 0,3 1,0 4,4 3,4 1,2 -0,2 2,2 Diskrepansi Statistik 0,4 2,1 2,4 3,5 3,7 1,6 2,8 Ekspor Barang dan Jasa 24,6 26,3 24,9 24,5 23,2 24,3 Impor Barang dan Jasa 22,9 24,7 26,6 23,9 28,0 25,8 PRODUK DOMESTIK BRUTO 100 Konsumsi rumah tangga rumah tangga memiliki distribusi terbesar pada PDB Indonesia. Dalam upaya menjaga dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013, konsumsi rumah tangga menjadi komponen yang penting untuk dijaga dan terus didorong daya beli masyarakat harus dapat ditingkatkan/dijaga

UPAYA MENJAGA DAYA BELI MASYARAKAT Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi untuk memperluas penciptaan lapangan kerja pada usia produktif Meningkatkan keberpihakan pada masyarakat miskin dengan pengembangan UMKM Menjaga stabilitas moneter menjaga stabilitas harga di dalam negeri dan nilai tukar terjaganya stabilitas harga pangan terutama beras di dalam negeri. terpenuhinya stok beras dalam negeri, terutama cadangan beras pemerintah minimal satu juta ton. lancarnya distribusi pangan antar wilayah dan antar musim. terkendalinya impor bahan pangan terutama beras. Efisiensi dan efektivitas penyerapan anggaran pemerintah agar tepat sasaran

TAHUN 2013 INVESTASI DITARGETKAN UNTUK TUMBUH TINGGI PMA PMDN PMTB 2013 16.5% 26.0% 9.5-11% Dengan didukung oleh strategi pengembangan investasi sebagai berikut:

TAHUN 2013 EKSPOR AKAN MULAI PULIH SEIRING DENGAN MULAI MEMBAIKNYA PEREKONOMIAN GLOBAL IMPOR Pemulihan ekspor di tahun 2013 akan berlangsung secara bertahap, karena pemulihan ekonomi dunia akan berlangsung dengan lambat. Akibatnya harga komoditas di pasar internasional akan tumbuh lambat juga Ekspor diperkirakan akan naik pada Semester II-2013 Impor akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan ekspor; karena masih kuatnya: permintaan terhadap barang modal untuk kebutuhan investasi Permintaan terhadap bahan baku industri untuk memenuhi permintaan domestik yang masih cukup kuat. TAHUN Ekspor Riil Impor Riil 2013 4-6% 7-8.2%

DARI SISI PRODUKSI, PERTUMBUHAN INDUSTRI TAHUN 2013 HARUS DAPAT DITINGKATKAN SASARAN: Pertumbuhan Industri Pengolahan = 6,5 % Untuk itu Diperlukan: Industri NonMigas paling tidak tumbuh 7,0 % Menjaga pertumbuhan industri barang konsumsi utamanya industri makanan dan minuman, industri tekstil dan produk tekstil, serta industri alat angkut dengan: paling tidak menjaga daya beli masyarakat; meningkatkan akses ke pasar global (ekspor); menjaga pasar domestik dari produk-produk impor illegal Meningkatkan investasi di sektor industri pengolahan dengan: Senantiasa memperbaiki iklim usaha dan investasi Memberikan insentif fiskal maupun fasilitasi lain. Mengurangi “high-cost” pengoperasian usaha dengan: Memperbaiki ketersedian dan kualitas sarana dan prasarana, utamanya listrik dan transportasi; Menekan pungutan-pungutan baik resmi maupun tidak resmi.

Perkembangan dan kebijakan yang terkait dengan ketenagakerjaan

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFATUR SKALA BESAR DAN SEDANG Secara keseluruhan produksi industri manufaktur tumbuh positif di tahun 2012. Tetapi tidak semua jenis industri mengalami peningkatan produksi. Pertumbuhan Positif Pertumbuhan Negatif Jenis Industri Pertumbuhan Farmasi dan Produk Obat 13,19 % Logam Dasar -8,48 % Makanan 12,75 % Tekstil -8,32 % Tembakau 5,42 % Kulit dan Alas Kaki -6,96 % Pakaian Jadi 4,91 % Furniture -6,6 % Alat Angkutan 3,57 % Kertas -4,37 % Kendaraan Bermotor 3,23 % Minuman -0,5 %

PRODUKSI INDUSTRI MANUFATUR PADAT PEKERJA 3 Jenis Industri Padat Pekerja yang menjadi perhatian, yaitu tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki. Industri tekstil dan alas kaki untuk skala besar dan sedang mengalami penurunan masing-masing sebesar minus 8,32 persen dan minus 6,96 persen , tahun 2012. Sedangkan untuk skala mikro dan kecil, produksinya tumbuh secara positif, termasuk industri pakaian jadi Jenis Industri Skala Sedang Dan Besar Skala Mikro Dan Kecil Tahun 2012 Tw IV 2011-Tw IV 2012 (y on y) Tekstil -8,32% -14,78% 2,96% 8,26% Pakaian jadi 4,91% 9,14% 4,15% 8,76% Alas kaki -6,96% -3,18 8,89% 13,91% Industri Manufaktur 4,12% 11,09% 4,06% 1,89%

PEKERJA INDUSTRI MANUFATUR Jenis Industri Jumlah Pekerja (Ribu Orang) Total Pekerja Industri (Ribu Orang) Industri Skala Besar dan Sedang Skala mikro/kecil Industri tekstil 482,9 945,7 1.428,6 Pakaian jadi 528,6 984,5 1.513,1 Alas kaki 208,2 244 452,2 Jumlah 1.219,7 2.174,2 3.393,9 Jumlah tenaga kerja untuk 3 jenis industri tersebut sekitar 3,39 juta Sebesar 65,0 persen pekerjanya bekerja dalam perusahaan yang skala usahanya mikro dan kecil.

