Eksklusi Sosial Dalam Pendidikan Mata Kuliah Kesenjangan dan Eksklusi Sosial 21 November 2012
Social Exclusion, and Educational Opportunity: the Case of English Education Policies Within a European Context Nafsika Alexiadou
Definisi Equality Gordon Brown: definisi equality sebagai ‘equality of opportunity’ daripada ‘equality of outcome’. Argumentasi: ‘Equality of outcome’ tidak dapat diantisipasi & tidak feasible. Dalam konteks tekanan ekonomi modern dan global, individu sepatutnya diberi kesempatan setara untuk memenuhi potensi mereka. Perlu pengukuran dari sisi supply untuk meningkatkan daya saing karena perlu investasi human capital dalam menghadapi ekonomi global.
New Labour Tujuan (sejak 1997): “melawan” eksklusi sosial dan kemiskinan. Fokus utama: promoting employability dan employment opportunity. Penekanan: harapan pada pendidikan; pendidikan memikul tanggung jawab yang besar.
Konsep Equality & Teori Stratifikasi Konsep equality konsisten dengan teori fungsional dalam stratifikasi, berupa justifikasi-justifikasi kesenjangan dalam masyarakat ekonomi liberal. Justifikasi 1: kesenjangan struktur insentif dalam pemberian imbalan karena mempertimbangkan bakat, inovasi, kerja keras yang pantas diberikan pada individu. Justifikasi 2: asumsi adanya konsensus berupa legitimasi akan imbalan dan kriteria yang digunakan dalam pemberian imbalan.
Debat tentang Equality of Opportunity Akses pada pendidikan sebagai inti perubahan askriptif menjadi achievement dalam menentukan posisi sosial. Namun debate ini mengabaikan 2 hal mendasar terkait dengan isu keadilan sosial: Inequality of position: beragam posisi sosial memiliki advantage yang berbeda-beda. Inequality of opportunity: akses pada posisi sosial yang berbeda. Hasil penelitian mobilitas sosial di Inggris: Kualifikasi pendidikan bersifat signifikan bagi mobilitas, tetapi pendidikan bukanlah merupakan penentu kunci. Latar belakang kelas tampaknya merupakan variabel yang lebih powerful, demikian pula dengan kesenjangan posisi kelas origin (kelas orang tua).
Relevansi Kebijakan Pendidikan untuk Mengatasi Eksklusi Sosial Gillborn & Youdell: 4 penggunaan terminologi ‘equality of opportunity’: Formal equality of access and provision Equality of circumstance (ekuivalen dengan pemikiran Marshall tentang ‘equality of position’) Equity of participation (mencakup struktur dan proses yang mendefinisikan kehidupan sehari-hari di sekolah) Equity of outcome (merujuk pada hasil proses pendidikan dan the equitable distribution of benefits of schooling).
Inklusi dan Ekslusi Sosial di Eropa (1) Eksklusi sosial menjadi tema kebijakan penting di Eropa sejak 1989. Mengacu pada social right of citizenship (Marshall): the basic standard of living and to participation in the major social and occupational opportunitues in society (Room). Banyak konsep eksklusi sosial yang dikritik karena mengabaikan isu mendasar tentang kekuasaan dan kompetisi kepentingan antar kelompok sosial yang berbeda-beda.
Inklusi dan Ekslusi Sosial di Eropa (2) Dokumen-dokumen sejak 1990: Konsep eksklusi sosial melekat dalam dokumen dan instrumen negara Eropa; penempatan pendidikan dan training sebagai jalan utama menuju integrasi sosial. Eksklusi sosial terutama merujuk pada eksklusi dari pasar kerja, sedangkan pendidikan, atau kekurangan pendidikan, dilihat sebagai penyebab eksklusi kesempatan (The Commission). Investasi dalam pengetahuan sebagai peran esensial dalam pekerjaan, kemampuan berkompetisi, dan kohesi sosial (White Paper on Teaching and Learning ).
Social Exclusion, Children, and Education: Conceptual and Measurement Issues Stephen Klasen
Pendekatan dalam Definisi Eksklusi Sosial Capability approach Concern tentang ketidakmampuan untuk berpartisipasi secara efektif dalam kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya, dana dalam beberapa karakter, alienasi dan jarak dari mainstream society. Eksklusi sosial pada dasarnya mengacu pada hubungan antara individu dan masyarakat, dan dinamika hubungan diantara mereka. Right-based approach Eksklusi sosial merupakan ‘denial or non-realisation of civil, political, and social rights of citizenship’ (Room).
Keuntungan Penggunaan Kedua Pendekatan Ketidakmampuan berpartisipasi dan dihargai oleh masyarakat merupakan pelanggaran akan hak dasar yang seharusnya terbuka bagi seluruh warganegara. Tidak mensyaratkan keseragaman outcome, tetapi lebih pada equal freedom for all untuk menikmati seluruh aspek dari warganegara. Mengenali keragaman individu dalam kemampuannya untuk menggunakan kesempatan.
Definisi Eksklusi Sosial pada Anak Amartya Sen: social exclusion as the inability to participatem and be recognized by, society. Empat tipe integrasi dan partisipasi: Integration civic: berhubungan dengan sistem demokrasi dan hukum Integrasi ekonomi: berhubungan dengan ketenagakerjaan Integrasi sosial: berhubungan dengan inklusi dalam jaringan keamanan publik Integrasi keluarga dan komunitas: berhubungan dengan jaringan/modal sosial.
Isu Intrinsik dan Instrumental Isu intrinsik: jika eksklusi sosial merupakan pelanggaran hak atau capability, implikasinya adalah jika masyarakat mentolerir eksklusi sosial berarti masyarakat itu secara mendasar deficient karena gagal memenuhi hak dasar atau capability warganegara. Isu instrumental: mengapa treatment terhadap anak sebaiknya ditelaah secara mendalam? Anak yang tereksklusi berpeluang tereksklusi pada masa dewasa. Anak yang tereksklusi pada masa depannya dapat menjadi beban masyarakat, atau bahkan “mengganggu” keteraturan sosial. Dan sebagainya.
Eksklusi Sosial dan Pendidikan Pendidikan merupakan salah faktor yang signifikan yang berpengaruh pada perkembangan anak. Konsekuensinya: Akses terhadap pendidikan merupakan hak yang penting Being educated merupakan capability yang penting dan sangat bernilai tinggi.
Pertimbangan terkait dengan Kebijakan Pendidikan yang Befokus pada Pencegahan Eksklusi Sosial Distribusi dari performance pendidikan jarak antara siswa termiskin dengan rata-rata. Struktur dari sistem pendidikan struktur yang mendukung disadvantage student merupakan faktor penting. Dinamika sistem pendidikan kemampuan individu untuk ‘berpindah’ diantar sistem. Output dari sistem pendidikan dilihat dalam konteks yang luas. Apakah pendidikan mendukung atau membatasi integrasi sosial, kohesi sosial? Apakah pendidikan memberikan kemampuan siswa untuk menjadi warganegara yang partisipatif?