PERKEMBANGAN UPAH INDUSTRI MANUFATUR Kenaikan upah propinsi telah ditetapkan sesuai keputusan Tripartit (kecuali DKI Jakarta), dengan kenaikan rata-rata 20,3 persen (diantaranya Kaltim naik 49,7persen, Riau 34,5 persen, Jawa Timur 50 persen dan DKI 43,9 persen). Industri yang diperkirakan mengalamai dampak dari tekanan kenaikan upah diantaranya Industri Tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki. Kenaikan produksi bersamaan dengan kenaikan upah, memberikan keuntungan bagi pekerja. Penurunan produksi tanpa diikuti dengan kenaikan upah, kesejahteraan pekerja tetap terjaga. Sebaliknya bila penurunan produksi diikuti dengan kenaikan upah yang tinggi, akan memberatkan usaha. Untuk skala industri mikro dan kecil, meskipun produksinya tumbuh positif, tetapi bila kenaikan upah relatif tinggi, juga memberatkan usaha. Kenaikan upah adalah sesuatu yang wajar, jika dibarengi dengan peningkatan produktivitas. Kenaikan upah minimum yang tidak diimbangi kenaikan produktivitas, akan membebani biaya tenaga kerja per unit produksi.

SKALA USAHA DAN BIAYA TENAGA KERJA Rata-rata biaya Tenaga Kerja Capital intensive: 7% - 10% Labor intensive: 25% - 30% Kenaikan upah minimum tahun 2013, akan meningkatkan biaya tenaga kerja di industri padat karya Kenaikan upah saat ini belum mempertimbangkan faktor peningkatan produktifitas

PERKEMBANGAN UPAH MINIMUM NASIONAL DAN KABUPATEN Sejak tahun 1999, upah minimum nasional rata-rata meningkat hampir 13,0 persen per tahun, dan upah riil naik sekitar 5,0 persen. UMK di Provinsi Jawa Barat 2012-2013 Kabupaten/Kota 2012 2013 Kenaikan Kab. Bekasi 1.491.866 2.002.000 34,19% Kota Bekasi 1.422.252 2.100.000 47,65% Kab.Bogor 1.296.320 2.042.000 57,52% Kab. Sukabumi 885.000 1.201.020 35,71% Kota Depok 1.424.797 43,32% Kab. Sumedang 1.007.500 1.381.700 37,14% Kab. Subang 862.500 1.220.000 41,45% Kab. Purwakarta 1.047.500 1.639.167 56,48% Kab. Karawang 1.269.227 2.000.000 57,58% Kota Bogor 1.174.200 70,50% UMK di Provinsi Banten 2012-2013 Kabupaten/Kota 2012 2013 Kenaikan Kota Tangerang 1381000 2203000 59,52% Kota Tangsel 2200000 59,30% Kab. Tangerang 1379000 59,54% Kota Cilegon 1340000 64,18% Kab. Serang 1320500 2080000 57,52% Kota Serang 1230000 1798446 46,22%

UPAH PEKERJA BANGUNAN DAN BURUH TANI Perkembangan Upah buruh secara nominal meningkat, hingga Januari 2013. Upah buruh tani meningkat sebesar 0,46 persen, buruh bangunan 6,58 persen, dan pekerja lainnya termasuk pekerja informal. Sedangkan secara riil, upah buruh tani mengalami penurunan dari tahun 2012, sebesar 0,73 persen. Sementara itu, upah buruh bangunan secara riil naik 5,5 persen.

KEBIJAKAN DAN PROGRAM TAHUN 2013 Pemerintah berusaha untuk mempertahankan kesempatan kerja bagi pekerja yang sudah bekerja, dan menghindarkan adanya penutupan usaha dan PHK. Disisi lain, pemerintah juga menyiapkan program-program untuk meningkatkan kualitas kesempatan kerja (antara lain : peningkatan kesempatan kerja formal). Saat ini sedang menggali masukan dan merumuskan untuk menyusun kebijakan kebijakan insentif, bagi industri padat pekerja Daya beli riil masyarakat tetap dipertahankan, kebijakan ekonomi untuk menjaga inflasi tetap menjadi bagian penting dalam kebijakan makro. Penetapan KHL di Indonesia yang masih bersifat moving target akan dirumuskan dengan mempertimbangkan faktor peningkatan produktifitas. Saat ini produktivitas kurang mendapat ruang dalam penetapan upah minimum. Produktivitas akan dirumuskan menjadi salah satu formula penetapan upah minimum. Termasuk kemungkinan diterapkannya international benchmarking

KEBIJAKAN DAN PROGRAM 2013 Dalam jangka pendek, untuk menjaga daya beli buruh tani dan buruh informal lainnya yang mengalami penurunan upah riil, pemerintah memperbesar program-program pemberdayaan termasuk program padat karya seperti cash for work. Program-program tersebut ditujukan kepada sebagian pekerja yang bekerja paruh waktu agar dapat memperoleh tambahan pendapatan. Program- program tersebut sifatnya hanya jangka pendek. Hal yang lebih penting untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja pertanian, adalah dengan meningkatkan produktivitasnya.